KESELAMATAN INSTALASI
NUKLIR
Oleh: Heryudo Kusumo
DASAR-DASAR KESELAMATAN
INSTALASI NUKLIR
I. PENDAHULUAN
II. FUNGSI DASAR KESELAMATAN INSTALASI
NUKLIR
III. BAHAYA RADIASI POTENSIAL INSTALASI NUKLIR
A. SUMBER BAHAYA
B. KARAKTERISTIK KECELAKAAN
IV. KARAKTERISTIK KESELAMATAN INSTALASI
NUKLIR
A. PERTAHANAN BERLAPIS
B. PENGHALANG GANDA
C. SISTEM KESELAMATAN
V. BATASAN DAN KONDISI OPERASI
DAFTAR REFERENSI
1. Kusumo,H: Keselamatan Nuklir, Modul Diklat
Inspektur Bidang IBN, BAPETEN;
2. BAPETEN: Modul Keselamatan Radiasi Bidang
Instalasi Nuklir, Modul Diklat Inspektur Bidang
IBN;
3. Sinaga,D.C: Teknologi Keselamatan Instalasi
Nuklir Non Reaktor (INNR), Modul Diklat
Inspektur Bidang IBN, BAPETEN;
4. BAPETEN: Pedoman Penyusunan Batasan
dan Kondisi Operasi, Draft.
I. PENDAHULUAN (1)
I. PENDAHULUAN (2)
Tujuan Instruksi Umum:
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat
diharapkan mampu memahami dasardasar keselamatan instalasi nuklir
mencakup reaktor nuklir dan instalasi
nuklir non-reaktor
I. PENDAHULUAN (3)
Tujuan Instruksi Khusus:
Setelah mempelajari materi ini peserta diklat
diharapkan mampu:
1. Mengenal fungsi keselamatan instalasi nuklir
2. Mengenal potensi bahaya radiasi yang
terkandung dalam reaktor nuklir dan instalasi
nuklir non-reaktor
3. Menjelaskan karakteristik kecelakaan yang
mungkin terjadi pada reaktor nuklir dan
instalasi nuklir non-reaktor
I. PENDAHULUAN (4)
4. Menjelaskan falsafah desain keselamatan
pertahanan berlapis yang diterapkan pada
instalasi nuklir
5. Menjelaskan penghalang ganda terhadap
radioaktivitas yang dimiliki reaktor nuklir dan
instalasi nuklir non-reaktor
6. Menjelaskan sistem keselamatan yang dimiliki
reaktor nuklir dan instalasi nuklir non-reaktor
7. Menjelaskan BKO (Batasan dan Kondisi
Operasi) yang diberlakukan terhadap reaktor
nuklir dan instalasi nuklir non-reaktor
I. PENDAHULUAN (5)
Latar belakang:
Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dewasa ini
cukup luas, a.l bidang: kesehatan, pertanian,
pertambangan, penelitian, industri termasuk industri
nuklir, dll.
Pemanfaatan dalam bidang industri nuklir (khususnya
instalasi nuklir) meliputi:
- reaktor nuklir, mis. reaktor nondaya/riset dan PLTN
- instalasi nuklir non reaktor (INNR), mis.
instalasi yg termasuk dlm daur bahan nuklir
I. PENDAHULUAN (6)
Instalasi nuklir mengandung potensi bahaya
radiasi berupa zat radioaktif yg dapat membahayakan keselamatan pekerja, masyarakat
dan lingkungan hidup, khususnya bila terjadi
kecelakaan parah yang dapat melepaskan zat
radioaktif ke lingkungan
Potensi bahaya radiasi maupun karakteristik
kecelakaan yg mungkin terjadi pada reaktor
nuklir dan INNR pada dasarnya berbeda,
sehingga sistem keselamatannyapun berbeda
I. PENDAHULUAN (7)
Instalasi nuklir di Indonesia:
Reaktor Triga 2000 Bandung (2000 kW)
Reaktor Kartini Yogyakarta (250 kW)
Reaktor Serba Guna GAS Serpong (30 MW)
IPEBRR Serpong
IEBE Serpong
Instalasi Radio Metalurgi (IRM) Serpong
KHIPSB3 (Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas) Serpong
Instalasi Pengolahan Uranium Gresik (Dekom.)
I. PENDAHULUAN (8)
Reaktor Triga 2000 Bandung:
- Merupakan reaktor nuklir pertama yang
dibangun (~ tahun 1961) & dioperasikan
di Indonesia
- Dibuat oleh General Atomic Inc., USA
- Digunakan untuk pelatihan, penelitian,
dan produksi isotop
- Mulai beroperasi tahun 1964 pada daya
250 kW
- Tahun 1971 ditingkatkan dayanya ke
1000 kW
- Tahun 2000 ditingkatkan dayanya ke
2000 kW
I. PENDAHULUAN (9)
Reaktor Kartini Yogyakarta:
- Merupakan reaktor nuklir yang dirancang dan dibangun
oleh putra/i Indonesia sendiri (~ tahun 1976)
- Digunakan untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian
- Mulai beroperasi tahun 1979 pada daya 50 kW (saat ini
dapat beroperasi pada daya 100 kW)
I. PENDAHULUAN (10)
Reaktor Serba Guna G.A.Siwabessy Serpong:
- Merupakan reaktor nuklir termaju pada saat dibangun (~ th 1983)
- Dibuat oleh Interatom GmbH, Jerman Barat
- Digunakan untuk penelitian, produksi isotop dan uji material
- Mulai beroperasi pada tahun 1987 dan saat ini dapat beroperasi
pada daya maksimum 30 MW
I. PENDAHULUAN (11)
IPEBRR Serpong:
- Digunakan untuk memproduksi elemen bakar
RSG GAS dengan kapasitas produksi 70
elemen bakar atau elemen kendali per tahun
(untuk waktu kerja 8 jam/hari)
- Pada awalnya hanya memproduksi elemen
bakar tipe U3O8-Al, dan saat ini memproduksi
elemen bakar tipe U3Si2-Al
- Mulai beroperasi sejak tahun 1989 sebagai
INNR milik BATAN, dan sejak 1996 beralih ke
PT BATAN Teknologi
I. PENDAHULUAN (12)
IEBE Serpong:
- Digunakan untuk memproduksi rakitan bahan
bakar PLTN HWR jenis Cirene
- Saat ini belum beroperasi dan hanya untuk
keperluan litbang saja
IRM Serpong:
- Digunakan untuk uji pasca iradiasi elemen
bakar, baik reaktor daya maupun reaktor riset
- Mulai beroperasi tahun 1991, dan sampai saat
ini telah digunakan a.l. untuk menguji elemen
bakar bekas dari RSG
I. PENDAHULUAN (13)
KHIPSB3 Serpong:
- Digunakan untuk menyimpan bahan bahan
bekas dari 3 reaktor nondaya dan bahan
teriradiasi lainnya, sebelum direekspor atau
dipindahkan ke tempat penyimpanan akhir
IPU Gresik:
- Digunakan untuk mengolah/memisahkan
uranium dari asam phosphat (bahan baku
pembuatan pupuk)
- Saat ini sudah didekomisioning
a. Mengendalikan reaktivitas
b. Membuang panas yang timbul di teras reaktor
c. Mengungkung zat radioaktif dan menahan
radiasi
B. Karakteristik Kecelakaan:
1. Reaktor nuklir
2. Instalasi nuklir non-reaktor
Umur
Paruh
T1/2
Aktivitas (Kci/MW)
ShD
1 hr stl ShD
Sifat
Penguapan
Br-83
-84
-85
-87
2,3 j
32 m
3m
56 d
3
6
8
15
0
0
0
0
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Kr-83m
-85m
-87
-88
-89
-90
114 m
4,4 j
78 m
2,8 j
3m
33 d
3
6
15
23
31
39
0
0,2
0
0,1
0
0
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Gas
Radiasi eksterna,
bahaya terhadap
kesehatan kecil
I-131
-132
-133
-134
-135
8h
2,3 j
21 j
52 m
6,1 j
25
38
54
63
55
23
0
25
0
4,4
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Xe-131
-131m
-133
-135
12 h
2,3 h
5,3 h
9,2 j
0,3
1
54
25
0,3
0,7
4,7
4
Gas
Gas
Gas
Gas
Te-127m
-127
-129m
-139
105 j
9,4 j
34 h
72 m
0,5
2,9
2,3
9,5
0,5
0,5
2,3
0
Terlepas dari
uranium yang
teroksidasi
Te-131m
-131
-132
30 j
25 m
77 j
3,9
26
38
2,2
0
31
Terlepas dari
uranium yg
teroksidasi
Umur
Paruh
T1/2
Aktivitas (Kci/MW)
ShD
1 hr stl
ShD
Sifat
Penguapan
Sifat Fisika
Kesehatan
Kr-85
10,4 t
0,12
0.62
Gas
Bahaya terhadap
kesehatan kecil
Sr-89
-90
54 h
28 t
39
1,2
39
39
Sedang
Sedang
Bahaya interna
terhadap tulang
dan paru-paru
Ru-106
1,0 t
10
Dalam
bentuk
oksida
mudah
menguap
Bahaya interna
terhadap ginjal
dan saluran
kencing
Cs-137
33 t
1,1
5,3
Mudah
Bahaya interna
terhadap seluruh tubuh
Ce-144
282 h
30
50
Sedikit
Bahaya interna
terhadap tulang dan
paru-paru
Ba-140
12,8 h
53
53
Sedang
Bahaya interna
terhadap tulang dan
paru-paru
Tingkat
Sebutan Kriteria
Normal
Insiden
Contoh
Insiden
serius
Vandellos
Spanyol
(1989)
Kecelakaan
dalam
instalasi
Saint
Laurent
Perancis,
(1980)
Kecelakaan
dengan
resiko luar
Three Miles
Island, USA,
(1979)
Kecelakaan
serius
Kecelakaan
parah
Chernobyl,
Uni Sovyet,
(1986)
Fukushima
(2011)?
B. KARAKTERISTIK KECELAKAAN
(10)
b. Kontaminasi daerah kerja:
Kontaminasi daerah kerja dapat terjadi akibat
terlepasnya uranium atau zat radioaktif dari
sistem proses ke daerah kerja
Kontaminasi uranium dapat terjadi di IPEBRR
dan IEBE, sedangkan kontaminasi zat radioaktif
dapat terjadi di IRM
Akibatnya dapat terjadi kontaminasi udara
daerah kerja, kontaminasi permukaan daerah
kerja, paparan radiasi, dan kontaminasi interna
terhadap para pekerja
B. KARAKTERISTIK KECELAKAAN
(11)
c. Kecelakaan konvensional:
Oleh karena pada umumnya INNR menggunakan zat
kimia yg tergolong B3 (bahan beracun dan berbahaya),
maka dapat terjadi kecelakaan konvensional seperti
kebakaran, ledakan, atau keracunan apabila zat kimia
tersebut tidak ditangani dengan sebagaimana mestinya.
Kecelakaan jenis ini dapat terjadi di IPEBRR dan IEBE
Kecelakaan lain yang dapat terjadi pada INNR adalah
kecelakaan mekanik (dengan adanya peralatan mekanik
seperti derek, mesin bubut, dll), dan kecelakaan listrik
(dengan adanya peralatan proses yang pada umumnya
menggunakan listrik tegangan tinggi). Kecelakaan jenis
ini dapat terjadi di IPEBRR, IEBE, maupun IRM
C. Sistem Keselamatan:
1. Reaktor nuklir
2. Instalasi nuklir non-reaktor
Bahan Bakar
Kelongsong
Sistem Pendingin
Perisai
Pengungkung
Penyungkup
C. SISTEM KESELAMATAN(3)
Berdasarkan hal tersebut sistem keselamatan reaktor
dapat dikelompokkan menjadi: sistem pemadam reaktor
(reactor shutdown system), dan sistem keselamatan
rekayasa (engineered safety features)
Pada kondisi normal atau kecelakaan, sistem pemadam
reaktor harus dapat menurunkan daya reaktor dan
mempertahankannya dalam kondisi subkritis
Selanjutnya sistem keselamatan rekayasa berfungsi
mencegah dan/atau mengatasi akibat kecelakaan nuklir
yang dapat melepaskan zat radioaktif ke lingkungan,
sehingga tidak membahayakan keselamatan pekerja,
masyarakat dan lingkungan hidup
110 %
Kejadian
operasional
terantisipasi
100 %
BK
SSK
KBO
Nilai operasi
normal
Operasi normal
SSK
KBO
NON
Te
b
950 C.
750 C
650 C
550 C
120 %
(2400 kW)
110 %
(2200 kW)
105 %
(2100 kW)
100 %
(2000 kW)
Tp
49 C
47 C
45 C
42 C
550 cm
600 cm
630 cm
650 cm