Per Salin An
Per Salin An
Lampiran Materi
Deteksi Dini, Komplikasi dan Penyulit Pada Masa Persalinan
Partus adalah suatu proses pengeluaran bayi, plasenta, dan selaput ketuban
dari dalam uterus melalui vagina yang terjadi antara 37 dan 42 minggu.
Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan
berat janin antara 1000-500 gram.
Partus prematurus adalah suatu partus hasil konsepsi yang dapat hidup
tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000 sampai 2500
gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau
lebih dari waktu partus yang diperkirakan.
Lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat
pada setiap persalinan baik normal maupun patologis. Lima benang tersebut
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
I.
Kala I persalinan
a. Observasi kala I persalinan
1. Ibu
a) Reaksi terhadap persalinan
Bagaimanapun pandangan ibu tentang persalinan, fase kehamilan sudah
berakhir dan dalam periode relatif singkat seorang bayi akan lahir. Akan
terdapat perasaan takut dan khawatir bahwa dia tidak dapat memenuhi
harapan
sosial
budayanya.
Ibu
dapat
merasa
cemas
dengan
Fase laten persalinan lama dapat didiagnosis secara tidak akurat jika
ibu mengalami persalinan palsu. Menurut Prawirohardjo, 2007
menyatakan bahwa pembukaan serviks tidak melewati 3 cm sesudah 8
jam in partu.
d. Prolonged active phase (Fase aktif memanjang)
Fase aktif ditandai dengan peningkatan laju dilatasi serviks, yang
disertai dengan penurunan bagian presentasi janin. Kemajuan yang
lambat dapat didefinisikan sebagai durasi total persalinan atau
kegagalan serviks untuk berdilatasi dengan kecepatan perjam yang
telah ditetapkan. Kecepatan dilatasi 1cm perjam paling banyak
digunakan, tetapi pemeriksaan vagina tidaklah tepat, dengan adanya
kemungkinan variasi antar pemeriksa. Fase aktif yang memanjang
disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang meliputi serviks,
uterus, fetus dan pelvis ibu (Myles, 2009).
e. Inersia uteri
His yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih jarang
dibandingkan dengan his normal.
Inersia dibagi atas dua keadaan
1) Inersia uteri primer
Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan. Hal ini
harus dibedakan dengan his pendahuluan yang juag lemah dan
kadang-kadang menjadi hilang (false labour)
2) Inersia uteri sekunder
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat
teratur dan dalam waktu yang lama.
f. Kontraksi Hipertonik Otot uterus
Kontraksi otot uterus demikian besar kuatnya sehingga persalinan
dapat berlangsung sekitar 3 jam, bahkan dapat terjadi di mana saja.
Menurut Huges (1872) mendefinisikan bahwa persalinan yang
berlangsung sekitar 3 jam disebut persalinan presipitatus yang
menyebabkan berbagai komplikasi terhadap ibu atau bayinya.
Terjadi lingkaran retraksi Patologis Bandle
4
Pada kekuatan kontraksi otot uterus cukup kuat dan masih dalam
batas yang teratur maka yang akan terjadi adalah :
1. Terjadi pembentukan dan penapisan segmen bawah rahim
dengan cepat, sementara bagian terendah tidak mampu
mengimbangi penurunan.
2. Dengan demikian, jelas dapat ditentukan batas bagian aktif
berkontraksi dengan kuat dan bagian pasif yang akan
membentuk segmen bawah rahim.
3. Jika batas berkontraksi aktif sudah mendekati tinggi umbilikus
atau telah melewatinya, bahay yang besar ini ditunjukan karena
kemungkinan besar akan terjadi ruptur uteri.
Sebab utama kemungkinan terjadinya rupture uteri adalah:
1. Kesempitan panggul absolut berarti berat bayi dalam batas
normal, sedangkan panggul mengalami kesempitan atau
kelainan bentuk.
2. Kelainan letak janin
a. Letak lintang yang tidak mungkin lahir pervaginam
b. Kelainan posisi bagian janin terrendah, khususnya pada letak
kepala.
c. Bayi dengan kelainan khusus
hidrosefalus
Bayi dengan makrosemia mempunyai berat lebih dari
4500 gram
3. Sefalopelvik disproporsi, ketidakseimbangan antara bayi dengan
panggulnya sehingga menimbulkan persalinan obstruktif, yang
menyebabkan rupture uteri imminen sampai dengan ruptur uteri.
Rupture uteri imminen
Ruptur uteri
1. Keadaan umum
Tampak sakit anemis
Tensi
turun,
nadi
meningkat,
temperature mungkin meningkat.
2. Palpasi abdomen
Bagian janin sudah berada di bawah
kulit abdomen.
Tanda darah bebas dalam abdomen
Palpasi abdomen terasa nyeri
3. Auskultasi detak jantung
Sudah meninggal intraabdomen, karena
plasenta langsung lepas jika saat
1.
rupture
diketahui
maka
masih
Tampak dan terasa bagian kontraktil
mempunyai
waktu
5-10
menit
untuk
dan bagian yang pasif.
menyelamatkan bayi dengan jalan
Lingkaran bandle makin meningkat
4. Auskultasi detak jantung janin
operasi.
Sudah mulai terjadi asfiksi intrauteri
4. Pemeriksaan dalam
Takikardi,
brakikardi
ireguler,
Bagian bawah kosong karena
lemah atau bagian kecil.
janinnya terlempar ke kavum
Gangguan
sirkulasi
darah
abdomen
Pada rupture uteri inkompletus
retroplasenter
artinya
masih
diliputi
oleh
5. Pemeriksaan dalam
peritoneum maka bagian terendah
Bagian terrendah sudah terfiksir
mudah di dorong ke bagian atas.
Terdapat kaput suksedaneum yang
Pada sarung tangan terdapat darah
besar.
artinya darah yang berasal rupture
Bagian terendah sulit didorong
uteri
kembali ke atas.
Ketuban dapat bercampur dengan
mekoneum yang artinya janin telah
mengalami asfiksi neonatorum.
Rupture uteri
1. Prinsip
1. Perbaiki keadaan umum maternal
Segera
melakukan
terminasi
Pasang infus-tranfusi darah berikan
persalinan sehingga dapat dihindari
AB profilaksis, sampai dapat
terjadi rupture uteri.
diberikan anestesi
2. Persiapan
2. Lakukan laparatomi dengan tujuan
Pasang infus dan berikan AB
utama menghentikan perdarahan dari
profilaksis
sumbernya pada perlukaan atau pada
Persiapan untuk segera operasi
robeka uterus.
3. Jenis terminasi kehamilan
3. Teknik operasi
Letak kepala jika masih ada
Sebagaian
besar
supravaginal
kemungkinan lakukan forceps
histerektomi, lebih cepat dan cukup
ekstraksi
untuk menghentikan perdarahan
4. Pada kasus lain
Pada rupture uteri baru dan masih
Seksio sesarea, pada janin yang
menginginkan
anak,
dapat
masih hidup.
dilakukan histerorapi.
Pada letak lintang dengan janin
Jangan lupa memasang drainase
mati, dilakukan dekapitasi
transvaginal sehingga darah dan
Letak kepala janin mati minimal
cairan
intraabdominal
yang
lakukan perforasi dan jika perlu
terinfeksi dapat dikeluarkan.
diikuti krainoklasi
Jika perlu dapat dilakukan irigasi.
sejauh
mungkin
ke
arah
dadanya
dan
diupayakan lurus
b. Lakukan penekanan ke bawah dengan mantap di atas
simfisis pubis untuk menggerakan bahu anterior diatas
simfisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong fundus
simfisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong fundus
uteri, beresiko terjadinya ruptur uteri.
c. Ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala
berada diatas
1) Tekan ke atas untuk melahirkan bahu depan
2) Tekan kepala janin mantap ke bawah untuk
melahirkan bahu belakang.
Gambar : MC Robert
3) Presentasi Bokong
Suatu keadaan dimana janin dalam posisi membujur/memanjang,
kepala berada pada fundus sedangkan bagian terrendah adalah
bokong.
a) Macam presentasi bokong :
1) Bokong dengan tungkai ekstensi/bokong murni (frank
breech)
Presentasi bokong dengan pinggul fleksi dan tungkai
ekstensi pada abdomen.
2) Bokong sempurna (complete breech)
Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna, dengan
pinggul dan lutut fleksi dan kaki terlipat ke dalam di
samping bokong.
3) Bokong footling (footling breech)
Hal ini jaang terjadi. Satu atau kedua kaki menjadi bagian
presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak sepenuhnya
fleksi.
Kaki
lebih
rendah
dari
bokong,
yang
kelahiran
janin.
Pertama-tama
hendaknya
hendaknya
dilakukan
pengawasan
kemajuan
terdorong turun
11
dengan
punggung/
tulang
belakangnya
dan
Anensefalus
Hidrosefalus
Kongenital Anomali
Congenital Shortening of the Cervical Muscle
Struma
Higroma Koli (kista leher)
_DIII Kebidanan Poltekkes Surakarta_
14
Penyebab
atonik
uteri
yang
mengakibatkan
perdarahan
Percepatan persalinan
Jika uterus telah berkontraksi dengan kuat dan menyebabkan
durasi persalinan kurang dari 1 jam, kesempatan otot untuk
beretraksi tidak cukup.
Persalinan lama
Persalinan yang fase aktifnya berlangsung lebih 12 jam, inersia
uterus (kelembaman) dapat terjadi akibat kelelahan otot.
Polihidramnion atau kehamilan kembar
Miometrium menjadi sangat terrenggang sehingga menjadi
kurang efisien.
Plasenta previa
Sebagian atau seluruh plasenta berada di bagian bawah tempat
lapisan otot yang lebih tipis mengandung sedikit serat oblik
:mengakibatkan kontrol perdarahan yang buruk.
Abrupsio plasenta
Anestesi umum
Agens anestetik dapat menyebabkan relaksasi uterus, terutama
agens inhalasi yang mudah menguap seperti halotan.
Kesalahan penatalaksanaan kala tiga persalinan
Gesekan fundus atau manipulasi uterus dapat mencetuskan
terjadinya
kontraksi
aritmik
sehingga
plasenta
hanya
17
melakukan
KBI
selama
dua
menit,
18
korpus
uteri.
Usahakan
untuk
19
c. Lakukan
kompresi
mendekatkan
tangan
uterus
depan
dengan
dan
cara
saling
belakang
agar
Retensio Plasenta
Diagnosis ditetapkan jika plasenta tetap tidak dilahirkan setelah
periode waktu tertentu (biasanya sampai 1 jam ) : plasenta
belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas akan
tetapi belum dilahirkan.
Plasenta belum lepas sama sekali dari dinding uterus kerena :
1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
(plasenta adhesiva)
2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili
khoriales menembus desidun sampai miometrium-sampai di
bawah peritonium (plasenta arkreta-perkreta).
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi
belum keluar disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk
melahirkan atau karena salah penanganan kala III, akibatnya
terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang
menghalangi keluarnya plasenta (inkaserasio plasenta).
Tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan
tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya
kelaura dari kavum uteri disebut plasenta manual.
20
22