PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 sampai
sekarang telah melebihi produksi dalam negeri. Diperkirakan dalam kurun
waktu 10-15 tahun kedepan cadangan minyak di indonesia akan menipis.
Perkiraan ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan BBM di beberapa
daerah di Indonesia (Hambali dkk, 2006). Kelangkaan dan kenaikan harga
minyak akan terus terjadi karena sifatnya yang non-renewable, selain itu
meningkatmya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat juga
mengakibatkan bertambahnya jumlah energi yang di butuhkan.Fenomena ini
harus segera diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif yang
renewable, melimpah jumlahnya dan murah sehingga terjangkau
oleh
masyarakat luas.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang menyatakan bahwa
pemerintah mengajak kepada seluruh pihak maupun kalangan masyarakat
Indonesia untuk menyukseskan pengembangan sumber energi alternatif
pengganti Bahan Bakar Minyak. Hal diatas
melimpah
jumlahnya
diantaranya
limbah
pertanian,
limbah
peternakan limbah hasil industri dan lain sebagainya yaitu mencapai 60-70%
dari total volume sampah yang dihasilkan (Hatta, 2007), sehingga apabila
diabaikan maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya
penyakit dan menurunkan nilai estetika atau keindahan kota serta masalahmasalah lainnya. Maka dari itu, solusi terbaik dalam memanfaatkan sampah
adalah menjadikannya salah satu bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan dan ekonomis yang disebut dengan briket.
Briket adalah bahan bakar yang memiliki wujud padat dan berasal
dari sisa-sisa bahan organik.
limbah
tersebut
dibakar
dan
dibuang
begitu
saja
serta
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Kelangkaan energi dan naiknya harga minyak menjadi suatu permasalahan
di kalagan masyarakat.
2. Ketersediaan
limbah
biomassa
yang
melimpah
namun
belum
proses
pembuatan
briket,
Metode
pengujia
nilai
kalor
danketahanan nyala api pada briket campuran ampas tebu, kulit durian dan
batang waru menggunakan perekat tanah lempung.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan Batasan masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembuatan briket campuran ampas tebu, kulit durian
dan batang waru menggunakan perekat tanah lempung?
2. Berapa besar nilai kalor yang dihasilkan oleh briket campuran ampas tebu,
kulit durian dan batang waru menggunakan perekat tanah lempung ?
3. Berapa lama ketahanan nyala api pada campuran ampastebu, kulit durian
dan batang waru menggunakan perekat tanah lempung?
E. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan dengan secara jelas proses pembuatan briketcampuran
ampastebu, kulit durian dan batang waru menggunakan perekat tanah
lempung.
2. Mengetahui nilai kalor yang dihasilkan briketcampuran ampastebu, kulit
durian dan batang waru menggunakan perekat tanah lempung.
3. Mengetahui peforma/ketahanan nyala api briket campuran ampastebu,
kulit durian dan batang waru menggunakan perekat tanah lempung
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
a. Menjadi syarat untuk memperoleh gelar sarjana
bahan
bakar
alternatif
dan
Memberikan
informasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi yang diubah menjadi energi,
biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. Ada tiga jenis bahan bakar yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu, bahan bakar padat, cair dan gas. Bahan bakar padat yaitu
bahan bakar yang melalui pembakaran langsung seperti briket dan bahan
alternatif lainya. Sedangkan bahan bakar cair dan gas adalah bahan bakar yang
diambil melalui proses penambangan yang disebut penambangan minyak
bumi dan penambangan gas bumi. Kebanyakan bahan bakar digunakan
manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar
tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara.
Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi
eksotermal dan reaksi nuklir. Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan
solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan
manusia, ( sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar).
B. Biomassa
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan
biologis yang berasal dariorganisme yang hidup atau belum lama mati.
Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan alkohol. Biomassa
merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik
berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman,
pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran
ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan
ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan
limbah
setelah
diambil
produk
primernya.Biomassa
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu biomassa kayu dan bukan kayu
(Borman, 1998).
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (sustainable). Sumber
daya biomassa Indonesia terutama dari sektor kehutanan, perkebunan,
pertanian, tanaman pertanian dan limbah permukiman sangat memenuhi
jumlahnya untuk di manfaatkan.
Tanaman panen darat yang termasuk penghasil energi biomassa adalah
seperti : (1) tumbuhan gula, yaitu tebu dan sorgum manis; (2) Tumbuhan daun,
yaitu tumbuhan bukan kayu yang mudah dikonversi menjadi bahan bakar dan
gas seperti tumbuhan sayur hijau daun; (3)Tumbuhan silvikultur (hutan)
seperti poplar hibrida, sycamore, petai cina, getah manis, alder, ekaliptus, dan
kayu-kayu keras lainnya.
10
B
I
O
M
A
S
S
A
C. Tanaman Tebu
Tanaman tebu (Saccharum officinarum) adalah anggota familia
rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman asli tropika basah,
11
namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah subtropika, pada
berbagai jenis tanah dari dataran rendah hingga ketinggian 1.400 meter diatas
permukaan laut (mdpl). Tanaman tebu dalam taksonomi tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Famili
: poaceae
Genus
: Saccharum
Spesies
: Saccharum officinarum
Tanaman tebu telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu oleh bangsa
Persia, Cina, India dan kemudian menyusul bangsa Eropa yang memanfaatkan
sebagai bahan pangan benilai tinggi. Tebu juga merupakan tanaman yang
ditanam untuk bahan baku gula. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak
dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera.
12
disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir. Dari proses
pengolahan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan
sisanya berupa tetes molasse dan air. Molasse diperoleh dari proses kristalisasi
larutan tebu yang tidak dapat menghasilkan gula lagi. Daun tebu yang kering
(dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori
cukup tinggi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu)
Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang
tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk
proses produksi dan pembangkit listrik. kebutuhan energi di pabrik gula
dipenuhi oleh sebagian ampas dari gilingan akhir. Proses ekstraksi
(pemerahan) cairan tebu akan menghasilkan ampas tebu, sebagai bahan bakar
ketel jumlah ampas dari stasiun gilingan adalah sekitar 30% berat tebu dengan
kadar air sekitar 50%.
Berdasarkan bahan kering ampas tebu adalah terdiri dari unsur C
(carbon) 47%, H (hydrogen) 6,5%, O (oxygen) 44%, dan abu (Ash) 2,5 %.
Menurut rumus Pritzelwitz tiap kilogram ampas dengan kandungan gula
sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825kkal. Kelebihan ampas
(bagasse) tebu dapat membawa masalah bagi pabrik gula, ampas bersifat
bulky (meruah) sehingga untuk menyimpannya perlu area yang luas. Dalam
kondisi tertumpuk akan terfermentasi dan melepaskan panas karena di
dalamnya terkandung air, gula, serat, dan mikroba sehingga akan mudah
terbakar. Terjadinya kebakaran ampas diduga akibat proses tersebut.
13
Kandungan
Abu
Lignin
Selulosa
Sari
Pentosan
Si02
Sumber : Wijayanti,R.2009
Kadar (%)
3,82
22,09
37,65
1,81
27,97
3,01
Kadar
Moisture
Ash
Volatile
Fixed carbon
Carbon
Hydrogen
Shulfur
Nitrogen
Oxygen
Persentase (%)
21,8
2,5
72,7
3,5
47,0
6,5
0,1
0,9
44,0
14
10
3596,98 j/kg
Sumber : Winaya,2010
D. Tanaman Durian
Dalam taksonomi tumbuhan, tanaman durian diklasifiksikan sebagai
berikut :
Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
15
Sub-divisi
Kelas
Genus
: Durio
Spesies
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Buah Durian, (b) kulit durian
(sumber: http:/Wikipedia.org/durian)
16
campuran untuk bahan baku obat nyamuk dan lain-lain. Komposisi penyusun
kulit durian dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Kandungan
Kadar (%)
Selulosa
50 60
Lignin
5
Pati
5
Sumber:(Hatta,2007 dalam R. Prabowo 2009)
E. Pohon Waruh
Waruh dengan nama latin (Hibiscus tiliaceus)adalah sebagai pohon
peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Pohon ini
banyak tumbuh disekitar pantai dengan tinggi 5-15 meter, garis tengah batang
40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat.
17
(a)
(b)
18
F. Tanah Lempung
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar
silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon,
oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak
bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila
basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan
oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan
1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara
golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit satu
lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis
yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku
inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecahpecah" bila kering (wikipedia.com)
19
20
b.
c.
d.
G. Perekat
Untuk membuat ampas tebu dan batubara menyatu dibutuhkan perekat.
Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk
mengikat dua benda melalui ikatan permukaan.
Ada beberapa jenis perekat yang digunakan untuk briket yaitu :
1. Perekat Aci
21
Perekat aci terbuat dari tepung tapioka yang mudah dibeli dari toko
makanan dan di pasar. Perekat ini cukup bagus karena tidak
mempengaruhi warnah dari briket, namun perekat ini dalam pembakaran
belum maksimal.
liat.
Ongkos
produksinya
relatif
mahal
dan
agak
sulit
22
Menurut
Schuchart,
dkk.
(1996),
pembuatan
briket
dengan
menggunakan bahan perekat akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan tanpa
menggunakan bahan perekat. Karena membuat kekuatan briket tersebut dari
tekanan luar jauh lebih baik (tidak mudah pecah).
Pada penelitian ini hanya menggunakan perekat tanah lempung. Karna
tanah lempung lebih mudah di dapat, namun penampilan briket yang
menggunakan bahan perekat ini menjadi kurang menarik dan membutuhkan
waktu lama untuk mengeringkannya serta agak sulit menyala ketika dibakar.
H. Briket
Briket merupakan sumber energi alternatif yang terbuat dari bahan
bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai melalui pengolahan
teknologi dan bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak
tanah dan elpiji. Briket juga merupakan bahan bakar padat dengan bentuk
ukuran tertentu dengan sedikit campuran yang berfungsi sebagai perekat
seperti tanah lempung yang mengalami proses pengempaan dengan daya tekan
tertentu.
Pembriketan limbah adalah suatu proses peningkatan nilai tambah
pemanfaatan limbah yang selama ini hanya terbuang sia-sia, selain
meningkatkan mutunya juga dapat meningkatkan spesifikasi dari limbah
sesuai dengan penggunaanya. Pembuatan briket dengan pemanfaatan limbah
mempunyai teknik tersendiri untuk memperoleh hasil yang baik. Secara umum
teknologi pembriketan dapat dibagi menjadi tiga (Grover dan Mishra, 1996)
yaitu:
23
24
seperti lebih ekonomis, bara api lebih tahan lama, panasnya sangat stabil, bila
sirkulasi udara baik asap yang dihasilkan sedikit dan abu dari sisa
pembakarannya lebih sedikit.
Selain itu pemanfaatan briket sebagai bahan bakar juga memiliki
kelemahan diantaranya pengeringan briket memerlukan waktu yang panjang
(lama), briket yang sudah jadi tidak boleh terkena air, memasak dengan briket
harus cepat, karena pemakaiannya harus sekali habis. K.D Maison, (2006).
Bentuk dan ukuran briket bisa dibuat bervariasi sesuai keperluan diantaranya:
Bentuk seperti telur sebesar telur ayam, bentuk kubus 125 x 125 x 50 mm,
bentuk silinder 40 mm (tinggi) x 50 mm garis tengah. Briket bentuk telur
cocok untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan, sedangkan bentuk
kubus dan silinder digunakan untuk kalangan industri kecil/menengah.
Berikkut macam dan bentuk briket yang beredar di pasaran.
25
Nations
Environment
Programme(2006),
pembakaran
merupakan oksidasi cepat bahan bakar disertai dengan produksi panas. Emisi
yang dihasilkan dari pembakaran biomassa adalah CO2, CO, NOx, SOx, dan
partikulat. Pembakaran sempurna terjadi hanya jika ada pasokan oksigen yang
cukup. Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang
jumlahnya mencapai 20,9% dari udara. Bahan bakar padat atau cair harus
diubah ke bentuk gas sebelum dibakar. Biasanya diperlukan panas untuk
mengubah cairan atau padatan menjadi gas. Bahan bakar gas akan terbakar
pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup.
Borman (1998), tujuan dari pembakaran yang baik adalah agar dapat
melepaskan seluruh panas yang terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan
dengan pengontrolan Tiga T pembakaran yaitu (1) Temperature/ suhu yang
cukup tinggi untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar, (2)
Turbulence/ Turbulensi atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik,
dan (3) Time/ Waktu yang cukup untuk pembakaran yang sempurna.
26
Pada
tahapan
proses
pembakaran
briket
dalam
tungku
27
a. Tahap pengeringan.
Pada tahap ini dimulai dari memberikan panas pada briket di dalam
tungku untuk menguapkan air. Ketika suhu telah mencapai 100 0C
kandungan air yang terkandung dalam briket akan menguap (karena
pengeringan briket.
b. Tahap pembakaran zat terbang.
Dengan terus bertambahnya suhu maka zat terbang akan terbakar.
Pada pembakaran zat terbang ini dibutuhkan udara yang cukup. Zat
terbang bercampur dengan oksigen akan menghasilkan nyala api.
Pembakaran zat terbang setelah nyala api dipengaruhi oleh udara yang
berasal dari lubang udara sekunder.
c. Tahap pembakaran karbon padat.
Pada tahap ini panas yang dihasilkan mencapai suhu tertinggi, karena
karbon dan volatile matter (sisa) adalah kandungan terbesar dari
briket. Kurang lebih 60% dari waktu pembakaran briket adalah waktu
untuk membakar karbon. Nilai panas briket terutama dihasilkan dari
karbon padat.
d. Pada tahap terakhir dari pembakaran briket menunjukkan sedikit
pembakaran sisa karbon dari abu tersebut. Pada tahap ini pula terjadi
penurunan suhu karena habisnya zat-zat yang terbakar, maka akan
menghasilkan abu pada akhir pernbakarannya.
28
Kualitas briket
1) Dengan kadar air (Moisture Content) yang terlalu tinggi akan
sangat berpengaruh terhadap pembakaran semakin kecil nilai
kadar air, maka semakin besar nilai kalornya, karena panas yang
dihasilkan oleh briket akan menguapkan air terlebih dahulu.
Untuk setiap 1% kadar air akan kehilangan panas sebanyak 9,6
kcal/kg.
2) Zat terbang (Volatile Matter). Bila zat terbang yang dimiliki
semakin tinggi maka akan semakin baik pembakarannya, lidah
api makin panjang dan pembakaran semakin baik.
3) Karbon tertambat (Fixed Carbon). Sebagian besar pembakaran
briket adalah pada tahap pembakaran karbon tertambat ini.
Karbon tertambat akan bereaksi dengan udara (O 2) dan
menghasilkan panas.
4) Belerang (Sulfur). Walaupun belerang ini dapat terbakar dan
menghasilkan panas, tetapi unsur ini harus sekecil mungkin,
karena sulfur yang tinggi dapat mencemari lingkungan seperti
asap dan bau yang menyengat.
b.
Kondisi Pembakaran
1) Jumlah udara harus mencukupi. Dalam reaksi pembakaran jumlah
udara sangat diperlukan untuk melakukan reaksi antara bahan
yang mudah terbakar dengan oksigen.
29
30
tertutup (Closed cup/CC). Nilai yang diukur pada wadah terbuka biasanya
lebih tinggi dari yang diukur dengan metoda wadah tertutup.
J. Nilai Kalor
Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan
perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda
atau material.Dari termodinamika sudah kita ketahui bahwa energi yang
pindah itu dinamakan kalor atau bahang atau panas (heat). Ilmu perpindahan
kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi kalor itu berpindah
dari benda satu kebenda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan
yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.
Nilai kalor bahan bakar menurut Eddy dan Budi (1990) merupakan
jumlah energi jumlah energi panas maksimum yang dibebaskan oleh suatu
bahan bakar melalui reaksi pembakaran sempurna per satuan massa atau
volume bahan bakar dengan satuan kJ/kg, kJ/m3, kkal/kg, kkal/m3, Btu/lb, atau
Btu/ft3. M. M. El-Wakil (1992) mendefinisikan nilai kalor adalah kalor yang
berpindah bila hasil pembakaran sempurna. Nilai kalor kotor atau gross
calorific value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan selama
proses pembakaran sepenuhnya terembunkan atau terkondensasikan. Nilai
kalor netto (NCV) mengasumsikan air yang keluar dengan produk
pengembunan tidak seluruhnya terembunkan.Bahan bakar harus dibandingkan
berdasarkan nilai kalor netto.
31
H .T Kj / kg
=
mbb
Nbb
Keterangan:
Nbb
mbb
32
K. Bomb Kalorimeter
Bomb kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah nilai kalor yang dimiliki suatu material. Prinsip kerja dari alat bomb
kalorimeter adalah pembakaran sempurna pada suatu senyawa dengan jumlah
oksigen (O2) berlebih. Pengukuran nilai kalor tersebut dengan menempatkan
sampel pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap panas
(kalor)
medium
yang
digunakan
adalah
air,
kemudian
dilakukan
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu
34
29
h. Kawat Pijar
i. Sendok
c. Neraca Analitik
j.
d. Parang
k. Pinset
e. Cawan
f. Ayakan Tepung
m. Unit
g.
Labu Semprot
Bomb
Kalorimeter
Beserta Kelengkapannya
2. Bahan
n.
a. Satu karung ampas tebu kering dengan berat 20 kg yang telah dicacah.
35
b. Satu karung kulit durian yang telah dicacah dan di keringkan dengan
berat 20 kg
c. Empat batang waru dengan diameter 10cm dengan panjang 50cm
d. Tanah lempung yang sudah di haluskan dengan ayakan tepung
o.
p.
q.
r.
E. Metode Pelaksanaan
1. Uraian Pembuatan Briket Ampas Tebu, Kulit Durian dan Arang
Waruh Menggunakan Perekat Tanah Lempung
a. Pengadaan Bahan Baku
s. Bahan dasar pembuatan briket adalah ampas tebu, kulit
durian, batang kayu waruh yang telah di arangkan dan tanah lempung
sebagai perekatnya. Bahan dasar ini merupakan biomassa yang didapat
dari para pedagang dan penjual sertah limbah pabrik penggilingan tebu
juga hasil alam yang melimpah jumlahnya seperti tanah lempung dan
kayu waruh yang banyak tumbuh dipinggiran pantai juga sungai dan itu
merupakan habitat dari pohon waruh. Bahan baku didapat dengan cara
di beli dari penjual air tebu yang menghasilkan ampas tebu dan penjual
buah durian yang menghasilkan limbah kulit durian sedangkan batang
waruh diminta dari pemilik pohon atau mengambilnya di pinggiran
pantai yang tumbuh secara liar dan begitu juga pada perekat. Kemudian
untuk ampas tebu, kulit durian, dan batang waruh dicacah dan di jemur
terlebih dahulu sebelum masuk pada proses penggilingan.
36
bara dari batok kelapa lalu atas kaleng di beri batok kelapa
37
aa.
BB =
ab.
Keterangan :
x Bm
ac.
BB
ad.
% Variasi
ae.
Bm
at.
Gr
an. Kulit
Durian
au.
%
av.
Gr
ap. Perekat
Tanah
Lempung
ao. Arang
Waruh
aw.
%
ax. G
r
a
ay.
%
az. Gra
m
38
m
ba.
1
bb.
30
bj.
2
bk.
35
bs.
bt.
3
bu.
40
cc.
4
cl.
5
cu.
6
dd.
dm.
8
dv.
9
bc.
8,7
bl.
10,
bv.
12,
bd.
30
bm.
35
bw.
40
bf.
1
bg. 2
,
9
bh.
3
bi. 8,7
bn.
10,
bo.
1
bp. 3
,
1
bq.
2
br. 6,2
bx.
12,
by.
1
bz. 3
,
2
ca.
1
cb. 3,2
ch.
5
ci. 1
,
5
cj.
3
ck. 9
cq.
5
cr. 1
,
5
5
cs.
2
ct. 6,2
cz.
5
da. 1
,
6
5
db.
1
dc. 3,3
dk.
3
dl. 9,3
dt.
2
du. 6,2
ec.
1
ed. 3,2
be.
8,7
cd.
32,
ce.
9,7
cf.
32,
cg.
9,7
cm.
37,
cn.
11,
co.
37,
cp.
11,
cv.
42,
cw.
14,
cx.
42,
cy.
14,
de.
23,
df.
7,2
dg.
23,
dh.
7,2
dn.
26,
do.
8,2
dp.
26,
dq.
8,2
dw.
30
dx.
9,6
dy.
30
dz.
9,6
ee.
di.
2
dr.
2
ea.
3
dj. 7
,
2
3
3
ds. 8
,
2
4
6
eb. 9
,
6
39
40
Ampas tebu
Kulit durian
Arang waruh
Tanah Lempung
BRIKET
Gambar 11. Diagram Proses Pembuatan Briket
41
uji seberat 0,2 gram dari briket yang utuh dengan menimbang
menggunakan neraca analitik. Kemudian sampel uji di masukkan
ke cawan/ mangkuk uji, dan di letakkan pada tangkai pemegang
kemudian pasang kawat wolfram sepanjang 7 cm yang berfungsi
sebagai penghantar arus listrik yang nantinya akan membakar
bahan bakar yang ada di cawan,
selanjutnnya
dimasukkan
42
paling
tinggi
dan
untuk
membakar
briket
peneliti
43
5. Ambil mangkok bahan bakar, lalu timbang beberapa beratnya dan isi
bahan bakar tersebut. Catat hasil penimbangan berat mangkok, berat
mangkok + bahan bakar
6. Letakkan mangkok bersama bahan bakar pada tempatnya, lalu
pasangkan kawat penyala (fuse wire)
7. Masukkan semua pada tabung bomb calirometer, lalu tutup dengan
rapat dan erat.
8. Buka katup masuk atau pengisi udara, lalu sambungkan dari tabung ke
katup masuk, dan isi udara hingga 10,15 dan 20 bar. Sesuai dengan
bahan bakar yang di uji (berapa banyak bahan bakar)
9. Setelah udara penuh terisi pada bomb calorimeter, lalu buka selang
dan pasang penutup katup masuk.
10. Masukkan bomb calorimeter pada wadah yang telah diisi air dan tutup
wadah tersebut dengan penutupnya yang terdapat motor dan kipas
pengaduk serta perangkatnya.
11. Pasangkan kabel merah dan hitam pada bomb calorimeter.
12. Tutp rapat dan erat dengan pengunci yang ada di sekeliling penutup
wadah.
13. Pasang kabel box control lalu hidupkan dan pasangkan kabel merah,
kabel hitam yang telah dipasang pada bomb calorimeter.
14. Pasangkan kabel dark (data akui sisi) lalu hidupkan.
15. Pasangkan batang sensor pada tempatnya, lalu sambungkan kabel dari
sensor ke dark (data akui sisi).
16. Hidupkan komputer yang akan dipakai.
17. Pasangkan kabel data atau penyambung dari dark (data akui sisi) ke
komputer.
18. Buka program yang ada pada komputer lalu setting suhu agar sama
sehingga hasil dapat dibaca.
19. Hidupkan motor pengaduk air kira-kira 7 menit atau grafik terlihat
merata, lalu matikan motor pengaduk air.
20. Tekan tombol start pada ignition sampai lampu indikator kemudian
mati sendiri (tombol masih dalam keadaan tertekan).
21. Lepaskan tombol start setelah lampu indikator mati.
22. Hidupkan kembali motor pengaduk air sampai hasil yang didapat atau
proses pembakaran selesai.
23. Lihat proses pembakaran pada layar komputer.
44
24. Setelah hasil didapat, simpan atau save data yang ada pada komputer
agar bisa digunakan untuk penglihatan grafik pada microsoft excel.
Setelah itu matikan motor pengaduk air.
25. Keluarkan bomb calorimeter dan buka katup pembuang udara sampai
udara didalam bomb calorimeter habis, lalu buka tutup dengan baik
jangan sampai katup-katup yang sensitif rusak.
26. Setelah terbuka keluarkan isi bomb calorimeter beserta mangkok
bahan bakarnya lalu bersihkan.
27. Setelah semua bersih dapat dilakukan pengujian selanjutnya.
gc.Apabila saat penekanan tombol start pada ignition tidak mati
lampu indikator, berati tidak terjadi pembakaran pada kawat pembakar (fuse
wire). Maka pengujian ini harus dilakukan ulang dengan prosedur persiapan
dari langkah awal.
F. Pengolahan dan Analisa Data
gd.Setelah beberapa sampel briket diuji pada bomb kalorimeter dan
mendapatkan beberapa data uji, selanjutnya dilakukan pengolahan data uji
dengan kalkulasi matematis dengan menggunakan persamaan yang ada.
Sehingga dari keseluruhan pengujian akan diketahui nilai kalor rata-rata
briket. Demikian juga dengan pengujian lama nyala api briket dianalisa secara
teoritis dengan membandingkan hasilnya apabila menggunakan bahan bakar
minyak.
ge.Prosedur
perhitungan
yang
H .T Kj / kg
gf.
=
Nbb
mbb
akan
dilakukan
yaitu
dengan
45
gg. Keterangan:
gh.
Nbb
gi.
gj.
mbb
gk.
go.
Campuran (%)
gu.
A gv.
mpas
Kulit
tebu
durian
gp.
S
a gr.
m Massa
p basah
e
(gr)
gq.
l
gs.
Massa
kering
(gr)
gt.
Nilai kalor
(kj/kg)
gw.
Arang
waruh
gx.
T
anah
gy. gz.
lempun
g
ha.
hb.
hc. 3
0
hd.
30
he.
10
hf. 3 hg.
0 1 hh.
hi.
hj.
hk. 3
5
hl.
35
hm.
10
hn. 2 ho.
0 2 hp.
hq.
hr.
hs. 4
0
ht.
40
hu.
10
hv. 1 hw.
0 3 hx.
hy.
hz.
ia. 3
2
,
ib.
32,
ic.
5
ig.
ih.
46
5
ii. 3
7
,
5
ij.
37,
iq. 4
2
,
5
ir.
42,
iy. 2
3
,
3
jg. 2
6
,
6
jo. 3
0
ik.
5
il. 2 im.
0 5 in.
io.
ip.
is.
5
it. 1 iu.
0 6 iv.
iw.
ix.
jb. 3 jc.
0 7 jd.
je.
jf.
jj. 2 jk.
0 8 jl.
jm.
jn.
jr. 1 js.
0 9 jt.
ju.
jv.
iz.
23,
ja.
23
jh.
26,
ji.
26
jp.
30
jq.
30
F.
jx.
No
jz.
jy.
Interval waktu
Uraian Kegiatan
kc. kd. ke. kf. kg. kh. ki. kj. kk. kl. km.kn.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
47
kp. Identifikasi
Ampas
ko.
Limbah
Tebu,
kq. kr. ks. kt. ku. kv. kw.kx. ky. kz. la. lb.
Kulit
dan
Perekat
Tanah
Lempung
lc.
ld. Persiapan
me.
5
ng.
6
le. lf. lg. lh. li. lj. lk. ll. lm. ln. lo. lp.
ls. lt. lu. lv. lw. lx. ly. lz. ma.mb.mc.md.
ms.
dan
Peralatan
lq.
Bahan
nw.
nx.
G.
Mulai
48
oc.
Penyediaan Alat dan Bahan
od.
oe.
oq.
Gambar
Diagram
Alir Penelitian
Analisa
data12.
hasil
pengujian
or.
Selesai
os.