TINJAUAN PUSTAKA
for
Overweight
in
Adolescent
Preventive
Services
telah
merekomendasikan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai
baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. BMI merupakan
petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet (berat
badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2)).14
Body Mass Index (BMI) dapat diperoleh dengan perhitungan rumus sebagai
berikut:14-16
BMI =
yang berlebihan, sederhana dan bisa digunakan dalam penelitian populasi berskala
besar. Pengukurannya hanya membutuhkan 2 hal yakni berat badan dan tinggi badan,
yang keduanya dapat dilakukan secara akurat oleh seseorang dengan sedikit latihan.
Keterbatasannya adalah membutuhkan penilaian lain bila dipergunakan secara
individual.13
Selain itu, keterbatasan yang lain dari BMI adalah tidak bisa membedakan berat
yang berasal dari lemak dan berat dari otot atau tulang. BMI juga tidak dapat
mengidentifikasi distribusi dari lemak tubuh. Sehingga beberapa penelitian
menyatakan bahwa standard cut off point untuk mendefinisikan obesitas berdasarkan
BMI mungkin tidak menggambarkan risiko yang sama untuk konsekuensi kesehatan
pada semua ras atau kelompok etnis.13
Pengukuran BMI yang dilakukan dalam penelitian ini adalah BMI Anak yaitu
Indeks Massa Tubuh per Umur (IMT/U). Biasanya BMI tidak meningkat dengan
bertambahnya umur seperti yang terjadi pada berat badan dan tinggi badan, tetapi
pada bayi peningkatan BMI naik secara tajam karena terjadi peningkatan berat badan
secara cepat relatif terhadap panjang badan pada 6 bulan pertama kehidupan. IMT
menurun pada bayi setelah 6 bulan dan tetap stabil pada umur 2-5 tahun.15
Cara menentukan IMT/U adalah dengan menentukan terlebih dahulu BMI anak
dengan rumus BMI.15,16 Setelah nilai BMI diperoleh, bandingkan nilai BMI hasil
perhitungan pada diagram BMI for age sesuai dengan jenis kelamin dan umur anak.
Penentuan kriteria anak disesuaikan dengan memperhatikan nilai Z score pada
diagram WHO. Z score merupakan indeks antopometri yang digunakan secara
internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan
sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi rujukan.15
Untuk pengukuran Z score populasi yang distribusinya normal, umumnya
digunakan pada indikator panjang atau tinggi badan anak. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :15
=
Keterangan :
M = nilai angka median referensi yang diperoleh dari estimasi rata-rata populasi
L = nilai angka yang diperlukan untuk mentransformasikan data dalam rangka
untuk mengurangi kemencengan kurva
S = koefisien variansi
Rumus di atas M, L, dan S adalah nilai dari populasi referensi. Rumus ini juga
disebut rumus LMS, biasanya untuk menghitung Z score berat badan per umur
(BB/U), berat badan per panjang badan/ tinggi badan (BB/PB atau BB/TB), dan
indeks massa tubuh per umur (IMT/U).
Untuk melihat kriteria BMI anak, lihat nilai BMI anak hasil perhitungan pada
diagram BMI for age kemudian sesuaikan dengan nilai Z score sesuai dengan jenis
kelamin dan umur anak (Gambar 1 dan 2). Penjelasan diagram WHO untuk BMI for
Age (BMI terhadap Umur) terlihat pada Tabel 1.15
PB/U atau
TB/U
Lihat Catatan
1
Di atas 2
BB/U
Lihat
Catatan 2
Di atas 1
BB/PB atau
BB/TB
Sangat Gemuk
(Obes)
Gemuk
(Overweight)
Resiko Gemuk
(Lihat Catatan
3)
IMT/U
Sangat
Gemuk
(Obes)
Gemuk
(Overweight)
Resiko
Gemuk
(Lihat
Catatan 3)
0 (Angka
Median)
Di bawah -1
Di bawah -2
Di bawah -3
Pendek
(Stunted)
(Lihat
Catatan 4)
Sangat
Pendek
(Severe
Stunted)
BB Kurang
(Underweight)
Kurus
(Wasted)
Kurus
(Wasted)
BB Sangat
Kurang (Severe
Underweight)
Sangat Kurus
(Severe
Wasted)
Sangat Kurus
(Severe
Wasted)
Catatan :
1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali anak yang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan
endokrin seperti adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuklah
anak tersebut jika diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang tinggi
sekali menurut umurnya, sedangkan tinggi orangtua normal.
2. Seorang anak berdasarkan BB/U pada kategori ini, kemungkinan
mempunyai masalah pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini dinilai
berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U
3. Hasil
ploting
di
atas
menunjukkan
kemungkinan
risiko.
Bila
Gambar 1. Diagram BMI for Age untuk anak laki-laki usia 5-19 tahun.
Gambar 2. Diagram BMI for Age untuk anak perempuan usia 5-19 tahun.
uraian
ini
menjadi
jelas
bahwa
proses
karies
dapat
terjadi
di seluruh permukaan gigi dan merupakan proses alami. Pembentukan biofilm dan
aktivitas metabolik oleh mikroorganisme tidak dapat dicegah, akan tetapi
perkembangan penyakit dapat dikendalikan sehingga lesi klinis yang terbentuk tidak
terlihat. Perkembangan lesi ke dalam dentin bisa mengakibatkan invasi bakteri dan
mengakibatkan kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke dalam jaringan periapikal
sehingga menyebabkan rasa sakit.18
mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristalkristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap. Mungkin alasan ini menjadi salah satu
penyebab tingginya prevalensi karies pada anak-anak.17,19
b. Faktor agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme
yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi
mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram
positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptokokus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis dan Streptococcus salivarius serta
beberapa strain lainnya. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan adanya
laktobasilus pada plak gigi. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak
gigi berkisar 104-105 sel/mg plak. Walaupun demikian, Streptococcus mutans yang
diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena Streptococcus mutans mempunyai
sifat asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam).19
Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau kuning.
Plak gigi mulai terbentuk sebagai kolonisasi mikroorganisme pada permukaan
enamel dan mencapai ketebalan pada hari ketiga puluh. Penelitian-penelitian
membuktikan bahwa penambahan karbohidrat pada makanan hanya menyebabkan
akumulasi plak yang sangat tebal. Penumpukan plak sudah dapat terlihat dalam waktu
1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur kebersihan mulut, sedangkan
waktu yang dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang pada gigi
cukup bervariasi, diperkirakan antara 6-48 bulan.3
c. Faktor substrat atau diet
Pola diet merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses terjadinya
karies. Kebiasaan diet berguna untuk melihat risiko karies pada anak. Untuk
memperbaiki pola diet menjadi benar bukan merupakan hal yang mudah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola diet, yaitu:21
1. Frekuensi diet lebih penting daripada kuantitas diet secara keseluruhan untuk
mencegah terjadinya karies.
2. Menghindari kebiasaan mengemil diantara jam makan.
3. Menghindari mengonsumsi minuman ringan karena tidak hanya kariogenik
tetapi juga bersifat erosif.
4. Membatasi mengonsumsi makanan manis.
5. Mengonsumsi makanan alternatif yang tidak mengandung gula.
bila demineralisasi
3. Bila gigi sudah dicabut karena karies, maka pada waktu menghitung
permukaan yang hilang dikurangi satu permukaan sehingga untuk gigi posterior
dihitung 4 permukaan dan 3 permukaan untuk gigi anterior.
4. Kriteria untuk F sama dengan DMFT
c. deft, defs
Pengukuran ini digunakan untuk gigi susu. e dihitung bila gigi susu dicabut
karena karies.
Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah 1) prevalensi
karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi (DMF) akibat karies,
2) PTI (Performance Treatment Index), yaitu persentase yang melakukan penambalan
(F) dari orang-orang dengan pengalaman karies (DMF), diperlukan untuk mengukur
motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi tetapnya.3
sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk
melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies.19
1. Skor dft
a. Obesitas
2. Skor DFT
b. Gemuk
2. Normal
3. Kurus
a. Kurus
b. Sangat kurus