Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN TROPIK-INFEKSI

Def/Etio/Epid/Patof
Typhoid

GejalaKx/Lab

Carier pd demam tifoid: pasien tifus


Typhus dg shock, kemungkinan:
yang masih mengekskresi kuman setelah 1.
Endotoksinemia shock, biasanya tjd
lebih dari 3 bulan dalam feses dan urin
pd minggu I atau disebut septikemia
syok
Pada Bumil: Trimester I & III: jg kloram 2.
Hipovolemik ok adanya perdarahan
Aman: Ampi dan Amoks
yakni melena yg banyak biasanya pa
minggu II
Vaksinasi: bila akan bepergian ke daerah 3.
Akut abdomen ok perforasi usus
endemis/ daerah yg sanitasi kurang
biasanya pd minggu III
memadai dg 2 x 0,5 cc interval 1 bulan
Prognosis jelek bila ada komplikasi
perforasi usus, infeksi terlokalisir
(meningitis,
pneumonia,
hepatitis,
kolesistitis,
nefritis,
miokarditis,
pneumonia, orchitis, parotitis)

Diagnosis

Terapi/Komplikasi/Prog

Widal: rx aglutinasi antara Ag-Ab Manajemen Tifoid fever:


(aglutin). Aglutin yg spesifik thd 1.
Perawatan: MRS u/ isolasi, observ.&
salmonela tdp dlm serum px tifus, pernah
terapi; bedrest s/d 7 hari bbs demam;
ketularan salmonel, pernah vaksin. Pd
mobilisasi
bertahap;
perhatikan
infeksi aktif titer meningkat pd
BAB&BAK
pemeriksaan ulang selang min. 5 hari
2.
Diet rendah serat
False +: dr daerah endemis, pernah inf. 3.
Obat2an: Kloramp 4x500/hr or/IV
subklinik, vaksinasi, alergi
s/d 7 hari bbs demam
False - : minggu I, KU lemah/gizi jelek,
Thiamp 4x500 mg oral
tx kloramp, steroid/imunosup, teknis
Kotrimoks 2x2 tab oral / IV dlm 250
Faktor2 yg mempengaruhi widal:
cc infus
Penderita: gizi buruk, minggu I-IV, AB,
Ampi/Amoks
75-150mg/kg/hari,
peny penyerta(leukemi, Ca), steroid,
efektivitas kurang(indikasi mutlak u/
imunos, vaksinasi, inf ST sebelumnya,
tifus dg lekopeni
reaksi anamnestik
Simtomatis: antipiretik
Tehnik: aglutinasi silang, konsentrasi Komplikasi minggu I : meningitis,
AG, strain ST
sepsis, perdarahan usus
Komplikasi:

1.
2.

Malaria

Malaria pernisiosa adalah malaria berat


yang disertai komplikasi di otak, ginjal,
paru, Black Water Fever yg disebabkan
oleh P. falciparum

KI klorokuin: liver d, ggn darah, ggn


GIT dan neurologi

Prodromal: sakit kepala, menggigil,


demam, nyeri otot, nafsu makan turun
Khas: berulang dan paroksismal dari
menggigil, demam tinggi dan berkeringat
disusul reconvalesensi < 48 jam.
Anemia, ikterus, hepato-splenomegali,
urobilinuria, diare, hipotensi
Profilaksis: Klorokuin 300/ minggu
Primakuin 25mg/minggu
Fansidar 1tablet/mingu
Doksisiklin 100mg/hari
Diminum 1 minggu sebelum berangkat
ke daerah endemis s/d 1 bulan stl pulang

Per-eksklusionum:
-. Baru bepergian ke daerah endemik
-. Menunjukkan gejala klinis
-. Sembuh dengan anti-malaria
Laboratorik:Plasm. Falciparum. Pada
sediaan darah tipis nampak gametosit
bentuk pisang dg bintik Maurer. Tetes
tebal: banyak bentuk cincin kecil, tanpa
bentuk dewasa lain (Stars in the sky).
Bentukan balon merah diluar gametosit

Intestinal: perdarahan,
usus, ileus paralitik

perforasi

Ekstra:
KV(miokarditis),
hemato(an.hemolitik, trombositopeni
s. hem. Uremik, DIC), Paru
(pneumonia, empiema, pleuritis),
Hepar (cholesistitis), Ginjal (pieloperinefritis), Tulang (osteomielitis),
Neuropsikiatri (delir, meningismus,
meningitis, GBS
Tropika (falciparum)
Sensitif :Klorokuin 600-600-300/hari
Primakuin 15 mg/ hari, 3 hari
Kebal: Fansidar 3 tablet + prima 45 mg
Atau Kinine 3 x 600mg selama 7 hari +
primakuin 45mg tunggal
Tertiana (vivax), sama sensitif
tp
primakuin 15/hari, 5 hari
Komplikasi: Anemia hemolitik, gagal
ginjal, SN, serebral, disenterika, kolerika,
algid, Billious remittent fever
Pada janin ibu hamil: ggn tumbuh,
BBLR, prematur, abortus, IUVD
Efek samping Klorokuin: abdominal
discomfort, headache, dizziness

Def/Etio/Epid/Patof
DHF

Leptospira

Dipteria

Patogenesis DSS:
The secondary heterologous dengue inf.
Replikasi virus
Anamnestik Ab
Virus-Ab kompleks
DHF
Aktivasi komplemen DHF
Anafilatoksin (C3a&C5a)
Permeabilitas vaskuler
Plasma leakage
Hipovolemia
Agregasi PLT Syok aktivasi koagulasi
F. Hageman teractivasi
PLT removal PF III release 1. plasmin
PLT
Konsumtif Koagpt 2. trombi
Ggn Fx PLT Clot.F+FDP
Excessive Hemorhage

Weills
disease:
leptospira
berat
(ikterohemoragik) dg kelainan ginjal,
proteinuria, azotemia, ATN, GCS turun,
hepatomegali, SGOT 5X N, billirubin,
nyeri tekan
Etiologi: diduga akibat langsung toksin
leptospira atau respon imun thd AG

GejalaKx/Lab

Diagnosis

Terapi/Komplikasi/Prog

Derajat 1 : Demam + gx konstitusional


WHO 1986:
Manifestasi perdarahan RL+ 1.
Demam tinggi mendadak kontinyu 2Derajat 2 : Derajat1+ perdarahan spontan
7 hari
Derajat 3 : Kegagalan sirkulasi
2.
Manifestasi
perdarahan:
RL+,
Derajat 4 : Syok
epistaksis, gusi, petekie, HM
3.
Hepatomegali lunak, nyeri tekan
4.
Syok (takikardi, PP sempit, gelisah,
hipotensi, akral dingin)
5.
Lab: Trombositopenia(<100000)
Hemokonsentrasi ( 20%)
Dugaan: - 2 klinis + lab
- Syok tanpa sebab jelas + lab
Pasti: - Serologi (HIA, ELISA, PCR)
- Isolasi virus

Grade : banyak minum(1,5-2 L/hr),


antipiretik (hindari salisilat), pantau Hb,
PCV, PLT/hari, jika muntah/Hb&PCV
meningkat beri infus PZ/RL/RD5
Grade : infus RL, guyur 1-2 L dlm 1-2
jam s/d hemodinamik baik, pelihara dg
500cc/jam, bila tak respon: berikan
plasma ekspander 15-20 cc/kgBB,
pasang CVP. Kristaloid teruskan 2448jam. Setiap kenaikan PCV 5% ganti
10-15 cc/kgBB, koreksi asam-basa,
transfusi darah (WB) k/p, Trombosit 10
kolf bila PLT<30000+ perdarahan,
Steroid(prednisolon 2-3 mg/kgBB 1 hari

Weill s : suatu leptospira berat ditandai


ikterus, perdarahan, anemia, azotemia,
ggn kesadaran, demam kontinyu.
Fase demam pada hari VII, fase imun
lebih panjang dg suhu tinggi,
hepatomegali, SGOT ok hambtan
ekskresi bill. Ggn fx ginjal ATN dan
oligouria. Bisa tjd perdarahan ok
vaskulitis difus

Penyebab kematian: Syok berkepan


jangan,
perdarahan,
ensefalopati,
kegagalan organ
Yg mempengaruhi prognosis: KU/status
gizi, umur, virulensi, kekebalan/daya
tahan
tubuh,
penyakit
penyerta,
ada/tidaknya komplikasi, adekuat/ tidak
nya terapi,
Infeksi dg ikterus: hepatitis infeksiosa,
weills d, sypilis, kolangitis, pankreatitis
akut/ kronik, sepsis (jamur / gram neg),
brucelosis

Gejala klinis Weills:


1.
Demam tinggi, menggigil, sakit
kepala, nyeri otot
2.
GIT: mual, muntah, mencret
3.
Injeksi
konjungtiva,
fotofobia,
ikterus
4.
Hepatosplenomegali
5.
Kesadaran menurun
6.
Lekositosis
7.
Peningkatan BUN/ SK

Tindakan pada keluarga dipteri:


Komplikasi:
Pada Bullneck
Pengobatan:
1.
Penderita diisolasi dan diterapi
Perawatan umum: MRS, Bedrest, 1.
Beri ADS (pengikat toksin) dosis
1.
Penyebaran pseudomembran : 1.
2.
Klg lain/kontak dilakukan kultur,
Isolasi, diet lunak/ cair/ nutrisi
tunggal
secepatnya setelah tes
obstruksi nafas, pneumonia, masuk
awasi 1 minggu. Bila +, terapi AB
parenteral,
monitor
respirasi,
kepekaan: Dosis 20-40000 U < 48
GIT, KGB leher (Bullneck)
sesuai karier
bersihkan jalan nafas/ suction
jam (faring, laring), 40-60000 U
3.
Kontak yg pernah imunisasi > 5 2. Penyebaran toksin : myokarditis,
berkala, fisioterapi, k/p trakeostomi,
nasofaring, 80-100000 U > 3 hari
tahun diberi booster tms toksoid
neuritis, paralisa palatum mole, ggn
monitor EKG 2-3x/ minggu
(ekstensif, pembengkakan leher).
4.
Kontak blm imunisasi, imunisasi
n. kranial, encefalitis, GBS
2.
Perawatan khusus: ADS 120ADS dilarutkan dalam PZ di-drip
dasar sesuai umur
200000 U IV, Antibiotik
dalam 1 jam.
2.
AntiBiotika u/ eradikasi & cegah
penularan:
Respiratory: PPG 2 x 600000 U, IM
10 hr atau Erithro 4 x 500 mg, 7 hr
PO/IV
Cutaneous: Erithro 4 x 500 mg, 7 hr
PO/IV atau Rifamp 600 mg/hr, 7 hr
3.
Perawatan: MRS, Bedrest, Isolasi,
monitor respirasi, monitor EKG
4.
Terapi komplikasi: trakeostomi, Pacu
jantung, Neurotropik, Imunisasi
pencegahan

Def/Etio/Epid/Patof
GE

Disentri
Basil

Amuba/

GejalaKx/Lab

Diare akut: diare yang timbul dan


berakhir dalam waktu 7-14 hari
1.
Bakteriil:
-. Produksi toksin: mual muntah kjg perut
-. Sekresi toksin: diare tanpa demam,
sampel tinja tak darah/mukus
-. Invasi mukosa: disentri/ diare demam
2.
Osmotik: diare akibat timbunan
bahan yang tak terserap dlm rongga
usus, akan berhanti bila px puasa,
contoh: defisien laktosa, malabsosbsi
glukosa-galaktosa
3.
Sekretory: stimulasi sekresi pada
mukosa usus akibat peningkatan
sekresi air dan elektrolit, diare tetap
berlangsung bila px puasa, contoh:
kolera,
enterotoksin
induced
secretion, idiopatic secretory disease
4.
Ggn motilitas: peristaltik menurun,
berkurangnya waktu kontak antara
dinding usus dg isi usus atau absorbsi
cairan,contoh: overgrowth pd usus
halus sebabkan peristaltik turun
5.
Perub morfologik: AIDS

Pengelolaan GE + syok:
1.
penentuan derajat dehidrasi klinis
maupun labopratoris
2.
Rehidrasi sesuai estimasi 1-2 jam
3.
maintenance sesaui loss/ 6 jam+500
4.
AB
5.
Keseimbangan cairan, elektrolit dan
nutrisi
6.
Estimasi loss pada GE+ syok:
80cc/kgBB

Abses Amuba:
Sherlock: hepatomegali+nyeri tekan, res
pon baik dg tx, lekositosis, diafragma
kanan meninggi+gerak kurang, aspirasi
pus, ronga dalam hati(USG), hemagluti
nasi +

Amubiasis ekstra intestinal: hati, otak,


pleura otot.
Gejala fisik abses amubiasis(hati): febris,
hepatomegali, nyeri tekan perut ka atas,
ikterus,

Diagnosis
Pengobatan cacing tambang:
Pirantel pamoat 10 mg/kgBB tunggal
Mebendazol 2x100mg 3 hari
Levamizole 150 mg tunggal
Albendazole 400 mg tunggal/ 200mg 3 hr
Triveksan 1 tab/d 3 hari, ulang 2 minggu
Suportif: gizi, anemia( SF 3x200mg/d 3 bl)

Disentri
Basiler
Epidemis
Akut
Berat
Demam
Muntah
Nyeri tekan abd.
Diare air+darah
Tenesmus
Tidak kambuh
Kpl:artritis
Sigm, ileum, hi
peremis,ulceratif

Amuba
Jarang
Pelan2
Dapat jalan
Tidak
Tidak
Ny t lokal
Fecal, darahTidak
Sering kambuh
Abses hati
Sekum,kolon as
cenden,
ulkus
bergaung

Terapi/Komplikasi/Prog
Derajat 1-2 (defisit 3-5% BB)
Infus RL 5 cc/kgBB sd hemodinamik
stabil, monitor 2-3 jam kurangi bertahap
tiap 2-3 jam
Derajat 2-3 (defisit 6-10% BB)
Infus RL 7 cc/kgBB sd hemodinamik
stabil, monitor 1-2 jam kurangi bertahap
tiap 1-2 jam
Derajat 4 (defisit >10% BB)
Infus RL 10-20cc /kgBB atau guyur sd
hemodinamik stabil, monitor tiap jam
kurangi bertahap tiap jam

Abses Amuba:
Drainase tambah salah satu:
1.
metronidazol 3x750, 5-10 hari
2.
klorokuin fosfat 2x500(d1-2), 500/d
12-20 hari
3.
dehidroemetin 1mg/BB/d IM, 10d

Cholera

Nosokomial

Syok: suatu sindroma yg ditandai dg


kegagalan
sirkulasi
untuk
mempertahankan perfusi dan fungsi seluler
Etiologi: hipovolemik (perdarahan, GE+
dehidrasi, peritonitis, pankreatitis, dll),
kardiogenik, obs vaskuler, distributif
(sepsis, anafilaksis, neurogenik)

1.
2.
3.
4.
5.

AIDS

Infeksi yang timbul selama/akibat


berada di RS setelah > 48 MRS
Saat MRS tak dijumpai tanda2
infeksi dan Px tidak sedang dalam
masa inkubasi,
Bukan merupakan sisa dr infeksi
sebelumnya
Bila saat MRS positif dan terbukti
akibat MRS sebelumnya dan belum
pernah dilaporkan.
Tanda dan gejala timbul setelah 3x24
jam

Bahan menular: darah tinja, muntahan,


sekret sal nafas, produk darah, cairan
tubuh, intrapartum, perinatal, ASI
Resiko tinggi: PSK, homo, narkoba user,
medis, lab worker, resipien darah
berulang, anak dari ibu tertular

Derajat dehidrasi :
Klinis: diare encer dan berlimpah, tak
1. Klinis (Pierce): menilai derajat haus, mules/ tenesmus, feses berubah cairan
turgor kulit, nadi, TD, kesadaran
putih tak berbau seperti cucian beras,
defisit cairan pada:
kemudian muntah tanpa mual, kejang
dehidrasi ringan 2 - 5 % BB
otot, gejala dehidrasi
dehidrasi sedang 5 - 8 % BB
Bakteriologis: kultur feses dari apusan
dehidrasi berat 8 10 % BB
rektal
2. Kasar: BB turun 4 kg : defisit 4 L (akut)
3. Berdasar CVP
Komplikasi kolera:
4. BJ plasma: defisit cairan
1.
Dehidrasi: syok/ gagal sirkulasi,
asmet, GGA+ anuria-ATN, ileus
BJ plasma 1,025 X BB X 4000 = liter
paralitik (hipokalemi)
2.
Kelebihan cairan: gagal jantung
5. Cara lain: Rumus Natrium, Daldiyono
kongestif
skor
3.
Abortus spontan
Komposisi oralit dalam 1 liter:
Nacl 3,5 g (1 sendok teh)
NaHCO3 2,5 g (3/4 sendok teh)
Kcl 1,5 g (1/4 sendok teh)
Glukosa 20 g (8 sendok teh)
Etiologi:
1.
ISK: pada wanita, pemakaian
kateter& perawatanya jelak, tanpa
AB
2.
Luka operasi: MRS lama, drainase,
pre-op lama, OP>2 jam, luka kotor,
bedah abdomen
3.
Pneumonia: MRS ICU, intubasi,
NGT pd GCS, lansia, PPOM
4.
Bakteremia: intravaskuler device,
hiperalimentasi
5.
Tindakan medis lain: transfusi darah,
pungsi lumbal, endoskopi, biopsi
Tahap infeksi akut: demam, letih, nyeri
sendi, nyeri telan, PKGB
Tahap asimptomatis
Tahap simtomatik rungan: sariawan,
jamur, ISPA
Tahap AIDS: pneumonitis carinii,
toksoplasmosis otak, diare kronis,
kandidiasis esofagus&trakea (oportunis)

Demam 7 hari: infeksi (tifus, hepatitis,


malaria), neoplasma (LNH, leukemi), Jar
ikat (RA, Demam rheuma, SLE),
granulomatosis disease, lain2: drug fever,
hemolitik
DD Splenomegali: infeksi mononukleosis,
septikemia bakteri, malaria, tbc, hepatitis
virus, SH, obstruksi vena porta/hepatika,
AIDS,
Abses
lien,
SLE,
CHF,
tirotoksikosis, talasemia, an hemolitik, an
def fe, aneurisma a lienalis

Indikasi infus pada GEA/Kolera:


1. Mengganti defisit cairan elektrolit
saat mulai rawatan sd defisit teratasi
2. Mengganti defisit cairan elektrolit
harian yg masih terjadi
Komplikasi
infus
:
overload,
nosokomial, emboli, rx imunologi,
demam dll
Rehidrasi:
Ringan: ORS 50 cc/kgBB dlm 3-4 jam,
maks 750 cc/jam
Sedang : ORS 100 cc/kgBB dlm 3 jam
Berat: infur RL 110 cc/kgBB, 3 jam I
guyur sd hemodinamk baik, sisa dibagi
dlm 2 jam berikutnya
AB: tetra 4x500 3hari, Kloramp 4x500 7
hari, Cotrim 2x2 tablet

Kriteria sepsis:
1.
Suhu tubuh > 38 atau < 36
2.
Heart rate > 90x/menit
3.
RR > 20x/menit or PaCo2<32 mmHg
4.
Lekositosis > 12000 or < 4000 or >
10% lekosit bentuk imatur
Dua diatas atau lebih dengan dugaan kuat
atau bukti sumber infeksi yang jelas.
Ditambah 1 dari 3 respon sistemik:
1.
Hipotensi
2.
MOF
3.
Alresp/metabolik

Trias mononukleosis:
Pengelolaan Rabies:
Prodromal: malaise, anoreksia, mialgia
Observasi anjing selama 10 hari:
Panas 39-40, faringitis difus eksudat +/- 1.
sehat: vaksin, 5 hari, stop jika anjing
limfadenopati, splenomegali
sehat
2.
Gila: vaksin, serum jika lab + rabies
Lekopeni: demam tifoid, jamur, HIV, tbc,
sitomegalovirus

Anda mungkin juga menyukai