Kebijakan
Pemekaran Wilayah
Pada
Otonomi Daerah
Qisthi Khuril Wazni 15411022
M. Ishilutfidianto Pratama 15411039
Rian Farhan Abdul Hadi 15411049
S. Munawaroh Harahap 15411057
Rara Ajeng Annisa W.
Fadhilatul Ahmad Dany
Irfan Nurhadi
Desentralis
asi
Desentralisasimerupakan
penyerahan kekuasaan secara
legal (yang dilandasi hukum)
untuk melaksanakan fungsi
tertentu atau fungsi yang
tersisa kepada otoritas lokal
yang secara formal diakui oleh
konstitusi (Maddick,1963).
Otonomi
daerah
di
Indonesiaadalah
hak,
wewenang,
dan
kewajiban
daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundangundangan.
Otonomi Daerah
Alasan dianutnya
Otonomi di Indonesia
Indonesia masih belum
memungkinkan menganut
federasi
Pilihan otonomi luas merupakan
pilihan yang sangat strategis
dalam rangka memelihara
negara kesatuan
Sentralisasi telah terbukti gagal
mengatasi krisis nasional
Untuk memantapkan kehidupan
kehidupan demokrasi
dimasayang akan datang
Aspek keadilan
Landasan Peraturan
Sebelum
DOB
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
Perkembangan Provinsi di
Indonesia
1950
1999
PERUBAHAN
2010
26
234
59
319
7
164
34
205
33
398
93
524
Angka ini tidak termasuk provinsi DKI Jakarta dan 6 daerah administratif.
2010
Penambahan
Jumlah provinsi
Jumlah
kabupaten/kota
Jumlah daerah
otonom
33
491
11
54
2025(*
)
44
545
524
65
589
Membuka keterisolasian
Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan
Selatan yang baru tujuh tahun berdiri dan
merupakan salah satu daerah pemekaran
yang cukup berhasil di Indonesia, juga
cukup
pesat
pembangunan
infrastrukturnya
hingga ke pelosok
pedesaan. Salah satu best practice dari
daerah yang kaya dengan tambang
batubara ini adalah kebijakan pemerintah
kabupaten yang memberikan subsidi
pembangunan desa Rp.250.000.000,- per
tahun untuk pemberdayaan masyarakat
pedesaan. Meskipun begitu, ada masalahmasalah
clean
government
yang
dipertanyakan masyarakat di daerah
pemekaran ini.
Contoh Keuntungan
Pembentukan DOB
Permasala
han DOB
di
Indonesia
Permasala
han DOB
di
Indonesia
Permasala
han DOB
di
Indonesia
Aceh Singkil;
Aceh Barat Daya;
Gayo Lues;
Aceh Tamiang;
Kepulauan Mentawai;
Solok Selatan;
Pasaman Barat;
Siak;
Rokan Hulu;
Rokan Hilir;
Muaro Jambi;
Ogan Kumering Ulu Selatan;
Kota Lubuk Linggau;
Way Kanan;
Bangka Tengah;
Natuna;
Lingga;
Kota Tanjung Pinang;
Kota Cimahi;
Kota Banjar;
Kota Batu;
Kota Bima;
Lembata;
Manggarai Barat;
Sekadau;
Melawi;
Lamandau;
Seruyan;
Katingan;
Morowali;
Luwu Utara;
Luwu Timur;
Konawe Selatan;
Wakatobi;
Boalemo;
Bone Bolango;
Teluk Wondama;
Teluk Bintuni;
Raja Ampat;
Keerom.
Simeulue;
Aceh Jaya;
Nias Selatan;
Pakpak Barat;
Tanjung Jabung Timur;
Tebo;
Seluma;
Mukomuko;
Lebong;
Lampung Timur;
Belitung Timur;
Kota Tasikmalaya;
Kota Cilegon;
Landak;
Barito Timur;
Balangan;
Kutai Barat;
Kutai Timur;
Malinau;
Kepulauan Talaud;
Minahasa Selatan;
Mamasa;
Maluku Tenggara Barat;
Buru;
Kaimana;
Mimika;
Boven Digoel;
Mappi;
Pegunungan Bintang;
Waropen.
Kesimpulan
Konsep DOB (Daerah Otonomi Baru) merupakan penerapan dari konse
pengembangan wilayah,yaitu:
1.
Membangkitkan Kembali daerah belakang (depressed area)
2.
Mendorong dekonsentrasi wilayah
3.
Memodifikasi sistem kota-kota
4.
Pencapaian Terhadap keseimbangan wilayah
Kritik
1. Pemerintah perlu segera menyiapkan
UU tentang grand design penataan
daerah di Indonesia.
2. Harus ada regulasi yang tegas yang
mengatur
dan
membatasi
para
pejabat dan politisi khususnya di
Kemendagri dan DPR RI sehingga
mereka tidak terlalu lunak menerima
dan meloloskan usulan pemekaran.
3. Pemerintah harus mampu menjamin
bahwa setiap warga masyarakat
termasuk di daerah yang secara
geografis sulit dijangkau tetap bisa
mendapatkan pelayanan publik yang
sangat mereka butuhkan.
4. Pemerintah juga harus bisa menjamin
bahwa alokasi dana pembangunan
melalui APBN maupun APBD bisa
ditransfer secara transparan dan
akuntabel sampai ke tingkat yang
paling rendah secara adil dan
Rekomendasi
Dalam
setiap
pemekaran
dilakukan
secara
sangat
selektif baik secara syarat,
parameter dan indikator dari
wilayah yang akan di ajukan
sebagai daerah otonom baru
sampai dengan penyelesaian
RevisiUndang-Undang Nomor
32 Tahun 2004tentang
Pemerintahan Daerah.
Sumber