Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA


EFEK INDONESIA
Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com)
Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id)
MANAJEMEN
STIE MDP
ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui kinerja keuangan pada perusahaan semen yang
terdaftar di BEI yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Tbk, dan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk dari tahun 2007-2011 dengan enggunakan analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Metode penelitian, ialah dengan menggunakan
pendekatan deskriptif dan data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan jenis data sekunder.
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan.Hasil yang
dicapai, ialah mengetahui kinerja keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI yaitu PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Tbk, dan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Kinerja keuangan pada PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk cukup baik, kinerja keuangan PT Holcim Tbk masih kurang baik, dan
kinerja keuangan PT Semen Gresik (Persero) Tbk sudah baik. Simpulan, ialah kinerja keuangan yang
paling baik pada perusahaan semen yang terdaftar di BEI adalah PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Untuk
PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Holcim Tbk harus lebih cermat lagi dalam menggunakan aset
yang ada agar kinerja keuangan lebih baik.

Kata kunci, analisis laporan keuangan, rasio keuangan.

Abstract : The purpose of the study, was to determine the financial performance cement companies listed
on the Stock Exchange, PT Indocement Tbk, PT Holcim Tbk, and PT Semen Gresik (Persero) Tbk from
the year 2007-2011 with the financial ratio analysis of liquidity ratios, solvency ratios , activity ratios
and profitability ratios.Research methods, is to use a descriptive approach and the data used is
quantitative data with secondary data types. The analysis technique used is to use financial ratio analysis
techniques.The results achieved, is to know the financial performance of companies listed on the Stock
Exchange cement PT Indocement Tbk, PT Holcim Tbk, and PT Semen Gresik (Persero) Tbk. The
financial performance of PT Indocement Tbk pretty good, Tbk PT Holcim financial performance is still
not good, and the financial performance of PT Semen Gresik (Persero) Tbk is good.Conclusion, is the
best financial performance in companies listed on the Stock Exchange cement is PT Semen Gresik
(Persero) Tbk. For PT Indocement Tbk and PT Holcim should more closely the use of existing assets in
order to better financial performance.
Key Words, financial statement analysis, financial ratios.

1. PENDAHULUAN
Perusahaan merupakan suatu badan
yang didirikan oleh perorangan atau
lembaga dengan tujuan utama untuk
memaksimalkan keuntungan.
Ketidakmampuan
mengantisipasi
perkembangan global akan mengakibatkan
pengecilan dalam volume usaha yang pada
akhirnya mengakibatkan kebangkrutan
perusahaan. Risiko kebangkrutan bagi

perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan


diukur melalui laporan keuangan, dengan
cara melakukan analisis terhadap laporan
keuangan
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan yang bersangkutan Hasil
analisis laporan keuangan juga akan
memberikan informasi tentang kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki perusahaan..
Dalam hal ini persaingan antara produsen
semen di Indonesia semakin meningkat
setelah didera krisis selama beberapa tahun
1

lalu,
terutama
perusahaan-perusahaan
semen yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Sehingga dari uraian di atas,
penulis tertarik
untuk mengadakan
penelitian secara cross section mengenai
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Laporan Keuangan
Menurut Kamaludin dan Indriani. R
(2011, h.34) : Laporan keuangan adalah
hasil akhir dari suatu proses pencatatan
yang merupakan suatu ringkasan dari
transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan adalah laporan yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan berupa
neraca, laporan laba rugi dan laporan
perubahan modal yang merupakan catatan
transaksi perusahaan dan perkembangan
perusahaan selama periode tertentu.
2.2 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Brigham dan Houston


(2009, h.45) diterjemahkan oleh Ali
Akbar Julianto laporan keuangan
terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Laba Ditahan
4. Laporan Arus Kas
2.3 Definisi Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010, h.66) analisis
laporan keuangan adalahKegiatan yang
dilakukan dengan cara menentukan dan
mengukur antara pos-pos yang ada pada
laporan keuangan dalam satu periode.
Analisis laporan keuangan diperlukan
untuk mengetahui bagaimana kondisi
keuangan suatu perusahaan sehingga
nantinya dapat membantu manajemen
perusahaan dalam mengambil keputusan
yang lebih baik lagi kedepannya.

2.4 Definisi Analisis Rasio Keuangan


Menurut Kasmir (2010, h.104)
Analisis rasio keuangan merupakan
kegiatan memandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi satu angka dengan angka
lainnya.

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Rasio


Keuangan
Menurut Harahap (2006, h.298),
keunggulan rasio keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Rasio merupakan angkaangka atau ikhtisar statistik
yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan;
2. Merupakan pengganti yang
lebih
sederhana
dari
informasi yang disajikan
laporan keuangan yang
sangat rinci dan rumit;
Sedangkan kelemahan analisis laporan
keuangan itu sendiri menurut Weston
dalam buku Kasmir (2010, h.116) adalah
sebagai berikut:
1. Data keuangan disusun dari
data akuntansi.
2. Prosedur pelaporan yang
berbeda,
mengakibatkan
laba
yang
dilaporkan
berbeda pula, (dapat naik
atau turun), tergantung
prosedur
pelaporan
keuangan tersebut.
3.
2.6 Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2010, h.123), jenisjenis rasio keuangan yang biasa digunakan
dalam analisis laporan keuangan antara lain
:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity
Ratio)
Rasio
kemampun

analisa
tentang
perusahaan
untuk

menyelesaikan kewajiban hutang


jangka pendeknya.
Adapun yang tergabung dalam
rasio ini adalah :

Rasio ini merupakan rasio


yang digunakan untuk mengukur
antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.

1) Rasio Lancar (Current Ratio)


Merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka
pendeknya

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)


Rasio solvabilitas adalah rasio yang
mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan untuk membayar semua
utang-utangnya, Adapun rasio-rasio
yang tergabung dalam rasio Solvabilitas,
yaitu:

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)


Merupakan
rasio
yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka
pendeknya

3) Rasio Kas (Cash Ratio)


Merupakan
rasio
yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka
pendek..

1) Rasio Hutang terhadap


Aktiva (Debt to Asset Ratio)

Total

Merupakan
perbandingan
antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh
aktiva diketahui

2) Rasio Hutang terhadap


Ekuitas(Debt to Equity Ratio)
Merupakan
perbandingan
antara hutang hutang dan ekuitas.

3) Long Term Debt to Equity Ratio


Rasio ini digunakan untuk
mengukur bagian dari modal
sendiri yang dijadikan jaminan
untuk hutang jangka panjang.

4) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn


Over Ratio)
Rasio perputaran kas berfungsi
untuk mengukur tingkat kecukupan
modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan
dan membiayai penjualan.

5) Inventory to Net Working Capital

4)

Rasio Kemampuan Membayar


Bunga (Times Interes Earned)
Rasio ini dapat digunakan
untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam
membayar beban bunga
3

Total
asset
turn
over
merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Rasio yang digunakan untuk
mengukur
efektivitas
perusahaan
dalam memanfaatkan sumber daya
atau aktivanya. Yang tergolong dalam
rasio ini adalah:
1) Perputaran Piutang (Receivable
Turn Over)
Rasio ini digunakan untuk
mengukur berapa lama penagihan
piutang selama satu periode

4. Rasio Profitabilitas (Profitability


Ratio)
Rasio profitabilitas adalah rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Jenis-jenis
rasio ini adalah:
1)

Net Profit Margin


Merupakan
rasio
yang
digunakan untuk mengukur margin
laba bersih setelah pajak.

2) Perputaran Persediaan
(Inventory Turn Over)
Rasio ini digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan berputar
dalam satu periode.

3) Perputaran
Modal
Kerja
Working Capital Turn Over)

2) Hasil Pengembalian Investasi


(Return on Investment)
Rasio yang menunjukkan
hasil atas jumlah yang digunakan
dalam perusahaan.

Rasio yang digunakan untuk


mengukur atau menilai keefektifan
modal kerja perusahaan.

3) Return on Equity
Rasio yang digunakan untuk
mengukur laba bersih setelah pajak
dengan equity perusahaan.

4) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed


Assets Turn Over)
Rasio ini digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang
ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satu periode.

5) Perputaran Aktiva (Total Assets


Turn Over)

3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan penelitian deskriptif
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah
perusahaan semen yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Sedangkan subjek pada
4

penelitian ini adalah analisis laporan


keuangan pada perusahaan semen.
3.3 Teknik Pengambilan Sample
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling.
3.4 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis
data sekunder

2. Rasio Cepat
Tahun 2008 kemampuan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
untuk membayar hutang lancar
dengan aset lancar tanpa persediaan
kurang baik karena di bawah ratarata industri. Sedangkan pada tahun
2007 dan 2009-2011 perusahaan
dianggap baik karena di atas ratarata industri.
3. Rasio Kas

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data
digunakan oleh peneliti adalah
kepustakaan dan dokumentasi.

yang
studi

3.6 Definisi Operasional


Definisi operasioanal ditunjukkan pada
variabel-variabel yang digunakan untuk
mengukur perkembangan kinerja keuangan.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
oleh peneliti adalah dengan menggunakan
rasio keuangan, yaitu Rasio Likuiditas,
Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan
Rasio Profitabilitas
.
4.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Rasio Likuiditas
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

DAN

PT.

1. Rasio Lancar
Tahun 2008 kemampuan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
untuk membayar hutang jangka
pendeknnya kurang baik karena di
bawah rata-rata industri. Sedangkan
pada tahun 2007 dan 2009-2011
perusahaan dianggap baik dalam
membayar hutang lancar yang
segera jatuh tempo karena di atas
rata-rata industri.

Pada tahun 2007-2008 keadaan


keuangaan PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk berada pada posisi
kurang baik dan pada tahun 20092011 berada pada posisi cukup
baik, karena berada di atas rata-rata
industri sebesar 50%, namun perlu
dilihat juga apakah ada dana yang
menganggur atau yang belum
digunakan secara optimal karena
rasio kas pada tahun 2009-2011
terlalu tinggi.
4. Rasio Perputaran Kas
Pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk, dianggap kurang
baik dalam mencukupi modal kerja
untuk membayar tagihan dan biaya
penjualan karena berada di bawah
rata-rata industri.

5. Inventory
Capital

to

Net

Working

Pada PT Indocement Tunggal


Prakarsa
Tbk
mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun
dan rasio berada di atas rata-rata
industri yaitu sebesar 12 %. Untuk
lebih
memudahkan
dalam
memahami rasio-rasio likuiditas
dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
4.2 Analisis Rasio Solvabilitas
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

PT.

1. Rasio Hutang terhadap Total


Aktiva
PT
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk
kebutuhan dana
dibelanjai dengan hutang sudah
cukup baik karena rata-rata industri
adalah sebesar 35 % dan setiap
tahunnya mengalami penurunan.

2. Perputaran Persediaan
.Pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk tahun 2007-2011
dana
yang
ditanam
dalam
persediaan tidak baik karena masih
di bawah rata-rata industry
3. Perputaran Modal Kerja

2. Rasio
Ekuitas

Hutang

terhadap

Pada tahun 2009 keadaan


perusahaan
kurang
baik
dibandingkan tahun 2007-2008 dan
tahun 2010-2011.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
PT
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk, dari tahun 2007-2011
dianggap baik dalam menggunakan
modal sendiri untuk menjamin
hutang jangka panjang karena
masih di bawah rata-rata industri.

Pada tahun 2007-2011 PT


Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
dianggap kurang baik karena
berada di bawah rata-rata industri.
4. Perputaran Aktiva Tetap
PT
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk pada tahun 20072011 terus mengalami peningkatan
tapi masih belum memenuhi ratarata industri dan dianggap kurang
mampu memaksimalkan kapasitas
aktiva tetap yang dimiliki.
5. Perputaran Aktiva

4. Rasio Kemampuan Membayar


Bunga
Pada tahun 2007, kemampuan
perusahaan untuk menutup biaya
bunga dengan laba sebelum bunga
dan pajak kurang baik karena
berada di bawah rata-rata industri
yaitu sebanyak 10 kali, sedangkan
pada tahun 2008-2011 dianggap
cukup baik
4.3 Analisis Rasio Aktivitas PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
1. Perputaran Piutang
Rasio rata-rata adalah 15 kali
yang artinya semakin tinggi rasio
menunjukkan bahwa penagihan
piutang yang dilakukan manajemen
PT Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk dianggap berhasil. Pada tahun
2010 penagihan piutang perusahaan
dianggap baik banding tahun
sebelumnya dan pada tahun 2011.

Pada
tahun
2007-2011
perusahaan
belum
mampu
memaksimalkan
aktiva
yang
dimiliki karena masih di bawah
rata-rata industri.
4.4 Analisis Rasio Profitabilitas PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
1. Net Profit Margin
Rasio rata-rata adalah 20 %,
pada PT Indocement Tungal
Prakasa laba yang dihasilkan pada
tahun 2009-2011 lebih baik
dibandingkan pada tahun 20072008.
2. Hasil Pengembalian Investasi
Pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk tahun 2007-2011
masih
kurang
baik
dalam
menghasilkan laba bersih setelah
pajak
dengan
jumlah
aset
6

perusahaan karena masih rasio


masih berada di bawah rata-rata
industri dan disebabkan karena
margin laba akibat rendahnya
perputaran aktiva.

rata-rata industri, sedangkan pada


tahun 2008 dan 2010 masih kurang
baik. Namun, untuk tahun 2011
tidak terlalu buruk karena hampir
mendekati rata-rata.

3. Hasil Pengembalian Ekuitas

5. Inventory to Net Working


Capital

PT
Indocement
Tunggal
Prakarsa Tbk pada tahun 2009
dalam penggunaan modal sendiri
berada di atas rata-rata dan
dianggap baik sedangkan pada
tahun 2007-2008 dan tahun 20102011 dianggap kurang baik karena
berada di bawah rata-rata.
4.5 Analisis Rasio Likuiditas PT. Holcim
Tbk
1. Rasio Lancar
Tahun 2007-2011 kemampuan
PT Holcim Tbk untuk membayar
hutang jangka pendeknnya kurang
baik karena masih berada di bawah
rata-rata industri.
2. Rasio Cepat
Tahun 2007-2011 kemampuan
PT Holcim Tbk untuk membayar
hutang lancar dengan aset lancar
tanpa persediaan kurang baik
karena di bawah rata-rata industri.
3. Rasio Kas
Pada tahun 2009 keadaan
keuangaan PT Holcim Tbk berada
pada posisi kurang baik dan pada
tahun 2007-2008 dan tahun 20102011 berada pada posisi cukup
baik, karena berada di atas rata-rata
industri yaitu sebesar 50 %.
4. Rasio Perputaran Kas
Pada PT Holcim, tahun 2007
dan 2009 dianggap baik dalam
mencukupi modal kerja untuk
membayar tagihan dan biaya
penjualan karena berada di atas

PT Holcim Tbk dari tahun ke


tahun dianggap baik karena rasio
berada di atas rata-rata industri
yaitu sebesar 12 %.
4.6 Analisis Rasio Solvabilitas PT.
Holcim Tbk
1. Rasio Hutang terhadap Total
Aktiva
Pada PT Holcim Tbk tahun
2007-2010 dianggap kurang baik
karena perusahaan dibiayai dengan
hutang
melebihi
rata-rata.
Sedangkan, pada tahun 2010-2011
dinilai cukup baik walaupun hampir
mendekati rata-rata.
2. Rasio Hutang terhadap
Ekuitas
Pada tahun 2007-2009 keadaan
perusahaan lebih baik dianggap
tidak baik karena berada di atas
rata-rata industri dan berarti
perusahaan dibiayai oleh hutang
lebih banyak. Sedangkan, pada
tahun 2010-2011 dianggap baik
karena berada di bawah rata-rata
industri.
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Pada PT Holcim Tbk, dari
tahun 2007-2011 dianggap baik
dalam menggunakan modal sendiri
untuk menjamin hutang jangka
panjang karena masih di bawah
rata-rata industri.
4. Rasio Kemampuan Membayar
Bunga

Pada
tahun
2007-2011
kemampuan perusahaan untuk
menutup biaya bunga dengan laba
sebelum bunga dan pajak masih
kurang baik karena berada di bawah
rata-rata industri yaitu sebanyak 10
kali.

4.7 Analisis Rasio Aktivitas PT. Holcim


Tbk
1. Perputaran Piutang
Rasio rata-rata adalah 15 kali
yang artinya semakin tinggi rasio
menunjukkan bahwa modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang
semakin rendah dan kondisi ini
bagi PT Holcim Tbk semakin baik.
Pada tahun 2007-2010 kurang baik
dibandingkan tahun 2011.
2. Perputaran Persediaan
Pada PT Holcim Tbk tahun
2007-2011 dana yang ditanam
dalam persediaan tidak baik karena
masih di bawah rata-rata industri.

4.8 Analisis Rasio Profitabilitas PT.


Holcim Tbk
1. Net Profit Margin
PT Holcim Tbk, laba yang
dihasilkan pada tahun 2007-2011
belum baik karena masih di bawah
rata-rata industry
2. Hasil Pengembalian Investasi
Pada PT Holcim Tbk tahun
2007-2011 masih kurang baik
dalam menghasilkan laba bersih
setelah pajak dengan jumlah aset
perusahaan karena masih rasio
masih berada di bawah rata-rata
industri.
3. Hasil Pengembalian Ekuitas
PT Holcim Tbk dari tahun
2007-2011 masih kurang baik
karena berada di bawah rata-rata
industri.
4.9 Analisis Rasio Likuiditas PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk

3. Perputaran Modal Kerja

1. Rasio Lancar

Pada tahun 2007-2011 PT


Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
dianggap baik karena berada di atas
rata-rata industri.

Dari
tahun
2007-2011
kemampuan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk untuk membayar
hutang jangka pendeknnya baik
karena berada di atas rata-rata
industri.

4. Fixed Assets Turn Over


PT Holcim Tbk pada tahun
2007-2011 masih belum baik
karena masih berada di bawah ratarata industri.
5. Perputaran Aktiva
Pada tahun 2007-2011 dana
yang tertanam dalam total aktiva
rata-rata dalam setahun kurang baik
karena masih di bawah rata-rata
industri.

2. Rasio Cepat
Dari
tahun
2007-2011
kemampuan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk untuk membayar
hutang lancar dengan aset lancar
tanpa persediaan dianggap baik
karena berada di atas rata-rata
industri.
3. Rasio Kas
Pada tahun 2007-2011 keadaan
keuangaan PT Indocement Tunggal
8

Prakarsa Tbk berada pada posisi


baik karena berada di atas rata-rata
industri yaitu sebesar 50%.
4. Rasio Perputaran Kas
Pada PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, dianggap baik dalam
mencukupi modal kerja untuk
membayar tagihan dan biaya
penjualan karena berada di atas
rata-rata industri.
5. Inventory to Net Working
Capital
Pada PT Semen Gresik
(Persero)
Tbk
mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun
dan rasio berada di atas rata-rata
industri yaitu sebesar 12 %.
4.10 Analisis Rasio Solvabilitas PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk

4. Rasio Kemampuan Membayar


Bunga
Dari
tahun 2007-2011,
kemampuan perusahaan untuk
menutup biaya bunga dengan laba
sebelum bunga dan pajak dianggap
baik karena rasio berada di atas
rata-rata industri yaitu sebanyak 10
kali.
4.11 Analisis Rasio Aktivitas PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk
1. Perputaran Piutang
Rasio rata-rata adalah 15 kali
yang artinya semakin tinggi rasio
menunjukkan bahwa modal kerja
yang ditanamkan dalam piutang
semakin rendah dan kondisi ini
bagi PT Semen Gresik (Persero)
Tbk semakin baik. Pada tahun
2007-2010 kurang baik sedangkan
di tahun 2011 cukup baik.

1. Rasio Hutang terhadap Total


Aktiva

2 .Perputaran Persediaan

PT Semen Gresik (Persero)


Tbk kebutuhan dana dibelanjai
dengan hutang masih kurang karena
rata-rata industri adalah sebesar 35
%.

Pada PT Semen Gresik


(Persero) Tbk tahun 2007-2011
dana
yang
ditanam
dalam
persediaan tidak baik karena masih
di bawah rata-rata industri.

2. Rasio Hutang terhadap


Ekuitas

3. Perputaran Modal Kerja

Dari tahun 2007-2011 keadaan


perusahaan masih belum baik
karena rasio masih berada di bawah
rata-rata.

Pada tahun 2007-2010PT


Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
dianggap kurang baik karena
berada di bawah rata-rata industri,
sedangkan tahun 2011 dianggap
cukup baik.

3. Long Term Debt to Equity Ratio


4. Fixed Assets Turn Over
Pada PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, dari tahun 20072011
dianggap
baik
dalam
menggunakan modal sendiri untuk
menjamin hutang jangka panjang
karena masih di bawah rata-rata
industri.

.PT Semen Gresik (Persero)


Tbk pada tahun 2007-2011 masih
belum memenuhi rata-rata industri
dan dianggap kurang baik.
5. Perputaran Aktiva

Pada tahun 2007-2011 dana


yang tertanam dalam total aktiva
rata-rata dalam setahun kurang baik
karena masih di bawah rata-rata
industri.
4.12 Analisis Rasio Profitabilitas PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk
1. Net Profit Margin
PT Semen Gresik (Persero)
Tbk, laba yang dihasilkan pada
tahun 2008-2011
baik karena
berada di atas rata-rata industri,
sedangkan tahun 2007 cukup baik
karena sudah hampir mencapai
rata-rata.
2. Hasil Pengembalian Investasi
Pada PT Semen Gresik
(Persero) Tbk tahun 2007-2011
masih
kurang
baik
dalam
menghasilkan laba bersih setelah
pajak
dengan
jumlah
aset
perusahaan karena masih rasio
masih berada di bawah rata-rata
industri.
3. Hasil Pengembalian Ekuitas
Rasio rata-rata adalah sebesar
40 %, artinya PT Semen Gresik
(Persero) Tbk dari tahun 2007-2011
dalam penggunaan modal sendiri
masih berada di bawah rata-rata
industri dan kurang baik.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Rasio
Likuiditas
pada
PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sudah
dapat dikatakan Rasio likuiditas pada PT
Holcim Tbk masih belum bisa dikatakan
baik. Rasio likuiditas pada PT Semen
Gresik (Persero) Tbk dapat dikatakan PT
Indocement Tunggal Prakarsa sudah dapat
dikatakan PT Holcim Tbk kurang baik,
Rasio aktivitas pada PT Indocement

Tunggal Prakarsa belum berhasil dalam


melakukan penagihan terhadap piutang.
Rasio aktivitas pada PT Holcim Tbk belum
mampu menahan persediaan yang dimiliki
dalam jumlah yang sedikit. Rasio aktivitas
pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk
menunjukkan bahwa perputaran modal
kerja perusahaan relatif rendah. Rasio
profitabilitas pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk memiliki tingkat efektifitas
tidak terlalu rendah Rasio profitabilitas
pada PT Holcim Tbk masih dikategorikan
jauh dari baik.
5.2 Saran
Untuk PT Indocement Tunggal
Prakarsa terus mempertahankan kinerja
yang telah ada dan ditingkatkan lagi
terutama dalam memanfaatkan aktiva
lancarnya.Untuk PT Holcim Tbk dilihat
dari rasio likuiditas harus lebih pandai
dalam mengelola kas perusahaan agar
nantinya dana/modal perusahaan dapat
digunakan untuk membayar hutang
perusahaan. Untuk PT Semen Gresik
(Persero) Tbk dilihat dari rasio likuiditas
hendaknya lebih meningkatkan lagi kinerja
yang telah ada dan lebih bisa
memanfaatkan kas yang ada agar dana
dapat digunakan lebih optimal, sehingga
nantinya
diharapkan
dapat
lebih
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafi dan Halim 2009, Analisis
Laporan Keuangan., Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta
2. Harahap 2006, Keunggulan Rasio
Keuangan,
Diakses
19/09/1012,
http://www.scribd.com/doc/59417382/d
efinisi-rasio-keuangan
3. Harahap 2008, Analisis Kritis atas
Laporan
Keuangan,
Diakses
19/09/2012,
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/537/j
bptunikompp-gdl-anggitarac-26828-5unikom_a-i.pdf
10

Anda mungkin juga menyukai