Anda di halaman 1dari 87

CHAPTER 6

SPEKTROSKOPI OPTIK
Metode spektroskopi membutuhkan kecocokan antara sumber cahaya dan peralatan
spektrum dalam menganalisis radiasi, hal ini dapat diaplikasikan dalam menemukan struktur
tingkat energi secara umum pada rentang energi yang sesuai seperti UV, cahaya tampak, cahaya
IR. Skema tingkat energi untuk atom dan ion pada keadaan muatan yang berbeda dapat
ditemukan dari analisis spektral di are panjang gelombang yang berbeda, sebagaimana
didiskusikan pada chapter 2. Banyak garis spektral yang diteliti adalah monograp standar.
Struktur hyperfine dapat dipelajari dalam banyak kasus menggunakan instrumen dengan resolusi
tinggi. Penelitian pertama dari struktur hyperfine menggunakan optikal spektra dilakukan pada
abad 19 oleh A. Michelson (1891) dan Ch. Fabry dan A. Perot (1897). Pembahasan struktur
sebelumnya diajukan pada akhir tahun 1807-an. Metode optik dalam mempelajari struktur
hyperfine secara khusus sangat cocok, saat ditemukannya electron-s yang tidak berpasangan
(struktur hyperfine yang luas). Sejumlah besar inti telah dipelajari dengan menganggap sebagai
spin inti dan momen selama tahunan. Banyak isotop radioaktif yang juga dipelajari
mengguanakan sampel yang sangat kecil. Meskipun metode optikal klasik mempunyai akurasi
yang rendah dibanding dengan metode resoansi (bagian 7) atau teknik laser (bagian 9), namun
memiliki ruang aplikasi yang luas. Sejumlah besar tingkat eksitasi dapat dipelajari melewati
struktur dari sebagian besar garis yang diapancarkan oleh sumber cahaya. Struktur pada garis
spektral, menghubungkan keadaan grounded atau keadaan yang berada pada kelompok yang
metastabil dengan tingkat yang lebih tinggi, keadaan umur pendek, yang juga merupakan suatu
hal bisa dipelajari melalui eksperimen absorpsi, yang mana absorpsi atomik telah di catat sebagai
distribusi spektral kontinu. Teknik spektroskopi optik klasik akan di jelaskan lebih lanjut di [6.66.8]

6.1. Light Source


Banyak tipe sumber cahaya (lampu) dalam pengembangan penyelidikan spektroskopi
atom. Jika radiasi dari sumber dianalisis langsung, dalam hal ini lampu, tentu saja, mengandung
jenis atom yang berasal dari pemancaran spektral yang dipelajari. Begitu juga sumber cahaya di

desain sebagai garis sumber cahaya. Jika sumber cahaya digunakan untuk eksitasi atom yang
dipelajari dengan metode spektroskopi, banyak sumber cahaya yang menghasilkan intensitas
yang cukup terhadap panjang gelombang eksitasi yang digunakan; kejadian yang terjadi di waktu
bersamaan antara garis dari elemen yang berbeda, contohnya, jika digunakan close-lying line
dapat menyebabkan kebingungan dalam analisi spektral yang sebelumnya terdaftar

[6.9]

Bagaimanapun, ketepatan waktu itu sangat jarang terjadi, dengan menganggap bahwa normalnya
garis tidak akan melebihi 0,001 nm. Pada eksperimen sebenarnya (ekperimen absorpsi)
Continum Light Source yang tidak menghasilkan spekrum garis yang terkarakteristik, dapat
digunakan, dengan tujuan berguna untuk eksitasi, kecuali pita absorpsi yang ditetapkan.
Berlawanan sekali degan ketiga grup sumber cahaya, laser. Disini, intensitas tiap interval
spektral banyak digunakan pada magnitude yang tinggi dari pada yang ditemukan pada sumber
cahaya. Kadang-kadang hanya transisi laser pada frequensi laser yang tepat

[6.10]

, atau kejadian

yang bersamaan dapat dipelajari. Bagaimanapun, laser yang sesuai sudah ada, sehingga membuat
aplikasi yang umum untuk sifat yang unik dari laser mungkin dapat dilakukan pada spektroskopi.
Laser akan didiskusikan pada chapter 8.

6.1.1 Line Light Sources


Akurasi dalam pengukuran spektroskopi ditentukan oleh ketajaman garis yang diukur.
catatan eksperimen mengenai lebar dari garis memiliki dua kontribusi: lebar utama (dari sumber)
dan lebar instrumen dari peralatan spektral yang digunakan. Kita pada awalnya menganggap
bahwa faktor yang berkontribusi untuk lebar utama adalah sumber cahaya. Faktor luasan juga
relevan pada ekperimen absorpsi. Kita sudah sepakat bahwa lebar radiasi alami (luasan
homogen) di tingkat energi pada chapter 4. Untuk kebanyakan sumber cahaya lebar ini cukup
kecil dibandingkan dengan luasan doppler. Dikarenakan bermacam-macam kecepatan dan arah
dari pergerakan sebuah atom yang sedang diselidiki, cahaya dengan interval frekuensi yang
spesifik dapat dipancarkan atau di serap. Seperti ilustrasi pada gambar 6.1.
Luasan doppler adalah sebuah contoh dari luasan yang tidak homogen, pada atom yang
berbeda berkontribusi pada bagian profil garis. cahaya memiliki frekuensi v0, dipancarkan dari
sumber yang sedang bergerak dengan kecepatan termal v, untuk dekat (v>0) atau jauh (v<0) dari
pengamat yang tercatat dengan pergeseran frekuensi.

Dengan sebagai berikut,

v v v0

v0v

(6.1)

Hal inilah yang menunjukkan efek Doppler. Pada sumber cahaya atau sebuah sel serapan,
kecepatan dari atom mengikuti distribusi maxwell dan sejumlah atom dengan komponen
kecepatan v dan v dv pada arah si pengamat yaitu;
dN Nf (v)dv

(6.2)

Dimana f (v) adalah fungsi distribusi dari komponen kecepatan utama v;


M 2MRT v2
f (v )
e
2 RT

(6.3)

Disini N adalah total jumlah atom, M adalah berat atom dan R adalah konstanta umum dari gas.
Tenaga cahaya dipancarkan pada interval frekuensi v sampai v v yang disebabkan oleh Pv dv .
Tenaga ini proporsional dengan sejumlah cahaya dari pancaran atom di pita, contoh, atom
dengan komponen kecepatan v diantara v dan v dv , selanjutnya

vc

v v0
v
; dv c
v0
v0

(6.4)

Dan

v v0 v
Pv dv KNf c
c ,
v0 v0

(6.5)

Dan
2
M

v v0
2 v v0
Pv dv KNf c
c

K
v0 2
v0
2 RT

(6.6)

IK,K, dan K adalah konstanta proposional. Persamaan (6.6) menjelaskan gaussian dengan
intensitas setengah pada e x 1 2 , ketika

v v v0

v
v0

M
ln 2
2 RT

(6.7)

Lebar setengah puncak maksimum (FWHM), sehingga lebar Doppler, adalah


vD 2 v

Nilai konstanta adalah 7.16 107 K

2 2 R ln 2
T
v0
c
M

(6,8)

. Sebagai contoh, untuk nilai =500 nm, T=500 K dan M=

100 merupakan luasan doppler yaitu


3 x 108

= 7.16 x 107 5 x 107 5 = 960 MHz 0.001 nm


Aturan umum, mungkin mudah untuk diingat, yaitu tipikal dari lebar doppler pada rentang
cahaya tampak untuk sumber cahaya tipikal kira-kira 0,001 atau 1000 MHz. Pada area IR
lebarnya tentu saja proporsinya kecil, kira-kira 50 MHz pada 10 m.
Jika atom yang diselidiki sering tabrakan, garis spektra akan diperluas. Dengan
meningkatkan tekanan luasan Lorentz (penyebab tabrakan antara jenis atom yang berbeda). Dan
luasan Holtsmark (penyebab tabrakan antara jenis atom yang sama) akan sangat penting. Dua
mekanisme luasan secara umum diproses bersama sebagai tekanan luasan. Lebar tabrakan,
(Po,To), hasil dari lengkungan lorentzian kira-kira 0,5 5 GHz pada tekanan atmosfer dan
temperatur ruangan. Lebar dapat dihitung untuk beberapa temperatur dan tekanan mengguanakna
relasi.
vcell ( P, T ) vcell ( P0 , T0 )

P
P0

T0
T

(6.9)

Jika tabrakan dengan elektron dan ion terjadi, lampu yang ditembakkan, luasan Stark, karena
medan listrik kuat yang dialami oleh atom selema tabrakan, akan berkontribusi juga pada nilai

total luasan garis. Mekanisme luasan garis dan hasil bentuk garis akan didiskusikan pada
6.14]

[6.11-

.
Pada gambar 6.2 jumlah garis sumber cahaya telah digambarkan secara skematik. pada

sebuah gas DC yang kehilangan antara dua elektroda spektra mudah untuk dihasilkan. Arus yang
hilang umumnya sangat sedikit , kira-kira 100 mA. Pada dasarnya arus yang kuat digunakan
pada lampu DC. Katoda yang berisi jenis atom yang mudah menghasilkan spektrum. Atom
dibawa ke dalam lampu, kemudian di bakar diantara katoda dan anoda yang mana berada
keadaan gas yang tetap, melewati pemutar. Tipe lampu telah secara luas digunakan untuk
mempelajari kekuatan garis spektral (kemungkinan transisi)[6.15-6.16].
katoda hollow adalah sumber cahya yang lebih berguna, dimana menghasilkan
perbandingan garis spektral yang tipis. Tembakkan DC dengan tipikal 10 sampai 500 mA
bergerak melalui gas dengan tekanan tetap (tekanan 1-5 torr) antara anoda dan katoda yang
berbentuk cincin., dimana terbuat dari unsur yang telah dipelajari. Lubang, dengan kedalaman
dan diameter 5 mm di lubangi pada katoda. Dikarenakan distribusi medan disekeliling lubang
maka kehilangan energi akan lebih cepat menghilang kedalam lubang. Atom yang di putar
kedalam akan mengalami ledakan ion, dan atom tersebut akan tereksitasi. Pancaran cahaya akan
ditemukan di lubang. Dengan mendinginkan katoda hollow menggunakan cairan nitrogen, lebar
doppler, akan mendominasi sumber luasan, kemudian hal tersebut akan berkurang.
Pada elektrik discharge spark secara umum memiliki energi eksitasi yang tinggi dari
pada sumber yang dijelaskan sebelumnya. Kapasitor yang lebar (~0,5 F) ditembakkan melewati
batas spark antara 2 elemen elektroda yang dipelajari. Kadang-kadang sepotong bahan isolasi
ditempatkan antara elektroda untuk memandu percikan (spark yang melaju). Ionisasi yang sangat
tinggi pada atom dengan lebih dari 10 elektron dihapus dapat ditemukan

dan dipelajari

spektrumnnya. Emisi cahaya berselang dari percikan spark sangat bagus dipelajari dengan
spektrograf dengan rekaman fotografi, karena plat fotografi adalah pembangkitan cahaya yang
sempurna. Rekaman fotolistrik, yang jarang digunakan, karena tidak cocok ketika bekerja
dengan jenis sumber cahaya. Plat fotografi yang menghitam dicatat bisa mudah merekam dengan
metode photoelectrical (microdensitometer).
Sebuah frekuensi radio lampu discharge yang tertutup dapat digunakan untuk sebagian
besar elemen yang mengembangkan tekanan uap yang cukup (> 10 -3 torr) dalam kisaran suhu di
mana kaca atau quaitz vessels dapat digunakan (di bawah 1000 C), lampu disegel di bawah

vakum tinggi setelah sejumlah kecil dari unsur yang telah dibawa ke dalamnya dengan
memanaskan segumpal materi yang disimpan. Lampu akan ditempatkan di kumparan RF di
dalam oven, dan daya RF dari biasanya l00 W diterapkan. Jenis lampu yang sering digunakan
untuk atom alkali pada suhu rendah diperlukan dalam kasus ini, tekanan uap logam dapat diatur
secara akurat oleh sirkulasi minyak sekitar jari dingin di kotak lampu, yang disimpan pada
temperatur sedikit lebih tinggi. titik Terdingin pada kapal akan menentukan tekanan uap logam.

Di lampu atomik, tembakan atom dirangsang dalam kumparan RF, dan cahaya yang
dipancarkan pada sudut kanan pada tembakan atom yang dikumpulkan. Dengan cara ini
pelebaran doppler dari garis emisi akan jauh berkurang. Prinsip yang sama untuk pengurangan
lebar garis digunakan dalam pengukuran penyerapan, di mana penyerapan dari distribusi panjang

gelombang terus menerus oleh atom direkam pada sudut kanan pada tembakkan atom yang
dikumpulkan. Lebar doppler yang dihasilkan ketika atom dengan arah yang diinginkan gerak
yang digunakan dapat hitung dengan cara yang sama seperti untuk kasus dengan arah gerak
merata. Pada kasus prakti, lebar garis lebih dari puluhan MHz diperoleh dalam penyerapan optik
pada pengukuran tembakan atom, dengan kecepatan termal (beberapa ratus m/s) [6.17-6.23]. Berikut
sinar dari laser daya tinggi difokuskan ke posisi kecil di permukaan dari substrat logam.
Biasanya Nd: Laser Kaca (bagian 8) digunakan dengan energi pulsa sekitar 10 J dan panjang
pulsa beberapa ns. Suhu plasma setinggi 10 6 -10 7 K diperoleh. Ionisasi terjadi sangat cepat dan
pada keadaan ionisasi rendah tidak punya waktu untuk memancarkan. Keadaan maksimum
ionisasi (hingga 60 elektron dihapus) dapat bervariasi dengan mengubah energi pulsa dan fokus.
Laser menghasilkan spektrum plasma lebih mudah untuk diterima daripada spektrum dari
percikan spark, di mana sejumlah besar tahap ionisasi secara bersamaan menghasilkan garis
spektrum. Khususnya, jika bahan target dengan Z yang tinggi menggunakan sinar-x kontinu
yang kuat juga akan diperoleh. Radiasi ini sebanding dengan yang dihasilkan oleh elektron
sinkotron (bagian 6.1.3). Radiasi gelombang pendek tersebut sangat berguna baik untuk
penyelidikan spektroskopi dan aplikasi teknis seperti mikroskop sinar-X sehubungan dengan
sirkuit semikonduktor (lihat bagian 5.1.3 dan 9.6.4).
Dalam penelitian fusi laser, tembakan daya tinggi yang dibuat untuk menabrak target kecil
deuterium dan tritium

[6.24]

. Hal ini juga memungkinkan untuk mempelajari terionisasi sangat

tinggi dari spektrum generator plasma lain yang digunakan dalam penelitian fusi, seperti mesin
tokamak, Sebuah sumber cahaya plasma yang lebih kecil adalah pinch theta, di mana pulsa arus
kuat dalam memaksa satu putaran koil dan kontak pada plasma. Analisa spektral dari cahaya
plasma berfungsi penting sebagai alat diagnostik dalam mesin penelitian fusi [6.25].
Akhirnya, sumber sinar dan aplikasi akan dijelaskan. Teknik ini diperkenalkan pada
tahun 1963 oleh Bashkin dan Kay [6.26; 6.27]. Prinsip-prinsip spektroskopi sinar diilustrasikan pada
gambar 6.3, Ion dari elemen yang akan diteliti diproduksi dari energi yang terdefinisi dengan
baik (kecepatan) dalam akselerator ion. Ion-ion (dengan kecepatan khas 106 m/s) melewati 50
nm foil karbon tebal, di mana eksitasi sangat mendadak terjadi (waktu bagian adalah ~ 10-14 s).
perbedaan ion dibentuk dengan paksa. Sebuah elektron juga dapat diambil dan atom netral
kemudian dibentuk. Keadaan tereksitasi akan meluruh setelah melewati foil dan spektrum yang
sesuai dapat direkam dengan spektrometer. Karena hamburan lateral tertentu dalam foil dan

karena sudut yang solid terbatas maka harus digunakan untuk mendeteksi foton, pelebaran
doppler untuk partikel cepat akan besar, biasanya beberapa 0,1 nm. Lebar garis bagaimanapun
dapat dikurangi dengan menggunakan teknik pencitraan khusus (refocusing)

[6.28]

. Sebuah sinar

spektrum khas ditunjukkan pada gambar 6.4.

Karena kecepatan partikel diketahui, skala waktu yang ditentukan diperoleh setelah foil
dan peluruhan dapat diamati secara langsung. Seperti pengukuran foil biasanya yaitu bergerak
maju-mundur sementara sistem deteksi tetap, kehilangan energi tertentu dan kecepatan
penyebaran (terurai) diperoleh sebagai ion melewati foil dan efek kecil bisa dipelajari jika
kecepatan analisa elektrostatik ditempatkan setelah foil, seperti diilustrasikan pada gambar.
waktu hidup dari keadaan tereksitasi atom dan ion dapat dengan mudah diukur dengan metode
sinar-foil. Sejak proses eksitasi ini tidak selektif, kurva peluruhan harus hati-hati dianalisis

sehingga peluruhan dari keadaan yang lebih tinggi dapat diidentifikasi dan diperbaiki untuk
[6.30;6.31]

. Pengukuran umur hidup menggunakan teknik sinar-foil yang diilustrasikan pada gambar

6.5. Metode tembakan foil menghasilkan kekuatan sinyal rendah, karena kepadatan partikel
dalam berkas biasanya 105 ion/cm2. Ion akselerator dalam rentang energi yang berbeda dapat
digunakan: dari pemisah massa menghasilkan 100 KeV energi untuk akselerator berat
menghasilkan energi partikel hingga 300 GeV. Atom terionisasi 90 kali telah diamati. Dalam
rangka untuk menentukan baris milik keadaan ionisasi tertentu, medan listrik yang kuat dapat
diterapkan untuk mengalihkan balok sesuai dengan bagian yang bertanggung jawab atas berkas
ion konstituen.

Sebagai akibat dari eksitasi foil secara tiba-tiba, atom dan ion bisa diarahkan pada
keadaan kuantum mekanik yang merupakan superposisi koheren eigenstates. Dengan "koheren"
maksud kita dalam konteks ini bahwa hubungan yang terdefinisi ada antara faktor fase
eigenstates yang berbeda. Jika sub-levels tidak sama namun tingkat tertentu membawa
"keselarasan", beberapa komponen dari cahaya yang meluruh, secara tiba-tiba keadaan
dimodulasi pada frekuensi yang sesuai dengan pembagian energi antara sub-states. keselarasan
dapat diperoleh dalam proses eksitasi beam foil, terutama jika simetri rusak dengan memiringkan
foil berhubungan dengan sinar ion

[6.33]

. Hal ini disebut spektroskopi kuantum-beat, yang

diperlakukan secara teoritis untuk kasus tembakan-foil pada

[6.34]

, sangat berguna untuk

mengukur garis dan pemisahan struktur hyperfine. Teknik ini diilustrasikan pada penemuan
struktur yang bagus dari 4 He pada gambar 6.6. Sebuah contoh struktur kuantum hyperfine
diberikan pada gambar 6.7. Kami akan kembali ke eksperimen quantum-beat pada bagian 9.4.5,
di mana kasus yang lebih baik didefinisikan optik (laser) eksitasi dibahas.
Sebagaimana telah kita lihat, sumber sinar-foil menawarkan banyak kemungkinan untuk
studi spektrum, daya tahan dan tingkat pemisahan, dan data yang ekstensif telah dikumpulkan
selama 30 tahun
[6.42-6.48]

[6.37-6.41]

lalu. Ulasan komprehensif bidang spektroskopi sinar-foil telah ditulis

6.1.2 Continum Light Source


Black-body emitter adalah jenis yang paling sederhana dari sumber cahaya kontinum.
Radiasi dari pita tungsten dipanaskan pendekatan bahwa dari emitter Planck. Namun, untuk suhu
tertentu hanya sekitar 30% dari daya yang dipancarkan oleh bagian yang benar-benar hitam
diperoleh (emisivitas: 30%). Suhu tertinggi dicapai dengan cara ini adalah 3400 K. Biasanya,
suhu yang bekerja untuk lampu tungsten adalah sekitar 2900 K. Lampu seperti ini berguna dalam
panjang gelombang 320 nm wilayah 2.5 m. Diagram radiasi Planck untuk suhu karakteristik
tertentu ditunjukkan pada gambar 6.8, yang juga menggambarkan perpindahan dari panjang
gelombang emisi maksimum terhadap panjang gelombang yang lebih pendek dengan
meningkatnya suhu (hukum perpindahan Wien: maxT-1). Untuk wilayah IR yang disebut
pandangan marah Nernst yang sering digunakan. Ini terdiri dari batang pemanas dari disinter
cerium dan zirkonium oksida (1500-2000 K).

Dalam UV dan daerah lampu memanfaatkan debit gas yang sering digunakan. Dalam
lampu deuterium pada tekanan beberapa puluhan Torrs, garis spektrum yang diperluas untuk
spektrum kontinu seperti hanya puncak tertentu yang tersisa. Wilayah praktis digunakan adalah
180-380 nm. Lampu dengan tekanan yang lebih tinggi juga dapat digunakan. Dalam xenon dan

mercury lampu tekanan puluhan atmosfer yang sering digunakan. Distribusi spektral beberapa
lampu isian gas disajikan pada gambar 6.9. Meskipun daya output total dari sumber kontinum
semacam ini bisa sangat tinggi (> IKW), kekuatan dalam suatu wilayah sesuai dengan garis
serapan atom individu (0.001-0.005 nm) selalu kecil.

6.1.3 Radiasi Sinkrotron


Selama beberapa tahun terakhir elektron synchrotrons telah sering digunakan sebagai
sumber radiasi kontinum. aslinya, radiasi yang diperoleh "secara parasit" dari mesin yang
dibangun untuk percobaan fisika nuklir. Akhir-akhir ini, banyak mesin yang didedikasikan untuk
beberapa cahaya telah dibangun. Karena percepatan sentrifugal yang kuat (~1016 g untuk
elektron dengan kecepatan dekat dengan c dalam orbit dari radius 1 m), elektron akan
memancarkan radiasi. Pada kecepatan rendah pola emisi adalah distribusi normal 6 dipol dengan
jari-jari orbit sebagai sumbu simeteri (gambar 6.10). Karena efek relativistik karakteristik emisi
akan sangat memuncak dalam sesaat arah penyebaran dari berkecepatan tinggi elektron [6.49; 6.50].
Sudut pembukaan emisi kerucut berbanding terbalik dengan energi elektron. Cahaya terpolarisasi
linier. Total daya meningkatkan radiasi sinkrotron sebagai kekuatan keempat elektron energi E.

P W 88.5

I mA E GeV
R m

(6.10)

di mana I adalah arus tembakan elektron dan R adalah jari-jari orbit elektron. Secara klasik
frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh edaran elektron akan menjadi kebalikan dari periode
revolusi dan biasanya besarnya 10 MHz. Namun, karena efek relativistik terhadap tingkatan
sangat tinggi maka dipancarkan pada kekuatan tinggi. Karena waktu yang singkat untuk radiasi

pinggiran dari elektron individu akan menyapu detektor dan fluktuasi energi dan posisi orbit,
distribusi frekuensi diolesi keluar ke kontinum yang meluas pada panjang gelombang yang
sangat pendek. Sebuah sumber radiasi sinkrotron biasanya diklasifikasikan oleh panjang
gelombang () karakteristiknya.

c 5.6

R m

E GeV

(6.11)

Distribusi intensitas maksimum cukup dekat dengan c. Panjang gelombang karakteristik yang
khas, makin besar sekitar 1 nm. Hal ini dimungkinkan untuk mengungkapkan distribusi setiap
radiasi elektron sinkrotron dalam satuan intensitas normal menggunakan panjang gelombang
karakteristik sebagai unit panjang gelombang. Fungsi universal distribusi ditunjukkan pada
gambar 6.11. Agar mencapai intensitas radiasi yang tinggi cincin penyimpanan elektron
digunakan. Tata letak cincin seperti ditunjukkan pada gambar 6.12. Dalam cincin ini, dipompa
oleh (diisi dari) akselerator elektron, arus yang keluar sebesar 1 A. Menggunakan medan
frekuensi radio dengan energi yang cukup dikirimkan ke elektron untuk mengkompensasi
kehilangan radiasi. (perbandingan dengan model atom Bohr). Di cincin elektron tersebut diatur
dalam sirkulasi tandan. Dengan demikian emisi seperti yang terlihat oleh pengguna yang
ditempatkan tangensial ke orbit akan berdenyut dengan lebar pulsa di wilayah sub-nanosecond
dan tingkat pengulangan urutan MHz ke GHz. Jadi percobaan waktu yang diselesaikan dapat
ditunjukkan di

[6.51; 6.52]

. Data untuk sejumlah fasilitas produksi radiasi sinkrotron diberikan

dalam tabel 6.1. Dengan ukuran synchrotrons yang memungkinkan intensitas per lebar Doppler
yang dicapai sebanding dengan yang diperoleh dari sumber cahaya halus efisien. Namun,
intensitas meningkat terhadap UV ekstrim (XUV) dan wilayah sinar-x, di mana tidak ada sumber
cahaya kontinum yang sebanding.

Kinerja syncrotrons dan cincin penyimpanan dapat lebih ditingkatkan dengan


menggunakan wigglers atau undulators

[6.53]

. Pada bentuk jenis sistem angka lokal, belokan

tajam dalam tembakan elektron yang dibuat menggunakan magnet yang kuat. Dengan cara ini

emisi lokal panjang gelombang pendek masih dapat diperoleh, lihat (6.11). Sebuah modulator
struktur berkala magnet pada bagian yang lurus dari jalur elektron antara magnet bengkok besar
pada mesin, di mana elektron yang bolak-balik menghasilkan radiasi yang sangat kuat pada
panjang gelombang yang sempit (pita fundamental dan band nada tinggi) dan dalam arah yang
jelas. Dengan memperkenalkan tindakan cermin laser yang cocok dapat dicapai dalam apa yang
disebut Free-Electron Laser (FEL)

[6.54- 6.62]

. Radiasi merdu dengan kekuatan sangat tinggi pada

akhirnya menjadi layak.


Beberapa FEL sekarang beroperasi memproduksi radiasi yang sesuai sebagian besar
meliputi IR, wilayah spektral. Operasi FEL di daerah tampak dan UV juga telah dibuktikan di
beberapa fasilitas. Generasi cahaya koheren dari undulator mungkin tanpa memakai cermin laser
di proses klystron

[6.63]

. Dalam undulators yang sangat panjang dengan kualitas elektron-beam

sangat tinggi SASE (Self-Amplified Spontan Enussion)-Operasi FEL haruslah mungkin

[6.64]

perangkat tersebut, kini dibangun, misalnya, di DESY (Hamburg), yang memiliki potensi untuk
menghasilkan radiasi koheren ultra-intens turun ke kisaran 10 nm dan mungkin lebih rendah.
The Inverse Laser Free-elektron (IFEL) aksi

[6.65]

dapat digunakan untuk mempercepat elektron

menggunakan sinar laser intens.


Radiasi Synchrotron memiliki banyak aplikasi dalam sejumlah besar ilmiah dan industri
bidang: fisika, kimia, biologi, kedokteran dan elektronik. Berkenaan dengan spektroskopi atom
dan molekul, radiasi sinkrotron ini terutama berlaku untuk sinar-x dan studi fotoelektron. Di
sebagian besar percobaan itu perlu untuk memiliki foton monochxomatized, yang dapat diperoleh
dengan menggunakan monokromator yang dirancang khusus mampu menangani radiasi.
Pengaturan untuk studi ESCA (bagian 5.2) dengan menggunakan radiasi sinkrotron ditunjukkan
pada gambar 6.13. Daerah lain yang penting di mana radiasi sinkrotron dapat diterapkan adalah
EXAFS (Spektroskopi Penyerapan sinar-X Struktur Halus Extended, bagian 5.1.2). Spektrum A
dapat direkam dalam biasanya 1/1000 waktu yang dibutuhkan ketika sumber sinar-X
konvensional digunakan, radiasi Synclirotron dan aplikasinya telah dibahas dalam [6.67-6.72].

6.1.4 Sumber Radiasi Alami


Sehubungan dengan sumber cahaya kontinum kita juga akan mempertimbangkan
beberapa sumber radiasi alami. Matahari jelas merupakan sumber radiasi yang paling kuat dan,
terlepas dari sejumlah besar penyerapan dan emisi garis, pada dasarnya hal itu memancarkan

seperti sumber radiasi Planck pada suhu 6000 K (gambar 6.14). Bulan memperlihatkan distribusi
yang sama, meskipun sekitar 106 kali lebih lemah. Langit yang cerah juga menghasilkan
distribusi kontinum seperti (gambar 6.15). Distribusi dari matahari meningkat menuju wilayah
biru karena ketergantungan panjang gelombang yang kuat dari hamburan Rayleigh. Selanjutnya,
pada umumnya radiasi ~ 300 K di wilayah IR karena emisi panas atmosfer. Distribusi spektral
langit malam ditentukan oleh bintang-bintang yang tersebar, seperti galaksi dan cahaya zodiak
(gambar 6.16).

6.2 Instrumen Resolusi Spektral


Instrumen resolusi spektral dari berbagai jenis yang digunakan untuk menyelesaikan
komponen panjang gelombang cahaya yang berbeda. Faktor-faktor penting untuk perangkat
tersebut penyelesaian daya dan transmisi cahaya. Penyelesaian daya R didefinisikan oleh

(6.12)

di mana adalah lebar garis yang dihasilkan dari alat spektral saat menggunakan cahaya
monokromatik dengan panjang gelombang . Kita akan menjelaskan empat jenis instrumen:
prisma dan kisi-kisi instrumen, interferometer Fabry-Perot dan spektrometer. Instrumen
spektroskopi telah dibahas dalam [6.6;

6.7; 6.75]

6.2.1 Spektrometer Prisma


Nama-nama seperti spektrometer, spektroskop, spektrograf atau monokromator digunakan
untuk dasarnya untuk jenis instrumen yang sama, yang diterapkan dengan cara yang berbeda.
Prinsip spektrograf prisma yang diilustrasikan pada gambar 6.17. Penyelesaian daya R
ditentukan oleh dispersi, dn/d, dan panjang prisma dasar b

dn
b

(6.13)

Jika prisma yang terbuat dari batu kaca (dn/d = 1200 cm-1 pada ~500nm) dan memiliki
panjang dasar 5 cm, maka penyelesaian daya R akan bernilai 6000. Untuk alasan praktis ukuran
prisma harus akan dibatasi dan dengan demikian jenis spektrograf ini akan diperlukan resolusi
yang relatif rendah. Batas lebar celah yang digunakan jelas akan mengurangi teori penyelesaian
daya yang diberikan di atas. Karena dispersi prisma meningkat terhadap panjang gelombang
yang lebih pendek, resolusi diperoleh pada instrumen prisma akan bervariasi terhadap panjang
gelombang. Pada gambar 6.18 dispersi bahan prisma yang berbeda akan ditampilkan. Gambar
6.19 menampilkan lebar celah yang diperlukan untuk mencapai pita 1 nm pada spektrometer
prisma khas.

Instrumen komersial yang sering digunakan dengan sebutan gunung Littrow. Berikut
prisma Littrow dengan sudut 30 dan satu permukaan perak, seperti ditunjukkan pada gambar
6.20, digunakan untuk meningkatkan dispersi. Pengaturan dengan lensa atau cermin dapat
digunakan untuk pengumpulan cahaya yang masuk ke prisma dan untuk memfokuskan balok
dibiaskan terhadap pelat fotografi atau celah keluar.
Prisma dari berbagai jenis dapat digunakan untuk membelokkan atau menyimpang
seberkas cahaya. Mereka dapat membalikkan atau memutar gambar dan mereka dapat digunakan
untuk pemisahan keadaan yang berbeda dari polarisasi. Beberapa prisma yang sering digunakan
dalam sistem optik dan spektroskopi akan dibahas di sini. Ilustrasi ditemukan pada gambar 6.21.

Sebuah prisma sudut kanan menggunakan refleksi internal total dari kemiringan
simpangan yang tidak dilapisi beam sebesar 90, jika gambar tegak lurus terhadap salah satu
permukaan pintu masuk. Jenis prisma ini sangat berguna untuk penyimpangan daya tinggi sinar
laser.

Pada bagian Amici (atap) prisma, sisi miring dalam prisma sudut kanan digantikan oleh
dua permukaan reflektor internal yang berorientasi pada 90 satu sama lain. Prisma ini juga
mengalihkan sinar sebesar 90 tetapi pada saat yang sama berputar gambar dengan 180. Prisma
Penta-mengalihkan sinar yang masuk sebesar 90 terlepas dari insiden sudut dan tidak
membalikkan atau membalikkan gambar. Prisma ini tidak beroperasi pada refleksi internal total
tetapi membutuhkan lapisan cermin di dua permukaan.

.
Prisma Pellin-Broca juga membelokkan sinar sekitar 90 tetapi itu merupakan prisma
dispersif, sering digunakan untuk sinar laser warna terpisah yang berbeda setelah konversi
frekuensi nonlinear (bagian 8.6). Dengan menggabungkan empat prisma Pellin-Broca,
pemisahan balok dengan arah dipertahankan propagasi dapat dicapai. Pada sudut pandang lurus
warna prisma tersebar di depan arah yang di capai. prisma dove juga mengirimkan cahaya dalam
arah maju tapi tanpa dispersi. Prisma ini memiliki sifat penting dari memutar gambar (dua kali
tingkat angular prisma). Sebuah prisma kubus dengan total tiga wajah pantulan internal
orthogonal, bertindak sebagai reflektor. Sebuah sinar akan memasuki sudut kubus, setelah 3
refleksi, kemudian akan dikirim dalam arah yang berlawanan terlepas dari sudut insiden. Seiring,
reflektor sudut kubus terbuat dari 3 cermin pertama-permukaan bukan dari kaca padat atau
kuarsa.

6.2.2 Spektrometer Grating


Sebuah kisi refleksi digunakan untuk pemisahan spektral dalam spektrometer kisi.
Susunan dasar ditunjukkan pada gambar 6.22. Interferensi konstruktif diperoleh ketika perbedaan
optik adalah angka integer (m) panjang gelombang untuk difraksi di jalur yang berdekatan,
seperti yang diungkapkan oleh persamaan kisi

m d (sin sin )

(6.14)

Berikut d adalah pemisahan garis dan dan sudut insiden dan refleksi, masing-masing.
penyelesaikan daya R dari kisi-kisi ditentukan oleh jumlah baris terang N dan urutan difraksi m,
yaitu.

N m

(6.15)

Jadi 10 cm kisi dengan 3000 garis/cm memiliki daya penyelesaian 30000 diurutan
pertama. Kisi-kisi pertama kali dibuat oleh J. Praunhofer pada tahun 1823. Biasanya, kisi yang
diperintah di lapisan permukaan aluminium pada substrat dengan menggunakan ujung berlian.
Peran ini dilakukan oleh mesin dengan presisi tinggi, yang secara interferometri terkendali. Kisikisi replika yang dipasarkan, diproduksi oleh produser. Selama beberapa tahun terakhir kisi-kisi
hologram telah banyak digunakan. Kisi-kisi ini diproduksi dengan merekam pinggiran gangguan
dari dua sinar laser yang bersebrangan. Sebuah laser Ar+ yang bekerja pada photoresist dapat
digunakan dengan kerapatan hingga 6000 garis/mm dapat dicapai.
Intensitas yang dibiaskan pada panjang gelombang tertentu tergantung pada bentuk garis.
Kisi-kisi yang dibuat dengan sudut "api" tertentu, dipilih sesuai dengan daerah panjang
gelombang yang akan enlianced melalui tindakan reflektif (gambar 6.23). Efesiensi dari kisi-kisi
yang bisa sampai 70% pada sudut api untuk urutan tertentu. Baru-baru ini, juga telah menjadi
mungkin untuk menghasilkan kisi-kisi dengan kobaran api dengan proses holografik.
Berdasarkan perintah mekanisme kisi-kisi yang disebut garis bayangan dapat muncul karena
kesalahan berkala dari mekanik mesin. garis tersebut tidak dihasilkan dari kisi-kisi hologram,

yang juga memiliki tingkat yang lebih rendah dari cahaya tersebar (cahaya liar). Sedangkan
urutan difraksi pertama biasanya digunakan dalam spektrometer kecil, urutan difraksi tinggi
sering digunakan dalam instrumen penelitian besar. Salah satu kelemahan dari spektrometer kisikisi adalah bahwa untuk kisi tertentu pengaturan serangkaian panjang gelombang

0 , 0

2, 0 3,......., dst adalah difraksi dalam arah yang sama (perintah tumpang tindih).
Masalahnya bisa dihilangkan dengan menggunakan filter atau pre-monochromator

dengan resolusi sangat tinggi, tetapi juga banyak urutan yang tumpang tindih, diperoleh dengan
kisi echelle (gambar 6.24). Kisi-kisi tersebut beroperasi pada suatu sudut tinggi. Kisi-kisi Echelle
memiliki beberapa baris relatif/mm tetapi beroperasi pada urutan difraksi yang sangat tinggi.
Penyelesaian daya pendekatan 106 dapat dicapai dengan instrumen kisi. Karakteristik kisi
dibahas dalam [6.77].
Spektrometer kisi secara umum, dilengkapi dengan cermin sebagai pengganti lensa.
Beberapa pengaturan biasa ditunjukkan pada gambar 6.25. Instrumen untuk daerah tampak
sering memanfaatkan pengaturan Ebert atau Czerny-Turner. Sebuah kisi pada gunung Littrow
sering digunakan untuk tuning warna pulsa laser (bagian 8.5.1). Dengan menggunakan kisi
cekung yangmerupakan kebutuhan collimating dan fokus cermin dihilangkan, yang sangat
berharga di daerah VUV (ultraviolet vacum) dan XUV (UV ekstrim), di mana cermin
konvensional tidak efektif.
Pengaturan udara menggunakan lingkaran Rowland sering digunakan. Celah masuk, kisikisi dan gambar spektral semua pada lingkaran yang memiliki diameter sama dengan jari-jari
kelengkungan kisi cekung. Untuk panjang gelombang yang sangat pendek yang diperoleh
spektrum dari atom yang sangat terionisasi atau spektrum sinar-x, sudut datang digunakan untuk
meminimalkan kerugian penyerapan dalam kisi-kisi.
Sinar yang meninggalkan monokromator selalu mengandung sejumlah kecil radiasi pada
panjang gelombang lain dari yang dipilih. Cahaya liar ini disebabkan refleksi dan hamburan dari
berbagai belahan monokromator. Jumlah cahaya liar banyak dikurangi menggunakan sebuah
monokromator ganda yang terdiri dari dua monokromator tunggal yang terhubung hanya melalui
perantara umum (keluar/masuk) celah.

6.2.3 Interferometer Fabry-Perot


Interferometer Fabry-Perot diperkenalkan oleh C.Fabry dan A.Perot pada tahun 1896.
Interferometer ini terdiri dari dua cermin datar yang terhubung paralel dengan reflektifitas tinggi

dan penyerapan yang rendah. Cahaya akan masuk pada interferometer serta menjalani refleksi
ganda diantara cermin dimana bagian dari cahaya ditransmisikan (gambar 6.26). Komponen
yang berbeda dari cahaya akan ditransmisikan dengan pengganggu tak terhingga, tetapi pola
interferensi dapat dicitrakan pada layar menggunakan lensa. Menurut prinsip Fermat fase relatif
dari sinar yang berbeda tidak akan diubah oleh perjalanan mereka melalui lensa. Untuk analisis
kami memperkenalkan simbol berikut yang berkaitan dengan intensitas cahaya:
The Fourier Transform Spectometer (FTS) merupakan interferometer dengan 2
tembakan, yang merupakan tipe michelson. R : refleksivitas lapisan cermin; T : transmisi lapisan
cermin; A : serapan lapisan cermin. Dengan hubungan,

R T A 1

(6.16)

Dengan amplitudo yang bersesuaian nilainya dengan r, t, dan a seperti berikut;


r2 R

t2 T
a 2 A

(6.17)

Selanjutnya akan dikenalkan: l: jarak antar layer; n: indeks bias antar layer; : sudut datang
cahaya, f: fokus lensa, : panjang gelombang yang berasal dari cahaya monokromatik, :
pergeseran fase antara dua sinar yang muncul, dan s,S: amplitudo.

Pertama kita akan menghitung bagian perbedan optik (perlambatan) antara dua cahaya berturut
menggunakan gambar 6.27, yaitu

2nl cos

(6.18)

mf

(6.19)

Dibutuhkan interferensi konstruktif

Dimana m adalah nilai integer (m104). Semua sinar yang datang pada permukaan yang
mengumpul itu adalah sama. Selanjutnya kita memperoleh sistem cincin pada layar. Jari-jari
cincin di simbolkan dengan . Untuk sudut yang kecil kita asumsikan cos 1 2 2 dan

f , lalu kedua persamaan (6.18) dan (6.19) di hasilkan m 2nl 1 2 2 f 2 dan


f

2nl m nl

(6.20)

Dengan demikian, untuk kasus ketika interferensi konstruktif terjadi pada sumbu simetri
(akar kuadrat adalah nol untuk m m0 ), cincin dengan m m0 1, m0 2 , akan memiliki jari-jari
sebanding dengan 1, 2, 3, dll.
Sekarang kita akan mempelajari distribusi intensitas lebih terinci. Menggunakan gambar
6.26 kita menemukan bahwa total amplitudo yang ditransmisikan S untuk kasus a = 0, misalkan
t2 = 1 r2, akan memberikan deret geometri

S st 1 r e r e
2

2 i

Dimana pergeseran fase adalah

4 i 2

6 i 3

r e

...

s 1 r 3
1 r 2ei

(6.21)

2 v
c

(6.22)

Menggunakan amplitudo S kita temukan intensitas yang bersesuaian yakni I

IS
2

Tetapi

s 2 1 r 2

1 r 2 ei ei r 4

ei ei
cos 1 2sin dengan s2 =I0 kita peroleh
2
2

4r 2
2

I I 0 1
sin
2
1 r 2

Akhirnya, serapan pada lapisan kita peroleh


2

4r 2
T
2

I
I
1

sin
0
2
2 2

1 r

(6.23)

Ini disebut distribusi Airy, dan diilustrasikan pada gambar 6.28. dengan maksimum intensitas
I max

T
I0

1 R

(624)

diperoleh = 0, 2, , saat intensitas minimum


I min

T
I0

1 R

(6.25)

diperoleh = , 3, , dst.
Pemisahan ini disebut dengan daerah spktral bebas, pada satuan frekuensi diperoleh

v fsr

c
c
c

2 l cos 2 l

(6.26)

Lebar setegah puncak transimisi

c1 R
(for large value of R)
R

(6.27)

Rasio antara 2 nilai ini disebut dengan finesse N dan diperoleh hanya dari refleksivitas R lapisan

v fsr

R
1 R

(6.28)

Resolusi dari interferometer fabryperot adalah


R

v
v v fsr
2 l

v
NR
v v fsr v
c

(6.29)

Variabel pada fungsi Airy adalah

2 l cos

(6.30)

Dengan demikian, dengan diberikan panjang gelombang kita dapat menjalankan melalui kurva
transmisi pada gambar 6.28 dengan memvariasikan , n atau l.
Dalam rekaman fotografi sistem cincin dicatat sebagai fungsi Untuk rekaman fotolistrik
= 0 dipilih dengan menempatkan lubang kecil pada sumbu simetri, dan intensitas pada pusat
dicatat dengan tabung photomultiplier. Sekarang baik l atau n berubah. Interferometer fabryperot biasanya terdiri dari dua substrat kuarsa datar dengan coating reflektif dan substrat yang
tepat dipisahkan oleh spacer invar, n kemudian dapat bervariasi dengan mengubah tekanan gas
di susunan Fabry-Perot (scanning tekanan). Atau, jarak dapat bervariasi dengan menggunakan
kristal piezoelektrik di puncak dari salah satu alas.
Sebagai contoh, kami akan mempertimbangkan interferometer fabry-perot yang memiliki
pemisahan cermin 1 cm (udara). Lapisan memiliki reflektifitas dari 98%. Kita kemudian
memiliki v fsr C 2l 15GHz , N 150 dan v = 100 MHz. Jika interferometer yang digunakan

pada 500nm 6 x 1014 Hz kemudian R = 6 x 105. Jelas, untuk interferometer seperti lebar garis
spektral dari sumber cahaya merupakan faktor pembatas.
Karena ketidaksempurnaan kecil dan ukuran terbatas dari lingkaran aperture secara
praktis dapat dicapai dengan sering berkurang resolusi. Karena resolusi tinggi interferometer
fabry-perot telah banyak digunakan untuk mengukur struktur hyperfine dan pergeseran isotop.
Garis spektrum menarik dipilih oleh monokromator atau filter gangguan. Pertama, berbagai
spektrum bebas dari lebar yang cukup untuk mengakomodasikan semua komponen spektral garis
dipilih untuk memungkinkan urutan yang benar dari komponen yang akan ditentukan. Kemudian
lempeng bergerak terpisah lebih jauh, sehingga resolusi meningkat tetapi juga terjadi tumpang
tindih.
Semua komponen hyperfine memiliki fungsi Airy sendiri, yang dialihkan dengan
menghormati satu sama lain. Pola fabry-perot berulang dengan periode rentang spektral bebas,
yang digunakan untuk kalibrasi frekuensi. Contoh dari rekaman fabry-perot diilustrasikan pada
gambar 6.29. Interferometer fabry perot dibahas dalam [6.79].
Interferometer dengan cermin bulat juga dapat digunakan. Sebuah pengaturan yang
sering digunakan digunakan dalam interferometer confocal, di mana pemisahan cermin l sama
dengan r jari-jari cermin (gambar 6.30). Penamaan interferometer ini merupakan fakta bahwa
fokus panjang/cermin dari radius r, f=r/2. Dalam interferometer confocal dimana cahaya saling
bersaing dalam melewati antar cermin secara ganda sebelum sinar primer dan tembakan menyatu
di cermin kedua dan dapat terganggu.

Karena ini sesuai dengan interferometer planar dengan dua kali pemisahan cermin dengan
kisaran spektral bebas untuk interferometer confocal diberikan oleh

v fsr

c
4 l

(6.31)

Interferometer ini kasus khusus dari interferometer multi-pass, di mana N ganda lewat di antara
cermin terjadi sebelum gangguan. Untuk interferometer seperti yang kita miliki

v fsr

c
N 2 l

(6.32)

Hal ini dapat menunjukkan bahwa jari-jari cermin dan pemisahan cermin harus memenuhi relasi

l 1 cos

(6.33)

Untuk N = 2 kita memiliki kasus khusus dari interferometer confocal. Sebagai contoh,
kita bisa memilih interferometer multi-pass dengan pemisahan cermin 0.75 m beroperasi dengan

N = 4 (gambar 6.31). Kami menemukan r 0.75 1 1

2 2.56 m. Kisaran spektral bebas

untuk perangkat ini adalah v fsr c 4 2 0.75 50 MHz.


Interferometer multi-pass sering digunakan untuk memonitori sinar laser dari frekuensi
yang sangat tajam. Kisaran spektral bebas kecil dapat diperoleh tanpa menggunakan

interferometer yang sangat panjang. Menggunakan teknik multilayer pada kasus khusus barubaru ini telah menjadi mungkin untuk menghasilkan lapisan yang dengan urutan 103
("supercavity"). Jelas, instrumen tersebut memiliki aplikasi penting untuk laser ultra-stabil dan
metrologi presisi.

6.2.4 Spektrometer Transformasi Fourier


Spektrometer Transformasi Fourier (FTS) adalah interferometer dual-beam, yang paling
sering digunakan dari jenis Michelson, seperti ditunjukkan pada gambar 6.32. Jika lengan
interferometer memiliki panjang yang sama, perbedaan bagian antara dua tembakan pengganggu
akan 0. Jika cermin dipindahkan Perbedaan /2 jalur optik dari diperkenalkan. Untuk kasus
radiasi monokromatik dan inetnsitas tembakan dengan intensitas pada detektor yang sama akan

I I 0 cos 2

(6.34)

Dengan

2 2 v
2
c

(6.35)

Jika sumber cahaya menyebarkan spektrum B(v) kita akan menemukan,

I B v cos v dv B v 1 cos 2 v dv
20
c

0
2

Bagian persamaan diatas menunjukkan bahwa dapat disebut interferogram

(6.36)

J B v cos 2 v dv
20
c

(6.37)

Spektrum B(v) dapat dihitung dari interferogram J() sebagai transformasi cosinus fourier.

B v J cos 2 v dv
c

(6.38)

Seperti perhitungan yang dilakukan pada komputer [6.81] dan secara khusus, prosesor yang
sangat cepat telah dibangun. Dalam prakteknya, cermin yang bergerak hanya berpindah dengan
jarak terbatas (<1 m) dan oleh karena itu integrasi harus dilakukan selama suatu interval terbatas.
Integrasi terbatas seperti ini menimbulkan sisi maksimum pada garis spektrum. Dengan
menggunakan trik matematika, yang melibatkan perkalian dari integral pada persamaan (6.37)
dengan fungsi khusus, yang tidak diinginkan dapat ditekan.
Namun, prosedur ini, yang disebut apodisasi, menimbulkan garis spektrum yang lebih
luas, interferogram memiliki banyak kesamaan dengan hologram. Setiap bagian dari itu berisi
informasi tentang seluruh struktur, tetapi resolusi tinggi diperoleh hanya ketika sebagian besar
hal tersebut digunakan. Salah satu keuntungan besar dari spektroskopi transfoermasi fourier
adalah bahwa semua garis spektrum direkam pada saat yang sama (keuntungan multipleks atau
Felgett). Kecuali fotografi atau rekaman detektor array digunakan. Jenis yang disebutkan
sebelumnya alat spectral yang hanya mengumpulkan informasi pada panjang gelombang yang
sesuai setiap saat.
Di wilayah IR, di mana pelat fotografi tidak tersedia, instrumen fourier yang sesuai
cukup berharga. oleh karena itu, transformasi fourier, spektrometer memiliki cahaya yang relatif
tinggi mengumpulkan efisiensi, karena tidak memerlukan celah sempit untuk alasan yang
disebutkan di atas (keuntungan Jaquinot). Instrumen semacam ini memiliki rasio sangat baik
signal-to-noise dan instrumen dengan resolusi R = 107 dapat dibangun. Pergerakan cermin
biasanya dikendalikan oleh pinggiran dari laser HeNe. Contoh spektrum FTS ditunjukkan pada
gambar 6.33. Interferometer dan interferometri telah dibahas dalam [6.83-6.91].

6.3 Detektor
Detektor merupakan alat yang sangat peka terhadap adanya radiasi, yang apabila terkena
radiasi akan memberikan respon tertentu yang akan lebih mudah di amati. Detektor berguna
sebagai alat untuk mengukur dan menentukan adanya radiasi. Photomultiplier tube adalah tabung
hampa yang kedap cahaya dengan photokatoda yang berfungsi sebagai masukan pada salah satu
ujungnya dan terdapat beberapa dinode untuk menggandakan elektron. Photokatoda yang
ditempelkan pada bahan sintilator, akan memancarkan elektron bila dikenai cahaya dengan
panjang gelombang yang sesuai. Elektron yang dihasilkannya akan diarahkan, dengan perbedaan
potensial, menuju dinode pertama. Dinode tersebut akan memancarkan beberapa elektron
sekunder bila dikenai oleh elektron. Elektron-elektron sekunder yang dihasilkan dinode pertama
akan menuju dinode kedua dan dilipat gandakan kemudian ke dinode ketiga dan seterusnya
sehingga elektron yang terkumpul pada dinode terakhir berjumlah sangat banyak. Dengan sebuah
kapasitor kumpulan elektron tersebut akan diubah menjadi pulsa listrik.
Karakteristik dari PMT adalah: Memanfaatkan efek fotoelektrik, Foton dengan energi
lebih tinggi dari fungsi kerja melepaskan elektron dari permukaan katoda, Elektron dikumpulkan
(dipercepat) oleh anoda dengan tegangan (tinggi), Multiplikasi arus (elektron) diperoleh dengan
dinode bertingkat. Katoda dibuat dari bahan semi transparan.

Gambar 6.34. Wilayah sensitivitas dari emulsi photographic


Cara kerja PMT mirip Phototube, terdiri dari photocathode dan beberapa buah anoda
(tidak seperti pada phototube yang hanya terdiri dari satu buah anoda) yang disusun secara seri
(disebut dynode). Sinar UV (photons) yang ditembakan ke katoda akan menyebabkan emisi
elektron dari katoda ke anoda. Anoda yang satu dengan yang lainya diberi beda potensial,
sehingga apabila emisi elektron dari katoda sampai di dynode pertama, akan ada tambahan
elektron yang diteruskan ke dynode berikutnya, dan seterusnya sehingga secara akumulasi
jumlah elektron yang emisi di dynode terakhir semakin banyak (arusnya semakin besar), itu
sebabnya mengapa PMT lebih sensitif dibandingkan dengan phototube.

Gambar 6.35 Kontruksi photomultiplier tube dan supply tegangan tinggi


Pada gambar 6.35, PMT dan pasokan listrik akan ditampilkan. Sejumlah bahan katoda
dengan sensitivitas spektral yang berbeda dapat dipilih. Sensitivitas sering dinyatakan sebagai

efisiensi kuantum, yang merupakan jumlah foto elektron (<1) yang dapat diperoleh per serapan
foton. Dua bahan umum adalah Na2KsBCs ("tri alkali") dan AgOC yang disebut bahan katoda
ERMA yang memberikan tanggapan sebesar 0.9 m. Pada gambar 6.36 kurva efisiensi kuantum
untuk material photocathode.

Gambar 6.36 Efisiensi quantum untuk material photokatoda.

Sensitivitas kurva untuk detector material yang berbeda ditunjukkan pada gambar 6.37.

Gambar 6.37 Kurva sensitivitas detector material infra red

Gambar 6.38 Analizer multichannel optic dengan intensifier microchannel-plate dua dimensi dan dapat
digunakan untuk pencitraan

Kita akan membahas aplikasi spektroskopi pencitraan tersebut kemudian. Bidang solidstate detektor sinar-x berkembang pesat, didorong oleh aplikasi TV. Teknologi (Coupled Device
Charge) seluruh area CCD akan menghasilkan kemungkinan-kemungkinan baru yang menarik
untuk deteksi yang canggih. Informasi spektroskopi pencitraan elektro-optik detektor telah
dibahas dalam [6.102-6.104]. Secara khusus, spektrometer pencitraan dapat dibangun, di mana lokasi
spasial yang berbeda di sepanjang garis di objek dicitrakan. Di arah tegak lurus spektrum dapat
tersebar sehingga spektrum penuh di setiap titik di sepanjang garis yang dipilih direkam pada
detector 2 dimensi. Teknologi ini digunakan, misalnya, dalam sistem penginderaan jarak jauh
yang dipasang di pesawat atau satelit (bagian 6.6.2). aplikasi lebih lanjut detektor dua dimensi

tersebut adalah untuk memberikan simultan spektral dan temporal resolusi untuk objek. Dalam
sistem seperti detektor ditempatkan pada bidang fokus kamera streak (bagian 9.5.1).

6.4 Komponen Optik dan Material


6.4.1 Interferensi
Perbedaan macam filter digunakan untuk memilih area spektral. Area spektral yang
cukup sempit dapat di isolasi menggunakan interfereensi filter. Transmisi maksimum dari
interferensi filter digeser kearah panjang gelombang pendek pada sudut inklinasi. Transmisi
panjang gelombang baru lamda theta dapat dilihat dari persamaan di bawah ini :

n 2 sin 2
n

(6.39)

Dimana merupakan sudut datang dan n indeks bias dari layer spacer. Filter ini
digunakan untuk membelokkan sinar cahaya.sehingga transmisi akan bergeser ke
panajang gelombang lebih pendek.

Cermin dibuat dari multiple dielektrik layer dengan ketebalan

4 . Dengan

menambahkan beberapa layer, akan mempengaruhi pemantulan dan dapat ditentukan area
panjang gelombangnya.

Anti refleksi layer berupa permukan diantara medium luar (udara)

yang memeiliki

indeks bias nol, dan indeks bias komponen n, sehingga pemantulan R dapat diperoleh
persamaan :
2

n n0
R
R
n n0

(6.40)

6.4.2 Filter Penyerapan

Untuk area sempit dari tipe transmisi digunakan filter penyerapan yang lebih murah dan
simpel. Filter ini lebih efesien pada panjang gelombang rendah. Filter penyerapan sangat berbeda
dengan filter interferensi, dilihat dari penggunaan sudut datang dan pembelokkan tembakan
sinar. Ada juga neutral density filter yang digunakan untuk mengurangi intensitas dari sinar
cahaya.

D log10 1
T

(6.41)

Tabel 6.2. Densitas optik D dan transmisi T

6.4.3 Polarizers
Cahaya polarisasi dapat dianalisis menggunakan prisma atau film polarisasi. Pemantulan
dengan sudut tidak normal dari sinar datang pada permukaan datar akan menghasilkan derajat
polarisasi meurut formula Fresnel.
Macam-macam prisma polarisasi :

Glan tylor dan glan thompson merupakan kombinasi dari dua prisma. Glan thompson
memiliki sudut yang lebih besar tapi tidak dapat digunakan pada area UV karena
penyerapan optikal semen.

Polarizing beam spliter merupakan kombinasi 2 prisma denngan sudut ke kanan


membentuk kubus. Sinar yang tidak dipolasrisasi akan dibagi menjadi 2 yang saling teak
lurus. Double fresnel rhomb digunakan untuk memutar cahaya polarisasi secara
sembarang.

6.4.4 Optical Materials


Optikal komponen dibuat dari material trasnparan dengan ketentuan indeks bias. Area
transmisi dapat diperluas mengguanakan quartz. Absorbsi yang kuat ada pada area dekat IR (2.7
mikro). Area transmisi UV dapat dipersempit dari 125 nm (mengguanakn CaF2) sampai 110 nm
(mengguanakn LiF).

6.4.5 Pengaruh Medium Transmisi


Trasmisi juga dipengaruhi oleh medium luar seperti udara, karena udara yang
berkomposisi oksigen, air, dan karbondioksida akan memiliki penyerapan dibawah 200 nm.
Sehingga diperlukan spektroskopi vakum. Panjang gelombang yang diukur di udara terbuka
dapat di perbaiki untuk indeks bias udaraa yang menghasilkan panjang gelombang vakum,

menggunakan perhitungan posisi energi level. Distribusi spektra dari radiasi matahari di atmosfer
dan di laut memiliki indikator ikatan absorbsi yang berbeda.

n 1 air 0

n 1 108 8342.13

1 in m

(6.42)

2, 406, 030 15,997

,
130 2
38.9 2

6.5 Metode optik untuk analisis kimia


Metode yang digunakan bergantung pada interaksi antara sinar (UV-Tampak-IR) dengan
materi. Intensitas yang di ukur dalam interaksi tersebut sangat terkait dengan konsentrasi zat-nya.
Oleh karena itu analisis kuantitatif dapat dilakukan secara akurat.
Metode analisis optik menggunakan sinar-x sangat menarik untuk penentuan kehadiran
dan konsentrasi jumlah zat. Kehadiran elemen kimia dapat ditentukan dan dapat untuk
mengidentifikasi molekuler. Analisis molekuler dapat dilakukan menggunakan spektroskopi
serapan IR dan XPS (Bab 5) dan NMR (Bab 7). Di bab 6 akan menjelaskan aplikasi dari metode
analisis optik.

Aplikasi :
a. Industri baja, industri bahan kimia, industri farmasi
b. Bidang kedokteran, yaitu dalam penentuan hemoglobin dan konsentrasi logam dalam
darah dan glukosa, albumin dan logam berat pada dalam air seni.
c. Bidang pertanian, yaitu untuk menentukan konsentrasi elemen sampel tanah untuk
menentukan kebutuhan pupuk. Dalam pelestarian lingkungan digunakan untuk mengukur
konsentrasi sejumlah besar zat di udara dan air dalam konsentrasi rendah (ppm 106, ppb
109, ppt 1012). Teknik spektroskopi laser digunakan untuk mendeteksi atom tunggal
(atom single).
Metode analisis mulai mengalami perkembangan sejak abad 19 yaitu J.J Berzelius (17791848) menentukan unsur sekitar 2000 senyawa kimia. Tabel periodik dari elemen di kemukakan
oleh D. Mendeleyev pada tahun 1872. Pada saat itu hanya ada 67 elemen yang dikenal. Pada
tahun 1900 meningkat menjadi 83 elemen dan sampai saat ini ada 114 elemen.
Analisis optik sering dilakukan dengan mengukur absorpsi. Hubungan antara konsentrasi
dan absorpsi disebut dengan hukum Lambert-Beer.

6.5.1 Hukum Lambert-Beer

Gambar 6.55 Ilustrasi Hukum Lambert-Beer.


Cahaya monokromatik dengan intensitas P0 menumbuk sampel dengan ketebalan b
seperti pada gambar di atas. Sampel dapat berupa solusi yang ada dalam sebuah kuvet. P t adalah
intensitas yang ditransmisikan sampel. Fraksi atenuasi / sebanding dengan absorber,
pada interval kecil

P
k n k1cx
P

(6.43)

dimana k dan k1 adalah konstan, c adalah konsentrasi sampel. Persamaan di ats di integrasikan
menjadi
Pt

P
dP
P P 0 kdn 0 k1cdx, ln P0t kN k1bc
0

(6.44)

Jadi absorbansi menjadi :

A log10

P0
P
0.434ln 0
Pt
Pt

(6.45)

Skala linier untuk transmisi dan skala logaritmik dari absorbansi.

Gambar 6.56. Skala linier untuk transmitansi dan korespondensi skala logaritmik untuk absorbansi.
Jadi

A k2c (k2 konstanta proporsional)

(6.46)

Ini adalah hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa absorbansi sebanding dengan
konsentrasi peredam dalam sampel. Perbandingan Pt/P0 disebut sebagai transmitansi T. Jadi
Absorbansi menjadi :

A log10 T 1 0.434ln T 1

(6.47)

Dengan A adalah absorbansi, D adalah densitas optik.


Dari persamaan 6.46 dan 6.47 maka

c A
0.43 T

c
A
A T
Hasil error konsentrasi relatif dengan persamaan kuadratik adalah :

c A
0.43 T T
0.43 1 T 2

c
A
A T 1
AT
2

(6.48)

Dimana ralat konsentrasi relatif bergantung pada dan faktor 0.43 (1+T2)1/2/AT. Variasi dari
faktor ini sebagai fungsi dari A di tunjukkan pada gambar 6.57 di bawah ini :

Gambar 6.57 Ilustrasi kurva distribusi error


Pengukuran absorbansi atom atau molekul pada ground state. Absorbansi minimumnya
di 0.48. Terjadi eksitasi dari ground state ke excited state pada titik tersebut. Eksitasi dapat
terjadi dengan berbagai cara yaitu dengan termal atau percikan. Intensitas cahaya yang di
pancarkan bergantung pada konsentrasi.

6.5.2 Absorpsi Atomik / Spektroskopi Emisi


Pewarnaan api pada logam garam telah dipelajari sejak abad 1860 oleh R. Bunsen dan G.
R. Kirchoff menghubungkan antara garis emisi dan elemen tertentu. Sejak itu teknik spektroskopi
dikembangkan lebih lanjut, termasuk untuk konstruksi alat pembakar dimana sampel dapat di
suntikkan dan mengukur peralatan cahaya elektronik. Cahaya yang di dipancarkan karena termal
hanya sedikit yang terukur atomnya, kebanyakan masih dalam ground state. Hukum Boltzmann
mendeskripsikan hubungan antara nomor atom yang tereksitasi dengan nomor atom yang berada
di ground state Nexc dan Ngr yaitu :
N exc gexc E kT

e
N gr
g gr

(6.49)

Dimana gexc dan ggr adalah berat statistik (g=2J+1) dimana J adalah total momentum anguler
elektronik bilangan kuantum. Perbandingan antara sumber cahaya kontinum dan sumber cahaya
garis dalam pengukuran serapan atom di jelaskan pada gambar

Gambar 6.58. Perbandingan antara sumber cahaya kontinum dan garis untuk pengukuran
absorpsi atomik.
Pengukuran serapan atom berbeda dari spektrometer normal. Di butuhkan sumber cahaya
garis karena dimensi monokromator tidak dapat mengatasi garis. Dengan sumber cahaya
kontinum disaring menggunakan monokromator. Di sisi lain, jika lampu katoda hollow
digunakan, lebar garis untuk unsur terkait dan penyerapan yang kuat dapat diperoleh.
Monokromator tersebut masih diperlukan untuk menekan jalur lain yang tidak berasal dari
keadaan dasar.
Kehadiran garis tersebut jelas akan diencerkan penyerapan oleh atom. Umumnya, lampu
katoda berongga khusus adalah digunakan untuk setiap elemen yang akan diukur. Dalam kasuskasus tertentu beberapa elemen dapat digabungkan dalam satu katoda berongga. Namun, selama
waktu pembakaran lampu terbatas pada sekitar 1000 jam, keuntungan terbatas. Sebaliknya,
ketentuan untuk cepat mengubah lampu dapat dimanfaatkan. Rekomendasi spektrum garis untuk
spektrofotometri serapan atom diberikan dalam tabel 6.3.
Dasar set-up untuk emisi atom, serta penyerapan spektrofotometri ditunjukkan pada
gambar 6.59. Dalam modus penyerapan perlu untuk memodulasi output dari lampu, baik dengan
modulasi arus debit atau dengan menggunakan pesawat mekanis. Sinyal pada PMT terdiri dari
kontribusi DC karena atom termal memancarkan garis dipelajari dan kontribusi AC karena
cahaya katoda berongga ditransmisikan. Gambar 6.60 sistem spektroskopi dual beam.
Hasil diukur dengan ketidakseimbangan antara dual beam. Amplitudo sebanding dengan
penyerapan atau absorbansi. Dengan metode ini laju intensitas lampu, sensitivitas detektor dan
amplifikasi elektronik dapat di ringankan.

6.5.3 Burners, Flames, Preparasi dan Pengukuran Sampel


Spektroskopi serapan atom terdiri atas berbagai komponen yaitu:
1. Suplai daya.
2. Tabung

katoda

berongga,

yang

direkomendasikan

oleh

Walsh,

berisikan

sebuah anoda yang terbuat dari tungsten dan katoda silindiris yang berongga; tabung
berisi gas inert seperti neon dan argon pada tekanan rendah (1-5 torr). Atom-atom gas
diionisasi dan bergerak cepat menuju katoda negatif, di mana tabrakan dengan
permukaan yang akan melepaskan atom-atom logam katoda. Fenomena ini
disebut desisan (sputtering). Atom logam yang terpercik akan mengalami eksitasi;
kemudian,

dalam

daerah

lain

yang

lebih

dingin,

mereka

akan

memancarkan spektrum garis yang tampak seperti pijaran.


3. Pencacah, yang diletakkan antara sumber cahaya dan pembakar. Alat ini digunakan
untuk modulasi cahaya yang keluar dari tabung katoda berongga. Alat ini akan berputar
dengan kecepatan konstan sehingga cahaya akan mencapai pembakar dari intesnitas nol
hingga maksimum dan kembali ke nol.
4. Pembakar. Dalam ruang pembakar terdapat atomizer. Untuk menganalisis serapan atom,
sampel harus diatomisasi. Atomizer yang umumnya dipakai adalah pijaran api dan
elektrotermal (tabung grafit). Penggunaan pijaran api merupakan teknik yang paling kuno
dengan membakar campuran gas. Umumnya gas yang dibakar adalah hidrogen dan
oksigen yang akan menghasilkan panas mencapai 2700C. Sampel cairan disemprot
menuju bara api menggunakan pengkabut (nebulizer), sehingga akan menjadi

berbentuk aerosol mirip seperti penyemprot parfum. Gas yang digunakan untuk
membakar juga dialirkan dalam ruang pembakar, sehingga harus diperhatikan laju
perambatan nyala dan laju aliran gas ke dalam ruangan. Jika laju perambatan nyala lebih
besar dari laju aliran gas, maka akan terjadi sebuah ledakan. Penggunaan pijaran api
memiliki keunggulan yaitu tetes halus aerosol yang lebih seragam, tetapi kelemahannya
adalah 80-90 % sampel diarahkan ke saluran pembuangan, sehingga kurang efisien dalam
penggunaan jumlah sampel. Penggunaan grafit kadang-kadang lebih unggul bila dituntut
untuk kepekaan yang lebih tinggi. Beberapa mikroliter sampel ditaruh pada batang grafit
atau dalam lekukan suatu krus grafi yang kecil, lalu dialiran arus melalui alat pencuplikan
sampel. Suhu dapat dinaikkan dengan sangat cepat yaitu 2000-3000 C, maka terbentuk
awan dari uap atom dalam beberapa detik. Uap itu dimasukkan ke dalam aliran gas lebam
seperti argon untuk mencegah proses oksidasi dari bahan atomizer itu sendiri dan
menggerakan sampel secepatnya melewati atomizer sehingga tidak mengkontaminasi
dinding.
5. Monokromator. Berfungsi untuk menyeleksi sinar pada panjang gelombang tertentu yang
dapat melewati sampel yang berasal dari tabung katoda. Monokromator diletakan pada
antara pembakar dan detektor.
6. Detektor. Detektor yang berguna untuk mengubah kekuatan cahaya menjadi sinyal
elektrik, dapat berupa tabung pengganda foton (photomultiplier tube) karena garis-garis
yang ditangani tergolong dalam sinar UV-tampak.
7. Penguat sinyal.
8. Komputer untuk memvisualisasi dan mengolah data.

Gambar 6.61. Ilustrasi evaluasi konsentrasi menggunakan solusi standard dan metode
penambahan standar.
Ilustrasi evaluasi konsentrasi menggunakan metode solusi standar dan metode
penambahan standar.

6.5.4 Metode modifikasi atomisasi


Dalam pembakar jenis dibahas di atas hanya sekitar 20% dari solusinya adalah
dikabutkan, sedangkan sisanya hilang karena pembentukan tetesan besar yang terkuras habis.
Selanjutnya, konsentrasi dalam nyala pada satu waktu rendah karena aspirasi terus menerus
larutan sampel. Sejumlah teknik telah dikembangkan di mana seluruh sampel diuapkan, pada
waktu yang sama menghasilkan puncak serapan kuat. Dalam grafit oven teknik sampel
disuntikkan ke tabung grafit dipanaskan dengan listrik ditunjukkan pada gambar 6.62.
Pemanasan dilakukan dalam tiga langkah. Pertama sampel dikeringkan pada suhu rendah.
Kemudian dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dan akhirnya menguap sebagai pemanasan saat
ini meningkat lebih lanjut. tahap ketiga sampel tetap menguap dalam oven.

Gambar 6.62 Vaporasi Oven Graphite pada Analisis Sampel


Perbandingan antara teknik api dan atomisasi api, ditunjukkan (gambar 6.63). Pertama
dari kedua teknik sampel disimpan dalam secangkir kecil yang terbuat dari nikel. Kemudian
dimasukkan ke dalam api dari celah serapan atom biasa burner. Sampel diuapkan dan uap
melewati lubang ke tabung nikel yang dipasang horizontal di atas api cangkir. Dalam teknik
sampel perahu ditempatkan dalam tempat yang memanjang yang terbuat dari tantalum. Sampel
tersebut dibawa ke api tepat di bawah cahaya dan puncak penyerapan dicatat untuk waktu yang
singkat.

Gambar 6.63. Delves Cup And Sample-Boat Arrangements

6.5.5 Analisis Multi Elemen


Hal ini sering diinginkan untuk dapat menentukan konsentrasi beberapa elemen secara
bersamaan. Serapan atom kemudian praktis, karena lampu katoda hollow yang berbeda
diperlukan. Metode emisi atom lebih cocok. Namun, kelemahan dengan teknik ini adalah eksitasi
thermal api relatif sedikit, tetapi metode alternatif eksitasi dapat digunakan. Untuk waktu yang
lama percikan api telah digunakan dalam analisis metalurgi. Dalam hal ini sampel harus solid
sehingga membentuk salah satu elektroda.
Untuk menghilangkan kelemahan pada sampel padat sumber eksitasi tipe baru, sumber
Plasma (ICP) induktif, telah dikembangkan. Prinsip kerja untuk sumber ini diilustrasikan dalam
gambar 6.64, tiga tabung kuarsa konsentris membawa gas mengalir. Kumparan induktansi diberi
tenaga oleh generator RF yang ditempatkan di sekitar ujung atas bagian luar tabung. Gas argon
berosilasi dan mengalir antara tabung luar dan tengah akan terionisasi dan membentuk plasma
pada jangkauan suhu 5000-10 000 K. Beberapa gas argon juga mengalir antara bagian dalam dan
tengah tabung untuk menstabilkan plasma dan mencegah kontak dengan tabung imier. Ketika
sampel dimasukkan, tetesan yang baik di argon melalui ban, atomisasi lengkap dan eksitasi
termal diperoleh dalam plasma panas.

Gambar 6.64. Prinsip pada Pasangan Induktif Sumber Plasma


Cahaya yang dipancarkan dari sumber eksitasi tersebar dan dicatat oleh beberapa photodetectors
yang ditempatkan di belakang sesuai terletak celah keluar (gambar 6.65). Teknik Serat optik juga
dapat digunakan untuk mengumpulkan cahaya pada lokasi yang cocok dalam spektrometer
bidang fokus untuk transmisi ke baterai PMTS. Kalibrasi

dapat disediakan dengan

menggunakan larutan standar atau elektroda standar.

Gambar 6.65. Sistem untuk Analisis Multi-Elemen


Menggunakan sistem pengumpulan data yang dikendalikan komputer konsentrasi unsur-unsur
yang dipilih dapat dicetak tak lama setelah pengenalan sampel. Sebuah sistem yang lengkap
sering menggabungkan sarana pertukaran sampel.

6.5.6 Spektroskopi Molekuler


Dalam spektrofotometer, penyerapan sampel molekul dengan bahan (gas, cair atau padat)
dapat diukur sebagai fungsi dari panjang gelombang. Penyerapan biasanya terjadi pada pita-pita
yang tidak terlalu sempit dan karena hal tersebut sumber cahaya menjadi kontinyu, maka dapat
digunakan sehubungan dengan penyelesaian perlengkapan spektral, yang biasanya kisi
monokromator tetapi juga bisa menjadi sebuah spektrometer Fourier Transform

[6.145; 6.146]

Spektrofotometer berdasarkan kisi-kisi monokromator terdiri dari tipe dual-beam, dengan satu
berkas lewat sel sampel dan sel referensi (kosong) dari jenis yang sama, sebelum intensitas
ditransmisikan ada baiknya dibandingkan pada detektor. Susunan untuk instrumen ditunjukkan
pada gambar 6.66.
Instrumen ini biasanya dirancang untuk sinar UV/daerah tampak atau wilayah IR. Lampu
tungsten atau deuterium (bagian 6.1.2) yang digunakan dalam instrumen sementara, misalnya,
pandangan tajam Nernst, berfungsi di wilayah IR. Sejalan dengan itu, PMTS atau sel PbS
digunakan sebagai detektor.

Gambar 6.66 Spektrofotometer pada tipe dual-beam


Sampel yang akan dipelajari dalam spektrofotometer dapat berupa padat, cair atau gas.
Cairan diselidiki dalam sel atau kuvet yang terbuat dari kuarsa ( 3 m) atau NaCl

(3 m 15 m) . Dinding sel dan pelarut akan mempengaruhi pengukuran, kemudian untuk

mengoreksi efek ini, sel referensi dari jenis yang sama diisi dengan pelarut yang sama namun
tanpa molekul sampel yang digunakan. Transmitansi kemudian dapat ditulis

Psolution
Psolvent

P
P0

(6.50)

Pelarut yang umum digunakan adalah karbon disulfida CS2 (7.5 16 m) dan karbon
tetraklorida CCI4 (2.5 7.5 m) . Jika pelarut yang digunakan sangat menyerap maka panjang sel
harus tetap pendek, misalnya 0.01 mm. Padatan yang tidak dapat larut dapat digiling menjadi
partikel halus ( 2 m) agar tersuspensi dalam minyak.
Kebanyakan senyawa anorganik dan organik dalam fase cair atau padat menimbulkan
puncak serapan yang luas. Pengecualian adalah ion lantanida dan aktinida yang memiliki
ketajaman, puncak dapat diketahui dengan baik di daerah sinar UV dan sinar tampak. Puncak
terjadi karena transisi dari optik aktif elektron 4f atau 5f yang terlindung oleh elektron luar.
Sampel gas diselidiki dalam sel multi-pass yang memberikan fitur penyerapan sangat tajam yang
sesuai pada resolusi spektral. Sebuah perangkat untuk studi gas adalah sel putih

[6.147]

, yang

beberapa refleksi dapat digunakan untuk mencapai jalur penyerapan efektif lebih dari 100 m
bahkan jika panjang fisik sel hanya 1 sampai 2 m. Susunan optik dalam sel putih diilustrasikan
pada gambar 6.67.

Gambar 6.67 Susunan Optika untuk Sel Putih [6.148].

Spektrofotometri di daerah sinar UV/tampak/IR dapat digunakan untuk analisis kualitatif


serta kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan secara empiris spektrum
yang diukur dengan spektrum referensi yang telah katalog untuk sejumlah besar senyawa
6.155]

[6.149-

. Untuk analisis kuantitatif, dengan prinsip yang sama seperti yang digunakan dalam

spektrometri dengan memanfaatkan serapan atom. Struktur diamati di wilayah IR adalah karena
transisi vibrasi. Ini menimbulkan fitur spektral agak tajam, bahkan untuk cairan dan padatan,
dibandingkan dengan yang diperoleh, untuk transisi elektronik yang normal diamati dalam
UV/daerah tampak. Gerak rotasi diredamkan dan dengan demikian yang diamati hanya
memperluas transisi getaran. Dalam fundamental molekul rumit banyak frekuensi, sesuai dengan
kelompok atom yang berbeda, diperoleh (Bag.3.4). Ini memfasilitasi identifikasi zat. Pada Tabel
6.4 contoh karakteristik frekuensi diberikan. Dua contoh spektrum serapan IR diberikan pada
Gambar. 6.68.

6.5.7. Spektroskopi Raman


Seperti yang telah kita catat sebelumnya, spektroskopi Raman melengkapi spektroskopi
IR. Sebuah fitur khusus dari spektroskopi Raman adalah bahwa molekul tanpa momen dipol
dapat diselidiki, misalnya H2, N2, dan O2. Pada awal pengukuran spektroskopi Raman sinar
lampu Hg kuat digunakan sebagai sumber cahaya. Dalam instrumen modern sebuah laser Ar+
(bagian8.4.5) dengan daya output beberapa watt dalam satu baris (biasanya 514.5 atau 488.0 nm)
digunakan. Cahaya yang tersebar dari sampel dianalisis dengan spektrometer. Biasanya
spektrometer ganda atau triple yang digunakan, hal tersebut karena sangat penting untuk
menekan cahaya sebaran Rayleigh. Dirancang khusus filter lapisan dielektrik yang sepenuhnya
mengirimkan panjang gelombang sekitarnya tetapi sangat menolak panjang gelombang laser
yang (filter takik) juga sangat membantu dalam spektroskopi Raman. Polarisasi pada cahaya
sebaran raman dapat memberikan informasi tambahan yang berharga pada struktur molekul yang
diselidiki. Dalam spektroskopi Raman sangat penting untuk bekerja dengan zat murni untuk
menghindari perlindungan komponen raman lemah fluoresensi broadband dari kotoran.
(komponen Stokes berada di sisi yang sama dari garis eksitasi seperti lampu fluoresensi
pergeseran sinar merah). Teknik raman telah dibahas dalam [6.89; 6.157 - 6.161].

Tabel 6.4 Karakteristik frekuensi ikatan vibrasi pada kelompok molekul tertentu

Gambar 6.68. Dua contoh pada absorpsi spektra IR: (a) gas carbon monoxide
thulium pada matriks crystalline [6.156].

[6.154]

; (b) ion

Gambar 6.69. Spektrum raman pada cairan CH2Cl2 dengan menggunakan laser ion-argon
dipancarkan pada 515 nm [6.162].
Sebagai contoh spektrum raman dari cairan rekaman untuk CH2CI2 ditunjukkan pada
gambar 6.69. Spektra raman untuk gas akan dibahas dalam bagian 10.1.3.
Hamburan raman dapat ditingkatkan dengan faktor urutan 106 jika garis eksitasi
bertepatan dengan transisi elektronik diperbolehkan (efek resonansi raman). Dalam beberapa
tahun terakhir beberapa jenis spektroskopi raman koheren [6.163] telah diperkenalkan, misalnya
spektroskopi raman koheren anti-stokes (CARS) (bagian 8.6 dan 10.1.4) dan keuntungan
spektroskopi raman.

6.6. Optical Remote Sensing


Pada bagian sebelumnya kita telah menggambarkan bagaimana optik spektroskopi dapat
digunakan untuk menganalisis sampel di laboratorium. Pada bagian ini kita akan menjelaskan
bagaimana spektroskopi dapat memberikan informasi tentang lingkungan dengan melakukan
pengukuran pada jarak. Penginderaan jauh adalah istilah umum yang digunakan untuk teknik
dengan cara informasi kondisi fisik atau kimia di lokasi spasial terpencil dapat diperoleh dengan
menggunakan peralatan yang sesuai. Dalam konsep penginderaan jauh kemungkinan mengubah
cepat objek penelitian disertakan. Prinsip penginderaan jauh diilustrasikan pada gambar 6.70.
Dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, peralatan penginderaan jarak jauh

(umumnya disebut sensor) berada dalam kontak dengan volume pengukuran spasial terpisah,
yang ditandai dengan parameter P1, P2, P3, dll. Menggunakan sensor dengan nilai parameter
tertentu, Pi, pengukuran volume dapat dibaca off. Proses pengukuran melibatkan analisis radiasi
mencapai sensor dari objek dan dapat dicirikan sebagai penerapan jenis spektroskopi molekuler
[6.165]

.
Penginderaan jauh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pasif atau aktif.

Sementara perubahan dalam distribusi spektral radiasi latar belakang (misalnya, sinar matahari)
yang dianalisis menggunakan teknik pasif, perubahan radiasi yang ditransmisikan oleh peralatan
karena interaksi dengan pengukuran volume yang dipelajari dalam teknik aktif. Konsep-konsep
ini dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana.
Dalam fotografi warna dari benda yang diterangi matahari, sifat penyerapan dan refleksi
(warna) dari obyek dapat dinilai dengan mengetahui komposisi spektral radiasi matahari dan
sensitivitas warna film. Foto itu merupakan rekaman penginderaan jauh menggunakan teknik
pasif. Jika bukan obyek yang telah difoto di ruangan gelap menggunakan lampu senter dengan
distribusi spektral tertentu (simulasi sinar matahari dengan frekuensi sering) rekaman aktif akan
diperoleh. Contoh ini menggambarkan bahwa penginderaan jauh merupakan konsep yang sangat
umum. Informasi yang dapat diperoleh dari berbagai jenis: Informasi geometris (peta), sumber
daya alam, informasi meteorologi atau konsentrasi polutan atmosfer.

Gambar 6.70. Prinsip Remote Sensing [6.164].

Gambar 6.71. teknik remote sensing aktif dan pasif [6.164].


Sistem penginderaan jarak jauh dapat dipasang pada platform yang berbeda tergantung
pada jenis pengukuran yang diuji. Sebuah sensor yang dipasang pada satelit dapat memiliki
cakupan global. Banyak berbagai satelit yang mengorbit di atas bumi dilengkapi dengan sensor
untuk memantau kondisi meteorologi, sumber daya bumi atau pengawasan militer. Contoh
serangkaian satelit mentransmisikan informasi kepada stasiun bumi-penerima melalui link
microwave yaitu TIROS, LANDSAT, dan SPOT. Sensor udara atau sistem lahan selular dapat
digunakan untuk penginderaan jauh regional. Akhirnya, sistem yang ditetapkan cocok untuk
memantau daerah perkotaan atau industri.
Pada gambar 6.71 perbedaan teknik penginderaan jarak jauh pasif dan aktif
diilustrasikan. Refleksi selektif radiasi matahari dari permukaan bumi, penyerapan atau emisi
termal atmosfer dapat dipelajari dengan teknik pasif. Teknik aktif sering menggunakan laser atau
radiasi gelombang mikro. Transmisi atau hamburan radiasi tersebut dapat menghasilkan
informasi tentang cuaca atau permukaan darat dan laut.

6.6.1 Memonitoring Atmosfer dengan Teknik Pasif


Beberapa teknik pemantauan atmosfer pasif akan dibahas di sini, sementara teknik aktif
untuk tujuan tersebut akan dijelaskan dalam bab 10. Prinsip umum pemantauan atmosfer pasif
diilustrasikan pada Gambar 6.72. Penyerapan radiasi matahari atau langit, yang disebabkan oleh
konstituen atmosfer, dapat diukur dengan menggunakan spektrometer yang cocok. Frekuensi
yang diamati penyerapan digunakan untuk identifikasi gas, dan kekuatan dari garis penyerapan
menentukan konsentrasi menyerap molekul menurut hukum Beer-Lambert (Bag. 6.5.1). Jika
koefisien penyerapan (v) gas tersebut diketahui dari pengukuran laboratorium, jumlah molekul
yang menyerap dapat ditentukan dari rasio antara intensitas radiasi yang diterima Pt (v) dan
intensitas asli P0 (v) . Jika N (r ) adalah konsentrasi molekul pada r kisaran yang kita miliki

Gambar 6.72 prinsip monitoring atmosfer pasif [6.166].

Pt (v)
exp (v) N (r )dr

0
P0 (v)

(6.51)

Dengan demikian, konsentrasi rentang dapat diselesaikan biasanya tidak dapat diperoleh
dengan menggunakan teknik pasif karena jalur penyerapan tidak terdefinisi. Jika ada inversi suhu
di atmosfer, tidak ada pencampuran yang terjadi melalui lapisan inversi dan nilai rata-rata
konsentrasi hingga ke lapisan inversi dapat diperoleh dalam pengukuran vertikal. Penggunaan
satelit, pengukuran serapan dapat dilakukan saat matahari terbit dan terbenam melalui berbagai
ketebalan atmosfer (penyerapan "tungkai") (Gambar 6.73). Profil konsentrasi vertikal kemudian
dapat dihitung dari data penyerapan. Dengan kehati-hatian mengukur bentuk garis penyerapan

adalah dimungkinkan untuk menentukan profil konsentrasi vertikal melalui prosedur


dekonvolusi, mengambil perluasan tekanan (bagian 6.1.1) pada ketinggian yang berbeda ke
laporan [6.167; 6.168] (bagian 10.2.1). Kisi-kisi, Transformasi Fourier atau spektrometer heterodyne
dapat digunakan untuk menganalisis distribusi spektral. Monitoring berbasis darat terhadap
potongan matahari atau bulan juga dapat dilakukan [6.169].

Gambar 6.73 Absorpsi bahan permukaan dari satelit.

Masalah khusus dalam pemantauan atmosfer optik adalah turbulensi yang selalu hadir
pada udara yang membuat intensitas cahaya yang tercatat berbeda secara substansial (maka
"sekejap" pada bintang-bintang). Namun, amplitudo fluktuasi tersebut diabaikan untuk frekuensi
di atas 100 Hz. Pengamatan ini biasa disebut pendaftaran daerah panjang gelombang kecil
dengan puncak dan lembah dalam waktu urutan 10 ms, jika serapan bersih kecil terdeteksi. Hal
ini dapat dilakukan dengan bertukar celah keluar pada spektrometer untuk perputaran potongan
dengan pemindaian celah radial spektrum di depan permukaan detektor yang cukup besar
(misalnya, 5 cm diameter PMT). Untuk memastikan ribuan SNR yang baik pada pemindaian
individu dapat ditambahkan dalam komputer, yang memungkinkan fitur penyerapan sekecil 0,01
persen untuk dideteksi. Dengan sensitivitas tersebut tidak hanya polusi udara yang dapat
dideteksi tetapi juga kehadiran berbagai konsentrasi rendah radikal atmosfer seperti HONO dan
NO3. Teknik ini biasanya dikombinasikan dengan penggunaan kontinum buatan sumber cahaya
jauh seperti lampu xenon tekanan tinggi (bagian 6.1.2). Teknik ini kemudian biasanya disebut
sebagai doas (spektroskopi serapan diferensial optik) [6.170-6.174]. Efek yang sama dapat diperoleh
dengan secara simultan merekam spektrum resolusi tinggi dan resolusi rendah (normalisasi)

spektrum menggunakan spektrometer dengan celah dual output dan kemudian membagi satu
sinyal oleh yang lain

[6.175]

. Sebuah susunan doas untuk memantau polusi perkotaan ditunjukkan

pada bagian atas gambar 6.74 dan penggunaannya untuk pengukuran sulfur dioksida
diilustrasikan dalam empat panel di bagian tengah gambar

[6.172]

. Dalam panel (a) distribusi

spektral lampu xenon sejauh 2 km dicatat dalam daerah panjang gelombang 280-320 nm setelah
lampu melewati atmosfer kota tercemar. Fitur penyerapan kecil sekitar 300 nm diperbesar dalam
panel (b), di mana urutan polinomial 5 (tidak bisa mengikuti undulations cepat) juga dipasang ke
spektrum. Dalam panel (c) spektrum atmosfer dibagi oleh kurva yang dipasang untuk
memberikan spektrum ternormalisasi dengan kasus distribusi spektral dengan intensitas lampu
yang konstan. Akhirnya, dalam panel (d) spektrum laboratorium untuk sulfur dioksida (kurva
putus-putus) dipasang dan kami amati kecocokan hampir sempurna dalam representasi
logaritmik. Rasio pencampuran rata-rata pada 4 ppb dievaluasi. Di bagian bawah pada grafik
eksperimen data doas untuk amonia ditampilkan

[6.173]

. Sekali lagi, spektrum laboratorium telah

dipasang. Molekul NH3 menyerap sekitar 210 nm, di mana intensitas lampu cukup rendah dan di
mana hamburan atmosfer juga sangat melemahkan cahaya.
Teknik doas juga dapat digunakan dengan menggunakan radiasi langit (hamburan
matahari) sebagai sumber cahaya (pasif). Pada gambar 6.75 rekaman spektrum vertikal langit di
sisi (b) dan di bawah (a) plume vulkanik Gunung Etna ditampilkan [6.176], bersama dengan kurva
(logaritmik) diperoleh ketika membagi dua kurva satu sama lain. Tanda spektral SO2 jelas
muncul seperti yang ditunjukkan oleh fit hampir sempurna untuk spektrum laboratorium (lihat
juga gambar 6.74 (tengah)). Karena hamburan atmosfer adalah kompleks dan tidak hanya terjadi
di atas plume, tetapi juga di dalam dan di bawah, perhitungan kolom gas melibatkan beberapa
koreksi (lihat juga bagian 10.2.3). Pada gambar 6.75 pola garis kompleks Fraunhofer bercampur
dengan fitur penyerapan spesies atmosfer utama ditampilkan. Juga, perhatikan cut-off terhadap
panjang gelombang yang lebih pendek sekitar 300 nm yang dikarenakan oleh ozon stratosfer!

Gambar 6.74. Atas: Susunan untuk spektroskopi doas. Tengah: Contoh Pengukuran dengan
sinyal karena konsentrasi rata-rata pada 4 ppb SO2 lebih dari 2000 m [6.172]. Bawah: Spektrum
atmosfer NH3 direkam dengan sistem doas di atas 265 bagian 2 meter di atas padang rumput di
daerah pedesaan [6.173].

Gambar 6.75. Rekaman doas pasif menggunakan radiasi biru langit sebagai sumber penerangan.
Spektrum langit direkam melalui plume vulkanik Gunung Etna (a) dan di sisi plume (b) akan
ditampilkan bersama-sama dengan pembagian spektrum yang jelas menunjukkan adanya SO2
[6.176]
.
Instrumen yang disebut spektrometer korelasi juga dapat digunakan untuk analisis gas
pasif. Dalam sistem ini spektrum yang tersimpan dalam instrumen dibandingkan (berkorelasi)
dengan spektrum cahaya yang masuk dan sinyal yang sebanding dengan jumlah serapan molekul
dari jenis tertentu yang dihasilkan. Korelasi dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Dalam
dispersif, spektrometer foto elektrik merekam lempeng logam dengan celah yang dibuat untuk
baris gas tertentu agar bervibrasi bolak-balik dalam bidang gambar dan komponen ac pada
intensitas yang ditransmisikan sehingga dapat direkam (gambar 6.76). Jika lampu tidak
menunjukkan garis tertentu maka tidak akan ada korelasi, tetapi jika garis yang hadir, sistematis
kenaikan dan penurunan dalam intensitas yang ditransmisikan diperoleh ketika lempeng
dipindahkan. Pola lempeng dapat dijadikan cincin konsentris yang diletakkan di atas potongan

kuarsa bulat yang diputar di bidang fokus. Selama setengah lingkar pola sedikit perubahan dari
garis spektrum [6.177].

Gambar 6.76. prinsip spektrometer korelasi dispersif lempengan.


Dalam berbagai jenis instrumen sel gas yakni bukan digunakan untuk korelasi

[6.178]

Sebuah spektrometer korelasi gas ditunjukkan pada gambar 6.77. masukan cahaya lampu
bergantian dikirim melalui sel yang berisi gas yang akan dipelajari seperti konsentrasi tinggi atas
sedikit atau tidak adanya cahaya yang bisa lewat pada panjang gelombang serapan, dan melalui
sel referensi kosong. Untuk kasus pada gas eksternal kosong abu-abu (bergradasi kontinyu filter
densitas netral) disesuaikan sehingga intensitas yang sama diperoleh melalui kedua saluran
spektrometer dalam passband tertentu diisolasi oleh filter. Sekarang, jika awan polusi eksternal
hadir, sinyal melalui sel korelasi gas tidak terpengaruh, karena penyerapan tidak lebih tinggi dari
penyerapan penuh. Di sisi lain, lampu melalui sel referensi berkurang karena garis penyerapan
awan. Dengan demikian ketidakseimbangan dicatat pada keseimbangan detektor lock-in. Hal
tersebut bertujuan untuk kalibrasi, sel tersebut dikenal (konsentrasi x panjang) suatu nilai
dimasukkan pada bagian cahaya di depan spektrometer korelasi.
Konsep korelasi gas dapat diperluas untuk kasus pencitraan, di mana gambar direkam
baik melalui sel gas maupun langsung

[6.179]

. Dengan mengurangi atau membagi gambar pixel

demi pixel, hanya bagian yang dipengaruhi oleh penyerapan gas tertentu yang akan dipisahkan.
Karena sebagian besar gas memiliki daya serap di wilayah IR, Kamera IR beroperasi dalam
mode pemindaian detektor tunggal ("thermovision") atau dengan IR CCD (bagian 6.3).

Gambar 6.77 prinsip spektrometer korelasi gas


Latar belakang didistribusikan sumber radiasi (langit, dinding, tanah atau selubung panas
buatan) maka harus memiliki suhu yang berbeda dari gas yang akan dicitrakan (lihat juga gambar
7.29 dan [6.180]).
Peningkatan set-up korelasi tanpa bagian yang bergerak, dapat dicapai dengan modulasi
spektrum penyerapan gas dalam sel referensi. Kemudian jalur optik tidak perlu dibagi menjadi
dua jalur, tetapi gas eksternal dapat diamati melalui sel termodulasi seperti yang ditunjukkan
pada gambar 6.78, di mana kasus khusus transmisi cahaya melalui jarak yang cukup jauh dengan
menggunakan serat optik yang ditunjukkan

[6.181]

. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan

tekanan, modulasi Stark atau Zeeman. Modulasi pada detektor di hadapan gas dipilih dalam
pengukuran volume yang disebabkan oleh penurunan serapan dalam sel modulasi, dimana
gangguan yang memperluas garis, sehingga mengurangi kapasitas pemblokiran sel untuk
penyerapan gas unmodulated.

Gambar 6.78. Ilustrasi spektroskopi termodulasi gas-korelasi untuk kasus sistem pemantauan gas
serat optic.

Sebuah cara lebih lanjut dari monitoring penyerapan gas adalah menempatkan sel
pengukuran dalam salah satu lengan dari interferometer Michelson, yang untuk kasus ini tidak
adanya jejak gas dalam sel yang disesuaikan dengan pengaturan lengan panjang yang sama untuk
transmisi sinyal minimum pada detektor. Hal ini dimungkinkan dalam berbagai panjang
gelombang yang relatif besar, yang dipilih oleh filter kemudian ditempatkan setelah lampu. Jika
komponen penyerapan gas hadir dalam sel, penyerapan cahaya pada panjang gelombang tidak
dibatalkan oleh gangguan pada detektor, dan sinyal spektral muncul dalam "emisi" dari nol,
meskipun sinyal penyerapan lemah

[6.181]

. Perubahan indeks bias, dll, biasanya hanya

menimbulkan efek kecil dalam pengukuran ini, yang dapat diandalkan hanya pada penyerapan
ketidakseimbangan optik antara lengan.

6.6.2. Pengukuran Tanah dan Air dengan Teknik Pasif


Dalam pemantauan pasif pada permukaan tanah atau air sifat reflektif atau emisi termal
IR biasanya digunakan. Dalam pemantauan sumber daya bumi sifat refleksi selektif dari berbagai
jenis bahan, terkena sinar matahari, diterapkan. Pada gambar 6.79 beberapa kurva reflektansi
yang akan ditampilkan.

Foto udara multi-spektral merupakan jenis penginderaan jauh reflektif yang paling
sederhana. Sejumlah kamera identik dilengkapi dengan filter yang berbeda, yang diaktifkan pada
saat yang sama. Teknik ini menghasilkan gambar secara langsung dan dapat digunakan untuk
memantau vegetasi lahan, dan minyak, ganggang dan kekeruhan dalam air. Sensitivitas bahan
fotografis hanya meluas ke dekat wilayah IR, yang membatasi kemungkinan perbedaan antara
bahan yang berbeda.

Gambar 6.79. Kurva reflektansi untuk permukaan tanah yang berbeda (Setelah L. Wastensson).
Banyak zat dan bahan memiliki tanda adanya karakteristik spektral di bagian wilayah IR
yang tidak tercakup oleh emulsi fotografi. Sebagai teknik dengan tujuan umum pada daerah
panjang gelombang yang luas. Multi-Spectral Scanning (MSS) yang dilakukan dari pesawat
terbang, atau lebih baik lagi satelit, dapat digunakan. Prinsip teknik ini diilustrasikan pada
gambar 6.80.
Berbagai titik di permukaan bumi yang dirasakan secara berurutan menggunakan cermin
scanner ditempatkan di depan sebuah teleskop pengumpul cahaya (sensor "whisk-broom").
Sebagai sensor platform bergerak maju, tertentu ("petak") pada permukaan ditutupi dengan cara
menyerupai scanning pada layar TV. Radiasi ini dibagi menjadi pita panjang gelombang yang
berbeda yang dicatat dalam detektor paralel. Setelah digitalisasi, informasi yang disimpan pada
perekam atau dikirimkan ke stasiun penerima di permukaan. Saat ini, satelit LANDSAT Amerika

beroperasi dari ketinggian sekitar 700 km dan memiliki petak sekitar 185 km. Reflektifitas
permukaan dirasakan dalam 7 pita yang berpusat di 0.49, 0.56, 0.66, 0.83, 1.65, 2.25 dan 11.45
m, Resolusi spasial adalah 30 x 30 m2. Panjang gelombang pita (tidak termasuk pita thermal
11.45 m, pita dilambangkan 6) ditunjukkan pada gambar 6.81, ditumpangkan pada pantulan
spektrum dari daun (hijau, menguning). Pita spektral dalam inframerah (MIR) wilayah tengah
yang dipilih untuk mencegah gangguan dari pita penyerapan atmosfer yang kuat karena CO2 dan
H2O (Lihat gambar 6.51).
Stasiun penerima didistribusikan di seluruh dunia. Data digital pertama harus diperbaiki
untuk peta jaringan yang normal untuk menghilangkan pengaruh sudut pengamatan. Paket data
preprocessed dengan cara ini, yang disebut "adegan", yang meliputi permukaan 185 x 185 km2,
misalnya, yang tersedia untuk pengguna. Pengolahan gambar kemudian dapat dilakukan dengan
sistem komputer interaktif canggih. Sebuah klasifikasi informasi dalam sebuah adegan dapat
dibuat dengan menggunakan tanda spektral yang disimpan. Dengan demikian peta dapat
diproduksi untuk menunjukkan, misalnya, berbagai jenis tanaman yang diidentifikasi oleh tanda
spektral [6.182]. Tren hadir dalam pengolahan citra digital meliputi pemanfaatan peningkatan garis
geometris dan pola granulasi (tekstur). Bidang ini berkembang sangat pesat. Detektor array
dapat digunakan untuk menghilangkan kebutuhan cermin pemindaian (sensor "push-broom").
Dua dimensi detektor dapat menggabungkan informasi spasial dan spektral (spektrometer
pencitraan, lihat juga bagian 6.3.)

[6.183]

. Konsep ini diilustrasikan pada gambar 6.82. Untuk

setiap integrasi sinyal pada detektor, data spektral sepanjang petak tegak lurus terhadap arah
penerbangan satelit yang dikumpulkan sebagai kolom berdekatan pada detektor dua dimensi.
Pada integrasi sinyal berikutnya satelit telah berpindah maju dan data untuk petak berikutnya
pada tanah dikumpulkan. Jenis teknologi yang digunakan pada satelit SPOT Perancis, yang
memiliki resolusi spasial sekitar 20 x 20 m2. Hal ini juga menggabungkan pada beberapa sistem
satelit baru seperti LANDSAT 7 (diluncurkan 1999). Sistem sensor dengan resolusi spektral
yang sangat tinggi dan banyak pita spektral juga telah dikembangkan, misalnya, SeaWiFS (Seaviewing Wide Field-of-view Sensor) di papan satelit Seastar, yang diluncurkan tahun 1997.
sistem sensor airborne dengan spasi seratus saluran spektral juga beroperasi, melakukan
pencitraan. Gambar 6.83 menunjukkan peta satelit bagian selatan Swedia, data multispektral
telah diproses untuk menunjukkan tutupan hutan.

Gambar 6.82 Prinsip push-broom sensor multispektral

Gambar 6.83. Tutupan hutan peta pada Swedia selatan, diolah dari LANDSAT dan citra satelit
SPOT. Sebuah pembesaran area danau besar disertakan. Piksel hutan gelap dalam gambar
(Courtesy: Swedia Space Corporation).
Pengukuran IR untuk menilai suhu permukaan yang menarik dalam banyak konteks.
Salah satu aplikasi yang memantau panas plume dalam air yang berdekatan dengan pembangkit

listrik tenaga nuklir. Sebagai contoh dramatis dari konsep ini ditunjukkan pada gambar 6.84,
mendokumentasikan kecelakaan reaktor Chernobyl yang dideteksi oleh satelit SPOT dan
LANDSAT. Kecelakaan itu diwujudkan dalam perubahan besar dalam sebelum distribusi air
hangat dan sesudah kecelakaan dalam terjadinya hot spot (satu pixel) menandai gedung reaktor.

Gambar 6.84. Olahan gambar SPOT area nuklir power plant Chernobyl, sebelum dan sesaat
setelah kecelakaan reaktor (26 April, 1986). Kiri atas: kecelakaan sebelumnya. Kanan atas:
setelah kecelakaan; pendingin air sungai terganggu. Kiri: pembesaran menunjukkan gedung
reaktor yang rusak sebagai anomali spektral, pada panah (Courtesy: Swedia Space Corporation)

Dengan memonitor suhu inersia dalam siklus diurnal, informasi tentang berbagai jenis
batuan, misalnya, dapat diperoleh dari dinamika panas. Secara umum, membandingkan citra
satelit dari waktu yang berbeda tetapi dikoreksi dengan presisi geometri yang sama, banyak
informasi tentang mengubah proses pada skala lokal atau global dapat diperoleh. Teknik dan
aplikasi analisis multi-spektral dari ruang angkasa telah dibahas, misalnya, dalam [6.184-6.188].

Pencitraan thermal cukup berguna dalam penginderaan jauh, tetapi juga memiliki banyak
aplikasi lain

[6.189]

. Dengan demikian, kamera "ThermoVision" dapat digunakan untuk mencari

kebocoran panas dari rumah di daerah dingin atau kebocoran pada jaringan pemanasan kota di
bawah jalan. Teknik ini juga memiliki aplikasi dalam menemukan "coldsolder" sendi pada
sirkuit papan (pemanasan bersama) dan telah diteliti untuk lokalisasi tumor (kenaikan suhu
jaringan).

6.7. Spektroskopi Astrofisika


Dengan cara yang sama seperti pada analisis optik laboratorium dan penginderaan jauh
adalah memungkinkan untuk menggunakan karakteristik panjang gelombang dan intensitas garis
cahaya dari sumber astronomi untuk analisis kualitatif dan kuantitatif kandungan kimia dari
bintang-bintang dan benda-benda lain
[6.196-6.198]

[6.190-6.195]

. Radiasi dikumpulkan dengan teleskop besar

. Pada bagian ini kami akan memberikan beberapa contoh yang menggambarkan

bagaimana pengetahuan dapat diperoleh pada obyek astronomi dengan analisis radiasi
elektromagnetik di wilayah optik. "Suhu permukaan" dari sebuah bintang dapat ditentukan dari
fitur spektral. Bintang yang dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan suhu mereka (tertinggi
terendah): bintang tipe O, B, A, F, G, K, dan M. Pada gambar 6.85 beberapa rahasia spektrum
bintang yang diberikan. Tabel 6.5 daftar fitur spektral khusus yang berkaitan dengan kelompok
yang berbeda.
Spektrum bintang biasanya terdiri dari garis penyerapan yang terjadi ketika radiasi
kontinum intens dari interior panas bintang disaring melewati atmosfer bintang luar yang dingin.
Kekuatan dari garis penyerapan merupakan ukuran banyaknya elemen. Sebagai ukuran dalam
penentuan jumlah serapan atom yang disebut lebar setara dengan garis spektral yang digunakan.
Lebar setara didefinisikan sebagai lebar kotak persegi yang menutupi permukaan yang sama
dengan profil garis penyerapan sebenarnya, seperti yang diilustrasikan pada gambar 6.86. Contoh
dari eksperimental garis bintang direkam dan disertakan dalam gambar.

Gambar 6.85 klasifikasi spektral bintang [6.195].

Hubungan antara lebar setara dan jumlah serapan atom disebut kurva pertumbuhan. Jelas,
probabilitas untuk transisi dianggap sangat penting dalam konteks ini dan akan kembali ke titik
probabilitas ini nanti (bagian 9.4.3). Dalam perhitungan perlu mengasumsikan model tertentu
untuk atmosfer bintang. Pada gambar 6.87 interval kecil panjang gelombang dari spektrum
matahari ditampilkan, direkam pada resolusi spektral tinggi. Garis resonansi dari Ca II sangat
menonjol. Kelimpahan relatif unsur-unsur di bawah sinar matahari, seperti yang diperoleh
dengan menggunakan analisis spektral, diberikan pada gambar 6.88.
Garis emisi juga terjadi pada radiasi bintang, terutama dari bintang yang panas, misalnya
dari bintang Wolf-Rayet. Dalam korona matahari, garis emisi dari atom yang sangat terionisasi
terjadi. Beberapa dari garis-garis yang diamati di daerah terlihat atau UV sesuai dengan transisi
"forbidden" dalam konfigurasi ionik tanah. Misalnya, garis 530.3 nm adalah karena 13 kali lipat
besi terionisasi. Garis koronal merupakan teka-teki lama, yang diselesaikan dengan B. Edlen
[6.202]

. Sebuah masalah yang sangat awal adalah identifikasi kuat. Ia menggariskan, pertama

dikaitkan dengan yang baru dan pada saat itu unsur yang tidak diketahui (dinamai Helios, Gr.
untuk Matahari), kemudian ditemukan di laboratorium. Selalu ada interaksi yang sangat erat
antara astrofisika dan fisika atom dalam hal mengidentifikasi.

Gambar 6.87 Interval kecil dari spektrum matahari di sekitar garis resonansi yang kuat [6.200].

Gambar 6.88 Jumlah relatif unsur-unsur di bawah sinar matahari, seperti yang diperoleh dengan
menggunakan analisis spektral [6.201].
Barisan atom yang sangat terionisasi pada musim gugur di wilayah UV ekstrim karena
muatan inti yang kuat berlebih. Teleskop X-ray dan UV-pendek panjang gelombang telah
ditempatkan pada satelit astronomi yang dikendalikan dari observatorium tanah. Contoh satelit
astronomi seperti OSO (Orbiting Solar Observatory), Einstein, EXOSAT, IUE (International
Ultraviolet Explorer) dan ROSAT
sangat menarik

[6.205]

[6.203; 6.204]

. Eksplorasi langit di wilayah IR dari ruang juga

Hubble Space Telescope (HST) [6.206], yang merupakan ruang terbesar fasilitas
astronomi sejauh ini, diluncurkan pada tahun 1990. Tingginya resolusi spektrometer echelle di
papan HST telah memberikan spektrum VUV, misalnya bintang aneh dari kimia. Spektrum
tersebut telah menunjukkan lebih-kelimpahan unsur tanah, emas, dan lain-lain dalam bintang-

bintang ini dengan faktor 103-105, relatif terhadap matahari. Sebuah spektrum perwakilan untuk
bintang seperti (Chi Lupi) ditunjukkan pada gambar 6.89, dengan model spektrum dimasukkan
sebagai kurva putus-putus

[6.207]

. Diperoleh dengan satelit IUE, juga termasuk dalam gambar.

Selain dibebaskan dari masalah penyerapan atmosfer (gambar 6.51; 6.52), HST juga, setelah misi
pelayanan pada tahun 1993 untuk memperbaiki optik yang rusak, memberikan gambar yang
sangat tajam, tidak kabur oleh turbulensi atmosfer. Sebenarnya, kamera HST "Deep Field" telah
melihat lebih jauh ke alam semesta daripada teleskop lainnya (gambar 6.90).

Gambar 6.89 Spektrum bintang kimia aneh Chi Lupi, direkam dengan spektrometer echelle dari
Hubble Space Telescope [6.207].
Sementara pengamatan astronomi, bumi selalu terganggu oleh penyerapan atmosfer, efek
merugikan dari turbulensi dapat dikurangi dengan memilih teleskop dengan sangat baik
"pantauan", yaitu, kondisi stabil atmosfer. Hal ini telah mengakibatkan pemilihan negara Chili
tentang ketinggian lokasi gurun untuk European Southern Observatory (ESO) di La Silla dan
baru Very Large Telescope (VLT) di Paranal.. Dalam spektral pemantauan ini dapat ditangani
oleh pemindaian cepat atau deteksi paralel (diode-array), seperti yang dibahas untuk aplikasi

doas, misalnya (bagian 6.6.1). Namun, gambar akan menjadi kabur. Teknik optik adaptif,
dimana cermin dapat berubah bentuk dengan aktuator untuk mengimbangi turbulensi

[6.209]

. Jika

ini tercapai, benda samar dan mungkin seperti galaksi jauh akan dapat direkam tajam. Karena
bintang terang berada di sebagian besar wilayah langit, "pemandu laser bintang" yang dibentuk
oleh sinar laser yang kuat mendorong natrium dan fluoresensi pada lapisan natrium mesospheric
dapat digunakan sebagai pengganti (bagian 10.2.3).

Gambar 6.90 Hubble Space Telescope gambar "Deep Field" bagian paling jauh dari alam
semesta diamati sejauh ini. Setiap gumpalan pada gambar adalah sebuah galaksi pada jarak mulai
10 miliar tahun cahaya [6.208].
Sekarang kita akan memberikan contoh lebih lanjut beberapa pengamatan yang menarik
dalam spektrum astrofisika. Kadang-kadang garis bintang tertentu tampak lebih terang dari yang
diharapkan, mengingat suhu, probabilitas transisi, rasio bercabang, dll fenomena tersebut dapat
dijelaskan sebagai akibat kebetulan. Ini adalah apa yang disebut mekanisme Bowen

[6.210]

, dan

contoh terkenal adalah baris 313.4, 304.7 dan 344.4 nm di O III, dipompa oleh 30.38 garis Ly-
pada He II, dan baris 245.9, 249.2 dan 248.1 nm di Fe II, dipompa oleh rona 154.8 nm C IV.
Baru-baru ini, bahkan penguat optik pada jalur Fe II sekitar 1,7 m telah diamati di wilayah
bintang Eta Carinae [6.211], yang disebabkan oleh amplifikasi emisi spontan dalam ion awan. Dua

jalur Fe II sekitar 251 nm dipompa oleh hidrogen Ly- dalam mekanisme Bowen. (lihat gambar
6.91).

Gambar 6.91. Anomali terang garis fluoresensi Fe II di 250.6 dan 250.8 nm, diamati di
lingkungan Eta Carinas. Garis memakan dua negara berumur panjang, yang pembusukan dalam
transisi penguat sekitar 1,7 m. Sebagai referensi, spektrum bintang, dengan intensitas normal
garis Fe II, juga ditampilkan [6.211].

Gambar 6.92 Deret garis penyerapan sesuai dengan Balmer, tinggi seri transisi untuk bintang
Canopus dan Sirius. Garis penyerapan tajam lainnya karena transisi antara bagian-energi rendah
dalam elemen yang berbeda ditampilkan ditumpangkan pada garis hidrogen. (Courtesy: D.
Dravins, Observatorium Lund).

Penyebab Efek Doppler pengungsi garis spektrum dari benda-benda bergerak. Rotasi dari
bintang sumbunya menyebabkan perluasan tambahan garis spektrum, seperti halnya turbulensi di
atmosfer bintang. Sebuah analisis rinci tentang profil baris dapat dengan jelas menghasilkan
informasi menarik tentang kondisi fisik objek.
Dua spektrum anggota tinggi dari seri hidrogen Balmer (2s - np) direkam untuk kondisi
eksperimental yang identik ditunjukkan pada gambar 6.92 untuk dua bintang terang Alpha
Carinae (Canopus) dan Alpha Canis Majoris (Sirius). Tekanan gas jauh lebih tinggi pada
bintang kerdil Sirius, memperluas tingkat energi hidrogen paling atas, menyebabkan keluar dari
garis Balmer. Dalam suasana tekanan rendah dari raksasa terang Canopus, deret Balmer dapat
diikuti sekitar n = 28, di 366.5 nm, sedangkan untuk Sirius tidak dapat diidentifikasi di atas n =
18, sekitar 369 nm. Suhu dari dua bintang yang sangat mirip, dan rotasi hanya sebagian kecil
diabaikan dari lebar garis Balmer.
Galaksi jauh menunjukkan pergeseran merah besar. Pergeseran merah yang sangat besar
yang diamati untuk quasar

[6.212]

. Pergeseran merah biasanya ditafsirkan dalam hal gerakan

radial. Kecepatan terbesar diamati melebihi 0.9 c. Pada Gambar 6.93 spektrum untuk Quasar
dengan kecepatan 0.85 c ditampilkan. Hal ini dapat dilihat, misalnya, garis Lyman, biasanya pada
121.6 nm, telah bergeser hingga 445.1 nm di wilayah spektral biru! Studi tentang benda-benda
langit lainnya yang luar biasa telah didorong oleh terjadinya tiba-tiba supernova di Large
Magellanic Cloud tahun 1987

[6.214]

. Itu adalah supernova pertama dalam 383 tahun yang bisa

dilihat dengan mata telanjang. Sebuah spektrum nova tercatat 7 hari setelah ledakan ditunjukkan
pada gambar 6.94. Spektrum menunjukkan latar belakang kontinum dan ditumpangkan Balmer
baris a dan b. Garis hidrogen sangat diperluas karena kecepatan yang berbeda di shell gas
berkembang. Perhatikan bahwa kedua emisi dan garis penyerapan komponen terjadi. Dengan
mempelajari penyerapan garis sempit pergerseran Doppler dari Na dan Ca II dengan kontinum
nova terang sebagai latar belakang telah memungkinkan untuk mengidentifikasi lebih dari 10
awan gas dingin yang bergerak pada kecepatan yang berbeda (lihat gambar insert).

Gambar 6.93 Spektrum Quasar menunjukkan pergeseran Doppler besar


oleh Scientific American, Inc All rights reserved).

[6.213]

. (Copyright 1982

Gambar 6.94 Spektrum supernova 1987 A di Large Magellanic Cloud, tercatat 7 hari setelah
ledakan. Garis menonjol adalah karena deret hidrogen Balmer, pergeseran doppler diperluas
karena kecepatan ekspansi yang sangat tinggi (10000 km/s). Hal ini sebagian terlihat juga dalam
emisi. Menunjukkan penyerapan garis sempit Na karena awan gas dingin bergerak dengan
kecepatan yang berbeda di sepanjang garis pandang [6.215].

Efek zeeman pada garis spektrum dapat digunakan untuk mengukur kekuatan medan
magnet di wilayah pembentukan garis. Pola zeeman yang jelas terjadi pada denda yang berasal
dari bintik matahari, yang ditandai dengan medan magnet yang kuat.
Studi tentang atmosfer planet telah menjadi bidang minat pada beberapa tahun terakhir.
Pengamatan terestrial telah dilengkapi dengan rekaman dari pesawat ruang angkasa. Pada
Gambar 6.95 rekaman IR terestrial dari CO2 di atmosfer Venus, menggambarkan peningkatan
informasi kandungan dengan meningkatkan resolusi spektral. Sebagai contoh rekaman pesawat
ruang angkasa, spektrum suasana salah satu bulan Saturnus, Titan, ditunjukkan pada gambar
6.96. Rekaman IR menunjukkan garis dari berbagai hidrokarbon. Pengetahuan kita tentang
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus telah jauh diperluas melalui misi Voyager

[6.217-6.219]

Pada kembalinya komet Halley pada tahun 1986, manusia juga telah menjadi siap meluncurkan
armada yang dilengkapi kendaraan ruang angkasa ilmiah ke arah itu, termasuk Giotto Eropa dan
Soviet Vega sondes [6.220]. Sebuah komet inti berukuran 16 x 8 x 8 km3 bisa difoto menggunakan
kamera multi-warna Giotto. Sebuah rekaman fotografi terestrial spektrum komet Halley, setelah
berlalunya perihelium yang ditunjukkan pada gambar 6.97. Dengan menggunakan celah
spektrometer panjang, pencitraan jarak 105 km dari inti (bawah) melalui ekor komet, kekuatan
emisi melalui struktur komet bisa dicatat.

Gambar 6.95 Rekaman terestrial dari CO2 di atmosfer Venus menggambarkan perbaikan terusmenerus dari resolusi spektral yang tersedia [6.216].

Gambar 6.96 Rekaman pita emisi di atmosfer Saturnus bulan Titan, yang diperoleh spektrometer
dari Voyager I pesawat ruang angkasa memasuki sistem Saturnus [6.218]. (Copyright 1982 oleh
Scientific American, Inc All rights reserved).

Gambar 6.97 Spektrum emisi molekul dari komet Halley pada 1986 kembali ke perihelion.
Sepanjang skala vertikal seluruh panjang ekor komet yang dicitrakan menggunakan panjang
celah spektrometer. Pita C2, C3 dan CN yang sangat menonjol. Perhatikan bahwa emisi C3 (the
"Comet" band) hanya terjadi dari daerah dekat dengan inti komet [6.221].

Anda mungkin juga menyukai