Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah


Reformasi dilakukan untuk mewujudkan aparatur negara yang mampu
mendukung

kelancaran

dan

keterpaduan

pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan


prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas praktek-praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan
mampu menyediakan pelayanan yang prima sebagaimana diharapkan masyarakat.
Agar harapan tersebut dapat menjadi kenyataan maka dituntut adanya suatu sikap
aparatur yang baik, integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi.
Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak
tahun 2001 membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Salah
satu perubahan itu adalah pemberian wewenang yang lebih luas dalam
penyelenggaraan beberapa bidang pemerintahan. Seiring dengan bertambah luasnya
kewenangan ini, maka aparat pemerintahan di daerah diharapkan dapat mengelola
dan menyelenggaraan pelayanan dengan lebih baik dari sebelumnya sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat.
Namun dibalik itu semua telah muncul suatu pemikiran yang positif yaitu
munculnya ide serta tentang pemikiran dasar yang menimbulkan reformasi total
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan utama dari reformasi adalah untuk

Universitas Sumatera Utara

menciptakan masyarakat sipil (civil society) dalam kehidupan pemerintahan,


bermasyarakat dan bernegara yang memiliki nilai-nilai good governance serta
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sikap keterbukaan, kejujuran dan keadilan
yang berorientasi kepada rakyat dan bertanggungjawab kepada rakyat.
Terdapat beberapa persoalan utama yang merupakan bagian dari sejarah masa
lalu bangsa Indonesia yang efeknya masih dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia
yang hidup pada masa sekarang ini, yang sekaligus merupakan indikator penyebab
terjadinya krisis multidimensi yang masih melanda bangsa Indonesia hingga saat ini.
Ketika permasalahan tersebut diidentifikasi, maka ujung dari permasalahan tersebut
bermuara kepada terjadinya pendangkalan partisipasi rakyat dalam program
pembangunan daerah serta semakin melemahnya posisi nilai tawar rakyat dalam hal
perencanaan dan pengambilan keputusan yang melibatkan kehidupan rakyat. Rakyat
bukan dijadikan sebagai subjek dalam kehidupan demokrasi dan juga bukan menjadi
subjek didalam pembangunan.
Kelurahan merupakan dasar dari satuan pemerintahan yang terkecil dari suatu
komunitas pemerintahan negara. Sehingga boleh dikatakan bahwa keberhasilan dalam
melakukan pembangunan juga tergantung dari sejauh mana partisipasi masyarakat
setempat beserta aparatur pemerintahan kelurahan dalam perencanaan pembangunan
tersebut. Dalam arti masyarakat harus ikut berpartisipasi dan diberi kepercayaan dan
kewenangan yang cukup dalam mengurusi rumah tangga kelurahannya, sehingga bisa
mandiri dan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki daerah tersebut.
Selain sebagai pelaksana dan perencana program pembangunan, maka para
aparatur pemerintah kelurahan juga berperan sebagai pelayan masyarakat dalam

Universitas Sumatera Utara

urusan-urusan administrasi dan kependudukan yang menjadi wewenang dari pihak


kelurahan. Namun hingga saat ini pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat,
terkadang masih sulit untuk dapat diakses langsung oleh masyarakat dan prosedur
yang terkadang berbelit-belit dan sering menyulitkan masyarakat ketika harus
mengurus surat atau izin tertentu di kelurahan, biaya yang tidak jelas serta terjadinya
pungutan liar (pungli), saat ini menjadi cerminan rendahnya kualitas pelayanan di
Indonesia.
Dimana ini juga merupakan bagian akibat dari berbagai program pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat, namun saat ini masih jauh sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat. Selain itu juga ada kecenderungan ketidak adilan
didalam pelayanan yang diberikan, dimana masyarakat yang tergolong miskin akan
sulit untuk mendapat pelayanan yang baik dan berkualitas dari pihak kelurahan.
Sebaliknya masyarakat yang memiliki uang akan lebih mudah dalam menyelesaikan
urusannya. Untuk itu, apabila ketidakmerataan dan ketidakadilan ini terus terjadi,
maka pelayanan yang berpihak ini akan memunculkan potensi yang berbahaya dalam
kehidupan berbangsa. Potensi ini antara lain terjadinya disintegrasi bangsa, perbedaan
yang lebar antar yang kaya dan miskin dalam konteks untuk memperoleh pelayanan,
peningkatan ekonomi yang lamban, dan pada tahapan tertentu dapat merugikan
bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 Tahun 2005 tentang
Pemerintah Kelurahan yang merupakan dasar dalam menuju masyarakat yang
berkembang yaitu kelurahan tidak lagi menjadi level administrasi, tidak lagi menjadi
bawahan daerah tetapi menjadi masyarakat yang mandiri. Sehingga setiap masyarakat

Universitas Sumatera Utara

yang berada pada lingkungan kelurahan berhak untuk berbicara dan mengeluarkan
pendapat sesuai dengan kepentingannya sendiri. Disini harus dipahami bahwa
kelurahan merupakan suatu kesatuan hukum yang memiliki hak dan kekuasaan dalam
mengatur dan melayani semua kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya menuju
kesejahteraan.
Pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat diharapkan menjadi lebih
responsif terhadap kepentingan masyarakat itu sendiri, di mana paradigma pelayanan
masyarakat yang telah berjalan selama ini

beralih dari pelayanan yang sifatnya

sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan yang


berorientasi kepuasan masyarakat sebagai berikut :
a. Lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui kebijakan yang
memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi pelayanan masyarakat.
b. Lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan aparatur kelurahan dan
masyarakat sehingga masyarakat juga mempunyai rasa memiliki yang tinggi
terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah dibangun bersama.
c. Menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan tertentu
sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas.
d. Terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi
pada hasil, sesuai dengan masukan atau aspirasi yang diharapkan masyarakat.
e. Lebih mengutamakan pelayanan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
f. Memberi akses kepada masyarakat dan responsif terhadap pendapat dari
masyarakat tentang pelayanan yang diterimanya.

Universitas Sumatera Utara

Namun dilain pihak, pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintahan


kepada masyarakat diharapkan juga memiliki :
a. Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya.
b. Memiliki perencanaan dalam pengambilan keputusan.
c. Memiliki tujuan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Dituntut untuk akuntabel dan transparan kepada masyarakat.
e. Memiliki standarisasi pelayanan yang baik pada masyarakat.
Semenjak gerakan reformasi digulirkan dalam rangka merubah struktur
kekuasaan menuju demokrasi dan desentralisasi, maka kebutuhan masyarakat
terhadap suatu pelayanan prima dari pemerintah, dalam hal ini pemerintah kelurahan
menjadi sangat penting. Diawali dengan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan
selanjutnya dilakukan revisi menjadi Undang-Undang No 32 Tahun 2004 , yang telah
dijadikan landasan yuridis untuk menggeser fokus politik ketatanegaraan, diawali
desentralisasi kekuasaan dari pemerintah pusat kepada daerah. Dan sekarang menjadi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tentang Pemerintahan Kelurahan dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 tentang Pemerintahan Desa.
Inti dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah
penyelenggaraan pemerintahan lokal yang menekankan pada prinsip demokrasi dan
peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan
keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh daerah masing-masing.
Perencanaan pembangunan didaerah kelurahan tidak dapat dipisahkan dari
penyelenggaraan pemerintah kelurahan yang merupakan unit terdepan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjadi tonggak strategis dalam

Universitas Sumatera Utara

keberhasilan seluruh program pembangunan. Karena itu upaya untuk memperkuat


dan memberdayakan pemerintah ditingkat kelurahan merupakan langkah dalam
mempercepat terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat sebagai tujuan dalam
program pembangunan kelurahan.
Untuk mengakomodir aspirasi masyarakat yang terus berkembang sertra
dalam menghadapi perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan nasional maupun
lingkungan internasional yang secara langsung akan berpengaruh pada roda
pemerintahan dan pelaksanaan program pembangunan di negara kita, maka
diperlukan adanya suatu pemerintahan kelurahan yang tangguh dan didukung oleh
sistem dan mekanisme kerja yang profesional dalam memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat. Pemerintahan kelurahan harus benarbenar siap dan mampu
untuk mengelola setiap potensi yang ada dalam lingkungan masyarakat untuk dapat
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Pemerintah kelurahan juga harus cepat dan tanggap dalam memperhatikan
segala sesuatu yang menjadi kebutuhan warga masyarakatnya. Diharapkan dengan
terciptanya pemerintahan kelurahan yang tangguh dan mandiri yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan dapat mewujudkan program-program pembangunan yang terencana
secara efektif dan efisien yang pada akhirnya diharapkan dapat mewujudkan citacita
masyarakat yang adil dan sejahtera.
Konsep pemberdayaan pemerintah kelurahan ini dapat dilaksanakan melalui
program peningkatan kualitas atau kemampuan aparat pemerintahan setempat. Hal ini
sangat penting mengingat kelurahan atau desa merupakan unit pemerintahan yang

Universitas Sumatera Utara

terkecil

dalam tata pemerintahan yang ada dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan langsung berhubungan dengan masyarakatnya. Dengan demikian


diharapkan bahwa aparat pemerintahan khususnya pada tingkat kelurahan dapat
meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada masyarakat.
Sekarang ini kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat telah
mengalami penurunan kualitas dan perlu diadakan perbaikan, bila dilihat dari sisi
efisiensi dan efektivitas, responsivitas, kesamaan perlakuan (tidak diskriminatif)
maka pelayanan yang diberikan masih jauh dari yang diharapkan oleh masyarakat dan
masih memiliki berbagai kelemahan.
Pemerintah Kelurahan Sari Rejo disini berperan dalam perencanaan program
pembangunan didaerah harus mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan
masyarakat dan mampu menampung segala aspirasi masyakat, agar dapat mengetahui
apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
jauh mengenai Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka
Pelayanan Masyarakat (Studi Pada Pemerintah Kelurahan Sari Rejo,
Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara) .

Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan perumusan
masalah dalam makalah ini, yaitu :
Bagaimana Upayaupaya yang harus dilakukan untuk Memberdayakan
Pemerintahan Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat di Kelurahan
Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara .

1.3. Tujuan Penelitian


Setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang hendak
dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk memberdayakan
Pemerintahan Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas kinerja Pemerintahan Kelurahan
Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia dalam usaha membangun daerahnya.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mencari khasanah ilmiah tentang upaya-upaya pemberdayaan
Pemerintah Kelurahan dalam rangka memberikan pelayanan kepada
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

2. Sebagai bahan referensi atau masukan bagi pemerintah pusat maupun


pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan dalam Pemberdayaan
Pemerintah Kelurahan.
3. Dapat dijadikan bahan referensi atau informasi ilmiah dalam penulisan karya
ilmiah dan penelitian tentang Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan.
4. Untuk mengetahui sejauh mana partisipasi masyarakat didalam pembangunan
daerah kelurahan.

1.5. Kerangka Teori


Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan preposisi
untuk dapat menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1989;37).

1.5.1. Pemberdayaan Pemerintahan Kelurahan


1.5.1.1. Pengertian Pemberdayaan
a. Menurut HAW Widjaja, pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, sehingga masyarakat
dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk
bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri dibidang ekonomi, sosial,
agama dan budaya.
Pemberdayaan tidak cukup hanya dengan upaya meningkatkan produktivitas,
memberikan kesempatan usaha yang sama, namun juga harus diikuti dengan
perubahan struktur sosial ekonomi, mendukung perkembangan struktur

Universitas Sumatera Utara

kehidupan sosial ekonomi melalui peningkatan peran, produktivitas, efisiensi


serta perbaikan terhadap akses sumber daya, tekhnologi, pasar dan terhadap
sumber pembiayaan.
b. Ahmad Mahmudi, pemberdayaan adalah proses penumbuhan kekuasaan dan
kemampuan diri dari kelompok masyarakat yang miskin/lemah, terpinggirkan
dan tertindas.
c. Payne, menyatakan bahwa pemberdayaan pada intinya ditujukan untuk
membantu klien dalam memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan dia lakukan terkait dengan diri mereka,
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain dengan transfer daya dari
lingkungan.
d. Shardlow mengatakan bahwa pemberdayaan pada intinya adalah membahas
bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha untuk mengontrol
kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka.
e. Bank Dunia (World Bank), pemberdayaan adalah realisasi hak-hak untuk
mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadap sumber-sumber penopang
kehidupan. Tujuan pemberdayaan adalah menjadikan komunitas mandiri
terhadap agen-agen eksternal dalam menyusun agenda maupun dalam
menangani urusan-urusannya sendiri.

Universitas Sumatera Utara

f. Hulme dan Turner (1996), pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses


perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak
berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar diarena politik baik
secara lokal maupun secara nasional.
g. John Friedmann, pemberdayaan adalah upaya untuk mendapatkan kekuatan
(power) dan mengaitkan kemampuan dengan golongan miskin untuk
mendapatkan akses ke sumber daya yang menjadi dasar kekuasaan dari suatu
sistem maupun dalam suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
seseorang atau individu maupun kelompok untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandiriannya dalam meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan pemerintahan kelurahan adalah merupakan suatu proses yang
dilakukan guna meningkatkan kemampuan, keberdayaan, kemandirian dan kinerja
aparat

pemerintahan

kelurahan

dalam

melaksanakan

tugas-tugasnya

untuk

diupayakan untuk

dapat

meningkatkan pelayanan dan taraf hidup masyarakat.


Aparat

pemerintahan kelurahan

yang

ada

melaksanakan fungsinya masing-masing dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab


tanpa harus menunggu perintah dan terlepas dari intervensi pemerintah pusat. Aparat
kelurahan diharapkan dapat lebih proaktif terhadap permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat dan peka terhadap aspirasi yang datang dari masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Dalam rangka pemberdayaan pemerintah kelurahan, maka diharapkan dapat


mewujudkan kondisi pemerintah kelurahan yang mandiri. Menurut A.W. Widjaja
(2003) hal ini dapat diwujudkan melalui upaya-upaya :
1. Penataan dan pengembangan kelurahan, kerjasama antar kelurahan dan desa
lain dan lembaga masyarakat.
2. Penataan dan pengembangan lembaga pemerintah kelurahan dan paguyuban
pemerintah kelurahan.
3. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan.
4. Penataan dan pengembangan pendapatan kekayaan dan keuangan daerah.
5. Meningkatkan ketahanan masyarakat.
6. Pemantapan nilai-nilai sosial budaya setempat.
7. Pengembangan usaha ekonomi rakyat.
8. Peningkatan sumber daya alam yang berwawasan lingkunagan.
9. Peningkatan pemanfaatan tekhnologi tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat.

1.5.1.2. Pegertian Pemerintah Kelurahan


Menurut pasal 1 : 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun
2005 mengemukakan bahwa Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat
kerja Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.
Dalam kamus bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Poerwadaraminta
(1998:615) mendefinisikan bahwa Kelurahan adalah daerah (kantor,rumah) Lurah.
Ssmentara itu dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73
Tahun 2005 mengemukakan bahwa :

Universitas Sumatera Utara

a. Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan


di wilayah Kecamatan.
b. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati/Walikota melalui Camat.
c. Lurah diangkat oleh Walikota/Bupati atas usul Camat dari Pegawai Negeri
Sipil.
d. Syarat-yarat lurah meliputi :
-

Pangkat/golongan minimal Penata (III/c).

Masa kerja minimal 10 tahun.

Kemampuan

tekhnis

dibidang

administrasi

pemerintahan

dan

memahami keadaan sosial budaya masyarakat setempat.


Kelurahan sebagai kesatuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan
didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebaga unit kerja pelayanan pada
masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada Lurah.
Sehingga dalam tugas pokok dan fungsinya, pemerintah kelurahan menyelenggarakan
sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dalam ruang
lingkup kelurahan sesuai batas-batas kewenangan yang dilimpahkan Camat.
Pemerintah kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik
yang cukup memadai, dalam interaksinya yang bersifat langsung dengan masyarakat
diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksana pemerintahan yang terendah dibawah
kecamatan, jenis-jenis pelayanan yang dapat dikoordinasikan penyelenggaraannya
oleh lurah adalah beragam dengan kriteria yang mencakup pelayanan kebutuhan
dasar masyarakat; seperti pelayanan pembuatan KTP, pencatatan akta tanah,

Universitas Sumatera Utara

pelayanan kesehatan, penyuluhan masyarakat, tata pembagian air untuk pertanian


(irigasi) dan sebagainya.
Pembentukan kelurahan sebagai unit pemerintahan terkecil dibawah
kecamatan ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan kebutuhan daerah
melalui analisis potensi daerah, beban kerja daerah dengan memperhatikan prinsipprinsip efektivitas, efisiensi, responsivitas, fleksibilitas, rasionalitas, rentang kendali
dan akuntabilitas.

1.5.1.3. Pembentukan Kelurahan


A. Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Pembentukan Kelurahan
Kelurahan dibentuk dikawasan perkotaan dengan memperhatikan persyaratan
luas wilayah, jumlah penduduk, potensi dan kondisi sosial budaya mayarakat.
Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan
dapat dihapus atau digabung setelah dilakukan musyawarah dengan tokoh-tokoh
masyarakat, pembentukan, penghapusan dan penggabungan kelurahan harus
diusulkan oleh Lurah melalui Camat kepada Bupati atau Walikota dan usul Lurah
tersebut dimintakan persetujuan kepada DPRD dan setelah disetujui oleh DPRD,
maka Bupati/Walikota menerbitkan peraturan daerah mengenai pembentukan,
penghapusan dan penggabungan kelurahan.
Dengan ditetapkan status desa menjadi kelurahan maka kewenangan desa
sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berubah menjadi kewenangan wilayah kerja lurah
sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota dibawah Kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 73 tahun 2005,


tentang pembentukan daerah Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan dibentuk diwilayah kecamatan.
2. Pembentukan kelurahan dapat berupa penggabungan dari beberapa kelurahan
atau bagian kelurahan yang bersandingan atau pemekeran kelurahan dari satu
kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih.
3. Pembentukan kelurahan sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan :
a. Jumlah penduduk.
b. Luas wilayah.
c. Bagian wilayah kerja
d. Sarana dan prasarana pemerintahan.
4. Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi
persyaratan dapat dihapus atau digabung.
5. Pemekaran dari satu kelurahan menjadi dua kelurahan atau lebih dapat
dilakukan setelah paling sedikit 5 (lima) tahun penyelenggaraan pemerintahan
kelurahan.
Kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD dari desa-desa yang
ditetapkan menjadi kelurahan yang memenuhi persyaratan dapat diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
dan kemampuan keuangan daerah Kabupaten/Kota.
Bagi kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD sebagai mana
dimaksud dengan uraian diatas yang tidak memenuhi persyaratan diberhentikan dari

Universitas Sumatera Utara

jabatannya dan diberikan penghargaan sesuai dengan kemampuan keuangan yang


dimiliki daerah Kabupaten/Kota.
Seluruh kekayaan dan sumber-sumber pendapatan yang menjadi milik
pemerintah dengan berubahnya status desa menjadi kelurahan, diserahkan dan
menjadi milik dari pemerintah Kabupaten/Kota. Kekayaan dan sumber-sumber
pendapatan akan dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
dengan memperhatikan kepentingan kelurahan yang bersangkutan.
B. Tujuan Pembentukan
Tujuan pembentukan kelurahan adalah untuk meningkatkan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna serta
meningkatkan pelayanan terhadap

masyarakat

kota sesuai dengan tingkat

perkembangan pembangunan.
Pembentukan kelurahan-kelurahan baru terutama dikota-kota dimana desadesa yang telah ada sebelumnya sudah kurang selaras dan serasi dengan
perkembangan masyarakatnya yang telah nyata mempunyai ciri dan sifat masyarakat
kota/urban. Sebagai contoh desa-desa yang berada dikota kecamatan yang telah
sedemikian rupa berkembang karena banyaknya industri dengan menggunakan
tekhnologi tinggi dikawasan kecamatan tersebut, atau karena menjadi simpul lalu
lintas perdagangan yang cukup padat dan lain sebagainya.

C. Syarat-Syarat Pembentukan Kelurahan


1. Faktor penduduk; sekurang-kurangnya 2500 jiwa atau 500 Kepala Keluarga,
dan sebanyak-banyaknya 20000 jiwa atau 4000 Kepala Keluarga.

Universitas Sumatera Utara

2. Faktor luas wilayah; harus dapat terjangkau secara efektif dalam


melaksanakan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
3. Faktor letak; berkaitan dengan aspek komunikasi, transportasi dan jarak
dengan pusat kegiatan pemerintahan dan pusat pengembangan harus
sedemikian rupa, sehingga memudahkan pemberian pelayanan masyarakat.
4. Faktor prasarana; berkaitan dengan prasarana perhubungan, pemasaran, sosial
dan fisik pemerintah akan dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat
sebagaimana layaknya.
5. Faktor sosial budaya, agama dan adat akan dapat berkembang dengan baik.
6. Faktor kehidupan masyarakat; baik mata pencarian dan ciri-ciri kehidupan
lainnya akan dapat meningkat menjadi lebih baik.

D. Yang Berwenang di Kelurahan


Usul

pembentukan

kelurahan

dibuat

oleh

Bupati/Walikota

setelah

mendengarkan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingakat II


bersangkutan, selanjutnya akan disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I, untuk seterusnya oleh Gubernur akan disampaikan kepada Menteri Dalam
Negeri.
Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri, maka Gubernur
sebagai Kepala Daerah Tingkat I menerbitkan Surat Keputusan Pembentukan
Kelurahan yang diusulkan oleh Bupati/Walikota yang bersangkutan.
Kelurahan terdiri dari Lurah dan perangkat-perangkat kelurahan. Perangkat
Kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan seksi sebanyak-banyaknya 4 (empat)

Universitas Sumatera Utara

seksi jabatan serta jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya perangkat


kelurahan bertanggung jawab kepada lurah. Perangkat kelurahan diisi dari Pegawai
Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas usul Camat.

E. StrukturOrganisasi di Kelurahan
Susunan Organisasi Pemerintah Kelurahan terdiri dari :
a. Kepala Kelurahan
b. Sekretaris Kelurahan
c. Kepala-kepala urusan, minimal 3 dan maksimal 5.
d. Kepala-kepala lingkungan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Kepala urusan minimal 3, yaitu :
a. Urusan Pemerintahan
b. Urusan Perekonomian dan Pembangunan
c. Urusan Keuangan dan Urusan Umum
Kepala urusan maksimal 5, yaitu :
a. Urusan Pemerintahan
b. Urusan Perekonomian dan pembangunan
c. Urusan Kesejahteraan rakyat
d. Urusan Keuangan
e. Urusan Umum

Universitas Sumatera Utara

1.5.2. Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan dapat dari susunan sebagai


berikut :
a. Lurah sebagai Kepala Kelurahan
Kepala kelurahan berada dibawah camat serta bertanggungjawab kepada
Bupati/Walikota melalui Camat. Kepala Kelurahan mempunyai tugas sebagai
penyelenggara dan penanggungjawab utama dibidang pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah daerah,
urusan pemerintah umum, termasuk pembinaan keamanan dan ketertiban.
Sebagai tugas utama dari kantor kelurahan yang pada umumnya adalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat (public service) dan juga merumuskan
kebijakan dan perencanaan pembangunan kelurahan serta melaksanakan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan program pembangunan di kelurahan. Dalam
penelitian ini, penulis menyoroti tentang pemberdayaan pemerintah kelurahan dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi Kepala Kelurahan (Lurah), yaitu :
1. Sebagai alat pemerintah yang berada langsung dibawah Camat.
2. Melaksanakan tugas-tugas dari pemerintah atas (pusat).
3. Mempertanggungjawabkan

tugasnya

kepada

Bupati/Walikota

melalui

perantara Camat.
4. Bertugas sebagai penyelenggara dan penaggungjawab utama dibidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta bertugas sebagai
pembina ketentraman dan ketertiban dalam rangka menyelenggarakan urusan
Pemerintahan Daerah dan Urusan Pemerintahan Umum.

Universitas Sumatera Utara

5. Berfungsi menggerakkan partisipasi masyarakat, melaksanakan tugas dari


pemerintah atasannya; melaksanakan tanggungjawabnya dalam bidang
pembangunan dan kemasyarakatan.
6. Melaksanakan pembinaan dalam rangka mewujudkan ketentraman dan
ketertiban dalam masyarakat.

Sekretaris Kelurahan memiliki tugas :


a. Melakukan administrasi kepegawaian.
b. Melakukan administrasi keuangan.
c. Melakukan urusan perlengkapan dan inventarisasi kantor kelurahan.
d. Melakukan urusan rumah tangga.
e. Melakukan penyelenggaraan rapat-rapat dasar dan upacara.
f. Melakukan urusan tata usaha kelurahan.
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris kelurahan berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada lurah. Setiap seksi yang ada dikelurahan dipimpin oleh
seorang kepala seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada lurah.

Kepala Urusan Pemerintahan memiliki tugas :


a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang pemerintahan.
b. Mengumpulkan bahan dalam rangka pendirian wilayah dan masyarakat.
c. Melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang pemerintahan.

Universitas Sumatera Utara

d. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang pemungutan Pajak Bumi dan


Bangunan (PBB).
e. Membantu pelaksanaan dan pengawasan kegiatan Pemilihan Umum
(PEMILU).
f. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan sesuai dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pemerintahan.

Kepala Urusan Keamanan dan Ketertiban memiliki tugas :


a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang keamanan dan
ketertiban.
b. Membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi pertahanan sipil.
c. Membantu pengawasan terhadap pelaksanaan penyaluran bantuan kepada
masyarakat serta melakukan kegiatan pengawasan terhadap kegiatan
penyaluran bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana yang lainnya.
d. Membantu dan mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan
kerukunan beragama.
e. Mengumpulkan dan menyusun laporan dibidang ketentraman dan ketertiban.

Kepala Urusan Pembangunan memiliki tugas :


a. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data dibidang perekonomian
dan pembangunan.

Universitas Sumatera Utara

b. Melakukan pembinaan terhadap kegiatan perkoperasian, pengusaha ekonomi


lemah dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan
kehidupan ekonomi masyarakat.
c. Melakukan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat dibidang perekonomian
dan pembangunan.
d. Melakukan

kegiatan-kegiatan

dalam

rangka

meningkatkan

swadaya

masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian dan melaksanakan


program-program pembangunan.
e. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga
dan memelihara sarana dan prasarana fisik yang terdapat dikelurahan.
f. Membantu, memelihara serta menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
musyawarah lembaga masyarakat kelurahan.
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang perekonomian dan
pembangunan.

Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat memiliki tugas :


a. Melakukan pembinaan dalam kegiatan keagamaan, kesehatan, keluarga
berencana dan pendidikan masyarakat.
b. Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap kerukunan dan kesejahteraan
masyarakat.
c. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan bantuan/dana terhadap korban
bencana alam dan bencana lainnya.

Universitas Sumatera Utara

d. Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan


Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pemuda dan organisasi kemasyarakat yang
lainnya.
e. Membina kegiatan pengumpulan zakat, infak, sedekah.
f. Membantu kegiatan pemungutan dana Palang Merah Indonesia (PMI).
g. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang kesejahteraan rakyat.

Kepala Lingkungan memiliki fungsi :


a. Membantu pelaksanaan tugas lurah dalam wilayah kerjanya.
b. Melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan swadaya gotong royong
masyarakat.
c. Melakukan kegiatan penerangan tentang program-program pemerintah kepada
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
d. Membantu lurah dalam membina dan mengkoordinasi RT/RW diwilayah
kerjanya.
e. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh lurah.

Kelompok jabatan fungsional memiliki tugas untuk melaksanakan sebagian


tugas lurah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional
terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan.
Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsionalis
senior yang telah ditunjuk. Jenis dan jenjang jabatan fungsional ditentukan

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Serta jumlah tenaga fungsional juga
ditentukan berdasarkan jenis dan beban kerja.
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok
jabatan fungsional pada kantor kelurahan wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing, maupun dalam
satuan unit organisasi dilingkungan Kabupaten/Kota serta dengan instansi lain diluar
instansi Pemerintahan Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing.
Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyiapkan laporan
bulanan tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan organisasi
dari bawahannya masing-masing, wajib diolah dan disusun sebagai bahan laporan
lebih lanjut dan sebagai bahan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Bila digambarkan didalam suatu bagan, maka susunan organisasi dan tata
kerja Pemerintah Kelurahan akan tampak sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Beberapa contoh Pelayanan Masyarakat yang dapat dilakukan di Kelurahan


Sari Rejo yaitu :
KARTU KELUARGA (KK) adalah Kartu yang memuat data tentang Kepala
Keluarga dan semua anggota keluarga.

PERSYARATAN :

1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan.


2. Kartu Keluarga Asli yang lama atau Surat Ijin menetap yang habis masa
berlakunya.
3. Fotocopy Akta Perkawinan.
4. Fotocopy Akta Perceraian.
5. Fotocopy Akta Kelahiran.
6. Fotocopy Akta Pengangkatan Anak bagi Anak Angkat.
7. Fotocopy Surat Ganti Nama (WNI) Turunan Asing.
8. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap (SKPPT) bagi WNA.
9. Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi WNA.
10. Mengisi Formulir Permohonan KK model FS.01 dan Formulir Bio Data
model FS.02 untuk Bio Data semua anggota keluarga.

Syarat no 3 sampai 7 harus dilegalisir


Berlaku sepanjang tidak ada perubahan (mutasi).

Universitas Sumatera Utara

KARTU TANDA PENDUDUK (KTP) adalah Sebagai bukt i diri (legitimasi)


bagi setiap Penduduk dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

PERSYARATAN :
1. Surat Pengantar dari Kepala Lingkungan.
2. Kartu Keluarga Asli.
3. Pasphoto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 = 2 lembar.
4. KTP yang habis masa berlakunya bagi perpanjangan KTP.
5. KTP yang rusak untuk penggantian KTP yang baru.
6. Surat Keterangan dari Kepolisian untuk penggantian KTP hilang.
7. Mengisi formulir KTP model FS.03

MASA BERLAKU : 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.

AKTE KELAHIRAN adalah Akta Kelahiran yang pendaftarannya tidak


melebihi jangka waktu 60 hari kerja sejak anak dilahirkan

PERSYARATAN :

1. Surat Keterangan Lahir dari Rumah Sakit, Klinik tempat kelahiran anak.
2. Surat Nikah, Akta Perkawinan Catatan Sipil orang tua anak yang dilahirkan.
3. KTP / KRT.
4. SBKRI bagi WNI Turunan.
5. Akta Lahir ibu si anak bagi anak luar kawin.
6. Surat-surat Asing bagi WNA dan SKBRI (bagi WNI Turunan).

Universitas Sumatera Utara

F. Administrasi Pemerintahan Kelurahan


Sebagai satuan dari pemerintahan wilayah, maka pemerintah kelurahan
diwajibkan melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi yang sudah ditetapkan oleh
Peraturan Perundang-Undangan.
Tujuan yang hendak dicapai adalah peningkatan dalam melakukan pembinaan
dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di kelurahan sehingga benarbenar berdaya guna dan berhasil guna, selaras dan serasi dengan perkembangan
pemerintahan dan lajunya pembangunan nasional.
Beberapa macam kegiatan administrasi pemerintahan di kelurahan yang wajib
dilaksanakan dengan tertib, terdiri atas :
1. Administrasi Umum
Administrasi umum adalah segala kegiatan-kegiatan pencatatan data
mengenai kegiatan-kegiatan pemerintah desa dan pemerintah kelurahan pada buku
administrasi umum.
Buku administrasi umum terdiri atas :
a. Buku keputusan desa ( untuk kelurahan tidak perlu ).
b. Buku keputusan kepala desa ( untuk kelurahan menjadi buku keputusan
kepala kelurahan ).
c. Buku kekayaan desa ( kelurahan tidak punya kekayaan, jadi untuk kelurahan
adalah buku inventaris kelurahan ).
d. Buku agenda.
e. Buku ekspedisi
f. Buku tanah-tanah di Kelurahan.

Universitas Sumatera Utara

2. Administrasi Penduduk
Sebagaimana tentang permasalahan administrasi umum yang telah terurai
diatas, maka desa dan kelurahan diwajibkan memiliki administrasi khusus sebagai
sarana demi lancarnya berbagai program pembangunan, diantaranya program
kependudukan yang banyak memiliki kaitan dengan program-program pembangunan
lainnya secara nasional.
Buku administrasi penduduk terdiri atas :
a. Buku Induk Penduduk.
b. Buku penduduk sementara.
c. Buku perubahan penduduk.
d. Buku perkembangan penduduk.
e. Buku Kartu Keluarga
f. Buku Kartu Tanda Penduduk
g. Buku jumlah penduduk
Sebagaimana halnya dengan pengisian buku administrasi umum, maka dalam
pengisian buku administrasi penduduk harus dipertanggungjawabkan sekretaris
kelurahan. Setiap 3 bulan sekali pemerintah kelurahan wajib melaporkan
perkembangan penduduk dan kutipan buku jumlah penduduk yang dilaporkan kepada
Bupati/Walikota melalui Camat yang bersangkutan.

1.5.3. Kebijaksanaan Pemberdayaan Pemerintahan Kelurahan.


Kebijaksanaan

yang

dapat

ditempuh

dalam

rangka

pemberdayaan

pemerintahan kelurahan adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Mengembangkan

kemandirian

kelembagaan

pemerintahan

kelurahan,

lembaga kemasyarakatan dan lembaga yang lainnya.


2. Meningkatkan pola pengembangan kelurahan, tingkat

pengembangan

kelurahan dan pembentukan kelurahan baru.


3. Meningkatkan pola penataan kewenangan kelurahan dan pembagian wilayah
kelurahan, pusat pertumbuhan dan wilayah berkembang, pendataan penduduk
dan monografi.
4. Mengembangkan peranan lembaga masyarakat.
5. Menguatkan dan meningkatkan kerjasama antar desa atau kelurahan.
6. Meningkatkan

kapasitas

aparatur

pemerintah

kelurahan

dan

sistem

pengawasan penyelenggaraan pemerintahan.


7. Perumusan kebijakan fasilitas pemberian tunjangan pendapatan dan tabungan
asuransi bagi aparatur pemerintah kelurahan.
8. Perumusan kebijakan fasilitas pengelolaan sarana dan prasarana pemerintah
kelurahan.
9. Meningkatkan kapasitas sumber pendapatan untuk kepentingan daerah dalam
menggali potensi kekayaan daerah.
10. Meningkatkan pemanfaatan dana pinjaman dan sumbangan dari pihak ketiga
bagi kepentingan pembangunan didaerah kelurahan, pemanfaatan dan
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMD), pendayagunaan dana kas,
bangunan kelurahan dan objek rekreasi dikelurahan bagi peningkatan
pendapatan dan kekayaan daerahnya.

Universitas Sumatera Utara

11. Pengelolaan pengaturan daerah tingkat Kabupaten/Kota mengenai pengaturan


kelurahan dan pembentukan paguyuban pemerintahan kelurah. Perumusan
fasilitas kebijakan pembagian dana perimbangan Kabupaten/Kota ke
kelurahan dan tugas pembantuan ke kelurahan.

1.5.4. Pelayanan Masyarakat


Secara umum kita telah mengetahui masalah-masalah yang dihadapi
dikelurahan, baik yang bersumber secara internal maupun yang eksternal, seperti
semakin pesatnya kegiatan pembangunan yang hasil-hasilnya telah kita rasakan saat
ini. Namun demikian masih dapat ditemukan pula dampak yang dapat menimbulkan
masalah yang baru. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan kemampuan
dibidang perencanaan pembangunan dan pemberian pelayanan yang baik dan
berkualitas oleh para aparatur kelurahan kepada masyarakat sehingga permasalahan
yang kompleks dan rumit dapat diatasi. Selain itu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah selama ini masih memiliki beberapa kelemahan :
a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan sampai dengan tingkatan
penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun
harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.
b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari


jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan tersebut.
d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
kurang berkoordinasi. Akibatnya, terjadi tumpang tindih kebijakan antara satu
instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.
e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan
dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan
penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.
f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya
aparat

pelayanan

kurang

memiliki

kemauan

untuk

mendengar

keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan


dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan
perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan
Sehubungan dengan itu,maka lurah dan perangkatnya serta pimpinan lembaga
yang ada dikelurahan harus mampu menyusun rancangan pembangunan daerahnya
yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang menjadi kebutuhan bagi
masyarakat.
Dengan kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya, maka lurah dan
perangkat kelurahan, serta pimpinan lembaga kemasyarakatan yang ada di kelurahan
memiliki suatu kemampuan untuk menyusun rencana atau program kerja yang secara

Universitas Sumatera Utara

tekhnis dapat dilaksanakan, ekonomis dan menguntungkan serta politis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Sementara

karakteristik

pelayanan

masyarakat

yang

diberikan

oleh

pemerintah sebagian besar masih hak monopoli dari pemerintah tersebut sehingga
tidak terdapat suatu persaingan yang baik dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat menjadikan lemahnya pengelolaan

dan penyediaan pelayanan yang

berkualitas. Lebih buruk lagi kondisi ini menjadikan para aparatur pemerintahan
sebagi pengelola dan pemberi pelayanan memanfaatkan untuk mengambil
keuntungan pribadi, dan cenderung mempersulit prosedur pelayanannya.
Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan publik
masih melekat sampai saat ini sehingga tidak ada kepercayaan masyarakat pada
pengelolaan pelayanan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Kenyataan ini
merupakan tantangan yang harus segera diatasi terlebih pada era persaingan bebas
pada saat ini. Profesionalitas pelayanan kepada masyarakat dan pengembalian
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah harus diwujudkan.

1.5.5. Pengertian Pelayanan Masyarakat


Pelayanan adalah suatu proses pemenuhan kebutuhan yang diberikan oleh
pihak lain yang memiliki hak atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pelayanan masyarakat secara hakekatnya dapat diartikan sebagai pemenuhan segala
kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan urusan administrasi ataupun pemberian
izin yang bertujuan untuk mempermudah aktivitas masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Universitas Sumatera Utara

Perencanaan pembangunan kelurahan sesuai dengan hakekatnya yaitu


perencanaan pembangunan diwilayah kelurahan yang menyangkut berbagai aspek
kehidupan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat setempat serta pemberian
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Kelurahan merupakan potensi wilayah
daerah yang perlu dikembangkan pembangunannya melalui kerjasama antara
pemerintah setempat dengan warga masyarakatnya. Melalui proses ini maka
keinginan dan kebutuhan akan suatu prosedur pelayanan yang baik sesuai dengan
dibutuhkan oleh masyarakat dapat terpenuhi

1.6. Definisi Konsep


Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi mengatakan bahwa konsep adalah
abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan generalisasi dari setiap jumlah
karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.
Untuk memberikan batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep yang
akan diteliti, maka disini penulis akan mencoba untuk mengemukakan defenisi dari
beberapa konsep yang digunakan. Adapun yang menjadi defenisi konsep dari
penelitian ini adalah :
1.6.1. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu proses yang dilakukan guna untuk memampukan
ataupun meningkatkan kemampuan dan kemandirian aparat pemerintahan kelurahan
dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

1.6.2. Pemerintah Kelurahan


Kelurahan sebagai satuan wilayah terkecil didalam wilayah Kecamatan
didaerah Kabupaten/Kota, dapat berfungsi sebagai unit kerja pelayanan kepada
masyarakat berdasarkan pelimpahan sebagian kewenangan dari Camat kepada Lurah.
Sehingga

dalam

tugas

pokok

dan

fungsinya,

Pemerintah

Kelurahan

menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan


masyarakat dalam ruang lingkup Kelurahan sesuai dengan batas-batas kewenangan
yang dilimpahkan Camat.
Pemerintah Kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik
yang cukup memadai, dalam interaksinya yang bersifat langsung dengan masyarakat
diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksanaan pemerintahan yang terendah dibawah
kecamatan.
1.6.3. Pelayanan
Pelayanan adalah pemenuhan segala kebutuhan yang diberikan oleh pihak lain
yang memiliki hak atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
1.6.4. Masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan dari orang-orang ataupu sekelompok individu
yang hidup dan saling melakukan interaksi, bertempat tinggal dan melakukan
aktivitasnya pada suatu daerah.

1.7. Defenisi Operasional


Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini

Universitas Sumatera Utara

dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang mendukung penganalisaan dari


variabel-variabel tersebut (Singarimbun;1995;46).
Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah pemberdayaan pemerintah
kelurahan yang dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :
a. Meningkatkan hak aspirasi masyarakat untuk menyuarakan kepentingankepentingan masyarakat secara luas.
b. Menggerakkan masyarakat untuk bekerjasama dalam membangun daerahnya.
c. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia dan kinerja
aparatur pemerintah kelurahan.
d. Meningkatkan potensi kelurahan. Hal ini dapat dilakukan melalui upayaupaya sebagai berikut :

Peningkatan PAD melalui pengelolaan kekayaan daerah dan usahausaha daerah.

Peningkatan swadaya masyarakat dalam mendukung pelaksanaan


program pembangunan.

Meningkatkan usaha kecil menengah dan potensi perdagangan yang


ada didaerah kelurahan.

Pinjaman daerah

Sumbangan dari pihak ketiga.

e. Meningkatkan

kemampuan

pemerintahan

kelurahan

dalam

rangka

penyelenggaraan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Maksudnya adalah memberikan kapasitas yang memadai ataupun


kewenangan penuh kepada pemerintah kelurahan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, seperti : pembuatan KTP, surat tanah,
pelayanan kesehatan dan sebagainya. Pengelolaannya sepenuhnya diserahkan
kepada pemerintah kelurahan. Dengan demikian pemerintah kelurahan akan
paham akan tugas dan tanggungjawabnya dalam penyelenggaraan pelayanan
kepada masyarakat.
f. Meningkatkan kemampuan pemerintah kelurahan dalam menjalankan fungsi
keamanan dan ketertiban masyarakat, perlindungan ekonomi rakyat,
perlindungan hukum dan perlindungan lingkungan hidup dan keterlibatan atau
partisipasi masyarakat dalam mengawasi dan menilai kinerja pemerintah
kelurahan dan perangkatnya dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai