Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sifat-sifat penting :
1. Virion : bulat, berdiameter 150-200 nm (ikosahedral)
2. Genom : DNA untai ganda, lurus, 124-235 kbp, deretan berulang.
3. Protein : lebih dari 35 protein dalam virion.
4. Amplop : mengandung glikoprotein virus, reseptor Fc.
5. Replikasi : nukleus, tunas dari membran nukleus.
6. Sifat mencolok : menjadi infeksi laten, menetap tak tentu dalam inang yang terinfeksi, sering
teraktivasi dalam inang dengan imunosupressan, beberapa menyebabkan kanker.
MACAM-MACAM INFEKSI HERPESVIRUS PADA MANUSIA
A. HERPES ZOSTER
I. Gambaran Klinik :
1. Klasik :
- Vesikel di atas dasar kulit eritem
- Vesikel berkelompok besar/kecil
- Kadang bersama krusta dan erosi
2. Distribusi :
- Unilateral sesuai dermatom
- Bila lesi tunggal, banyak dan luas : disseminate (jarang : imunokompeten).
- Semua bagian dapat terserang, terutama daerah nervus optikus dan torakal (T1-T12).
3. Merupakan erupsi vesikuler, akut dan setempat
4. Etiologi : terutama usia > 40 tahun
5. Ditandai nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada
dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal, maupun ganglion serabut saraf sensoris dari
6.
nervus cranialis.
Menurut daerah penyerangannya dikenal:
a.HZ oftalmika : dahi dan sekitar mata.
b.HZ servikalis : pundak dan lengan.
c.HZ torakalis : dada dan perut.
d.HZ lumbalis : bokong dan paha.
e.HZ sakralis : anus dan genitalia.
f.HZ otikum : telinga.
I.
II.
-
DEFINISI :
Erupsi vesikuler.
Rekuren.
Penularan : aerogen, kontak kulit langsung, hubungan seksual.
VHS (Virus Herpes Simpleks).
BENTUK KLINIS
Orolabial/cold sores/feverblisters (VHS 1)
Genital, PMS (VHS 2/ virus of love)
III.PATOGENESIS
- VHS masuk melalui bibir, mulut, kulit kantong konjungtiva atau genitalia.
- Sekali kemasukan virus, ia akan menetap seumur hidup di susunan saraf pusat.
- Multiplikasi awal terjadi pada temmpat masuknya virus kelenjar limfe regional invasi
-
V. PERJALANAN KLINIK
1. Serangan Primer : sifat lebih berat, lebih lama daripada yang rekuren dengan
2.
didahului kesemutan (beberapa jam 2 hari), rasa terbakar, nyeri lesi berkelompok
kering (4-5 hari) atau menetap dalam beberapa waktu.
VI.
1.
a.
b.
c.
d.
MANIFESTASI KLINIK
Herpes Ginggivostomatitis
Biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Gejala klinis : panas tinggi, limfadenopati regional dan malaise.
Lesi berupa vesikel yang memecah dan terlihat sebagai bercak putih atau ulkus.
Dapat meluas ke mukosa, lidah, dan tonsil sehingga mengakibatkan rasa sakit, bau nafas
e.
2.
a.
b.
c.
yang busuk dan nafsu makan turun. Pada anak bisa terjadi dehidrasi.
Bisa melanjut menjadi HERPES SIMPLEKS DISSEMINATA.
Herpes Genitalis
Infeksi primer terjadi setelah masa tunas 3-5 hari.
Penularan dapat melalui hubungan seksual secara orogenital, genitor-genital, anogenital.
Lesi berupa vesikel tunggal atau berkelompok, bilateral pada dasar kulit eritematosa,
d.
kemudian berkonfluensi, memecah, membentuk erosi atau ulkus yang dangkal disertai nyeri.
Bisa didahului gejala konstitusi : demam, malaise, mialgia, sakit kepala, limfadenopati
e.
inguinal.
Pada wanita tempat predileksi utama di serviks. Timbul vesikel menggerombol pada serviks,
vagina dan vulva. Lesi vesikel ini cepat berubah menjadi erosi yang akan menjadi plak
keputihan yang tertutup membrane mukosa berwarna merah, edem dan nyeri. Gejalanya
f.
disertai panas, disuria, lekore, sakit pada daerah genital dan limfadenopati inguinal.
Pada infeksi kambuhan umumnya berlangsung singkat dan lebih ringan. Jumlah lesinyapun
g.
h.
i.
kandungan (50%) atau lahir dengan cacat badan (hidrosefali, makrosefali)/retardasi mental
Bumil dengan riwayat HS : kultur serviks tiap minggu selama 1 bulan sebelum parus.
Minimal 2x kultur terakhir harus negative, bila (+) : SC tidak lebih dari 4 jam setelah
j.
VII. DIAGNOSIS
1. Usapan Tzanck
Bahan : cairan, kerokan dasar dari vesikel ditemukan sel raksasa multinuclear, sel
2.
akantolitik (VHS=VVZ).
Kultur
Bahan : cairan vesikel yang intak, pada wanita bahan dari serviks.
VIII. DIAGNOSIS BANDING
- Oral : stomatitis aftosa, pemfigus vulgaris, penyakit bechet.
- Genital : sifilis, chancroid, LGV, granuloma inguinale.
IX.
1.
2.
a.
PENGOBATAN
Edukasi
Penyakit sangat menular bila ada lesi.
Topikal
Salep acyclovir 4x/hari selama 10 hari pengeringan lesi, efektif untuk waktu pengeluaran
b.
c.
3.
a.
virus.
Solusio/salep idoksuridin dan vidarabin efek anti virus pada herpetic keratokonjungtivitis.
Obat bebas : isopropyl alcohol (efektifitas masih dipertanyakan)
Sistemik
Akut : acyclovir 5x200 mg/hari selama 5 hari untuk mempersingkat perjalanan penyakit
b.
c.
d.
dan rekurensi.
Kronik : acyclovir 5x200 mg/hari.
Anak-anak : acyclovir 15-30 mg/kg/hari dalam 4 dosis bagi.
Immunocompromised dan erupsi variselaform Kaposi : RS (acyclovir iv 5 mg/kg BB
dengan dosis 3x sehari.
3. Stadium erupsi vesikel khas seperti tetesan embun (tear drops) pustule pecah krusta
(8-12 jam). Vesikel baru akan timbul di sekitar vesikel lama (stadium erupsi yang
bergelombang) Karena itu terdapat bermacam-macam ruam kulit (polimorf). Oleh karena
didnding vesikulanya tipis, maka bila krustanya lepas, tidak menimbulkan bekas. Dekrustasi
sempurna 1-3 minggu.
V.
1.
2.
3.
4.
KOMPLIKASI
Infeksi sekunder
Pneumoni varisela sesak nafas nyeri dada, batuk, demam tinggi.
Infeksi pada bumil TM I : kelainan congenital.
Infeksi beberapa hari menjelang partus : varisela congenital pada neonates.
VII.PENGOBATAN
1. Pada anak tanpa komplikasi
Antihistamin : mengurangi rasa gatal.
Antibiotik topical : infeksi sekunder.
2. Pada dewasa tanpa komplikasi
Acyclovir 5x400-800 mg.
3. Penderita imunocompromised
Acyclovir iv 30 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis bagi
4. Neonatus
Acyclovir iv 30 mg/kg BB/hari
VIII. PENCEGAHAN
1. Vaksin varisela : OKAVAX
2. Dianjurkan pemberian pada anak lebih dari 1 tahun.
3. Memberikan kekebalan > 97%
IX.
1.
2.
3.
PROGNOSIS
Pada anak tanpa komplikasi : infeksi sekunder, jaringan parut.
Pada dewasa : pneumoni varisela
Pada penderita imunocompromised dapat berlangsung hebat dengan angka mortalitas dan
morbiditas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Ronny P. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FKUI (Hal
381 383)
Jawets, Melnick, and Adelbergs. 2005. Medical Mycrobiology Twenty Second Ed. Jakarta :
Salemba Medica (hal 81-92, 108 111, 288 289)
Price, A. Sylvia dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi Edisi 4 Buku II. Jakarta : EGC (Hal
1288 1291)
KELOMPOK 5 :
SISKA DITANINGTIAS (1002420022)
SITI HAMIYAH (1002420023)
VILLAH WAHIDA (1002420024)
WAIFTI AMALIA (1002420025)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN KLINIK
2010