Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Mahkluk hidup dalam kehidupannya memerlukan energi sehingga mahkluk hidup
tersebut dapat melaksanakan berbagai fungsi hidup, dan energi tersebut diperoleh dari hasil
metabolismenya.

Metabolisme juga termasuk mikroba juga melakukan metabolisme.

Metabolisme merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mahkluk hidup..
Reaksi metabolisme dibantu oleh enzim-enzim untuk mempercepat reaksi tersebut. Reaksi
metabolisme dapat menghasilkan energi dan juga memerlukan energi

selama reaksi

berlangsung.
Metabolisme meliputi dua fase yaitu anabolisme dan katabolisme. Sintesis protoplasma
dan penggunaan energi yang disebut anabolisme dan oksidasi substrat diiringi dengan
terbentuknya energi disebut dengan katabolisme..
Berdasarkan kebutuhan akan oksigen bebas untuk kebutuhan respirasinya, bakteri
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
-

Bakteri Aerob
Bakteri
aerob
bebas.
air,

Bakteri

CO2,

mutlak

dan

adalah
yang

bakteri
hidup

energi.

memerlukan

yang

secara

Bakteri

oksigen

aerob

aerob
bebas

hidupnya
dapat

secara
dalam

memerlukan
memecah

obligat

gula

adalah

hidupnya,

oksigen
menjadi

bakteri

misalnya,

yang
bakteri

bakteri penyebab penyakit TBC (Mycobacterium tuberculosis) Nitrosomonas, Nitrosococcus,dan


-

Nitrobacter.
Bakteri Anaerob
Bakteri
anaerob

adalah

bakteri

yang

dapat

hidup

tanpa

oksigen

bebas, Bakteri anaerob dalam hidupnya atau dalam memecah zat yang tidak memerlukan oksigen
bebas. Bakteri ini sering disebut bakteri obligat anaerob. Untuk memecah zat makanan pada

mediumnya, bakteri mengeluarkan zat jenis fermen tertentu. Contoh bakteri anaerob antara lain
Micrococcus denitrificans biasa hidup pada lahan yang kaya zat nitrat tetapi miskin oksigen.
Dalam kondisi tersebut Micrococcus denitrificans menguraikan zat HNO3 menjadi NH3 dan O2.
Sementara itu, Clostridium tetani adalah bakteri penyebab penyakit tetanus. Akan tetapi, jika
bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa
adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
Jadi bakteri aerob adalah bakteri yang dapat hidup pada kondisi lingkungan yang
mengandung banyak oksigen, sedangkan bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang bisa
hidup pada daerah yang mengandung oksigen yang jumlahnya sedikit dan bakteri anaerob
obligat adalah bakteri yang tidak dapat hidup pada daerah yang ada oksigennya.

BAB II
ISI
Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh.

Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer.

Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.

Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka
tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron
acceptor (akseptor elektron terminal).

Bakteri Anaerob
Anaerob artinya yaitu hidup tanpa udara. Perkembangan bakteri anaerob ini terjadi pada
tempat-tempat yang sedikit atau sama sekali tidak mengandung oksigen. Kuman-kuman ini
normalnya ditemukan di mulut, saluran pencernaan dan vagina serta pada kulit. Umumnya
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri anaerob adalah gas gangren, tetanus dan
botulisme. Bakteri anaerob dapat menyebabkan infeksi jika barier (sawar) normal (seperti kulit,
gusi dan dinding usus) mengalami kerusakkan akibat pembedahan, jejas atau penyakit. Biasanya
sistem kekebalan tubuh akan membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh, tetapi kadangkadang bakteri tersebut mampu berkembang dan menyebabkan infeksi. Bagian tubuh yang
mengalami kerusakkan jaringan (nekrosis) atau suplai aliran darahnya sedikit merupakan tempattempat yang disenangi oleh bakteri anaerob untuk tumbuh dan berkembang karena miskin akan
oksigen. Keadaan yang kurang mengandung oksigen dapat disebabkan karena penyakit
pembuluh darah, keadaan syok, trauma/cedera dan tindakkan pembedahan.

Bakteri anaerob dapat menyebabkan infeksi di seluruh bagian tubuh. Misalnya:


Mulut, kepala dan leher. Infeksi dapat terjadi pada saluran akar gigi, gusi, rahang, tonsil,
tenggorok, sinus-sinus dan telinga.

Paru. Bakteri anaerob menyebabkan pneumonia, abses paru, infeksi pada salaput pembungkus
paru (empiema) dan pelebaran bronkhus pada paru (bronkiektasis).
Rongga perut. Infeksi bakteri anaerob didalam perut membentuk abses, radang selaput rongga
perut (peritonitis) dan radang usus buntu (apendisitis).
Saluran kelamin wanita. Bakteri anaerob menyebabkan abses panggul, penyakit radang panggul,
peradangan dinding rahim (endometritis) serta infeksi panggul yang diikuti keguguran atau
persalinan prematur.
Kulit dan jaringan lunak. Bakteri anaerob sering menyebabkan ulkus(luka) pada penderita
diabetes, gangren, infeksi yang merusak lapisan kulit sebelah dalam dan jaringan serta luka
infeksi akibat gigitan.
Susunan saraf pusat. Bakteri anaerob menyebabkan pembentukkan abses(bisul) pada otak dan
susunan saraf pada tulang belakang.
Aliran darah. Bakteri anaerob dapat ditemukan di dalam aliran darah penderita yang sakit
(keadaan ini disebut bakteremia)
Bakteri metanogen termasuk mikroorganisme anaerobik yang sangat sensitif terhadap
oksigen, diketahui pertumbuhannya akan menghambat dalam konsentrasi oksigen terlarut 0,01
mg/L.
Reaksi sederhana penguraian senyawa organik secara aerob :

anaerob
Bahan organik
Mikroorganisme

CH4 + CO2 + H2 + N2 + H2O

Proses fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas berlangsung dalam 4 tahap secara
berantai, yaitu:
1. Tahap 1 (Hidrolisa)
Hidrolisa senyawa organik baik yang terlarut maupun yang tersuspensi dari
berat molekul besar (polimer) menjadi senyawa organik sederhana (monomer) yang dilakukan oleh
enzim-enzim ekstraseluler.
2. Tahap 2 (Acidogenesis)

Pengubahan senyawa sederhana menjadi asam organik yang mudah menguap


seperti asam asetat, asam butirat, asam propionat dan lain-lain. Dengan terbentuknya asam organik
maka pH akan terus menurun namun pada waktu yang bersamaan akan terbentuk buffer yang akan
menetralisisr pH.
3. Tahap 3 ( Acetogenesis) Pembentukan asam dari senyawa-senyawa organik sederhana (monomer)
dilakukan oleh bakteri-bakteri penghasil asam yang terdiri dari sub divisi acids/farming bacteria dan
acetogenic bacteria. Asam propionat dan butirat diuraikan oleh acetogenik bacteria menjadi asam
asetat.
4. Tahap 4 (Metanogenesis)
Merupakan tahap dominasi perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu yang
menghasilkan metana. Pada tahap ini terjadi konversi asam organic menjadi metana, karbon dioksida,
dan gas-gas lain seoerti hidrogen sulfida, hydrogen dan nitrogen. Pembentukan metana dilakukan
oleh bakteri penghasil metana yang terdiri dari sub divisi acetocalstic methane bacteria yang
menguraikan asam asetat menjadi metana dan karbon dioksida. Karbon dioksida dan hidrogen yang
terbentuk dari reaksi penguraian di atas, disintesa oleh bakteri pembentuk metana menjadi metana
dan air. Proses pembentukan asam dan gas metana dari suatu senyawa organik sederhana melibatkan
banyak reaksi percabangan.
Mekanisme Reaksi Fermentasi Anaerob
1.

Acid forming bacteria menguraikan senyawa glukosa menjadi


a. C6H12O6 + 2H2O
2CH3COOH + 2CO2 + 4H2
(Asam asetat)
b. C6H12O6
(asam butirat)
c. C6H12O6 + 2H
(asam propionat)

2.

CH3CH2CH2COOH + 2CO2 + 2H2


2CH3CH2COOH + 2H2O

Acetogenic bacteria menguraikan asam propionat dan asam butirat menjadi :

a. CH3CH2COOH
(asam asetat)

CH3COOH + CO2 + 3H2

b. CH3CH2CH2COOH
(asam asetat)
3.

Acetoclastic methane menguraikan asam asetat menjadi :


CH3COOH
(metana)

4.

2CH3COOH + 2H2

CH4 + CO2

Methane bacteria mensintesa hidrogen dan karbondioksida menjadi :


2H2 + CO2

CH4 + 2H2O
(metana)

Di dalam proses fermentasi anaerob untuk membentuk metana, terjadi suatu kehidupan
simbiose. Semakin banyak simbiose, semakin baik daya dukungnya terhadap lingkungan kehidupan
dari bakteri metana. Tahapan proses fermentasi yaitu fase hidrolisa, fase asam dan fase metana
berlangsung terus secara berantai sampai pada suatu keadaan dimana tidak ada lagi bahan organik
yang dapat dihidrolisa.

BAB III
PENUTUP

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, makhluk hidup lainnya dan proses proses
alam yang belum dapat dimanfaatkan karena pengolahannya tidak ekonomis, masih dapat
dimanfaatkan kembali sehingga buangan tidak lagi dikatakan sebagai limbah. Kemajuan teknologi
dan penelitian di bidang mikrobiologi dapat mewujudkan hal tersebut. Proses pembentukkan gas
metana sebagai hasil dari metabolisme anaerob dari bakteri anaerob itu sendiri, mampu memberikan
manfaat bagi manusia kerena merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif,
sehingga masalah pencemaran dan krisis energi yang merupakan masalah utama dapat di atasi.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, P., 2008. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif. Universitas Surakarta.
Djajadiningrat, A., 1999. Pengolahan Limbah Cair dan Penelitian Pengelolaan Limbah. ITB, Bandung.
Manurung, R., 2004. Proses Anaerobik sebagai Alternatif untuk Mengolah Limbah Sawit. Universitas
sumatera Utara, Sumatera.
Sanjaya, A., 2011. Metabolisme Bakteri. www.blogger.com , di akses pada tanggal 10 Mei 2011, pukul
20.00 WITA.

Bakteri bakteri yang terdapat di bakteri anaerob


yaitu:
1.Clostridium tetani ( an aerob obligat)
2.Shigella(anaerob fakultatif)
3.Escherichia coli (anaerob fakultatif)
4.Salmonella( anaerob fakultatif)
5. Micrococcus denitrificans

Anda mungkin juga menyukai