Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Asuransi

Tahun 2250 SM
Konsep asuransi bermula dari sekitar tahun 2250 SM oleh bangsa Babylonia yang hidup di daerah lembah sungai Euphrat
dan Tigris. Pada waktu itu apabila seorang pemilik kapal memerlukan dana untuk mengoperasikan kapalnya atau
melakukan suatu usaha dagang, ia dapat meminjam uang dari seorang saudagar (Kreditur) dengan menggunakan kapalnya
sebagai jaminan dengan perjanjian bahwa si Pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran hutangnya apabila kapal tersebut
selamat sampai tujuan, di samping sejumlah uang sebagai imbalan atas risiko yang telah dipikuloleh pemberi pinjaman.Kita
dapat menganggap tambahan biaya ini dapat dianggap sama dengan uang premi yang dikenal pada asuransi sekarang.
Selain kapal yang dijadikan barang jaminan, barang-barang muatan (cargo) dapat pula dipakai sebagai jaminan. Transaksi
seperti ini disebut RESPONDENT/A CONTRACT. Kemudian pada akhirnya transaksi ini semakin berkembang.
Tahun 215 SM
Pada tahun 215 SM Pemerintah Kerajaan Romawi didesak oleh para Supplier pelengkapan dan perbekalan tentara
kerajaan untuk menerima konsep yang melindungi mereka terhadap segala risiko kerugian yang mereka derita atas barangbarang mereka yang berada di kapal sebagai akibat dari bahaya maritim seperti halnya serangah musuh dan juga badai.
Tahun 50 SM
CICERO pada kira-kira tahun 50 SM memberi penjelasan tentang praktek pemberian proteksi atau jaminan terhadap
keselamatan pengiriman uang dan surat-suratberharga selama dalam perjalanan. Sebagai imbalan maka pihak yang diberi
proteksi memberikan semacam balas-jasa berupa uang premi kepada pihak pemberi proteksi.
Tahun 50 SM 200 M
Kaisar CLAUDIUS mengeluarkan suatu jaminan kepada importir terhadap semua kerugian yang mereka derita akibat angin
badai. Tentunya dalam hal ini dikenakan pula premi.Pada sekitar tahun 200 ini di Romawi tumbuh perkumpulanperkumpulan yang disebut Collegia yang merupakan kegiatan sosial untuk salah satunya,mengumpulkan dana untuk
biaya pemakaman anggotanya yang meninggal atau gugur di medan perang. Para budak pun membentuk Collegia dengan
tujuan apabila nantinya meninggal dapat dikubur dengan layak (disebut Collegia Nititum).
Demikian pula para saudara dan para aktor di Italia membentuk Collegia yang disebut Collegia Tennorioum dengan
maksud untuk membantu para janda dan anak-anak yatim para anggotanya.
Tahun 1194-1266 M
Perekonomian manusia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan dan periode ini dikenal dengan Guild System
(Sistem Gilda), yaitu perkumpulan dari orang-orang yang mempunyai profesi sama seperti gilda tukang kayu, gilda tukang
roti dan sebagainya. Tujuannya sama dengan tujuan Collegia pada zaman Romawi, yakni meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Sebenarnya, dapat dikatakan bahwa Collegiadan Sistem Gilda merupakan penemuan-penemuan sosial

yang memperoleh popularitas dan pengakuan masyarakat terhadap adanya risiko-risiko yang harusditanggulangi.
Perkembangan lembaga yang mirip dengan asuransi tumbuh terus dan akhinya pada masa pemerintahan RATU ELEANOR
dari Belgia (1194 1266) dibentuk Undang-Undang Asuransi yang tercantum dalam ROLESDE OLERONTahun 1668 M
Kemudian pada tahun 1668 M di Coffee House London berdirilah Lloyd of London sebagai cikal bakal asuransi
konvensional. Sumber hukum asuransi adalah hukum positif, hukum alami dan contoh yang ada sebelumnya sebagaimana
kebudayaan.
Sejarah Asuransi di Indonesia
Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita pada waktu itu disebut Nederlands
Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan
perdagangan di negeri jajahannya.Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan.
Dengan demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai
tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan.Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di
Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah:
1.Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
2.Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang berkantor pusat di Belanda,
Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas
pada kegiatan dagang dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya sehingga manfaat dan peranan
asuransi belum dikenal oleh masyarakat, terutama oleh masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri
dari asuransi kebakaran dan pengangkutan. Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena jumlah
kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya.
Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama terjadinya Perang Dunia II
kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama karena pemisahaan perusahaan asuransi milik Belanda dan
Inggris.
Asuransi zaman kemerdekaan
Setelah Perang Dunia usai, perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris kembali beroperasi di negara yang sudah
merdeka ini. Sampai tahun 1964 pasar industri asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh Perusahaan Asing, terutama
Belanda dan Inggris.Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia mereka mendirikan sebuah badan yang disebut
Bataviasche Verzekerings Unie (BVU) pada tahun 1946, yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif.
Kemudian mulailah bermunculan berbagai perusahaan asuransi baik lokal maupun asing di Indonesia hingga saat ini.
Sumber : http://www-asuransi.com/sejarah-asuransi/

Sejarah Asuransi
Sejarah Awal Asuransi
Diharapkan dengan mengawali pengetahuan tentang Sejarah Asuransi dengan lebih mudah
karena akan lebih menghayati atau menjiwai tentang latar belakang dan asal usulnya.
Dari penggalian sejarah perekonomian dan kebudayaan manusia, sejak zaman sebelum masehi
ditemukan riwayat asal usul sampai perkembangan asuransi seperti sekarang ini. Pada
perkembangan awalnya asuransi tentu belum berbentuk seperti sekarang, namun dalam bentuk
yang masih samar.

Manusia pada umumnya mempunyai naluri selalu berusaha menyelamatkan jiwanya dari
berbagai ancaman, termasuk ancaman kekurangan makan/pangan.
Salah satu riwayat mengenai masalah ini tercantum pada Al-Quran Surat Yusuf ayat 43 49 dan
Kitab Injil Perjanjian Lama Genesis 41.
Diriwayatkan tentang salah seorang Raja di Negeri Mesir yang bermimpi melihat tujuh ekor sapi
yang kurus-kurus masingrmasing menelan seekor sapi yang gemuk. Dalam mimpinya yang
kedua Raja melihat tujuh butir gandum yang kosong.
Nabi Yusuf A.S. diminta menafsirkan mimpi tersebut dan menerangkan bahwa negara Mesir
akan mengalami tujuh tahun berturut-turut panen gandum yang subur dan kemudian tujuh tahun
berikutnya berturut-turut akan mengalami masa paceklik.
Selanjutnya NabiYusuf AS. memberi saran agar pada saat panen yang melimpah itu sebagian
panen dicadangkan untuk masa paceklik yang akan datang.
Selain itu sebuah buku kuno dari India yang dinami Rig Veda yang ditulis dalam bahasa
Sansekerta menyebutkan riwayat tentang Yoga Kshema yang berarti pertanggungan. Riwayat
di atas adalah sebagai bukti bahwa manusia senantiasa memikirkan dan mempersiapkan
kehidupan masa depannya.
Sekitar tahun 2250 SM bangsa Babylonia hidup di daerah lembah sungai Euphrat dan Tigris
(sekarang menjadi wilayah Irak), pada waktu itu apabila seorang pemilik kapal memerlukan dana
untuk mengoperasikan kapalnya atau melakukan suatu usaha dagang, ia dapat meminjam uang
dari seorang saudagar (Kreditur) dengan menggunakan kapalnya sebagai jaminan dengan
perjanjian bahwa si Pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran hutangnya apabila kapal tersebut
selamat sampai tujuan, di samping sejumlah uang sebagai imbalan atas risiko yang telah dipikul
oleh pemberi pinjaman.
Tambahan biaya ini dapat dianggap sama dengan uang premi yang dikenal pada asuransi
sekarang. Di samping kapal yang dijadikan barang jaminan, dapat pula dipakai sebagai jaminan
berupa barang-barang muatan (Cargo). Transaksi seperti ini disebut RESPONDENT/A
CONTRACT.

Asuransi Zaman Kemerdekaan


Setelah Perang Dunia usai, perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris kembali beroperasi di
negara yang sudah merdeka ini. Sampai tahun 1964 pasar industri asuransi di Indonesia masih
dikuasai oleh Perusahaan Asing, terutama Belanda dan Inggris.

Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia mereka mendirikan sebuah badan yang disebut
Bataviasche Verzekerings Unie (BVU) pada tahun 1946, yang melakukan kegiatan asuransi
secara kolektif. Dengan demikian dari setiap penutupan, masing-masing anggota BVU
memperoleh share tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur
dan tenaga asuransi masih kurang sekali.
Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian yang pertama, yakni NV. Maskapai
Asuransi Indonesia yang kemudian pada awal 2004 sudah menjadi PT MAI PARK. Pada saat itu,
sebagai perintis perusahaan asuransi kerugian nasional yang pertama, maka perusahaan ini harus
bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang unggul baik dalam faktor permodalan maupun
pengetahuan teknis.
Dengan berdirinya perusahaan asuransi kerugian nasional tersebut, keberanian pengusaha
nasional dipacu untuk mendirikan perusahaan-perusahaan asuransi kerugian. Keberanian ini
didukung pula oleh Peraturan Pemerintah bahwa semua barang impor hams diasuransikan di
Indonesia. Pengaturan ini dimaksudkan untuk menanggulangi pemakaian devisa untuk
membayar premi asuransi di luar negeri.
Pada tahun 1953 berdiri pula perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang reasuransi
Belanda dan Inggris di Indonesia, pemakaian devisa untuk membayar premi reasuransi ke luar
negeri juga masih tetap besar. Untuk menanggulangi hal ini, didirikanlah pada tahun 1954
sebuah perusahaan reasuransi profesional, yakni PT. REASURANSI .UMUM INDONESIA
yang mendapat dukungan dari bank-bank pemerintah.
Lembaga yang tersebut terakhir ini mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengikat untuk
perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk menggunakanjasa perusahaan reasuransi nasional.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam hal ini memberikan hasil yang diharapkan.
Kegiatan PT. Reasuransi Umum Indonesia pada tahun 1963 diperluas dengan kegiatan reasuransi
jiwa.
Pada saat PT. Reasuransi Umum Indonesia didirikan, banyak perusahaan-perusahaan asuransi
kerugian nasional bermunculan, tetapi perkembangannya masih terhambat oleh persaingan yang
berat dari perusahaan-perusahaan asuransi swasta asing.
Pada waktu perjuangan mengembaiikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia, pemerintah
melakukan nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan Inggris
dinasionalisasi dalam peristiwa konfrontasi.

Sejarah Asuransi di Indonesia

Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita pada waktu
itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya
Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan
demikian usaha pera.suransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni zaman
penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan.
Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun, hampir
tidak mencatat sejarah perkembangan.
Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah :
Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang
berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan asuransi kerugian di
Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan
bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih
oleh masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih sangat terbatas
dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan pengangkutan.
Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena jumlah kendaraan bermotor
masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada
zaman penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun.
Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti, terutama
karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris.

Sejarah Asuransi Dari Tahun ke Tahun


Tahun 215 SM
Pada tahun 215 SM Pemerintah Kerajaan Romawi didesak oleh para Supplier peliengkapan dan
perbekalan tentarakerajaan untuk menerima konsep yang melindungi mereka terhadap segala
risiko kerugian yang mereka derita atas barang-barang mereka yang berada di kapal sebagai
akibat dari bahaya maritim seperti halnya serangah musuh dan juga badai.
Tahun 50 SM
CICERO pada kira-kira tahun 50 SM memberi penjelasan tentang praktek pemberian proteksi

atau jaminan terhadap keselamatan pengiriman uang dan surat-surat berharga selama dalam
perjalanan. Sebagai imbalan maka pihak yang diberi proteksi memberikan semacam balasjasa
berupa uang premi kepada pihak pemberi proteksi.
Tahun 50- 200
Kaisar CLAUDIUS mengeluarkan suatu jaminan kepada Importir terhadap semua kerugian yang
mereka derita akibat angin badai. Tentunya dalam hal ini dikenakan pula premi.
Pada sekitar tahun 200 ini di Romawi tumbuh perkumpulan- perkumpulan yang disebut
Collegia. Para serdadu Romawi Collegia kegiatan sosial yang diadakan antara lain,
mengumpulkan dana untuk biaya pemakaman anggotanya yang meninggal atau gugur di medan
perang.
Para budak belian pun membentuk Collegianya dengan maksud apabila meninggal dapat dikubur
dengan layak (disebut Collegia Nititum). Demikian pula para saudara dan para aktor di Italia
membentuk Collegia yang disebut Collegia Tennorioum dengan maksud untuk membantu para
janda dan anak-anak yatim para anggotanya.
Tahun 1194-1266
Perkembangan perekonomian manusia dari tahun ke tahun berjalan terus dan periode ini dikenal
suatu Guild System (Sistem Gilda), yaitu perkumpulan dari orang-orang yang mempunyai
profesi sama, maka pada waktu itu terbentuklah gilda tukang kayu, gilda tukang roti dan
sebagainya.
Tujuannya sama dengan tujuan Collegia pada zaman Romawi, yakni meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Dari data di alas dapat dikatakan bahwa Collegia dan Sistem
Gilda merupakan penemuan-penemuan sosial yang memperoleh popularitas dan pengakuan
masyarakat terhadap adanya risiko-risiko yang harus ditanggulangi. Perkembangan lembaga
yang mirip dengan asuransi tumbuh terns dan akhimya pada masa pemerintahan RATU
ELEANOR dari Belgia (1194 1266) dibentuk Undang-Undang Asuransi yang tercantum dalam
ROLESDE OLERON.
Sumber : http://rhestisyahdania.blogspot.com/2013/01/sejarah-asuransi.html

Anda mungkin juga menyukai