Anda di halaman 1dari 6

Zhuge Liang

17 July 2014 Tokoh No comments

ZhuGe Liang (Hanzi : ) adalah ahli strategi militer yang hidup pada 181 234
Masehi pada zaman Tiga Negara Sam Kok. Dia adalah ahli strategi dari negara Shu
Han yang paling cerdik dan terkenal dalam sejarah Tiongkok.
Zhuge Liang juga adalah salah seorang Dewa dan tokoh agama Tao yang sangat
menguasai ilmu astronomi dan memahami ritual-ritual keagamaan Tao. Dia acapkali
dilukiskan sedang memakai sebuah jubah dan memegang kipas yang terbuat dari
bulu burung bangau. Dia dikenal dengan nama Kong Ming atau Kong Beng dan
mempunyai julukan Naga Tidur.
Nama lain
: Zhuge Kong Ming
Kerajaan
: Shu Han (Liu Bei dan Liu Chan)
Lahir
: 181 Masehi
Meninggal
: 234 Masehi
Istri
: Huang Yue Ying (Lady Huang)*
Leluhur
: Zhuge Feng, mengabdi pada pemerintahan Kaisar Yuan dari Han.
Ayah
: Zhuge Gui, menjabat sebagai Asisten Komandan di Gunung Tai pada
akhir dinasti Han.
Ibu
: Hanya diketahui bermarga Zhang
Paman
: Zhuge Xuan, menjabat sebagai Administrator Yuzhang, lalu
bergabung dengan Liu Biao.
Saudara lak i : 1. Zhuge Jin (kakak, mengabdi pada kerajaan Wu); 2. Zhuge Jun
(adik, mengabdi pada kerajaan Shu)
Saudara perempuan : 1. Kakak, nama tidak diketahui, menikah dengan Pang
Shanmin (sepupu Pang Tong tertua); 2. Kakak, nama tidak diketahui, menikah
dengan anggota dari klan Kuai (dipimpin oleh Kuai Liang dan Kuai Yue) di
Xiangyang.
Sepupu : Zhuge Dan, mengabdi pada kerajaan Wei, berpartisipasi dalam tiga
pemberontakan di Shouchun, tewas setelah kekalahannya.
Anak : 1. Zhuge Qiao (anak angkat, anak ke 2 Zhuge Jin), mengabdi pada kerajaan

Shu, meninggal di usia muda; 2. Zhuge Zhan (anak kandung), mengabdi pada
kerajaan Shu, tewas dalam aksi serangan Wu kepada Shu; 3. Zhuge Huai, hidup
sebagai orang biasa selama Dinasti Jin (dinasti setelah 3 kerajaan).
Keponakan : Zhuge Ke, Zhuge Qiao, Zhuge Rong (anak-anak dari Zhuge Jin,
kakaknya)
Perjalanan Hidup Zhuge Liang
Ia mengikuti Liu Bei setelah Liu Bei dan kedua adik angkatnya (Guan Yu dan Zhang
Fei ) membuat tiga kunjungan untuk menjemputnya menjadi ahli strategi negeri Shu.
Terharu dengan keikhlasan dan kemurnian hati Liu Bei yang menangis karena
mengenangkan nasib rakyat pada zaman peperangan itu, maka ia mengabdikan diri
kepada Liu Bei.
Nasihat pertama yang diberikannya secara pribadi kepada Liu Bei adalah Long
zhong Plan, yaitu tentang pendirian tiga negara besar di tanah Tiongkok, yaitu Wei,
Wu dan Shu. Nasihat pertama Zhuge Liang ini menjadi kenyataan setelah beberapa
tahun membantu Liu Bei di dalam peperangan untuk menegakkan Dinasti Han yang
telah rapuh.
Setelah Liu Bei wafat, Liu Bei mengamanatkan padanya untuk memulihkan kembali
kekuasaan Dinasti Han dan mengambil alih kekuasaan kalau-kalau anak Liu
Bei, Liu Chan, tidak becus dalam menjalankan negara.
Walaupun Liu Chan terbukti tidak cakap, Zhuge Liang masih menghargainya
sebagai kaisarnya. Hal pertama yang dia lakukan adalah mengamankan daerah
Nanman.
Dan pada tahun 225 M dia menginvasi daerah Nanman dan berhasil menangkap
pemimpinnya, Meng Huo. Zhuge Liang kemudian menawarkan status aliansi kepada
Nanman yang kemudian ditolak oleh Meng Huo. Setelah Zhuge Liang menangkap
dan melepaskan Meng Huo sebanyak tujuh kali, akhirnya Meng Huo mau menerima
penawaran itu dan menjadi aliansi untuk Shu.
Setelah mengamankan daerah selatan dan memastikan tidak akan ada
pemberontakkan dari Nanman maka kampanye utara pun dilaksanakan. Pada tahun
227 M Zhuge Liang menginvasi Tian Shui dan berhasil merekrut seorang prajurit Wei
yang cakap, Jiang Wei, untuk bergabung dengan Shu (Jiang Wei kemudian ditunjuk
menjadi penerus dari Zhuge Liang pada pertempuran di WuZhang (Battle of
WuZhang).

Tahun 228 M Dia mengirimkan anak buahnya, Ma Su untuk mengambil daerah Jie
Ting. Dan perang antara Shu yang dikomandani oleh Ma Su dengan Wei yang
dikomandani oleh Sima Yi terjadi. Ma Su yang telah dilarang oleh Zhuge Liang untuk
mendirikan perkemahan di puncak gunung bersikeras melakukannya dengan alasan
agar lebih mudah menghancurkan perkemahan musuh. Namun, tak terpikirkan oleh
Ma Su, ternyata hal itu malah membuat Wei menjadi mudah menyerang. Pasukan
Wei dipimpin oleh Zhang He menaiki bukit menuju perkemahan Shu yang membuat
Ma Su mundur dan kalah telak. Pada akhirnya, Ma Su yang dijadikan penjahat
negara dieksekusi mati oleh atasannya sendiri, Zhuge Liang.
Tahun 229 M Zhuge Liang kembali mengambil alih komando perang, kali ini di Chen
Cang. Chen Cang yang merupakan daerah Wei yang dilindungi oleh Sima Yi. Lagilagi perang antara Zhuge Liang dan Sima Yi terjadi. Alhasil, walaupun Chen Cang
yang terutama gerbang utamanya itu sangat terlindungi, namun dengan segala
perlengkapan berat Shu, Chen Cang akhirnya jatuh ke tangan Zhuge Liang.
Pertempuran WuZhang Kematian Zhuge Liang
Kampanye utara ini tak berakhir sampai di Chen Cang, tapi Zhuge Liang
meneruskannya sampai ke dataran Wu Zhang. Pada tahun 234, Zhuge Liang
memimpin 100.000 pasukan untuk melanjutkan ekspedisinya setelah melakukan tiga
tahun persiapan sejak ekspedisi terakhirnya. Pada saat yang sama Zhuge Liang
mengirimkan utusan ke Dong Wu agar Wu dapat menyerang Wei pada saat
bersamaan. Pada tahun yang sama, pasukan Shu telah sampai ke daerah Wuzhang
dekat Sungai Wei dan mendirikan kemah di sana. Sementara komandan Cao Wei,
Sima Yi telah menyiapkan 200.000 pasukan dan bersiap di tepi selatan Sungai Wei.
Sima Yi tidak mau menantang pasukan Shu, namun lebih memilih untuk membuat
pasukan Shu mundur karena kehabisan perbekalan. Zhuge Liang mengerti akan
kondisi ini dan memerintahkan pasukannya untuk bercocok tanam agar tidak
kehabisan bahan pangan (kebijakan ini dipopulerkan oleh Cao Cao). Pasukan Shu
sendiri tidak menyerang, melainkan menunggu penyerangan yang dilakukan oleh
Wu ke Wei sebelum menyerang pasukan Wei. Pasukan Shu menantang pasukan
Wei untuk bertempur beberapa kali, tapi Sima Yi tetap tidak mau melawan musuh.
Sesudah itu Zhuge Liang mengirimkan pakaian wanita ke Sima Yi, ia berkata bahwa
Sima Yi adalah wanita karena tidak berani menyerang. Para perwira pasukan Wei
sangat marah terhadap hal ini, namun Sima Yi tetap tidak terpancing untuk
menyerang. Untuk menenangkan perwiranya Sima Yi meminta izin Kaisar Wei Cao
Rui untuk menyerang musuh. Cao Rui mengerti akan situasi di sana dan

mengirimkan penasihatnya Xin Pi ke Sima Yi untuk memberi tahu para pasukan Wei
agar tetap bersabar.
Zhuge Liang akhirnya jatuh sakit karena kelelahan; kondisinya semakin hari semakin
buruk. Saat mendengar tentang hal ini Kaisar Shu, Liu Chan mengirim Li Fu untuk
bertanya kepada Zhuge Liang tentang apa rencana yang telah disusun untuk
kerajaan Shu kedepannya. Zhuge Liang yang memang seorang ahli perhitungan
ramal juga sebelumnya telah meramalkan bahwa dirinya sulit lolos dari maut di
pertempuran kali ini. Ia lalu mengamanatkan bahwa Jiang Wan dapat mengambil
posisinya sebagai Perdana Menteri kelak; dan setelah Jiang Wan meninggal Fei Yi
dapat mengambil posisinya. Zhuge Liang juga memberikan instruksi bagaimana cara
pasukan Shu untuk mundur secara bertahap dari Hanzhong.
Kabar mengenai Zhuge Liang yang sudah jatuh sakit ini akhirnya sampai ke telinga
Sima Yi. Sebelum mulai perang terbuka, Zhuge Liang mengirimkan surat kepada
kaisar Wu, Sun Quan, meminta untuk menyerang Wei dengan harapan Wei akan
kekurangan pasukan ketika melawan Shu di Wu Zhang nanti. Kerajaan Wu
meluluskan permintaan tersebut namun tidak dengan sepenuh hati dikarenakan
hanya untuk menghargai aliansi Wu-Shu. Wu yang akhirnya menyerang istana He
Fei milik Wei malah mengalami kekalahan. Tapi bagaimanapun perang di Wu Zhang
harus tetap dimulai.
Akhirnya pada tahun 234 M Zhuge Liang mengumumkan perang terbuka terhadap
Wei yang dikomandani oleh Sima Yi. Walaupun sakit, Zhuge Liang tetap
mengomando pasukan Shu sampai akhirnya dia wafat ketika perang belum berakhir.
Zhuge Liang yang bekerja terlalu keras dan penuh tekanan, telah membuat dirinya
sakit pada operasi penyerangan yang keenam. Zhuge Liang meninggal dunia di Wu
Zhang Yuan pada usia 53 tahun. Namun, sebelum meninggal dia memilih Jiang Wei
sebagai penerus komando pasukan. Jiang Wei selanjutnya memerintahkan untuk
menutupi kematian Zhuge Liang dari Wei sampai mereka tiba dengan selamat di
lembah Baoye untuk kembali ke Hanzhong.
Sima Yi sendiri takut jika berita bahwa Zhuge Liang sudah mati adalah berita bohong
dan merupakan kesempatan bagi Zhuge Liang untuk menyergapnya. Pada waktu itu
juga ada cerita yang mengatakan bahwa Sima Yi mundur karena ia melihat patung
kayu yang dipakaikan baju Zhuge Liang, sehingga seolah-olah Zhuge Liang masih
hidup. Berita tentang Sima Yi melarikan diri dari Zhuge Liang yang telah mati
menyebar, dan muncul kalimat Zhuge yang telah mati menakuti Zhong Da yang
masih hidup. Zhongda adalah nama nama kehormatan milik Sima Yi.

Namun Sima Yi yang merasakan keganjilan akan strategi yang Shu pakai
berkesimpulan kalau Zhuge Liang sudah wafat. Dengan kesimpulan tersebut, dia
membuat tentara Wei makin bersemangat dan membuat Jiang Wei harus mundur
kembali ke Shu Han. Setelah perang berakhir, Sima Yi pergi ke sisa-sisa
perkemahan Shu yang telah kosong dan menganugerahi Zhuge Liang sebagai The
greatest mind under heaven. Setelah itu ia menyimpulkan bahwa ia seharusnya
terus mengejar pasukan Shu. Namun setelah tiba di lembah Baoye, mereka
kekurangan persediaan makanan, maka itu pasukan Sima Yi akhirnya kembali ke
sungai Wei.
Kematian Zhuge Liang membawa kerugian besar bagi Kerajaan Shu. Kematian
Zhuge Liang menjadi awal kemunduran bangsa Shu yang akhirnya menyerah
kepada Wei pada tahun 263 M (sekitar 30 tahun setelah Zhuge Liang wafat). Zhuge
Liang tidak dapat memenuhi keinginan Liu Bei untuk mengembalikan kejayaan
Dinasti Han; dimana dia gagal dalam menuntaskan misinya yang terakhir untuk
menguasai Luo Yang. Pada tahun 265 M menteri negara Wei bernama Sima
Yan (cucu dari Sima Yi) merebut kekuasaan dari keluarga Cao dan mendirikan
negara Jin. Akhirnya pada tahun 280 M China resmi dipersatukan di bawah Dinasti
Jin yang akan berkuasa selama lebih dari 150 tahun berikutnya.
Ia adalah salah satu tokoh sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan. Bersama Lima
Jenderal Harimau (Five Tiger) dan Liu Bei, dia menjadikan negara Shu menjadi kuat
dan makmur di masa nya. Kebesaran nama Zhuge Liang menyebabkannya digelari
salah satu dari 6 perdana menteri terbesar dalam sejarah Tiongkok. Beberapa cerita
Zhuge liang yang menarik lainnya, misalnya : Seratus Ribu Buah Anak Panah Zhou
Yu.
Tempat Bersejarah Zhuge Liang
Jika pembaca ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai tokoh Zhuge Liang ini,
pembaca dapat berkunjung ke Wo Long Gang (Wolong Hill) di kota Nan Yang. Di
sana terdapat benda-benda bersejarah tentang Zhuge Liang, termasuk rumah
tinggal Zhuge Liang, tempat belajar/membaca buku Zhuge Liang, dan sebagainya.
Tempat bersejarah ini dilindungi oleh Pemerintah RRC dan digunakan sebagai
tempat tujuan pariwisata.

Catatan :

* Tokoh Huang Yue Ying sejarahnya masih kabur. Namanya tidak tercatat dalam
sejarah; Huang Yueying hanyalah sebuah nama yang diberikan kepadanya dalam
cerita rakyat, opera Cina , karya fiksi, dsb.

Anda mungkin juga menyukai