Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM KOMPUTER A

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

LAPORAN RESMI
Judul praktikum : GERBANG LOGIKA
Nama mahasiswa : Dedik Dafiyanto
(09 1065 1051)
Deskripsi praktikum :
Mahasiswa mampu memahami cara kerja gerbang logika dasar
AND, OR, NOT, NAND, NOR dan EX-OR.
Memahami cara kerja gerbang logika 2-input dan 4-input.
Memahami tentang teori ALJABAR BOOLE dalam sistem digital.
Memahami dan mengetahui cara kerja FLIP-FLOP.
Memahami dan mengetahui tentang MULTILEVEL NAND DAN
NOR.
Memahami dan mengetahui macam – macam REGISTER DAN
COUNTER.
1. Alat dan bahan
1. Komputer
2. Software circuit maker 2000

2. Langkah kerja
1. Hidupkan komputer
2. Buka program circuit maker 2000
3. Gambarlah sesuai dengan instruksi dosen dan tugas yang di berikan
4. Analisis gambar tersebut dan buatlah tabel kebenaran
5. Buatlah diagram statemen
6. Buatlah laporan sementara
7. Tutup program circuit maker 2000
8. Matikan komputer
9. Buatlah laporan resmi

3. Analisis January 08, 2010

1
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB I
GERBANG LOGIKA DASAR

1. Gerbang AND
Rangkaian AND dinyatakan sebagai Y = A*B dan output Y menjadi “1” hanya ketika
kedua input A dan B bernilai “1”, dan nilai Y menjadi “0” pada nilai yang lain.

A B Y
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
2. Gerbang OR
Rangkaian OR dinyatakan sebagai Y = A+B, dan output rangakaian Y menjadi “0”
hanya ketika kedua input A dan B bernilai “0”, dan Y menjadi “1” pada nilai A dan B
yang lain.
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
3. Gerbang NOT
Rangkaian NOT juga dikenal sebagai rangkaian inverter dan dinyatakan sebagai Y =
A. Nilai output Y merupakan negasi dari nilai input A. Jika input A bernilai “1” maka
nilai output Y menjadi “0” demikian sebaliknya.
Y A
0 1
1 0
4. Gerbang NAND
Rangkaian NAND dunyatakan sebagai Y = A.B, dan output Y bernilai “0” ketika input
A dan B bernilai “1” dan “0” untuk nilai yang lain.
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
January 08, 2010

5. Gerbang NOR
Rangkaian NOR dinyatakan sebagai Y = (A+B), dan nilai output bernilai “1” ketika
kedua input A dan B bernilai “0”, dan output bernilai “0” untuk nilai – nilai input yang
lain.

2
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
6. Gerbang EX-OR
Rangkaian EX-OR (Exclusive-OR) dinyatakan sebagai Y = A.B + A.B, atau
disederhanakan menjadi Y =A + B. Output menjadi “0” ketika input A dan B pada
level yang sama, dan output Y menjadi bernilai “1” ketika kedua input mempunyai
level yang berbeda.
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

2 INPUT DAN 4 INPUT


GERBANG AND DAN GERBANG OR

1. 4 in 1 Gerbang OR
Gambar : Diagram statement :

Rumus : Y = (A+S) + (D+F)


Tabel :
A S D F Y
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 1
January 08, 2010

1 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 1

3
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2. 2 in 3 gerbang OR
Gambar : Diagram statement :

Rumus : Y = Y1 + Y2
= (A+B) + (C+D)
Tabel :
A B C D Y1 Y2 Y
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1 1
0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1

3. 4 in 1 gerbang AND
Rangkaian : Diagram statement :

Rumus : Y = (A.B) . (C.D)


Tabel :
A B C D Y
January 08, 2010

0 0 0 0 0
0 0 0 1 0
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 0

4
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

0 1 1 1 0
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1

4. 2 in 3 gerbang AND
Rangkaian : Diagram statement :

Rumus : Y = Y1.Y2
= (A.B) . (C.D)
Tabel :
A B C D Y1 Y2 Y
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1 0
1 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1
January 08, 2010

5
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB II
ALJABAR BOOLE

Pada dasarnya rangkaian logika (digital) dibentuk dari beberapa gabungan komponen
elektronik yang terdiri dari bermacam macam gate dan rangkaian – rangkaian lainnya
sehingga membentuk sebuah rangkaian elektronika yang bersifat kompleks dan cukup
rumit. Maka untuk mempermudah didalam menyelesaikan perhitungan, penjabarannya
dapat dilakukan dengan menggunakan sifat-sifat persamaan aljabar Boolean.
Pada aljabar Boolean, jika kita melihat tanda plus (+), maka kita harus ingat kepada
bentuk OR gate dan bila kita melihat tanda kali (.) kita harus ingat kepada bentuk AND
gate.
Sifat – sifat persamaan Boolean dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Commutative law
a. Gambar :

Rumus : A + B = B + A
Table :
A B A+B B+A
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 1
1 1 1 1

b. Gambar :

Rumus : A . B = B . A
Table :
A B A.B B.A
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 1 1

2. Associative law
a. Gambar :
January 08, 2010

Rumus : (A+B)+C = A+ (B+C)


Table :
A B C (A+B)+C A+(B+C)
0 0 0 0 0
0 1 0 1 1

6
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

1 0 0 1 1
1 1 0 1 1
0 0 1 1 1
0 1 1 1 1
1 0 1 1 1
1 1 1 1 1

b. Gambar :

Rumus : (A.B).C = A.(B.C)


Table :
A B C (A.B).C A.(B.C)
0 0 0 0 0
0 1 0 0 0
1 0 0 0 0
1 1 0 0 0
0 0 1 0 0
0 1 1 0 0
1 0 1 0 0
1 1 1 1 1

3. Distributive law
a. Gambar :

Rumus : A . ( B + C ) = A . B + A . C
Table :
A B C A.(B+C) A.B+A.C
0 0 0 0 0
0 0 1 0 0
0 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 0 0 0
1 0 1 1 1
January 08, 2010

1 1 0 1 1
1 1 1 1 1

b. Gambar :

7
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Rumus : A + ( B . C ) = (A + B ) . ( A + C )
Table :
A B C A+(B.C) (A+B).(A+C)
0 0 0 0 0
0 0 1 0 0
0 1 0 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 1 1
1 0 1 1 1
1 1 0 1 1
1 1 1 1 1

4. Redundance law
a. Gambar :

Rumus : A + ( A . B ) = A
Table :
A B A.B A+(A.B)
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 1

b. Gambar :

Rumus : A . ( A + B) = A
Table :
A B A+B A.(A+B)
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 1

5. Identity law
a. Gambar :
January 08, 2010

Rumus : A + A = A
Table :
A A A+A
0 0 0
1 1 1

8
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

b. Gambar :

Rumus : A . A = A
Table :
A A A.A
0 0 0
1 1 1

6. Negation law
a. Gambar :

Rumus : (A) = A
Table :
A A
0 0
1 1

b. Gambar :

Rumus : (A) = A
Table :
A A
0 0
1 1

7. Identity law
a. Gambar :

Rumus : 0 + A = A
Table :
0 A 0+A
0 0 0
0 1 1
January 08, 2010

b. Gambar :

Rumus : 1 . A = A
Table :
1 A 1.A

9
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

1 0 0
1 1 1

c. Gambar :

Rumus : 1 + A = 1
Table :
1 A 1+A
1 0 1
1 1 1

d. Gambar :

Rumus : 0 . A = 0
Table :
0 A 0.A
0 0 0
0 1 0

8. Identity law
a. Gambar :

Rumus : A + A = 1
Table :
A A A+A
1 0 1
0 1 1

b. Gambar :

Rumus : A . A = 0
Table :
A A A.A
0 1 0
January 08, 2010

1 0 0

9. –
a. Gambar :

Rumus : A+A.B = A+B


Table :

10
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

A B A.B A+A.B A+B


0 0 0 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 1 1
1 1 0 1 1

b. Gambar :

Rumus : A.(A+B) = A.B


Table :
A B A+B A.(A+B) A.B
0 0 1 0 0
0 1 1 0 0
1 0 0 0 0
1 1 1 1 1

10. Demorgan’s theorem


a. Gambar :

Rumus : ( A + B ) = A . B
Table :
A B A+B A.B
0 0 1 1
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 0 0

b. Gambar :
January 08, 2010

Rumus : ( A . B ) = A + B
Table :
A B A.B A+B
0 0 1 1
0 1 0 0
1 0 0 0
1 1 0 0

11
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB III
FLIP - FLOP

Pada rangkaian kombinasional (AND, OR, NAND, NOR, NOT Gate) yang pernah
dipelajari, keadaan outputnya hanya tergantung pada kondisi inputnya, dimana begitu
inputnya berubah maka outputnya juga ikut berubah pula. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka diperlukan suatu rangkaian logika yang outputnya tidak selalu tergantung pada
inputnyatetapi juga tergantung pada output sebelumnya, sehingga rangkaian ini
mempunyai kemampuan mengingat yang baik. Rangkaian seperti ini disebut Rangkaian
Logika Sekuensial.
Sebagai rangkaian dasar yang dapat dipakai untuk membuatrangkaian logika sekuensial
adalah rangkaian FLIP-FLOP atau disebut juga rangkaian Bistabil multivibrator.
Flip-flop dapat dibentuk dari dua buah NAND Gate atau dua buah NOR Gate yang
dihubungkan dsaling menyilang, yaitu output dari NAND Gate/NOR Gate yang pertama
dimasukkan kefalam input dari NAND Gate/NOR Gate yang kedua, dan kemudian output
dari NAND Gate/NOR Gate yang kedua dimasukkan kedalam input dari NAND
Gate/NOR Gate yang pertama. Perhatikan gambar dibawah ini :

Flip-Flop dengan NAND Gate Flip-Flop dengan NOR Gate


Macam macam flip-flop :

1. RS flip-flop
Mempunyai dua masukan yaitu, S = Set dan R = Reset dan dua output yaitu Q dan q.
Bertindak sebagai 1 bit memory dengan output Q sebagai nilai bit tersebbut. S=1, R=1
tidak dibenarkan (tidak boleh diset secara serentak) karena akan menghasilkan output
yang tidak konsisten. Dalam keadaan semula output Q=0, maka untuk merubah Q=1
maka harus diberikan trigger pada S(S=1). Setelah itu Q akan tetap logic 1 walaupun S
kembali 0 lagi. Kemudian untuk merubah Q=0 lagi maka kira harus me-reset R dengan
Logic 1 (R=1) selanjutnya Q akan tetap 0 walaupun R di reset lagi.

Gambar RS flip-flop dengan NAND Gate dan Nor Gate


January 08, 2010

2. Clocked RS flip-flop
Pada rangkaian digital sering terjadi beberapa buah RS flip-flop bekerja secara
bersamaan dan ini tentunya sangat tidak diharapkan. Untuk mengatasi hal itu
diperlukan alat pengontrol yang disebut Clock (Cls). Dengan adanya clock tersebut,
maka output akan berubah hanya pada saat clock diberikan logic 1. Dengan adanya
clocked RS flip-flop memiliki 3 buah input yaitu, R, S, dan Clock yang berfungsi

12
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

sebagai pengontrol dari R (reset) dan S (set) dan 2 buah output seperti pada gambar di
bawah ini :

Gambar RS Clock flip-flop dengan NAND Gate dan NOR Gate

3. T flip-flop
Rangkaian T flip-flop ini dibentuk oleh suatu rangkaian Clock RS flip-flop yang kedua
outputnya diumpan balikkan kembali pada input RS dari flip-flop tersebut. Istilah T
dalam rangkaian ini artinya adalah Toggle. Rangkaian T flip-flop gambar
rangkaiannya adalah sebagai berikut :

Gambar rangkaian T flip-flop dengan NAND Gate dan NOR Gate

4. D Flip-flop
Pada rangkaian RS flip-flop sering terjadi nilai output yang tidak diharapkan (Q=1 dan
q=1 atau Q=0 dan q=0). Untuk mengatasi hal ini salah satu AND Gate yang pertama
diberikan input D, sedangkan pada AND Gate yang kedua diberikan input D yang
sudah dilewatkan melalui Not Gate .

Gambar rangkaian D flip-flop dengan NAND Gate dan NOR Gate

Data yang dimasukkan melalui input D akan disimpan pada output Q apabila Cl dalam
keadaan logic 1 walau hanya sebentar, output Q akan mengikuti input D selama Cl = 1,
tetapi jika Cl=0maka perubahan pada input D tidak akan mempengaruhi output Q lagi.
Rangkaian D flip-flop ini hanya mampu menyimpan data sebanyak 1 bit sajadan untuk
sementara waktu.
January 08, 2010

5. JK flip-flop
JK flip-flop merupakan salah satu rangkaian flip-flop yang sering digunakan,karena
keadaan outputnya selalu stabil dan keadaan yang tidak diharapkan tidak pernah akan
terjadi. Rangkaian JK flip-flop ini dibentuk oleh 2 buah Clocked RS flip-flop yang
dihubungkan menjadi satu. Yang pertama disebut master (induk) dan yang kedua
disebut slave (pembantu). Sifat dari pembantu ini selalu mengikuti sifat induknya.

13
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Kedua input dari master flip-flop masuk kedalam input slave dlip-dlop, kemudian
output dari slave flip-flop diumpanbalikkan kembali sebagai input dari master flip-flop.

JK flip-flop dengan NAND Gate JK flip-flop dengan NOR Gate

January 08, 2010

14
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB IV
REGISTER DAN COUNTER

1. Counter adalah rangkaian logika sekuensial yang dapat dipergunakan untuk menghitung
jumlah pulsa yang masuk dan dinyatakan dengan bilangan biner.

a. Counter asynchronous
Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through counter atau counter Serial
(serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan
bergulingan (berubah kondisi dari 0 ke 1) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah
demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flip-flop yang paling ujung saja yang
dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambil
dari masing-masing flip-flop sebelumya. Contoh gambar rangkaian dan simulsi counter
asynchronous dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Skematik counter asyncronous




Simulasi counter asyncronous




b. Counter synchronous
Counter synchronous disebut sebagai counter parallel, output flip-flop yang
digunakan bergulingan secara serempak. Hal ini disebabkan karena masing-masing
flip-flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock. Contoh gambar
rangkaian dan simulasi counter synchronous menggunakan D-FF dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Schematic synchronous

January 08, 2010

Simulasi counter synchronous




2. Register adalah suatu rangkaian logika yang mampu menyimpan data dalam bentuk
bilangan biner yang berasal dari pengolahan decode counter sebelum diteruskan kepada
rangkaian decoder. Register dapat dibangun dari satu atau beberapa Flip-Flop (FF) yang
digabungkan menjadi satu. Setiap FF hanya mampu menyimpan data 1 bit. Ini berarti

15
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

bahwa untuk menyimpan data 4 bit diperlukan empat buah FF. Dalam hal ini, FF Data
merupakan jenis FF yang banyak digunakan dalam menyusun rangkaian register, karena
FF Data dapat merekam dan menahan data. Keluaran FF ini akan berubah sesuai dengan
data yang dimasukkan ketika clock-nya mulai naik dan setelah kondisi clock tinggi. Proses
ini dinamakan proses merekam data. Sedangkan ketika clocknya mulai turun dan setelah
clocknya pada kondisi rendah, maka nilai keluaran dari FF Data tidak dapat berubah.
Proses ini dinamakan proses menahan atau menyimpan data.
Pada Register lebih dari satu bit, dikenal dua cara untuk menyimpan data, yaitu :
 Penyimpanan data secara berderet (seri)
 Penyimpanan data secara jajar (paralel)
Demikian pula dengan cara mengeluarkan data dari register. Untuk mengeluarkan
data dari register lebih dari satu bit dapat dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu :
 Pengeluaran data secara berderet (seri)
 Pengeluaran data secara jajar (paralel)

a. Penyimpanan data secara seri (berderet)


Penyimpanan data secara seri dilakukan dengan memasukkan data per bit, misalnya dari
FF paling kiri digeser per bit ke kanan sampai semua FF terisi. Penyimpanan seperti ini
dinamakan "penyimpanan data geser kanan". Penggeseran data ini dikendalikan melalui
sinyal clock. Gambar 4.1 menyatakan rangkaian penyimpanan data secara seri, yang
menggunakan FF data. Misalkan FF data yang dipilih akan mengambil data ketika
sinyal clock mulai turun (trailing-edge). Pengambilan data terjadi ketika sinyal clock
bernilai rendah dan penahanan data dilakukan ketika sinyal clock bernilai tinggi

Gambar 4.1. Rangkaian


Penyimpanan Data Secara Seri


Dalam rangkaian gambar 4.1 terlihat bahwa keluaran dari FF Q3, Q2 dan Q1
merupakan masukan data bagi FF berikutnya. Berikut ini disajikan sebuah contoh
bentuk sinyal yang dihasilkan oleh register tersebut dalam bentuk diagram waktu
(gambar 4.2). Dari diagram tersebut terlihat bahwa data yang dimasukkan ke FF paling
kiri digeser ke kanan secara berkesinambungan dan untuk menyimpan data 4 bit secara
seri diperlukan waktu empat kali periode clock-nya.

Gambar 4.2. Diagram Waktu


untuk pengambilan data secara seri

January 08, 2010

b. Penyimpanan data secara paralel (berjajar)


Penyimpanan data secara paralel dapat dipahami sebagai pemasukan data D3, D2, D1,
dan D0 berturut-turut ke FF dengan keluaran berturut-turut Q3, Q2, Q1, dan Q0, secara
serentak atau bersamaan (lihat gambar 4.3). Misalkan FF data yang digunakan dalam
rangkaian ini akan mengambil data ketika sinyal clock berubah menjadi tinggi dan
selama sinyal clock bernilai tinggi. Pada saat sinyal clock bernilai rendah, keluaran FF
dalam keadaan stabil (menahan). Dalam hubungan ini baik masukan seri maupun clock
dapat dipasang pada nilai rendah, sehingga data masukan seri tidak mengubah keluaran.

16
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Cara kerja dari rangkaian penyimpan data secara paralel dapat dijelaskan sebagai
berikut:

 Ketika Kendali Masukan diberi nilai "0", maka keluaran dari gerbang G11, G12,
sampai dengan G42, selalu bernilai "1". Ini berarti bahwa sinyal Preset dan sinyal
Preclear bernilai "1". Karena Preset dan Preclear dinyatakan aktif rendah, maka FF
berfungsi normal. Namun karena clock bernilai nol, maka keluaran FF akan stabil
(mempertahankan nilai semula). Dalam keadaan ini data lama ditahan, dan data baru
tidak boleh masuk.

Gambar 4.3. Rangkaian


Penyimpanan Data Secara Paralel


 Ketika Kendali Masukan diberi nilai "1", maka keluaran seluruh gerbang G11, G12,
sampai G42 bergantung kepada data yang dimasukkan. Bila datanya "0", maka Ps =
1 dan Pc = 0 maka keluaran FF yang bersangkutan akan sama dengan "0" pula.
Selanjutnya jika data yang masuk = 1, maka Ps = 0 dan Pc = 1 sehingga keluaran
pada FF yang bersangkutan = 1. Ini berarti ketika Kendali Masukan bernilai "1",
keluaran pada masing-masing FF akan sama dengan nilai data yang akan disimpan
dan dapat dikatakan register dalam proses menyimpan data.

c. Pengeluaran data secara seri (berderet)


Baik pada gambar 4.1 maupun gambar 4.3 tertera label "Keluaran Seri" pada FF paling
kanan. Maksudnya adalah bahwa register tersebut dapat mengeluarkan data secara seri.
Data akan keluar bit demi bit ke kanan dengan pengendalian sinyal clock. Ini berarti
bahwa data yang disimpan ke dalam register secara seri maupun paralel, dapat
dikeluarkan secara seri. Artinya cara mengeluarkan data dari suatu register tidak
bergantung kepada mekanisme penyimpanan datanya.

d. Pengeluaran data secara paralel (berjajar)


Mekanisme pengeluaran data secara paralel (serentak) dapat dijelaskan dengan
memperhatikan gambar 4.4. Dalam gambar tersebut Gerbang AND memiliki masukan
dari keluaran FF dan sinyal Kendali Keluaran. Keluaran dari gerbang AND adalah data
yang dikeluarkan dari register.

Gambar 4.4. Rangkaian Pengeluaran


Data Secara Paralel

January 08, 2010

Ketika Kendali Keluaran bernilai "0", maka semua gerbang AND akan memiliki
keluaran "0". Tetapi ketika Kendali keluaran bernilai "1", maka isi register akan
dikeluarkan secara bersamaan, dan dapat dibaca dari D3, D2, D1 dan D0. Dengan
demikian penambahan gerbang AND pada rangkaian tersebut berguna untuk mengatur
kapan saatnya data yang tersimpan dalam register tersebut akan dikeluarkan. Data akan
dikeluarkan jika Kendali keluaran diberi nilai "1".

17
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB V
MULTILEVEL NAND DAN NOR

Gerbang NAND dan NOR merupakan gerbang universal, Artinya hanya dengan
menggunakan jenis gerbang NAND saja atau NOR saja dapat menggantikan fungsi
dari 3 gerbang dasar yang lain (AND, OR, NOT).
Multilevel, artinya: dengan mengimplementasikan gerbang NAND atau NOR, akan
ada banyak level / tingkatan mulai dari sisi input sampai kesisi output. Keuntungan
pemakaian NAND saja atau NOR saja dalam sebuah rangkaian digital adalah dapat
mengoptimalkan pemakaian seluruh gerbang yang terdapat dalam sebuah IC, sehingga
Menghemat biaya.
Ringkasan padanan NAND dan NOR



1. Multilevel NAND
Gebang yang sering digunakan untuk membentuk rangkaian kombinasi
adalah gerbang NAND dan NOR, disbanding dengan AND dan OR. Dari sisi
aplikasi perangkat luar, gerbang NAND dan NOR lebih umum sehingga gerbang –
gerbang tersebut dikenal sebagai gerbang “universal”. Gerbang – gerbang NOT,
AND dan ORdapat disubstitusi kedalam bentuk NAND saja, dengan hubungan
seperti pada table ringkasan padanan NAND dan OR.
Untuk mendapatkan persamaan dengan menggunakan NAND saja maka
persamaan asal harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga hasil ahir yang
didapatkan adalah persamaan NAND saja.

Soal :
Diketahui sebuah persamaan: Y = (A+B)C + AC Selesaikan persamaan tersebut
hanya dengan gerbang NAND saja

Jawab:
Y = (A+B)C + AC
= AC + BC + AC Uraikan berdasarkan Hukum Boolean
January 08, 2010

= AC + BC + AC  Double bar-kan seluruh persamaan


(tidak mengubah nilai fungsi)
= AC . BC . AC  Selesaikan dengan De Morgan untuk Bar yang bawah
(seluruh persamaan sudah dalam bentuk NAND)

18
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Tabel kebenaran
A B C AC BC AC Y
0 0 0 1 1 1 0
0 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0
0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 0 0 1 1

2. Multilevel NOR
Gerbang yang paling sering digunakan untuk membentuk rangkaian
kombinasi adalah gerbang NAND dan NOR, disbanding dengan AND dan OR.
Dari sisi aplikasi perangkat luar, gerbang NAND dan NOR lebih umum sehingga
gerbang – gerbang tersebut dikenal sebagai gerbang yang “universal”. Gerbang –
gerbang NOT, AND dan OR dapat disubstitusi kedalam bentuk NOR saja, dengan
hubungan seperti pada table ringkasan padanan NAND dan OR.
Untuk mendapatkan persamaan dengan menggunakan NOR saja maka
persamaan asal harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga hasil ahir yang
didapatkan adalah persamaan NOR saja.

Soal :
Diketahui sebuah persamaan: Y = (A+B)C + AC Selesaikan persamaan tersebut
hanya dengan gerbang NAND saja

Jawab :
Y = (A+B)C + AC
Y = AC + BC + AC  Uraikan menurut Hk. Boolean

Y = AC + BC + AC Double bar-kan seluruh persamaan dan masing –


masing minterm
January 08, 2010

Y = (A+C)+(B+C)+(A+C)  selesaikan dengan de Morgan untk masing-masing


Minterm

19
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Table kebenaran :
A B C A+C B+C A+C Y
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1

Ada dua cara untuk mengubah sebuah rangkaian kombinasional menjadi rangkaian
dengan gerbang NAND atau NOR saja :
a. Menggambar terlebih dahulu persamaan yang diketahui sesuai dengan gerbang
– gerbang pembentuknya. Setelah itu gunakan aturan substitusi untuk
mengganti masing – masing gerbang dengan gerbang NOAND/NOR. Jika ada
dua buah gerbang NOT berurutan secara serial dapat dihapus, karena dua buah
NOT yand dipasang serial tidak mengubah nilai fungsi.(sifat involution/aljabar
Boolean).

b. Untuk mendapatkan persamaan dengan menggunakan NAND/NOR saja maka


persamaan asal harus dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga hasil ahir yang
January 08, 2010

didapatkan adalah persamaan NAND/NOR saja.

20
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB VI
PETA KARNAUGH

 Digunakan untuk menyederhanakan fungsi boolean


 Dengan cara memetakan tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat yang
jumlahnya tergantung dari jumlah peubah (variabel) masukan
 Penyederhanaan untuk setiap “1” yang bertetanggaan 2,4,8,16… menjadi suku
minterm yang sederhana

1. Peta Karnaugh 2 Peubah


Contoh :

2. Peta Karnaugh 3 Peubah


Peletakan posisi suku minterm

Contoh : f =  m (0,1,2,4,6)

3. Peta Karnaugh 4 Peubah


January 08, 2010

Peletakan posisi suku minterm

21
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Contoh : f =  m (0,2,8,10,12,14 )

4. Peta Karnaugh 5 Peubah


Peletakan posisi suku minterm

Contoh : f =  m (0,7,8,15,16,23,24 )

January 08, 2010

5. Peta Karnaugh 6 Peubah


Peletakan posisi suku minterm

22
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Contoh :
f=m(0,4,10,11,18,21,22,23,26,27,29,30,31,32,36,50,53,54,55,58,61,62,63)

Peta Karnaugh Sukumax


 Dengan cara memetakan tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat yang
jumlahnya tergantung dari jumlah peubah (variabel) masukan
 Penyederhanaan untuk setiap “0” yang bertetanggaan 2,4,8,16… menjadi suku
maxterm yang sederhana.
Contoh : g =  M(1,3,4,5,6,7,9,11,13,15)

Penilikan kesamaan
January 08, 2010

Peta Karnaugh dapat digunakan untuk menilik kesamaan dua buah fungsi boolean
Contoh : Buktikan kesamaan

Dapat dilihat kedua fungsi memiliki peta karnaugh yang sama.

23
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB VII
RANGKAIAN TERINTEGRASI
Rangkaian terintegrasi adalah rangkaian aplikasi yang terbentuk dari berbagai
macam gerbang logika. Rangkaian terintegrasi dapat merupakan kombinasi dari satu
jenis gerbang logika atau lebih. Penyederhanaan rangkaian terintegrasi dapat
menggunakan teorema aljabar boole dan atau peta karnaugh.

a. ADDER

1. Half adder
Half adder (penjumlahan paruh) adalah intai logika yang keluarannya merupakan
jumlah dari dua bit bilangan biner. Half adder disebut juga sebagai rangkaian
penjumlahan tidak lengkap. Half adder merupakan rangkaian dasar penjumlahan
yang dapat dipakaiuntuk menjumlahkan bilangan biner serperti, 0+0, 0+1, 1+0,
1+1. Oleh karena itu rangkaian half adder mempunyai 2 buah jalan input dan 2
buah jalan output, dimana output yang pertama berfungsi sebagai hasil
penjumlahan (sum) dan output yang kedua berfungsi sebagai nilai pindahan
(carry).
Contoh :

January 08, 2010

24
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2. Full adder
Full adder (penjumlahan penuh) adalah untai logika yang keluarannya
merupakan jumlah dari tiga bit bilangan biner. Sesuai dengan namanya, maka full
adder dapat menjumlahkan 3 buah angka biner seperti 0+0+1, 1+1+0, 1+0+1, dan
seterusnya.

Rangkaian full adder dapat juga dibangun dari dua buah rangkaian half adder
seperti dibawah ini.
January 08, 2010

25
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

b. SUBTRACTOR

1. Half subtractor
Half subtractor adalah suatu rangkaian logika yang dapat dipergunakan untuk
melaksanakan pengurangan dua angka biner seperti, 0-0, 0-1, 1-0, 1-1. Proses
pengurangan tersebut dapat dilakukan dengan rangkaian logika EX-OR Gate
dan AND Gate yang bagian inputnya dilewatkan melalui inverter (NOT Gate)
seperti gambar dibawah ini :

Table kebenaran :
A B Selisih Pinjam
(Difference) (Borrow)
0 0 0 0
0 1 1 1
1 0 1 0
1 1 0 0

2. Full subtractor
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa half subtractor hanya dapat
dipergunakan untuk mengurangkan 2 buah bilangan biner yang terdiri dari 2
bit, maka full subtractor dapat dipergunakan untuk mengurangi 3 buah
bilangan biner seperti, 1-0-1, 0-1-0, dan lain sebagainya. Rangkaiannya terdiri
dari 2 buah half subtractor dan sebuah OR Gate seperti pada gambar dibawah
ini.
January 08, 2010

26
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

4. Kesimpulan
BAB I
GERBANG LOGIKA DASAR
1. Gerbang logika dasar ada gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR EX-OR.
2. Gerbang AND output y akan bernilai 1 jika kedua inpitan A dan B bernilai 1 , dan
output Y bernilai 0 pada keadaan yang lain
3. Gerbang OR merupakan kebalikan dari gerbang AND.
4. Gerbang NOT outputnya akan bernilai 1 jika inputnya bernilai 0, dan juga sebaliknya
5. Gerbang NAND outputnya bernilai 0 jika kedua input A dan B bernilai 0, dan outputnya
bernilai 1 pada keadaaan yang lain.
6. Gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang NAND
7. Gerbang EX-OR output Y akan bernilai 0 jika kedua inputnya memiliki nilai yang sama
dan outputnya akan bernilai 1 jika kedua inputnya memiliki nilai yang tidak sama.
8. 4 in 1 gerbang OR dan 2 in 3 gerbang OR outputnya akan bernilai 0 jika keempat
inputnya bernilai 0, dan outputnya bernilai 1 pada keadaan yang lain.
9. 4 in 1 gerbang AND dan 2 in 3 gerbang AND kebalikan dari 4 in 1 gerbang OR dan 2 in
3 gerbang OR.

BAB II
ALJABAR BOOLE
1. Untuk mempermudah dalam menyelesaikan perhitungan.
2. Aljabar boole mempunyai 6 hkum yaitu :
a. Hukum identitas
b. Hukum komutatif
c. Hukum asosiatif
d. Hukum distributive
e. Hukum absortif
f. Hukum demorgan

BAB III
FLIP – FLOP
1. Rangkaian flip – flop dipakai untuk rangkaian sekuensial dan berguna untuk membuat
rangkaian memory.
2. Macam rangkaian flip- flop yaitu :
- RS flip flop
- Clocked RS flip – flop
- T flip – flop
- D flip – flop
January 08, 2010

- JK flip - flop

BAB IV
REGISTER DAN COUNTER
1. Counter ada dua macam yaitu counter synchronous dan counter asynchronous
2. Register berfungsi untuk menyimpan data dan menghindarkan berkedipnya angka yang
ditunjukkan oleh display.
3. Pada Register lebih dari satu bit, dikenal dua cara untuk menyimpan data, yaitu :

27
Created by : Dedik Dafiyanto
LABORATORIUM KOMPUTER A
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

a. Penyimpanan data secara berderet (seri)


b. Penyimpanan data secara jajar (paralel)
4. Demikian pula dengan cara mengeluarkan data dari register. Untuk mengeluarkan data
dari register lebih dari satu bit dapat dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu :
a. Pengeluaran data secara berderet (seri)
b. Pengeluaran data secara jajar (paralel)

BAB V
MULTILEVEL NAND DAN NOR
1. Untuk mengoptimalkan pemakaian seluruh gerbang yang terdapat dalam sebuah IC.
2. Untuk menghemat biaya.
3. Ada dua cara untuk menyederhanakan rangkaian kombinasional menjadi rangkaian
gerbang NAND atau NOR saja yaitu :
a. Dengan menggambar.
b. Dengan mendapatkan persamaan.

BAB VI
PETA KARNAUGH
1. Peta karnaugh adalah suatu cara yang dapat dipergunakan untuk menyederhanakan
persaman – persamaan logika dari aljabar boolean dalam suatu rangkaian logika.
2. Dengan cara memetakan tabel kebenaran dalam kotak-kotak segi empat yang jumlahnya
tergantung dari jumlah peubah (variabel) masukan
3. Penyederhanaan untuk setiap “1” yang bertetanggaan 2,4,8,16… menjadi suku minterm
yang sederhana

BAB VII
RANGKAIAN TERINTEGRASI
1. Terbentuk dari berbagai macam rangkaian logika
2. Macamnya ada adder dan subtractor

5. Saran
1. Laboratorium A harap segera diperbaiki agar proses belajar mengajar jadi lebih lancar.
2. Untuk asdos diharapkan bisa lebih maksimal lagi dalam membimbing belajar
mahasiswa.
3. Untuk softwarenya mohon memakai yang tidak trial atau yang full.
4. AC mohon dihidupkan pada waktu siang hari saja.
January 08, 2010

Jember, 08 January 2010


Diketahui,

(……………..)

28
Created by : Dedik Dafiyanto

Anda mungkin juga menyukai