Anda di halaman 1dari 25

BA

KONSEP UMUM SISTEM AKUNTANSI

1
Tujuan Instruksional
Umum :
-

Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan pengertian sistem


secara umum.

Tujuan Instruksional Khusus :


-

Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan pengertian sistem


akuntansi

Mahasiswa mampu mengidentifikasikan sistem akuntansi dan prosedurprosedur pada setiap jenis perusahaan.

1.1 Arti Luas Sistem


Sistem secara umum mempunyai makna sebagai suatu rangkaian yang
terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu.
Setiap system terutama system buatan dan system terbuka mempunyai
beberapa karakteristik, diantaranya :
a. Mempunyai masukan, proses dan keluaran
b. Terdiri dari unsur-unsur
c. Mempunyai pemakai
d. Ada tujuan tertentu
e. Eksis di lingkungan tertentu

Input /masukan

Sistem

Proses

Sistem
XA
Sistem
D

Output /keluaran

Sistem
C

Sistem
B
Sistem
E

Suatu sistem terutama yang berkaitan dengan pengelolan suatu hal,


umumnya tidak terlepas dari prosedur. Prosedur merupakan rangkaian
pekerjaan yang sifatnya clerical dengan melibatkan beberapa bagian
ataupun person, untuk menangani suatu kegiatan yang rutin.
1.2 Pengertian Sistem Akuntansi
Salah satu system yang berkaitan dengan perusahaan adalah
system akuntansi. Pembahasan mengenai system akuntansi tidak kalah
pentingnya dengan pembahasan bidang akuntansi yang lain. Tanpa system
akuntansi yang memadai tidak mustahil kegiatan operasional perusahaan
akan terganggu.
System akuntansi merupakan suatu rangkaian bukti transaksi, dokumen,
catatan-catatan akuntansi dan laporan-laporan serta alat-alat, prosedur,
kebijakan, sumberdaya manusia maupun sumberdaya lain dalam suatu
perusahaan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk mendukung
dalam pencapaian apa yang menjadi tujuan perusahaan.
Menurut Cecil Gilespie sistem didefinisikan sebagai :
A sistem is a network of related procedures developed according to
one integrated scheme for performing a major activity of a business.
Sistem akuntansi meliputi

sistem pengolahan informasi akuntansi sejak

data direkam dalam dokumen tertentu melalui berbagai sistem pembagian


wewenang dalam perusahaan kemudian data diproses dalam media
catatan akuntansi sampai dihasilkannya informasi akuntansi.
System akuntansi dapat berbeda antara perusahan yang bergerak dalam
bidang pelayanan jasa, perusahaan dagang dan manufaktur. Antara satu
jenis perusahaan pun dimungkinkan system akuntansinya juga dapat
berbeda.
1.3 Sistem Akuntansi dan Prosedur

Suatu system akuntansi pasti berkaitan dengan prosedur-prosedur


tertentu, karena system akuntansi dijalankan dengan prosedur. Cecil
Gilespie mendefinisikan prosedur sebagai :
A procedure is a sequence of clerical operations, usually involving several
people in one or more departments, established to ensure uniform
handling of a recurring transactions of the business.
System akuntansi terdiri dari dua elemen pokok yaitu :
1. Sistem Akuntansi Pokok ( The Accounting System Proper)
2. Sistem-sistem operasional dan prosedur-prosedur.
Sistem Akuntansi Pokok meliputi
a. Bukti transaksi (dokumen, formulir
b. Catatan-catatan akuntansi, yang terdiri dari :
- jurnal
- buku besar
- buku pembantu
c. Laporan-laporan yang dihasilkan baik laporan keuangan maupun
laporan-laporan yang lain.
Elemen yang kedua, sistem-sistem operasional dan prosedur-prosedur
akan berbeda antara perusahan satu dengan yang lain.
Sistem-sistem operasional dan prosedur-prosedur dapat berupa :
a. Sistem dan prosedur penjualan
b. Sistem dan prosedur pengelolaan piutang dagang
c. Sistem dan prosedur penerimaan kas
d. Sistem dan prosedur pembelian
e. Sistem dan prosedur penanganan hutang dagang
f. Sistem dan prosedur pengeluaran kas
g. Sistem dan prosedur penggajian dan pengupahan
h. Sistem dan prosedur pengelolaan persediaan
i. Sistem dan prosedur akuntansi biaya produksi
j. Sistem dan prosedur pengelolaan aktiva tetap

Selain dua elemen pokok di atas, sistem akuntansi juga mempunyai


pengendali sistem untuk mengkoordinasikan elemen-elemen tersebut
sehingga tujuan sistem dapat tercapai. Dan yang jelas, sistem akuntansi
juga mempunyai pemakai,yaitu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan yang meliputi pemakai internal dan eksternal. Umumnya
mereka lebih banyak berkepentingan terhadap hasil akhir yang dihasilkan
dari suatu sistem akuntansi yaitu laporan keuangan.
Framework dari sistem akuntansi dapat digambarkan dalam bagan berikut
S A Penjualan

S A Piutang
dagang
S A Penerimaan
Kas
S A Pembelian

S A Hutang
dagang

Bukti/
dokumen

S A Pengeluaran
kas

Jurnal
Buku besar
Buku Pembantu

Laporan

S A Penggajian/
pengupahan
S A Persediaan

S A Akuntansi
biaya
S A Aktiva
Pada
tetap

dasarnya

Suatu sistem akuntansi dibuat untuk memudahkan dalam pengelolaan


kegiatan sehari-hari serta untuk memberikan perlindungan yang memadai
atas kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk keperluan record keeping
transaksi keuangan saja namun juga berperan besar dalam pengelolaan
kegiatan bisnis perusahaan secara keseluruhan.

SIKLUS PENGEMBANGAN

BA
B
2

SISTEM AKUNTANSI
5

Tujuan Instruksional Umum :


-

Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan tahapan-tahapan


dalam pengembangan sistem akuntansi.

Tujuan Instruksional Khusus :

Mahasiswa dapat menggambarkan suatu sistem akuntansi

sederhana

dengan menggunakan bagan alir

2.1. Penyusunan dan Pengembangan Sistem Akuntansi


Sistem
ditujukan

akuntansi

untuk

disusun

menghasilkan

dan

dipakai

informasi

perusahaan

keuangan

terutama

dalam

kadar

kehandalan yang tinggi sehingga tidak menyesatkan manajemen dan


pengguna informasi yang lain. Oleh karena itu penyusunan maupun
pengembangan

sistem

akuntansi

harus

dilakukan

sebaik

mungkin

sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.


Ada 3 (tiga ) pertimbangan utama dalam mendesain sistem akuntansi :
1. Cepat ; menyajikan informasi dalam waktu yang tepat dan relevan.
2. Aman ; dapat menjaga aset milik perusahaan.
3. Murah ; Manfaat sistem baru lebih besar dari biayanya.
Pekerjaan perancangan/ pengembangan sistem akuntansi pada umumnya
dilakukan oleh System Analist dan System Designer. Mereka biasanya
bekerja di kantor akuntan publik atau kantor konsultan bisnis.

2.2. Tahapan Pengembangan Sistem Akuntansi


Suatu sistem buatan manusia, apapun namanya, bagaimanapun
bentuknya,

memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk peningkatan

kualitasnya.
Demikian pula dengan sistem akuntansi. Suatu sistem akuntansi akan
melalui tahapan-tahapan pengembangan tertentu dan akan terus berputar
selama perusahaan yang bersangkutan masih going concern.

Tujuan dari pengembangan sistem akuntansi secara umum adalah :


1. To improve the information provided by the system in quality,
timeliness or structure of the information.
2.. To improve the accounting control and internal check that is to
improve the dependability of accounting information and to provide
complete record of accountability for the protection of the assets of
the business.
3. To decrease the clerical cost of keeping the records.
Improved Information

Tahapan-tahapan

Reduced

Improved

Clerical Cost

Internal Check

dalam pengembangan sistem akuntansi tersebut

adalah :
1. Tahap Analisa Sistem
2. Tahap Perancangan/ Pengembanagan Sistem
3. Tahap Implementasi
2.2.1. Tahap Analisa
Pada tahap ini dilakukan pekerjaan analisa pada system yang
sekarang ada. Tahap ini diawali dengan melakukan survai pendahuluan
di perusahaan yang sistemnya akan dikembangkan. Teknik survey yang
dapat dilakukan antara lain :
-

observasi/pengamatan langsung pada obyek

wawancara dengan yang berkompeten

membagi kuesioner

mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan

Survei ini adalah kegiatan

mengumpulkan data-data dan informasi-

informasi seputar operasional perusahaan yang akan berkaitan dengan

pengembangan system akuntansi.

Setelah itu selanjutnya data-data

tersebut dipelajari dan diolah untuk dijadikan dasar dalam merancang


sistem baru. Dalam tahap ini juga dilakukan analisa terhadap kelemahan
maupun kebaikan sistem yang lama/sedang berjalan, mengidentifikasi
kebutuhan dan diakhiri dengan pembuatan laporan analisa sistem.
2.2.2. Tahap Perancangan Sistem
Berdasarkan bahan-bahan/data yang sudah dikumpulkan, kemudian
dilakukan perancangan sistem. Dalam tahap ini

perancang sistem

melakukan perancanagn sistem baru dan mendiskusikannya dengan pihak


perusahaan. Perencangan ini dapat berupa perancangan sistem dan
prosedur

pendukung

atau

dapat

juga

perancangan

bukti,

catatan

akuntansi, jurnal serta laporan-laporan. Pendek kata, perancangan ini


disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
2.2.3. Tahap Implementasi
Setelah disetujui hasil rancangan sistem, tahap selanjutnya adalah
menjalankan

rancangan

sistem

tersebut

dengan

bimbingan

dan

pengawasan team perancang sistem. Tetapi harus dibuat buku pedoman


sistem dan prosedurnya terlebih dahulu guna memudahkan dalam
pelaksanaannya.
Jika dalam tahap ini masih terdapat kelemahan/kekurangan pada sistem
baru

yang

diimplementasikan,

perbaikan/revisi

kembali

lagi

dilakukan

analisa,

sistem yang masih lemah sampai pelaksanaan sistem

yang sudah direvisi tersebut dalam beberapa waktu. Apabila pelaksanaan


sistem baru tersebut sudah tidak ada kendala, maka sudah tidak
diperlukan lagi bimbingan dari perancang sistem.
2.3. Bentuk dan Pendekatan Pengembangan Sistem Akuntansi
Pengembangkan atau perancangan suatu sistem akuntansi dapat
berbentuk :
1. Baru dan lengkap
2. Pengembangan karena perluasan usaha

3. Perbaikan sebagian sistem.


Terdapat dua jenis pendekatan perancangan/ pengembangan sistem
akuntansi :
1. Bottom up : Dalam pendekatan ini yang pertama kali dirancang adalah
cara-cara untuk memproses transaksi, kemudian merancang cara
penyediaan informasi dan terakhir merancang bentuk informasi yang
dibutuhkan.
Report

Ledger

Journal

Document
1. Top down : Dalam pendekatan ini yang pertama kali dirancang adalah
bentuk

informasi

yang

dibutuhkan

pengguna

sistem,

kemudian

merancang cara penyediaan informasi dan terakhir merancang caracara untuk memproses transaksinya.
Document

Journal

Ledger
Report
9

2.4. Konversi Sistem


Konversi sistem merupakan proses perubahan dari sistem lama ke
sistem baru. Proses konversi dinyatakan selesai jika sistem baru telah
berjalan

sebagaimana

mestinya.

Ada

beberapa

bentuk

pendekatan

konversi sistem :
a. Konversi Langsung : Menghentikan sistem lama dan menjalankan/
mengimplementasikan sistem baru secara langsung.
Sistem lama
Sistem baru

b. Konversi Paralel : Sistem baru dijalankan bersamaan dengan


penggunanan sistem lama selama jangka waktu tertentu.

Sistem lama
Sistem baru
c. Konversi Modular : Konversi dilakukan pada unit-unit organisasi dalam
perusahaan. Implementasi sistem baru dijalankan pada satu atau
beberapa unit organisasi/bagian, jika berhasil kemudian penerapan
sistem baru juga dilakukan di bagian yang lain.
A
Lama

B
Lama

C
Lama

D
Lama

E
Lama

F
Lama

G
Lama

H
Lama

II
Baru
Baru

d. Konversi Phase In (bertahap) : Konversi dilakukan pada sub sistem


tertentu, sementara sebagian subsistem lama masih dipakai. Jika hal
10

tersebut berhasil baru kemudian konversi selanjutnya diterapkan pada


subsistem yang lain.
Sistem lama
Sistem baru

2.5. Teknik Dokumentasi Sistem Akuntansi Dengan Menggunakan


Bagan Alir ( Flowchart ).
Sistem akuntansi tertentu dapat dilukiskan dalam bentuk gambar
berupa
tertentu.

bagan

alir

(flowchart)

Simbol-simbol

dengan

standar

yang

menggunakan
pada

simbol-simbol

umumnya

digunakan

diantaranya adalah :
: Terminal
: Dokumen, bukti transaksi

: Kegiatan manual

: Catatan akuntansi
: On page connector
: Off page connector
: Arsip dokumen

: Proses pengambilan keputusan


: Keterangan

11

: Input data

: Processing data

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

BA
B
3

Tujuan Instruksional Umum :


-

Mahasiswa dapat memahami konsep Sistem Pengendalian Intern

Tujuan Instruksional Khusus :


-

Mahasiswa

mampu

menganalisa

dan

mengidentifikasikan

sistem

pengendalian intern yang terdapat pada suatu sistem akuntansi

3.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern.


Pengendalian Intern mempunyai pengertian secara luas dan sempit.
Dalam arti sempit pengendalian intern merupakan internal check
(pengujian kebenaran atas suatu data maupun kebenaran atas pencatatan
data ). Dalam arti luas pengendalian intern tidak sekedar menguji
kebenaran data maupun pencatatan saja, tetapi mencakup mekanisme
dari seluruh perangkat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan
fungsi pengawasan.
Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, cara dan alat-alat
yang dikoordinasikan dan digunakan dalam perusahaan dengan tujuan
untuk menjaga kekayaan milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran

data-data

akuntansi,

meningkatkan

efisiensi

usaha

dan

menjaga agar kebijakn yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan sebaik


mungkin.
Berdasarkan

tujuannya,

pengendalian

intern

mencakup

pengendalian akuntansi dan pengendalian administrasi.


Pengendalian akuntansi terdiri dari struktur organisasi dan metode-metode
atau prosedur yng berhubungan langsung dengan pengamanan aktiva dan
12

ketelitian

pencatatan

transaksi

keuangan.

Pengendalian

akuntansi

biasanya mencakup pengawasan mengenai otorisasi dengan melakukan


pemisahan fungsi dalam perusahaan secara tegas. Dengan pemisahan
fungsi, maka secara otomatis akan dapat diciptakan internal check,
sehingga terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.
Pengendalian administrasi berkaitan dengan efisiensi operasi dan ketaatan
pada

kebijakan

manajemen

dan

biasanya

tidak

secara

langsung

berhubungan dengan pencatatan finansial.


Dengan demikian, sistem akuntansi sangat berhubungan

dan

merupakan bagian dari sistem pengendalian internal, terutama perannya


dalam pengendalian akuntansi. Oleh karena itu sistem akuntansi yang
dirancang harus menyerap prinsip-prinsip pengendalian intern.
Pengamanan aset
ACCOUNTING
CONTROL
Validitas data akuntansi
INTERNAL
CONTROL
Efisiensi operasi
ADMINISTRATIVE
CONTROL
Ketaatan pada kebijakan

3.2. Elemen Sistem Pengendalian Intern


Menurut AICPA, ada 4 ( empat ) unsur pengendalian intern :
1. Struktur

organisasi

yang

memisahkan

tanggungjawab

fungsional

dengan jelas.
2. Sistem

otorisasi

dan

prosedur

pencatatan

yang

memberikan

perlindungan terhadap harta, kewajiban, pendapatan dan biaya pada


sebuah organisasi/perusahaan.

13

3. Praktek yang sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap bagian
dalam organisasi/perusahaan.
4. Karyawan yang kompeten di bidangnya.
Efektifitas

pengendalian

intern

dalam

perusahaan dipengaruhi

oleh

lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian mncerminkan sikap


dan tindakan pemilik perusahaan dan para manajer mengenai pentingnya
pengendalian intern. Efektifitas pengendalian intern sangat ditentukan
oleh atmosfer yang diciptakn lingkungan pengendalian. Lingkungan
pengendalian mencakup :
1. Falsafah dan gaya operasi perusahaan
2. Struktur organisasi
3. Berfungsinya dewan komisaris dan komite audit internal.
4. Metode pengendalian manajemen.
5. Kebijakan kepegawaian
6.Metode mengkomunikasikan wewenang dan tanggungjawab
7. Faktor-faktor eksternal.
Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang kebanyakan
masih menjalankan operasinya secara manual dalam akuntansinya lebih
menitikberatkan

pada

orang

yang

melaksanakan

sistem

tersebut.

Sedangkan untuk perusahaan yang sudah mechanized/computerized,


menitikberatkan pada orang dan juga perangkat-perangkatnya.

14

SISTEM AKUNTANSI POKOK

BA
B
Tujuan Instruksional Umum :
-

Mahasiswa
4 dapat memahami dan mampu menjelaskan pengertian dan
elemen-elemen sistem akuntansi pokok.

Tujuan Instruksional Khusus :


-

Mahasiswa dapat merancang masing-masing elemen sistem akuntansi


pokok dengan baik

4.1. Pendahuluan
Telah

dijelaskan

sebelumnya

bahwa

salah satu unsur sistem

akuntansi adalah Sistem Akuntansi Pokok (SAP). SAP terdiri dari bukti
transaksi/dokumen, catatan akuntansi (jurnal, buku besar, buku pembantu
) dan laporan keuangan. Dalam suatu sistem akuntansi, SAP ini dijalankan
dengan prosedur-prosedur tertentu oleh pihak-pihak tertentu. Dengan
demikian secara garis besar, sistem akuntansi dibentuk oleh SAP , SDM/
segmen-segmen dan prosedur-prosedur.
4.2. Bukti Transaksi
Untuk melaksanakan/menjalankan sistem akuntansi, bukti transaksi
merupakan pemicu. Setiap pencatatan dalam catatan akuntansi dimulai
dari bukti transaksi/ dokumen. Bukti transaksi adalah dasar untuk
melakukan pencatatan. Karena itu pengawasan atas penggunaan bukti
transaksi mutlak dilakukan.
Perancangan bukti transaksi yang baik harus memeperhatikan
kebutuhan informasi, rekening buku besar dan buku pembantu serta jurnal.
Untuk

mendapatkan

bukti

transaksi

yang

sesuai

dengan

kaidah

pengendalian intern, ada baiknya merancang bukti transaksi dengan


memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan bukti transaksi.

15

Prinsip-prinsip penyusunan bukti transaksi tersebut adalah :


1. Pencantuman identitas bukti transaksi
2. Pencantuman identitas perusahaan.
3. Rancangan sesuai kebutuhan.
4. Ada tembusan/ copy.
5. Pencantuman unsur internal check.
6. Pencantuman nomor urut tercetak.
Contoh bukti transaksi yang banyak digunakan perusahaan :

PT MERCON BUANA

FAKTUR

No :

Jl. Masihpanjang no 36 B
Djakarta

Kepada :.................................
...............................................
No
Nama Barang

Kuantitas

Harga satuan

Jumlah harga

Jumlah Rp
Djakarta,...................
Catatan :

Bag. Penjualan

(...............................)

PT MERCON BUANA

No :

Jl. Masihpanjang no 36 B

SURAT ORDER
PEMBELIAN

Djakarta
Kepada :................................
...............................................
Mohon dikirimkan barang-barang seperti tersebut di bawah ini :

No

Nama Barang

Kuantitas

16

Djakarta,...................
Catatan :

Bag. Pembelian

(...............................)

No.:......................
Tgl.:......................

BUKTI MEMORIAL
Uraian :

Disetujui oleh :

Dibuat oleh :

(......................)

(......................)

4.3. Jurnal
Dalam pencatatan transaksi terutama yang kebanyakan masih
manual, buku jurnal memegang peranan yang sangat penting karena
merupakan catatan akuntansi pertama yang disusun secara kronologis.
Buku jurnal terbagi ke dalam jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal khusus yang pada umumnya digunakan antara lain :
-

Jurnal Penjualan

Jurnal Pembelian

Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal Pengeluaran Kas

Jurnal Pemakaian Bahan

dan lain-lain

Untuk

merancang

format

jurnal

khusus

hal-hal

berikut

ini

harus

dipertimbangkan :
a. Pelajari karakterisrik transaksi perusahaan
b. Pencatatan ayat jurnal standarnya.
17

c. Pembuatan format jurnal khusus mengikuti ayat jurnal standarnya


Contoh format jurnal khusus :

JURNAL PENJUALAN
Tgl

Keterangan

No

Debit

Kredit

Bukti

Piutang dagang

Penjualan

JURNAL PEMBELIAN
Tgl

Keterangan

No

Debit

Kredit

Bukti

Pembelian

Hutang dagang

JURNAL PENERIMAAN KAS


Tgl

Keterangan

No

Debit

Bukti

Kas

Kredit
Rekening

Lain-lain
Jumlah

JURNAL PENGELUARAN KAS


Tgl
Keterangan

No

Debit

Bukti

Lain-lain
Rekening

Jumlah

Kredit
Kas

18

4.4. Buku Besar dan Buku Pembantu


Buku besar dan buku

pembantu adalah catatan akuntansi kedua

dalam siklus pencatatan transaksi. Format buku besar dan buku pembantu
dapat dibuat dengn variasi beberapa bentuk berikut :
1. Rekening T :
Nama rekening:
Tgl

Keterangan

No.

Ref

Debit

Tgl

Keterangan

Ref

Kredit

2. Rekening Saldo Berjalan dengan Satu Kolom Saldo :


Nama rekening:.
Tgl

Keterangan

No.
Ref

Debit

Kredit

Saldo

3. Rekening Saldo Berjalan dengan Dua Kolom Saldo :


Nama rekening:
Tgl

Keterangan

No.
Ref

Debit

Kredit

Saldo
D

Saldo
K

19

4.5. Klasifikasi dan Kode Rekening


4.5.1. Klasifikasi Rekening
Untuk menentukan klasifikasi rekening, pada umumnya metode yang
digunakan adalah pendekatan laporan keuangan dengan mengambil
skema laporan keuangan, misalnya :
Untuk klasifikasi dalam neraca :
Aktiva
Aktiva Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aktiva Tetap
Aktiva Tidak Berujud
Aktiva Lain-lain
Hutang dan Modal
Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
Modal
Untuk klasifikasi dalam laporan Laba Rugi :
Penjualan
Biaya-biaya usaha
Biaya Produksi
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan umum
Pendapatan dan biaya di luar usaha
Pendapatan sewa
Biaya bunga

4.5.2. Kode Rekening

20

Penentuan klasifikasi rekening selalu diikuti dengan pemberian kode


rekeningnya.

Hal

ini

bertujuan

untuk

mempermudah

dalam

pengklasifikasian, pengidentifikasian dan pengarsipan.


Ada beberapa metode pemberian kode rekening, diantaranya :
1. Kode dengan angka urut.
1

Kas

Piutang dagang

Persediaan barang dagang

Tanah

Bangunan

Akumulasi penyusutan bangunan

Hutang dagang

Hutang bank jangka panjang

Modal

10

Prive

11

Pendapatan

12

Biaya gaji

13

Biaya bahan habis pakai

14

Biaya penyusutan

15

Biaya utilitas

16

Biaya lain-lain

2. Kode Angka Blok


Metode ini memberikan sejumlah cadangan angka untuk klasifikasi
tertentu. Berikut ini disajikan contoh pemberian kode rekening dengan
angka blok.
01 - 24

Aktiva Lancar

25 - 33

Aktiva Tetap

34 - 36

Aktiva Tidak Berujud

37 - 39

Aktiva Lain-lain

40 - 49

Hutang Lancar

50 - 56

Hutang Jangka Panjang

21

57 - 59

Modal

60 - 62

Pendapatan

63 - 89

Biaya-biaya

3. Kode Kombinasi
Metode ini menggunakan kombinasi huruf dan angka tertentu, contohnya :
AL

01

AL

242

AT

33

HL

413

62

4. Kode Angka Kelompok


Metode ini menggolongkan rekening dalam kelompok tertentu.
Dalam laporan keuangan, yang disebut dengan kelompok adalah aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Masing-masing kelompok
memiliki golongan tersendiri. Setiap golonggan terdiri dari subgolongan
tertentu,

Masing-masing

subgolongan

mempunyai

jenis

akun,

dan

perluasan jenis akun ada di rinciannya. Secara sederhana, metode ini


dapat digambarkan dengan bagan:
X

Jenis rek.
Subgol.rek.
Golongan rek.
Kelompok rek.
Posisi angka dalam kode akun mempunyai makna tersendiri. Jumlah digit
angka dalam metode ini tergantung kebutuhan.
Berikut ini disajikan contoh pemberian kode rekening dengan angka
kelompok pada sebuah perusahaan.
Kel

Gol

Subgol Jenis

Kode

Nama rekening

22

1
1
1
1

1111

Kas

1112

Kas di Bank

1121

Persediaan

1122

Persediaan

1
1
2

barang dagang
1
2
1

1211

Tanah

1221

Bangunan toko

2111

Hutang dagang

2121

Hutang gaji dan upah

2
1
1

2
3
1
1

23

3111

Modal Mr Dalidjo

4111

Pendapatan penjualan

5111

HPP

5211

Biaya

4
1
1

5
1
1

5
2
1
gaji-administrasi
5
2
2
1

5221

Biaya utilitas-adm

5311

Biaya gaji

5
3
1
bag.penjualan

4.6. Laporan

24

Laporan yang dihasilkan sistem akuntansi pokok adalah laporan


keuangan dan juga dapat berupa laporan-laporan yang lainnya.
Neraca
Laporan

Lap. Laba Rugi

keuangan

Lap. Arus kas


Lap. Perubahan modal

Laporan

Lap. Penjualan
Laporan lain

Lap. Harga pokok produksi


Lap. Daftar Umur Piutang
Lap. Persediaan
dll

25

Anda mungkin juga menyukai