Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN DOKUMEN


REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI TAHUN 2010
Antonius Eko Susilo dr. Wisnaningsih S1

Reni Trianingtyas, A. Md. PK2

kepemilikan rekam medis sering menjadi perdebatan di kalangan


kesehatan, karena dokter beranggapan bahwa mereka berwenang penuh terhadap
pasiennya. Akan tetapi, petugas rekam medis bersikeras mempertahankan
dokumen rekam medis di lingkungan kerjanya. Dilain pihak, pasien sering
memaksa untuk membawa atau membaca berkas yang memuat riwayat
penyakitnya. Hal ini menunjukan bahwa rekam medis sangat penting. Namun,
pada prinsipnya dokumen rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isinya milik pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perlindungan hukum terhadap kepemilikan dokumen rekam medis di Rumah Sakit
Baptis Kediri Tahun 2010. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan rancangan penelitian mendeskripsikan hasil penelitian dan hasil
wawancara yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan peraturan pemerintah.
Menentukan sampel dengan cara quota sampling dari populasi 375.820 dokumen
ditemukan sampel 400 dokumen, kemudian sampel tersebut disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku. Variabel yang diukur yaitu tingkat kesesuaian antara
peraturan yang berlaku dengan praktik yang dilakukan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa lembar rekam medis tidak dilindungi oleh rumah sakit.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan tingkat perlindungan lembar rekam
medis yang tidak dimusnahkan kurang sesuai dengan peraturan pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk meningkatkan perlindungan
terhadap lembar dan isi rekam medis yang tidak dimusnahkan.
Kata kunci : perlindungan hukum, dokumen rekam medis
ABSTRACT
LEGAL PROTECTION OF OWNERSHIP DOCUMENTS OF MEDICAL
RECORD AT HOSPITAL BAPTIST KEDIRI IN 2010
Antonius Eko Susilo dr. Wisnaningsih S1

Reni Trianingtyas, A. Md. PK2

Medical record ownership often becomes a debate among health, because


the doctor assumed that they authorized full of patients. However, medical record
officers insisted on medical record documents retain the environmental work. On
the other hand, patients are often forced to carry or read files that contain the
disease history. This indicates that the medical record is very important. However,
in principle the medical record documents belonging to healthcare facilities, while
its contents belongs to the patient. This research aims to find out the legal
protection of ownership documents of medical record in hospital Baptist Kediri in
2010. This type of research is used to describe the research design of descriptive
research results and interview results obtained then customized with government

regulation. Determine the sample by means of a quota sampling from a population


375.820 document found 400 sample documents, then the sample is adjusted to the
regulations. Variables measured: the level of alignment of regulation that applies
to the practice being done. Research results show that the medical record sheet is
not protected by the hospital. The conclusions of this research indicates the level
of protection is not a medical record sheet is destroyed in accordance with
government regulations less. Based on the results of the study are advised to
increase the protection of the contents of the medical record sheet and not
destroyed.
Keywords: legal protection, medical record documents
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi
perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter,
perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, setiap institusi
kesehatan baik pemerintah maupun
swasta membutuhkan rekam medis.
Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah di berikan kepada
pasien. Tujuan rekam medis untuk
menunjang
tercapainya
tertib
administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di
sarana pelayanan kesehatan.
Dengan
semakin
berkembangnya dunia kesehatan di
Indonesia, rekam medis mempunyai
peranan tidak kalah pentingnya dalam
menunjang
pelaksanaan
Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Rekam
medis sangat penting selain untuk
diagnosis, pengobatan juga untuk
evaluasi
pelayanan
kesehatan,
peningkatan efisiensi kerja melalui
penurunan mortalitas dan motilitas
serta perawatan penderita yang lebih
sempurna. Rekam medis harus berisi
informasi lengkap perihal proses
pelayanan medis di masa lalu, masa
kini dan perkiraan terjadi di masa
yang akan datang.

Kepemilikan rekam medis


sering menjadi perdebatan di
kalangan kesehatan, karena dokter
beranggapan
bahwa
mereka
berwenang penuh terhadap pasiennya
akan tetapi petugas rekam medis
bersikeras mempertahankan berkas
rekam medis di lingkungan kerjanya.
Di lain pihak, pasien sering memaksa
untuk membawa atau membaca
berkas
yang
memuat
riwayat
penyakitnya. Hal ini menunjukan
bahwa rekam medis sangat penting.
Sebenarnya, milik siapa rekam medis
itu?
(Billy
N
:
http://konsulsehat.wordpress.com/200
8/03/06/aspek-hukum-rekam-medikdi-indonesia/).
Pada prinsipnya berkas rekam
medis milik sarana pelayanan
kesehatan dan isi rekam medis
merupakan milik pasien. Karena
rekam medis adalah milik sarana
pelayanan kesehatan dan isinya milik
pasien, maka tidak pada tempatnya
dokter atau petugas kesehatan
menolak memberi tahu tentang isi
rekam medis. Sebaliknya, karena
berkas rekam medis adalah milik
sarana pelayanan kesehatan tidak
pada
tempatnya
pula
pasien
meminjam atau membawa pulang
berkas rekam medis tersebut. Jadi
berkas rekam medis harus tetap
berada di sarana pelayanan kesehatan
dan pasien hanya diperbolehkan

untuk mengcopi isi berkas terbut atas


persetujuan
sarana
pelayanan
kesehatan.
Dalam
sarana
pelayanan
kesehatan perlu adanya perlindungan
hukum untuk melindungi petugas
pelayanan
medis,
pasien
dan
dokumen rekam medis. Hukum
kesehatan sebagai bagian dari ilmu
hukum yang dapat memainkan peran
yang berarti dalam menemukan
hukum
dan
dalam
mengkonstruksikan peraturan hukum yang
diperlukan dalam bidang kesehatan
masyarakat (Soeparto, Pitono, 2006 :
143).
Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis ingin mengetahui lebih
lanjut tentang PERLINDUNGAN
HUKUM
TERHADAP
KEPEMILIKAN
DOKUMEN
REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT BAPTIS KEDIRI TAHUN
2010.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
studi
retrospektif
(retrospective
study),. Kemudian dari efek tersebut
di telusuri penyebabnya
atau
variabel-variabel yang mempengaruhi
akibat tersebut.
Pada penelitian ini penulis
menggunakan populasi dari jumlah
dokumen
rekam
medis
yang
dimusnahkan di Rumah Sakit Baptis
Kediri Tahun 2010 sebanyak 375.820
dokumen. Penentuan ukuran sampel
penulis menggunakan rumus sebagai
berikut.
N
=
1 + N ( )
Keterangan :

= besar sampel
= besar populasi
= tingkat ketidak tepatan yg
terjadi = 0.05
N

n=
n=

N
1+N (d2 )
375820

1+375820 (0.052 )
375820
n=
1+375820 (0.0025)
575820
n=
1+939,55
375820
n=
940.55
n=399.575 = 400 Dokumen
Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara quota
sampling atau jatah.
Dalam pengamatan ini penulis
mengamati dan mencatat tentang
perlindungan
hukum
terhadap
kepemilikan dokumen rekam medis
pada saat proses pemusnahan
khususnya lembar rekam medis yang
tidak dimusnahkan di Rumah Sakit
Baptis Kediri Tahun 2010. Selain itu
penelitian melakukan wawancara
kepada petugas rekam medis yang
bertanggung
jawab
melindungi
dokumen rekam medis di Rumah
Sakit Baptis Kediri Tahun 2010.
Sumber data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah data skunder,
atau fakta yang diperoleh dan
dikumpulkan oleh orang lain.
HASIL PENELITIAN
1. Prosedur Pemusnahan Dokumen
Rekam Medis di Rumah Sakit
Baptis Kediri tahun 2010
a. Berdasarkan Buku Pedoman
Penyelenggaraan Rekam Medis
Tentang Pemusnahan di Rumah
Sakit Baptis Kediri

1) Dibentuk tim pemusnah


arsip dengan surat keputusan
direktur.
2) Berkas rekam medis yang
mempunyai
nilai
guna
tertentu tidak dimusnahkan,
tetapi
disimpan
dalam
jangka waktu tertentu.
3) Membuat pertelaan arsip
bagi arsip/berkas rekam
medis yang telah dinilai.
4) Berita acara pelakasanaan
pemusnahan dikirim kepada
pemilik rumah sa kit dan
Dirjen Yanmed Depkes RI.
b. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Kepala Instalasi Rekam
Medis Rumah Sakit Baptis
Kediri
Di Rumah Sakit Baptis
Kediri tidak melaksanakan inaktif, namun dokumen rekam
medis dimusnahkan minimal 7
(tujuh) tahun setelah pasien
berkunjung ke rumah sakit.
1) Dibentuk Tim Pemusnah
Arsip dengan beranggotakan:
Penasehat :
- Dr. dr. Hudi Winarso, M.
Kes, Sp. And

Ketua :
- dr. R.E Grace, Sp M
Sekretaris :
- Sony Eko W, A. Md. PK
Bendahara :
- Maria Suprapti
Seksi ilmiah :
- dr. Mary Elizabet
- Erawati, A. Md. Keb., SST
- Supinah, A. Md. Kep
Sesksi
Tempat
dan
Perlengkapan:
- Bambang Susanto
Seksi
Publikasi
dan
Dokumentasi:
- Agus Sudarmanto
2) Melakukan pemilahan terhadap lembar-lembar rekam
medis oleh petugas rekam
medis
yang
ditunjuk.
Lembar
yang
tidak
dimusnahkan diantaranya:
a) Resume medis
b) Lembar operasi
c) Lembar identitas bayi
baru lahir
d) Informed consent
e) Lembar kematian
3) Membuat
daftar
tabel
pertelaan dokumen rekam
medis

Tabel 4.1 Daftar Tabel Pertelaan Arsip Rumah Sakit Baptis Kediri
No
No.
Tahun
Waktu
Diagnosa Ketarangan
Rekam Jangka Penyimpanan
medis
1
2
3
4
5
Dst
Sumber: Daftar Pertelaan Arsip Rekam Medis Rumah Sakit Baptis kediri

4) Pemusnahan
dokumen
rekam medis yang siap
dimusnahkan dan dokumen
yang rusak atau tidak
terbaca dilaksanakan pada
tanggal 13 Desember 2010
dengan cara dicacah yang
dilakukan oleh pihak ketiga
yang disaksikan oleh Tim
Pemusnah Dokumen Rekam
Medis.
5) Membuat Berita Acara
Pemusnahan,
namun
Beraita Acara Pemusnahan
tersebut,
belum
di
tandatangani oleh direktur
rumah sakit dan panitia
pemusnahan.
2. Lembar-Lembar Rekam Medis
yang Tidak di Musnahkan di
Rumah Sakit Baptis Kediri tahun
2010
a. Resume medis
b. Lembar operasi
c. Lembar identitas bayi baru
lahir
d. Lembar kematian
e. Informed conssent
3. Penyimpanan Lembar Rekam
Medis yang Tidak Dimusnahkan
di Rumah Sakit Baptis Kediri
tahun 2010
Gambar 4.1: Gambar penyimpanan
lembar rekam medis yang tidak
dimusnahkan

Sumber: Gudang
Baptis Kediri

Rumah

Sakit

Gambar 4.2: Gambar penyimpanan


lembar rekam medis yang tidak
dimusnahkan

Sumber: Gudang Rumah Sakit


Baptis Kediri
4. Perlindungan Terhadap Lembar
Rekam Medis yang Tidak
Dimusnahkan di Rumah Sakit
Baptis Kediri tahun 2010
Dilindungi dengan cara
dikumpulkan
kemudian
dimasukan kedalam tas plastik
kemuadian disimpan di gudang
barang bersama dengan barangbarang yang tidak digunakan. dan
diketahui dari semua lembar
rekam medis yang dimusnahkan
sebagian tadak dapat ditemukan.
5. Kepemilikan Lembar Rekam
Medis yang Tidak Dimusnahkan
di Rumah Sakit Baptis Kediri
tahun 2010
Lembar rekam medis yang
tidak dimusnahkan secara fisik
adalah milik Rumah Sakit Baptis
Kediri, sedangkan isi lembar
rekam
medsi
yang
tidak
dimusnahkan adalah milik pasien.
PEMBAHASAN
1. Prosedur Pemusnahan Dokumen
Rekam Medis di Rumah Sakit
Baptis Kediri tahun 2010
Prosedur
pemusnahan
dokumen rekam medis kurang
sesuai dengan:
a. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Tentang

Pemusnahan di Rumah Sakit


Baptis Kediri
b. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis Bab IV
pasal 8: Ayat 4)
c. Surat Keputusan Direktur
Jendral Pelayanan Medik
Nomor78/Yanmed/RS Umdik/
I/91 Tentang Penyelenggaraan
Rekam Medis di Rumah Sakit,
Bab III Item D dan Item E.
2. Lembar-Lembar Rekam Medis
yang Tidak di Musnahkan di
Rumah Sakit Baptis Kediri tahun
2010 sudah sesuai dengan:
a. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis Bab IV
pasal 8:
b. Surat Keputusan Direktur
Jendral Pelayanan Medik
Nomor78/Yanmed/RS Umdik
/I/91 Tentang Penyelenggaraan
Rekam Medis di Rumah Sakit,
Bab III Item D
c. Manual Rekam Medis (Konsil
Kedokteran Indonesia Bab V
Item C, 2006).
d. Pernyataan Ikatan Dokter
Indonesia
(IDI)
Tentang
Rekam Medis Item Nomor 11.
3. Ruang Penyimpanan Lembar
Rekam Medis yang Tidak
Dimusnahkan di Rumah Sakit
Baptis Kediri tahun 2010 belum
sesuai dengan:
a. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis Bab IV
pasal 8; pasal 4.
b. Surat Keputusan Direktur
Jendral Pelayanan Medik
Nomor 78/Yanmed/RS Umdik/
I/91 Tentang Penyelenggaraan

Rekam Medis di Rumah Sakit.


Bab III; Item D. Bab IV; Pasal
2).
c. Manual Rekam Medis (Konsil
Kedokteran Indonesia Bab V
Item C, 2006).
d. Pernyataan Ikatan Dokter
Indonesia Tentang Rekam
Medis Item Nomor 11..
Gambar 4.3: Gambar penyimpanan
lembar rekam medis yang tidak
dimusnahkan setelah diteliti

Sumber: Ruang Instalasi Rekam


Medis Rumah Sakit Baptis Kediri
4. Perlindungan Terhadap Lembar
Rekam Medis yang Tidak
Dimusnahkan di Rumah Sakit
Baptis Kediri tahun 2010 belum
sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Jendral Pelayanan Medik
Nomor 78/Yanmed /RS Umdik/
I/91 Tentang Penyelenggaraan
Rekam Medis di Rumah Sakit
Bab IV;
5. Kepemilikan Lembar Rekam
Medis yang Tidak Dimusnahkan
di Rumah Sakit Baptis Kediri
tahun 2010 sudah sesuai dengan
peraturan yang diatur oleh
Pemerintah Republik Indonesia
yaitu:
a. Undang-Undang RI Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran Pasal 47; Ayat 1).
b. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor
269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis Pasal
12; Ayat 1) dan Ayat 2).

c. Surat Keputusan Direktur


Jendral Pelayanan Medik
Nomor 78/Yanmed/RS Umdik/
I/91 Tentang Penyelenggaraan
Rekam Medis di Rumah Sakit
Bab IV; Huruf 4) Huruf 5)
dan Huruf 6).
d. Manual Rekam Medis (Konsil
Kedokteran Indonesia Bab V
Item B, 2006).
e. Pernyataan Ikatan Dokter
Indonesia Tentang Rekam
Medis Item Nomor 8; Item
Nomor 9;.
KESIMPULAN
1. Prosedur Pemusnahan Dokumen
Rekam Medis di Rumah Sakit
Baptis Kediri Tahun 2010 belum
sesuai dengan Peraturan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
2. Lembar-lembar rekam Medis
yang tidak di musnahkan di
Rumah Sakit Baptis Kediri Tahun
2010 sudah sesuai dengan
Peraturan
Pemerintah
yaitu:
resume, lembar operasi, identitas
bayi lahir, informed conssent dan
lembar kematian.
3. Ruang Penyimpanan Lembar
Rekam Medis yang Tidak
Dimusnahkan di Rumah Sakit
Baptis Kediri Tahun 2010
disimpan di gudang, bukan
ditempat penyimpanan arsip yang
layak.
4. Perlindungan terhadap lembar
rekam
medis
yang
tidak
dimusnahkan di Rumah Sakit
Baptis Kediri tahun 2010 kurang
sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
5. Kepemilikan lembar rekam medis
yang tidak dimusnahkan di
Rumah Sakit Baptis Kediri Tahun
2010 sudah sesuai dengan
Peraturan
Pemerintah
yang
berlaku yaitu, lembar rekam

medis
milik
rumah
sakit,
sedangkan isinya milik pasien.
Saran
1. memberlakukan arsip aktif dan
inaktif.
2. memperhatikan tempat
penyimpanan lembar rekam medis
yang tidak dimusnahkan..
3. Disarankan
kepada
Tim
Pemusnahan Dokumen Rekam
Medis dalam penandatanganan
Berita Acara Pemusnahan,
4. Meningkatkan
perlindungan
hukum terhadap kepemilikan
dokumen rekam.
5. Seluruh petugas rekam medis
bertanggungjawab atas rekam
medis, baik aktif, inaktif
maupun
yang
tidak
dimusnahkan.
Daftar Pustaka
Amir, Amri. 1992. Bunga Rampai
Hukum Kesehatan. Widya
Medika. Jakarta.
Budi, Safitri Citra. 2011. Manajemen
Unit Kerja Rekam Medis.
Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.
Hatta, Gemala R. 2008. Pedoman
Manajemen
Informasi
Kesehatan
di
Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakrta:
UI Prees
Billy N. (2008). Aspek Hukum
Rekam Medik Di Indonesia
http://konsulsehat.wordpress.c
om/2008/03/06/aspek-hukumrekam-medik-di-indonesia/.
Diakses tanggal 26 April 2012
Pukul 22.36 Wib.
Ikatan Dokter Indonesia Tentang
Rekam Medis

Moeljatno. 2009. Kitab UndangUndang


Hukum
Pidana.
Jakarta: Bumi Aksara
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2002.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Nursalam. 2003. Konsep dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269 Tahun 2008, Tentang
Rekam Medis
RI,

DepKes. 1997. Pedoman


Pengelolaan Rekam Medis
Rumah Sakit Di Indonesia.
Jakarta

RI.

DepKes. 2006. Pedoman


Pengelolaan Rekam Medis
Rumah Sakit Di Indonesia.
Jakarta

Rustiyanto, Ery. 2011. Manajemen


Filing Dokumen Rekam Medis
Dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta:
Politeknik
Kesehatan Permata Indonesia
Soeparto, Pitono. 2006. Etik Dan
Hukum di Bidang Kesehatan.
Airlangga University Press.
Surabaya
Surat Keputusan Direktur Jendral
Pelayanan
Medik
Nomor
78/Yanmed/RS
Umdik/I/91
Tentang
Penyelenggaraan
Rekam Medis di Rumah Sakit
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun Tahun 2009
Tentang Kearsipan

Undang-Undang RI Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
Wetboek, Burgelijk. 2008. Kitab
Undang-Undang
Hukum
Perdata: Permata Press

Anda mungkin juga menyukai