Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Etika merupakan sesuatu yang dianggap benar dalam kehidupan bermasyarakat.
Biasanya, seseorang yang beretika menunjukkan sikap yang sopan dan santun,
menghormati orang tua, menghargai orang lain dan mematuhi tata krama atau
peraturan-peraturan yang telah diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian etika sebenarnya tidak berbeda jauh dari pengertian moral. Moral
merupakan cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan
menghindari perbuatan yang buruk. Pendidikan moral didapat pertama kali dari
keluarga. Ketika sebuah keluarga memberi pendidikan moral yang baik dan
berlandaskan iman yang kokoh biasanya saat menginjak dewasa anak dari keluarga
tersebut masih mengamalkannya.
Begitu juga sebaliknya, apabila sebuah keluarga tidak mampu memberikan
pendidikan yang baik bagi seorang anak maka kemungkinan besar anak tersebut akan
mengikuti pergaulan masyarakat yang kurang baik. Secara tidak langsung dapat
diketahui bahwa keluarga dan masyarakat merupakan faktor terpenting seseorang
dalam membentuk kepribadian.
Di Indonesia, banyak sekali pemuda yang tinggal jauh dari orangtua dan keluarga
dikarenakan harus menempuh pendidikan di luar daerah. Misalnya, seorang pemuda
yang berasal dari Sulawesi, ia ingin sekali melanjutkan pendidikan tingginya di kota
pelajar, yaitu Yogyakarta. Hal tersebut mengharuskan pemuda tersebut menjadi
perantau yang tinggal jauh dari keluarga serta tidak dapat dikontrol langsung oleh
keluarganya.
Salah satu universitas yang menerima mahasiswa dari berbagai daerah ialah
Universitas Gadjah Mada. Banyak sekali mahasiswa yang berasal dari luar daerah
untuk menuntut ilmu di universitas tersebut. Secara tidak langsung, jumlah perantau
yang berstatus sebagai mahasiswa di kota pelajar ini semakin meningkat dari tahun ke
tahun.

Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di


peguruan tinggi. Pada umumnya, masyarakat dianggap sebagai sekelompok individu
yang memiliki intelektual dan kemampuan yang baik dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di masyarakat. Tidak hanya itu, masyarakat juga
menganggap mahasiswa merupakan orang-orang yang memiliki kepribadian yang
baik serta beretika.
Namun, anggapan masyarakat tersebut sepertinya sudah luntur karena banyaknya
mahasiswa yang menunjukkan sikap yang buruk di hadapan masyarakat. Mahasiswa
yang seharusnya menunjukkan kemampuannya untuk membenahi kondisi bangsa
justru semakin memperburuk kondisi bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan maka muncul beberapa rumusan
masalah, yaitu.
1.

Apa pentingnya etika?

2.

Mengapa mahasiswa memerlukan etika yang baik?

3.

Bagaimana etika dapat mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah mengenai Hubungan Etika dengan Mahasiswa ialah
sebagai berikut.
1. Mengetahui makna etika.
2. Mengetahui pentingnya etika bagi mahasiswa.
3. Memahami bahwa mahasiswa merupakan teladan dan agen perubahan bagi
masyarakat serta bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI ETIKA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan etika ialah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai
nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.
1. Dengan etika seseorang mampu menilai baik buruknya perilaku manusia.
2. Etika dapat dijadikan sebagai alat kontrol setiap manusia sebelum melakukan
sesuatu.
3. Etika menjadi prinsip dasar setiap manusia dalam menjalankan aktivitas.
4. Etika mampu memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang
sedang dihadapi bangsa Indonesia.
5. Etika dapat digunakan sebagai penutun dalam bersikap.
Etiket memiliki arti yang hampir sama dengan etika namun memiliki beberapa
perbedaan. Etika bersifat universal sedangkan etiket tidak bersifat universal.
Contoh dari etika misalnya adalah mencuri merupakan hal yang salah,
sedangkan contoh dari etiket misalnya makan dengan tangan kanan maupun tangan
kiri bukanlah masalah.

B. PENGERTIAN MAHASISWA
Mahasiswa merupakan agen perubahan dimana mahasiswa memiliki makna
sebagai sekumpulan manusia intelektual, memandang segala seseuatu dengan pikiran
jernih dan terbuka, memiliki pemikiran jangka panjang serta selalu berpikiran postitif.
Setiap mahasiswa hendaknya memiliki rasa tanggungjawab dan jiwa kepemimpinan.
Mahasiswa nantinya akan menjadi seorang ahli dalam berbagai bidang. Dengan ilmu
yang dikuasainya setiap mahasiwa akan menjadi manusia yang berguna dan

diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam perkembangan masyarakat


serta menjadi pemecah dari permasalahan yang ada di bangsa Indonesia.
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang berarti nasib bangsa
Indonesia pada masa yang akan datang sangat bergantung pada mahasiswa. Beban
yang dipikul mahasiswa sebagai kunci dari masa depan bangsa tidaklah ringan. Oleh
kaena itu, mahasiswa membutuhkan pondasi yang kuat untuk membangun bangsa.
Masalah yang terjadi di Indonesia saat ini ialah konflik berkepanjangan dari
pemimpin bangsa yang saling berebut kekuasaan. Hal tersebut terjadi karena sikap
para pemimpin bangsa yang tidak beretika, sikap tersebut menunjukkan bahwa saat
ini Indonesia mengalami krisis moral. Krisis moral yang dialami Indonesia bukanlah
masalah yang sepele, disinilah peran para mahasiswa untuk mengatasi permasalahan
terebut.
Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila para mahasiswa memiliki sikap
moral yang baik dan etika yang baik pula. Dengan begitu, bukan tidak mungkin
bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih baik.

C. HUBUNGAN ETIKA DENGAN MAHASISWA


Mahasiswa memiliki hubungan yang erat dengan etika. Etika dapat dijadikan alat
untuk mengontrol mahasiswa. Mahasiswa yang beretika sudah sepatutnya
melaksanankan aktivitas sehari-harinya dengan baik. Dengan begitu, hubungan
mahasiswa dengan lingkungan di sekitarnya akan menjadi harmonis. Namun, tidak
semua mahasiswa memahami dan menyadari pentingnya beretika. Masih banyak
mahasiswa yang menunjukkann sikap yang buruk dalam menjalankan aktivitasnya.
Berikut merupakan beberapa contoh mahasiswa UGM yang menunjukkan sikap
yang kurang baik.

1.

Mahasiswa tidak menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh kampus.

Banyak sekali contoh mahasiswa yang dengan sengaja melanggar peraturan


yang telah dibuat, dimulai dari hal kecil seperti mencontek. Sudah jelas bahwa
hal tersebut melanggar peraturan namun tetap saja para mahasiswa dengan
santainya mencontek bahkan tanpa rasa menyesal. Contoh yang lain misalnya,
peraturan bahwa setiap mahasiswa diwajibkan mengenakan pakaian yang sopan

dan bersepatu ketika datang ke kampus. Namun, banyak mahasiswa yang


menggunakan kaos oblong dan sandal jepit ketika datang ke kampus.
Ada banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa mahasiswa masih saja
melanggar peraturan umum yang ada. Pelanggaran kecil yang dilakukan oleh
mahasiswa tersebut apabila dilakukan terus menerus akan menyebabkan dampak
yang besar. Misalnya, mahasiswa yang terbiasa melakukan kecurangan saat ujian
tanpa rasa menyesal akan terus mengulanginya hingga ke dunia kerja yang akan
dijalaninya di masa yang akan datang. Itulah sebenarnya penyebab dari
maraknnya korusi di Indonesia. Para pejabat dulunya juga mahasiswa yang
kemungkinan besar juga sudah terbiasa melakukan kecurangan dari hal kecil.

2.

Mahasiwa tidak dapat berpikiran positif dan mengontrol diri.

Salah satu kasus nyata yang menunjukkan bahawa mahasiswa perlu


menyadari pentignya beretika ialah kasus Florence yang hangat dibicarakan
beberapa waktu yang lalu. Kasus Florence Sihombing, mahasiswa S2
Kenotariatan UGM bermula dari statusnya di media sosial yang menghina kota
Yogyakarta. Di status jejaring sosialnya, ia mengatakan bahwa Jogja miskin, tolol
dan tidak berbudaya serta mengajak teman-temannya yang berada di Jakarta dan
Bandung supaya jangan tinggal di Yogyakarta. Florence mengunggah status
tersebut karena ia tidak dilayani saat membeli pertamax 95 di sebuah SPBU.
Tidak disangka bahwa status yang Florence unggah mendapat reaksi dari
berbagai kalangan, khusunya masyarakat Yogyakarta. Selain mendapat berbagai
reaksi negatif berupa kecaman dari masyarakat, Florence juga dilaporkan oleh
beberapa komunitas sehingga kasus tersebut merembet ke ranah hukum.
Sebenarnya, kasus yang dialami Florence sudah sering terjadi di kalangan
masyarakat hanya saja secara kebetulan kasus tesebut mencuat ke ranah nasional.
Lalu apakah sikap Florence mencerminkan sikap mahasiswa yang baik?
Tentu saja tidak. Sikap yang dilakukan Florence merupakan emosi sesaat yang
merugikan berbagai pihak, dirinya sendiri, keluarga serta almamater yang
disandangnya saat itu. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu mengendalikan
emosi dan menaati serta menghormati aturan yang berlaku di masyarakat.
Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari kasus yang dialami Florence.
Florence yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum yang telah
menempuh pendidikan S2 seharusnya mengerti mengenai hukum dan
menaatinya. Namun, apa yang ia lakukan sangatlah disayangkan. Florence
bahkan seperti seorang mahasiswa yang tidak mengerti makna hukum. Florence
merupakan salah satu contoh yang melalaikan etika sebaagai mahasiswa
khusunya dalam mengontrol diri.

Contoh diatas telah menunjukkan bahwa banyak sekali mahasiswa yang belum
menyadari posisi dirinya sebagai mahasiswa dan pentingnya beretika. Dari penjelasan
diatas dapat juga diketahui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa
sangat berhubungan erat dengan etika. Etika yang baik akan membawa mahasiswa ke
kehidupan yang lebih baik pula.

BAB III
KESIMPULAN

Dari makalah mengenai Hubungan Etika dengan Mahasiswa dapat disimpulkan


bahwa etika merupakan suatu ilmu yang dapat dijadikan kontrol atas perilaku seorang
manusia. Setiap manusia dapat melakukan suatu aktivitas dengan mengetahui baik
atau buruknya aktivitas tersebut berdasar pada etika.
Etika sangat penting bagi mahasiswa karena etika tersebut akan mencerminkan
perilaku dari masing-masing mahasiswa dan dapat dijadikan salah satu faktor penentu
masa depan. Mahasiswa yang beretika baik pasti akan mendapatkan dampak positif
sehingga kehidupan di masa depan akan lebih tertata dibandingkan dengan
mahasiswa yang beretika buruk.
Tidak hanya dampak untuk kehidupan pribadi melainkan untuk lingkungan
sekitar, masyarakat dan bangsa Indonesia. Dengan bermodalkan etika yang baik dan
kokoh para mahasiswa seharusnya mampu mebenahi kondisi bangsa Indonesia.
Jadi, untuk mengamalkan nilai-nilai etika tersebut para mahasiswa perlu
mendapatkan bimbingan yang tepat seperti pendidikan moral dan pelatihan jiwa
kepempimpinan. Hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

http://tanudjaja.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-etika-moral-danetiket/
http://staff.uny.ac.id
http://masshar2000.com/2014/08/31/detail-lengkap-awal-kasus-florencesihombing-si-ratu-spbu/

Anda mungkin juga menyukai