Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat kompleks,
padat profesi dan padat modal. Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, rumah sakit dituntut untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan. Salah satu yang mendukung upaya peningkatan mutu
tersebut adalah rekam medis. Undang undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran Pasal 46 Ayat (1) disebutkan bahwa,
setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib
membuat rekam medis. Rekam medis memiliki tujuan untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Rekam medis sendiri memiliki kegunaan yang dapat
dilihat dari beberapa aspek. Salah satu aspek tersebut adalah aspek hukum,
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas
dasar keadilan.
Berdasarkan ketentuan pasal 222 dan pasal 216 KUHP diketahui bahwa
pada akhirnya tugas seorang dokter untuk membantu memberikan data
keterangan untuk kepentingan proses peradilan menjadi sebuah kewajiban.
Sehingga yang meminta keterangan tersebut untuk kepentingan yang sama
adalah merupakan sebuah kewenangan. Yang berwenang meminta bantuan
ahli kedokteran kehakiman adalah Hakim Pidana melalui Jaksa dan
1

dilaksanakan oleh Penyidik, Hakim Perdata meminta langsung kepada Ahli


Kedokteran Kehakiman, Hakim pada Pengadilan Agama, Jaksa Penuntut
Umum serta Penyidik. Penyidik dalam hal ini dijelaskan pada pasal 1 butir (1)
KUHAP, Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau
Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus oleh Undang
Undang untuk melakukan penyidikan.
Dalam hal penegakan hukum dan menyediakan alat bukti terhadap
korban luka, terganggu kesehatannya ataupun korban mati pihak penyidik
harus mengumpulkan alat bukti. Berdasarkan pasal 184 ayat (1) dan pasal 187
KUHAP alat bukti tersebut diantaranya keterangan saksi, keterangan ahli,
surat, petunjuk serta keterangan terdakwa. Untuk memenuhi alat bukti berupa
surat dan petunjuk, penyidik akan bekerjasama dengan rumah sakit untuk
membuat visum et repertum.
Dalam permohonan visum et repertum pihak penyidik harus
memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
a. Permohonan harus dilakukan secara tertulis oleh pihak pihak yang
diperkenankan untuk itu, dan tidak diperkenankan dilakukan melalui lisan,
maupun melalui pesawat telepon.
b. Permohonan visum et repertum harus diserahkan oleh penyidik bersamaan
dengan korban, tersangka, dan juga barang bukti kepada dokter ahli
kedokteran kehakiman.
Rumah Sakit Baptis Kediri merupakan rumah sakit yang menerima
permohonan permintaan visum et repertum oleh pihak penyidik, oleh karena

itu rumah sakit wajib membuatkan visum et repertum. Berdasarkan latar


belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Tinjauan
Alur dan Prosedur Pemberian Visum Et Repertum Oleh Pihak Rumah Sakit
Baptis Kediri Kepada Pihak Penyidik (Kepolisian) Tahun 2009 2011

B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses pemberian visum et repertum oleh pihak Rumah
Sakit Baptis kepada pihak Penyidik (Kepolisian) ditinjau dari alur dan
prosedur yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Baptis Kediri?

C. Batasan Masalah
Dalam penulisan KTI ini penulis membatasi masalah pada alur dan
prosedur pemberian visum et repertum korban hidup oleh pihak Rumah Sakit
Baptis.

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses pemberian visum et repertum oleh pihak Rumah
Sakit Baptis kepada pihak Penyidik (Kepolisian).

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui alur pemberian visum et repertum oleh pihak Rumah Sakit
Baptis kepada pihak Penyidik (Kepolisian).

b. Mengetahui prosedur pemberian visum et repertum oleh pihak Rumah


Sakit Baptis kepada pihak Penyidik (Kepolisian).
c. Mengetahui kelengkapan isi surat permintaan visum et repertum dari
pihak penyidik (Kepolisian).

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis di bidang rekam
medis khusunya.
b. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang selama ini diterima pada
waktu kuliah tentang rekam medis dan ilmu kedokteran kehakiman
serta membandingkan dengan kenyataan di lapangan.
2. Bagi Akademi
a. Sebagai bahan referensi di perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
b. Sebagai bahan masukan dan evaluasi guna penelitian selanjutnya di
bidang rekam medis untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Bagi Rumah Sakit
Memberi bahan masukan dan pertimbangan penyelenggaraan pemberian
visum et repertum oleh rumah sakit dalam rangka meningkatkan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai