Anda di halaman 1dari 2

Komposisi Urin

Urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut berikut:
1. Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari
proses penguraian kreatin fosfat dalam jaringan otot.
2. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah.
3. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adlah konstituen normal dalam jumlah kecil.
4. Elektrolit meliputi ion NA, Cl, K, amonium, sulfat, fosfat, Ca, dan Mg.
5. Hormon atau katabolit hormon ada secraa normal dalam urin.
6. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim dalam jumlah kecil.
7. Konstituen abnorma meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat
zat mengeras dan dikeluarkan) dan batu ginjal (kalkuli).
Pembentukan Urine
Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh melalui tiga proses utama:
A. Filtrat gromerular
Adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler gromerular, dalam gradien tekanan tertentu ke dalam kapsul
Bowman.
1.
2.

1.
2.

3.

Filtrasi ini dibantu:


Membran kapiler gromerular lebih permeabel dibandingkan kapiler lain dalam tubuh sehingga filtrasi berjalan dengan
sangat cepat.
Tekana darah dalam kapiler glomeruler lebih tinggi dibandingkan tekanan darah dalam kepiler lain karena diameter arteriol
eferen lebih kecil dibandingkan diameter arteriol aferen.
Mekanisme filtrasi glomerular
Tekanan hidrostatik (darah) glomeruler mendoronng cairan dan zat terlarut keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul
Bowman.
Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik gromerular, yaitu:
a. Tekanan hidrostatik dihasilkan oleh cairan dalam kapsul Bowman. Tekanna ini cenderung untuk menggerakkan
cairan keluar dari kapsul menuju glomerulus.
b. Tekanan osmotik koloid dalam glomerulus yang dihasilkan oleh protein plasma adalah tekanan yang menarik cairan
dari kapsul Bowman untuk memasuki glomerulus.
Tekanan filtrasi efektif (effective filration force {EFP}) adalah tekanan dorong netto. Tekanan ini adalah selisih antara
tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsul Bowman dan tekanan yang cenderung
menggerakkan cairan ke dalam glomerulus dari kapsul Bowman.
Laju filtrasi glomerular (glomerular filtration rate {GFR}) adalah jumlah filtrat yang terbentuk per menit pada semua nefron
dari kedua ginjal. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/menit atau 180 L dalam 24 jam, pada perempuan sekitar 110
ml/menit.

1.

2.

Faktor yang mempengaruhi GFR


Tekanan filtrasi efektif. GFR berbanding lurus dengan EFP dan erubahan tekanan yang terjadi akan mempengaruhi GFR.
Derajat konstriksi arteriol aferen dan eferen menentukan aliran darah ginjal, dan juga tekanan hidrostatik glomerular.
a. Kontriksi arteriol aferen menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular.
b. Kontriksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam glomerulus dan meningkatkan
GFR.
Autoregulasi ginjal
Mekanisme autoregulasi intrinsik ginjal mencegah perubahan aliran darah ginjal dan GFR akibat variasi fisiologis rerata
tekanan darah yang lebar antara 8- mmHg dan 180 mmHG.
a. Jika rerata tekanan darah arteri (normalnya 100 mmHG) meningkat, arteriol eferen berkontriksi untuk
menurunkan aliran darah ginjal dan mengurangi GFR. Jika rerata tekanan darah arteri menurun, terjadi
vasodilatasi arteriol aferen untuk meningkatkan GFR. Dengan demikian, perubahan-perubahan mayor pada GFR
dapat dicegah.
b. Autoregulasi melibatkan mekanisme umpan balik dari reseptor reseptor peregang dalam dinding arteriol dan dari
aparatus jukstaglomerular.
c. Di samping mekanisme autoregulasi ini, peningkatan tekanan arteri dapat sedikit meningkatkan GFR. Karena
begitu banyak filtrat glomerular yang dihasilkan sehari, perubahan yang terkecil un dapat meningkatkan haluan
urine.
Stimulasi simpatis
Suatu peningkatan impuls simpatis, seperti yang terjadi saat stres, akan menyebabkan kontriksi arteriol aferen,
menurunkan tekanan darah ke dalam glomerulus dan menyebabkan penurunan GFR.
Obstruksi aliran urine oleh batu ginjal atau batu dalam ureter akan meningkatkan tekanan hidrostatik dalam kapsul
Bowman dan menurunkan GFR.
Kelaparan, diet sangat rendah protein, atau penyakit hati akan menurunkan tekanan osmotik koloid darah sehingga
meningkatkan GFR.
Berbagai penyakit ginjal dapat meningkatkan kapiler glomerular dan meningkatkan GFR.
Komposisi filtrat glomerular
1. Filtrat dalam kapsul Bowman identik dengan filtrat plasma dalam hal air dan zat terlarut dengan berat molekul
rendah, seperti glukosa, Cl, Na, K, PO4, urea, asam urat, dan kreatinin.
2. Sejumlah kecil albumin plasma dapat terfiltrasi, tetapi sebagian besar diabsorbsi kembali dan secara normal tidak
tampak pada urine.

3.

Sel darah merah dan rotein tidak difiltrasi. Penampakannya dalam urine menandakan suatu abnormalitas.
Penampakan sel darah putih biasanya menandakan adanya infeksi bakteri pada traktus urinaria bagian bawah.

B. Reabsorbsi Tubulus
Sebagian besar filtrat (99%) secara selektif direabsorbsi dalam tubulus ginjal melalui difusi pasif gradien kimia atau listrik,
transpor aktif terhadap gradien tersebut, atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85% NaCl dan air serta semua glukosa dan asam amino
pada filtrat glomerulus diabsorbsi dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsorbsi berlangsung pada semua bagian
nefron.
1. Reabsobsi ion Na
a. Ion-ion Na ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier) dari lumen tubulus yang konsentrasi
ion Na nya lebih rendah.
b. Ion-ion Na yang ditranspor secara aktif dengan pompa Na, K, akan keluar dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan
interstisial di dekat kapiler peritubular.
2.

3.

4.
5.
6.
C.

Reabsorbsi ion Cl dan ion negaif lain


a. Karena ion Na positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan interstisial
peritubular, akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justr membantu pergerakan pasif ion-ion negatif.
b. Dengan demikian, ion Cl dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam sel-sel epitel dari lumen dan
mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan peritubular dan kapilar tubular.
Reabsorbsi glukosa, ruktosa, dan asam amino
a. Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion Na dan digerakkan melalui kotranspor.
b. Maksimum transpor. Carrier pada membran sel tubulus memiliki kapasitas reabsorbsi maksimum untuk glukosa,
berbagai jenis asam amino, dan beberapa zat terabsorbsi lainnya. Jumlah ini dinyatakan dalam maksimum
transpor (transport maximum {Tm}).
c. Maksimum transpor untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor (reabsorbsi per menit), yaitu
sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma. Jika kadar glukosa darah melebihi nilai Tm nya berarti melewati ambang
plasma ginjal sehingga glukosa muncul di urin (glikosuria).
Reabsorbsi air
Air bergerak bersama ion Na melalui osmosis. Ion Na berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus
kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan interstisial dan kapiler peritubular.
Reabsorbsi urea
Seluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi olehglomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif direabsorbsi akibat gradien
difusi yang terbentuk saat air direabsorbsi, jadi 50% urea yang difiltrasi akan diekskresi dalam urin.
Reabsorbsi ion anorganik lain, seperti K, Ca, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organik adalah melalui transpor aktif.

Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapiler peritubular melewati selsel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin.
1. Zat-zat seperi ion hidrogen, kalium, amonium, produk akhir metabolik kreatini dan asam hipurat serta obat-obatan tertentu
(penisilin) secara aktif disekresi ke dalam tubulus.
2. Ion hidrogen dan amonium diganti dengan ion Na dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul. Sekresi tubular
yang selekti terhadap ion hidrogen dan amonium membantu dalam pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa
cairan tubuh.
3. Sekresi tubular merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia asing atau tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai