Anda di halaman 1dari 10

29

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar


1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar
RSD Mardi Waluyo Blitar adalah rumah sakit milik Pemerintah Kota
Blitar sebagai rumah sakit umum, berdiri pada tahun 1942 beralamat di Jl.
Dr. Sutomo No 29 kota blitar, kemudian melakukan relokasi pada tanggal
12 Agustus 2007 ke Jl.Kalimantan No 113 Kota Blitar mulai tahun 2007
kelas rumah sakit meningkat ke kelas B Non pendidikan dengan luas lahan
46.841 m dan luas bangunan 35.641 m.
Pada tahun 2007 Rumah Sakit Mardi Waluyo meningkat dari kelas C
ke kelas B Non pendidikan. Rumah Sakit Mardi Waluyo melakukan
relokasi untuk tahap I dari Jl. Dr. Sutomo ke Jl. Kalimantan No 113 Kota
Blitar pada tanggal 12 Agustus 2007. Pada tahun 2008 diterapkan program
Citizen Charter yang peluncurannya dilaksanakan pada tanggal 13 Mei
2008, akhir tahun 2008 juga dimulai program pendampingan PPK-BLUD
(Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum) oleh BPKB Jawa
Timur.
Pada tahun 2010 jumlah tempat tidur 130, pindahan pelayanan pada
tahun ini terdiri dari ruang IRNA dan penunjang lainnya ke RS Jl.
Kalimantan No 113. Operasional rumah sakit di Jl. Dr Sutomo semua
pelayanan pindah ke Jl. Kalimantan. Tahun 2011 penambahan tempat tidur

29

30

menjadi 200 TT + 12 TT untuk perinatal, penambahan kelengkapan sarana


prasarana, kelengkapan jumlah SDM. Perbaikan manajemen tata kelola
harus terus dilakukan. Pada tahun 2012 dilakukan penambahan
kelengkapan sarana prasarana, penambahan kelengkapan dokter spesialis
dengan mengikuti PPDS, memberi ijin dokter spesialis bedah orthopedi
mengikuti pendidikan sup spesialis, meningkatkan kerjasama dengan pihak
III mengenai penjaminan pelayanan kesehatan dan MOU tentang alat
kesehatan, dan menyusun RAB dan gambar rencana pembangunan gedung
IRNA ICU, NICU, PICU dan IBS.
2. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
a. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit MARDI WALUYO sebagai Rumah
Sakit Pilihan Utama Masyarakat Yang Mampu Bersaing Di Era
Globalisasi Pada Tahun 2015.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan yang berkualitas, terjangkau dan paripurna.
2) Membangun citra pelayanan dengan memperlakukan pengguna
layanan sebagai pusat perhatian.
3) Menjalin kerjasama dengan RS Pemerintah, RS Swasta dan Pihak
Ketiga.
4) Meningkatkan pemberdayaan sumberdaya manusia.
5) Mengupayakan kesejahteraan karyawan.

31

c. Motto
Kesehatan dan Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami
B. Gambaran Umum Rekam Medis Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo
Kota Blitar
1. Sejarah Rekam Medis Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo Blitar
Pada saat itu Rekam Medis masih berjalan dengan sangat sederhana
yang berupa data tentang penderita, diagnosa dan obat yang diberikan.
Kondisi seperti ini berjalan selama beberapa tahun sampai pada akhirnya
pada tahun 1991 mulai dirasakan kurangnya informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan pelayanan penderita dan mulai dipikirkan perlunya
penataan Rekam Medis yang lebih baik.
Penyelenggaraan Rekam Medis mulai disusun dengan tata cara yang
mengacu pada peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh Departemen
Kesehatan. Mulai disusun berkas rekam medis yang memberikan
informasi yang lebih lengkap tentang data identitas, data pemeriksaan
dokter dan data pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi dan resume
perjalanan perawatan penderita. Disamping itu juga telah tersusun format
laporan yang lebih rinci seperti yang dipersyaratkan Depkes. Dengan telah
makin tertatanya sistem administrasi di Rekam Medis membuat mutu
pelayanan menjadi lebih baik.
Perkembangan selanjutnya Rekam Medis di Rumah Sakit Daerah
Mardi Waluyo Kota Blitar berkembang dengan terselesaikannya Rumah
Sakit Daerah Mardi Waluyo Blitar yang baru dengan diterbitkannya

32

peraturan-peraturan baru tentang Rekam Medis menuntut untuk semakin


meningkatnya mutu penyelenggaraan Rekam Medis.
Rekam Medis yang awalnya berupa Unit Rekam Medik Bagian
Perencanaan dan Pengembangan kemudian berubah menjadi Instalasi
Rekam Medis bagian dari Bidang Penunjang Medis. Pengelolaan Rekam
Medis kemudian dikembangan makin profesional seiring dengan
perkembangan perekam medis sendiri dan tuntutan pelayanan yang makin
baik.
2. Visi dan Misi Rekam Medis Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Kediri
a. Visi
Mewujudkan Rekam Medis Yang Bermutu.
b. Misi
1) Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
2) Memberikan pelayanan Rekam Medis secara cepat, tepat dan
akurat.
3) Meningkatkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).

33

C. Hasil Penelitian
1. Berdasarkan hasil pengamatan alur dan prosedur dokumen Rekam Medis
tidak lengkap di rumah sakit Mardi Waluyo Kota Blitar
a. Flowchart alur dokumen rekam medis tidak lengkap di rumah sakit
Mardi Waluyo Kota Blitar
RAWAT INAP

Berkas RM
Kartu Kendali
Assembling

Lengkap

Tidak Lengkap

Koding dan
Indeksing

Filing

Sumber: Observasi di bagian assembling 2014


Gambar 1.IV Alur Dokumen Rekam Medis tidak lengkap

b. Alur dan Prosedur

Pengendalian dokumen Rekam Medis belum

Lengkap di Rumah Sakit Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar


berdasarkan SOP Rumah Sakit.

34

1) Pemeriksaan kelengkapan pengisian bekas rekam medis rawat inap


dari ruang rawat inap oleh Instalasi Rekam Medis maksimal 2 (dua)
hari setelah berkas rekam medis diterima.
2) Apabila terdapat ketidaklengkapan dalam pengisian berkas rekam
medis, maka dilakukan pencatatan ketidaklengkapan tersebut pada
kartu kendali dan berkas dikembalikan.
3) Berkas rekam medis yang tidak lengkap dikembalikan kepada
petugas perawatan rawat inap maksimal 3 (tiga) hari setelah
tanggal penyetoran. Pengembalian disertai dengan pengisian buku
ekspedisi.
4) Kepala ruang rawat inap berkewajiban menindaklanjuti dan
bertanggung jawab atas kelengkapan pengisian berkas

rekam

medis serta mengkoordinasi kepada pihak-pihak terkait yang


berwenang melengkapi berkas rekam medis tersebut sesuai catatan
yang tertera pada kartu kendali.
5) Menyerahkan kembali berkas rekam medis yang telah dilengkapi
tersebut paling lambat 14 hari setelah diterima oleh petugas ruang
rawat inap dan diserahkan ke instalasi Rekam Medis disertai
pengisian buku ekspedisi.
2. Berdasarkan hasil penelitian tentang ketidaklengkapan dokumen Rekam
Medis dengan menggunakan analisa kuantitatif dengan jumlah sampel 97
dokumen diperoleh hasil:
a. Identifikasi pasien

35

Kelengkapan

=
= 98,9 %

Ketidaklengkapan =
= 1,1 %

Grafik Identifikasi Pasien

Kelengkapan
Ketidaklengkapan

Sumber data: Penelitian di bagian assembling 2014


Grafik 1.IV Identifikasi Pasien
b. Pelaporan pasien
Kelengkapan

=
= 100 %

Ketidaklengkapan =
=0%

36

Grafik Pelaporan Pasien

Kelengkapan
Ketidaklengkapan

Sumber data: Penelitian di bagian assembling 2014


Grafik 2.IV Pelaporan Pasien
c. Otentifikasi pasien
Kelengkapan

=
= 24,7 %

Ketidaklengkapan =
= 75,3 %

37

Grafik Otentifikasi Pasien

Kelengkapan
Ketidaklengkapan

Sumber data: Penelitian di bagian assembling 2014


Grafik 3.IV Otentifikasi Pasien
d. Pencatatan
Kelengkapan =
= 100 %
Ketidaklengkapan =
=0%

38

Grafik Pencatatan

Kelengkapan
Ketidaklengkapan

Sumber data: Penelitian di bagian assembling 2014


Grafik 4.IV Pencatatan
3. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas assembling dan kepala
rekam medis di peroleh faktor-faktor penyebab dari ketidaklengkapan
dokumen adalah sebagai berikut :
a. Dokter dalam mengisi lembar dokter khususnya pada keabsahan
rekaman atau pembubuhan tanda tangan.
b. Perawat dalam megisi asuhan keperawatan khususnya pada keabsahan
rekaman atau pembubuhan tanda tangan.

Anda mungkin juga menyukai