Anda di halaman 1dari 17

Benjolan pada Regio Inguinal Sinistra yang Hilang Timbul

sejak 1 Tahun lalu

PENDAHULUAN

Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan
masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil penelitian pada
populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan masalah kesehatan dan pada
umumnya pada pria. Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat. Salah satu
klasifikasinya adalah hernia inguinalis. Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada
manusia sejak tahun 1500 sebelum Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring
bertambahnya pengetahuan struktur anatomi pada regio inguinal. Hernia inguinalis dibagi
menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis
ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia
inguinalis medialis. Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis
sendiri lebih sering ditemukan pada wanita. Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria
kemungkinan adanya hernia ingunalis atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak
50%. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7:1. Hernia merupakan
keadaan yang lazim terlihat oleh semua dokter, sehingga pengetahuan umum tentang manifestasi
klinis, gambaran fisik dan penatalaksaan hernia penting.
PEMBAHASAN
Secara umum hernia didefinisikan sebagai penonjolan abnormal organ intra abdominal
melalui suatu defek bawaan atau yang didapat. Bila organ intra abdominal yang masih
terbungkus peritoneum parietal keluar dari rongga abdomen dan tampak pada permukaan tubuh
maka disebut hernia eksternal. Sedangkan hernia internal adalah penonjolan organ intra

abdominal melalui melalui fossa atau lubang yang ada di dalam rongga abdomen. Nama hernia
berdasarkan lokasi lubang defek, misalnya: hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia
umbilikalis, hernia obturatoria. Menurut gejalanya, hernia dapat dibedakan antara: reponibel,
ireponibel, inkaserata, strangulata. Hernia reponibel adalah suatu hernia dengan isi hernia yang
bisa keluar masuk dari rongga abdomen ke kantong hernia dan sebaliknya, sedangkan pada
hernia ireponibel, isi hernia tidak bisa masuk atau dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Hernia inkarserata adalah hernia ireponibel ditambah jepitan usus sehingga memberikan tandatanda ileus obstruktivus dan hernia strangulate adalah hernia ireponibel ditambah dengan tandatangda gangguan sirkulasi local daerah hernia karena ada iskemi atau nekrosis dari isi hernia,
disini benjolan akan terasa sakit, tegang, edema, atau bahkan tanda infeksi.1
Bagian bagian hernia :
a. Kantong hernia Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia
memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.
b. Isi hernia Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus,
ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
c. Pintu hernia Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.
d. Leher hernia Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
e. Locus minoris resistence (LMR)

Gambar 1.Bagian-bagian Hernia

Anamnesis
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Yang pertama
menanyakan identitas pasien secara lengkap. Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama,
misalnya bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal
serangan dan urutan kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan keluhan,

adanya keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Kemudian
menanyakan riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga, sosial, ekonomi dan lingkungan.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel
keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai,
kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral
karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong
hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus
atau srangulasi karena nekrosis atau gangren. Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal
pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi manual kedalam kavitas
peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia
muncul lagi.1,2
Pemeriksaan fisik 3
Semua hernia mempunyai tiga bagian yaitu kantong, isi dan bungkusnya. Semua ini
tergantung pada letak hernia, isi kantong hernia omentum yang terbanyak ditemukan. Kemudian
ileum, jejunum, dan sigmoid. Appendiks bagian bagian lain dari kolon, lambung, dan bahkan
hepar pernah dilaporkan terdapat di dalam kantong hernia yang besar. Omentum teraba relative
bersifat plastis dan sedikit noduler. Usus bisa dicurigai apabila kantong teraba halus dan tegang
seperti hydrocele, tetapi tidak tembus cahaya. Kadang kadang pemeriksa bisa merasakan gas
bergerak didalam lengkung usus atau dengan auskultasi bisa menunjukkan peristaltik. Lengkung
usus yang berisi gas akan tympani pada perkusi. Dalam keadaan penderita berdiri gaya berat
akan rnenyebabkan hernia lebih mudah dilihat dan pemeriksaan pada penderita dalam keadaan
berdiri dapat dilakukan dengan lebih menyeluruh. Dengan kedudukan penderita berbaring akan
lebih mudah melakukan pemeriksaan raba. Andaikata terdapat hernia, lebih mudah dapat
melakukan reposisi dan sisa pemeriksaan (perut dan tungkai) lebih mudah dilakukan.
1. Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus atau
sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak ada
pembengkakan yang dapat kila lihat, penderita disuruh batuk. Kalau pembengkakan yang
kemudian terlihat kemudian berada di atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral

atas menuju ke medial bawah, maka pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis
lateralis. Tetapi kalau pembengkakan itu kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita
berhadapan dengan hernia inguinalis medialis.
2. Palpasi
Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa pelipatan paha kiri digunakan
tangan kiri, pelipatan paha kanan dipakai tangan kanan. Caranya:

Ziemans test. Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus (terletak diatas ligamentum
inguinale pada pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum). Jari ke 3 diletakkan diatas
annulus eksternus (terletak diatas ligamentum inguinale sebelah lateral tuberkulum
pubikum). Jari ke 4 diletakkan diatas fossa ovalis (terletak dibawah ligamentum inguinale
disebelah medial dari a. femoralis). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila
terdapat hernia akan terasa impulse atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini
dikerjakan bila tidak didapatkan benjolan yang jelas.

Thaab test. Teknik ini dilakukan bila benjolannya jelas. Benjolan dipegang diantara ibu
jari dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas atas dapat
ditentukan, berarti benjolan berdiri sendiri dan tiak ada hubungan dengan kanalis
inguinalis (jadi bukan merupakan suatu kantong hernia). Bila batas atas tidak dapat
ditentukan berarti benjolan itu merupakan kantong yang ada kelanjutannya dengan
kanalis inguinalis), selanjutnya pegang leher benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk
merasakan impulse pada tangan yang memegang benjolan itu.

Finger test. Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk hernia
sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari tersebut digeser
sampai kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan volar jari menghadap ke
dinding ventral scrotum. Dengan menyusuri spermatic cord kearah proksimal maka akan
terasa jari tersebut masuk melalui annulus eksternus, dengan demikian dapat dipastikan
selanjutnya akan berada dalam kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis,
terasa impulse pada ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada
bagian samping jari.

Gambar 2. Ziemans test, thumb test, dan finger test.

3. Perkusi
Bila isinya gas pada usus akan terdengar bunyi timpani.
4. Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi hernia berupa omentum.
Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi usus.
Pemeriksaan penunjang

Hasil laboratorium
Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.
Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit: >10.000 18.000/mm3)

dan ketidak seimbangan elektrolit.


Pemeriksaan radiologis
1. Herniografi
Dalam teknik ini, 5080 ml medium kontras iodin positif di masukkan
peritoneal dengan menggunakan jarum yang lembut. Pasien
terangkat dan membentuk sudut kira- kira 25
inguinalis yang diam atau bergerak

dalam wadah

berbaring dengan kepala

derajat. Tempat yang kontras di daerah

dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong

terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik,
medial dan lateral.

Pada umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke seberang pinggir

tulang pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal posterior. Hernia tak langsung
muncul dari fossa lateral yang menonjol dari fossa medial atau hernia langsung medial
yang menonjol dari fossa suprapubik.
2. Ultrasonografi

Teknik ini dipakai pada perbedaan gumpalan dalam segitiga femoral.


3. Tomografi computer
Dengan teknik ini mungkin sedikit kasus hernia dapat dideteksi .
Diagnosis kerja
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan
bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis. Di medial bawah, diatas tuberkulum
pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m.
Obligus eksternus. Atapnya ialah aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya terdapat
ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada lelaki, ligamentum rotundum pada
perempuan.1
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi,
atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui
anulus eksternus.1

Diagnosis banding
Diagnosis banding hernia inguinalis antara lain:
a. Hernia femoralis
Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak diatas dan medial terhadap ujung ligamentum.
Pada hernia femoralis, leher hernia terletak dibawah dan lateral terhadap ujung medial
ligamentum inguinale dan tuberkulum pubikum. Kanalis femoralis terletak medial dari
v.femoralis di dalam lakuna vasorum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena
magna bermuara di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan
tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os
pubis dari ligamentum iliopektineal (ligamentum cooper), sebelah lateral oleh sarung vena
femoralis, dan sebelah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia femoalis keluar
melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering
mengakibatkan inkaserasi hernia femoralis.

b. Nodes lymph inguinal


Saat nodes lymph inguinal memungkinkan untuk muncul, mungkin penyakit ini hampir tidak
dapat dibedakan dari hernia femoral, tapi penyakit ini biasanya berada di bawah ikatan sendi
tulang inguinal. Nodus limfe berupa saluran-saluran sejumlah pembuluh limfe yang
menyaring limfe sebelum cairan tersebut kembali ke sirkulasi vena. Jika banyak bakteri yang

yang tersaring dari limfe, nodus akan membengkak beberapa kali ukuran normalnya karen
terjadi proliferasi limfosit dan sel-sel lain. 7
c. Hydrokel dari saluran Nuck
Ini muncul sebagai sebuah pembengkakan yang keras kista, dan tidak dapat diperkecil di
lingkaran superfisial dari seorang perempuan muda, dan sebuah kista yang menggantikan
distal di sepanjang ikatan sendi tulang. Sebuah testis yang tidak sepenuhnya diturunkan yang
berasal dari lingkaran eksternal. Berasal dari sisa processus vaginalis peritoneum yang
terletak pada saluran inguinal. Terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium
mayora, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista saluran nuck berisi cairan jernih
dengan dinding selaput peritoneum. Sebuah hernia biasanya muncul (Dudley danWaxman,
1989).
Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.
Lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada
pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui
oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi
hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut. Pada orang sehat ada tiga
mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang
berjalan miring, adanya struktur muskulus oblliqus internus abdominis yang menutupi annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fascia transversa yang kuat menutupi
trigonum hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat
menyebabkan hernia. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis
yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.1
Adapun faktor faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap insidensi hernia inguinalis
adalah sebagai berikut: 2
1. Hereditas
Menurut macready (Cit. Watson, 1948)hernia lebih sering terjadi pada penderita yang
mempunyai orang tua, kakak atau nenek dengan riwayat hernia inguinalis.
2. Jenis kelamin

Hernia inguinalis jauh lebih banyak dijumpai pada laki laki dibanding pada wanita. Hernia
pada laki laki 95% adalah jenis inguinalis, sedangkan pada wanita 45-50%. Perbedaan
prevalensi ini di sebabkan karena ukuran ligamentum rotundum, dan prosentase obliterasi
dari processus vaginalis testis lebih kecil dibanding obliterasi kanalis nuck.
3. Umur
Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun, oleh macready (Cit. Watson, 1948) disebutkan
17,5% anak laki laki dan 9,16% anak perempuan mempunyai hernia. Tendensi hernia
meningkat sesuai dengan meningkatnya aktifitas, sekitar umur 26 50 tahun insidensi
menurun dan setelah umur diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya
kondisi fisik.
4. Konstitusi atau keadaan badan
Banyaknya lemak preperitoneal akan mendesak dinding abdomen dan menimbulkan lokus
minoris atau kelemahankelemahan otot serta terjadi relaksasi dari anulus.
Bila lemak menginfiltrasi ke omentum dan mesenterium akan mengurangi volume rongga
abdomen sehingga terjadi peningkatan tekanan intra abdomen .
5. Kelahiran prematur dan berat lahir yang kecil dianggap sebagai faktor yang memiliki resiko
yang besar untuk menyebabkan hernia. Cacat bawaan, seperti kelainan pelvic atau ekstrosi
pada kandung kemih, dapat menyebabkan kerusakan pada saaluran inguinal tak langsung.
Hal yang jarang terjadi kelainanan bawaan atau cacat collagen dapat menyebabkan
tumbuhnya hernia inguinal langsung.

Epidemiologi 2
Insidensi hernia inguinalis belum diketahui secara pasti. Menurut Abrahamson (1997), pada
usia anak- anak, ditemukan antara 10- 20 per 1000 kelahiran hidup. Di belahan dunia bagian
barat insiden hernia inguinalis pada usia dewasa bervariasi antara 10 % dan 15 %. Sedangkan
Zimmerson dan Anson cit Schwartz (1994), melaporkan kejadian hernia adalah 5 % dari populasi
laki- laki dewasa. Hernia inguinalis terjadi lebih banyak pada laki- laki daripada wanita dengan
perbandingan 12 : 1. Pada laki- laki umur 25- 40 tahun insidensinya bervariasi antara 5- 8 %,
sedangkan pada umur lebih dari 75 tahun mencapai 45 %. Tahun 1993, Lichtenstein telah
melaporkan lebih dari 700.000 kasus hernia inguinalis dilakukan operasi di Amerika Serikat.

Sebagian besar hernia timbul dalam regio inguinalis dengan sekitar 50 persen dari ini merupakan
hernia inguinalis indirek dan 25 persen sebagai hernia inguinalis. Hernia inguinalis digambarkan
dalam catatan peradaban kuno. Tetapi terlewatkan beberapa abad, sebelum pemahaman secara
jelas tentang anatomi hernia diberikan. Pada saat ini hampir semua hernia dikoreksi dengan
pembedahan, kecuali bila ada kontraindikasi bermakna yang menolaknya
Dalam kehidupan masyarakat, anggapan terhadap hernia adalah merupakan kelainan yang
biasa, karena pada awal terjadinya tidak merasa sakit dan tidak mengganggu aktifitas atau
pekerjaan sehari-hari, sehingga dalam perjalanan penyakitnya penderita memerlukan waktu yang
cukup untuk periksa atau konsultasi ke dokter, setelah konsultasi pun masih cukup waktu untuk
menunda tindakan yang dianjurkan. Sebagian penderita menerima tindakan operasi apabila
sudah terjadi keadaan inkarserata atau strangulate. Adanya keadaan ini penderita atau keluarga
baru menyadari resiko dan bahayanya, yang dapat menyebabkan morbiditas meningkat serta
biaya perawatan yang lebih tinggi.
Patofisiologi
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke8 dari kehamilan,
terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi,
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering
belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis
inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. 1,2
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena
prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya
hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding
rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh
mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat seperti batukbatuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang
barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia

inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.
Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. 2,4
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi
pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan
terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi
sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi
usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi
penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata
dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah
dan terjadi nekrosis. 4,5
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut terjepit
dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada
keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi
(lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.1,2
o Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh faktor peninggian
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. Jalannya
langsung (direct) ke ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali
tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya pada
laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan
strangulasi. 4,5
Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:

Inferior: Ligamentum Inguinale.


Lateral: Vasa epigastrika inferior.
Medial: Tepi m. rectus abdominis.

Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat aponeurosis m.transversus
abdominis.

Gambar 3.Hernia Inguinalis Direct

o Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus
dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk
lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 3,5

Hernia inguinalis indirekta congenital. Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada
waktu bayi dilahirkan sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap
berhubungan dengan rongga tunika vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut

dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum tersebut. 1


Hernia inguinalis indirekta akuisita. Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei
hanya pada suatu bagian saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari
processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu
kentung peritonei ini dapat terisi dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan
dengan tunika vaginalis propria testis. 1-3

Gambar 4. Hernia inguinalis indirect

o Hernia Pantalon
Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua kantung
hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti celana. Keadaan ini
ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia inguinalis.
Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, dan biasanya baru
ditemukan sewaktu operasi. 5

Manifestasi klinis
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi
abdomen.
4.

Terdengar bising usus pada benjolan

5.

Kembung

6.

Perubahan pola eliminasi BAB

7.

Gelisah

8.

Dehidrasi

9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau
mendorong.
Komplikasi 1
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat
tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel, ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu
besar atau terdiri dan omenturn, organ ekstra peritoneal (hernia geser atau hernia akreta). Disini
tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh
cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Jepitan cincin

hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada pemulaan terjadi
bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi
kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia akan berisi transudat berupa serosanguinus. Kalau isi hernis terdiri dari usus,
dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi
hubungan dengan rongga perut. Pada pasien dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal
yang terbuka berbeda antara 1% sampai 26% dengan banyak laporan yang tersusun dari 7%
sampai I 2%. Kira-kira 700 ribu herniorafi inguinal yang terjadi setiap tahunnya, komplikasi
yang muncul kira-kira 10% dari orang-orang ini memiliki sebuah masalah yang cukup besar .
Infeksi luka merupakan masalah yang sering dihadapi. Sebuah infeksi yang lebih dalam dapat
berdampak dalarn kernunculan kembali hernia. Kandung kemih dapat luka dengan cara saat
dasar saluran inguinal dibentuk kembali dan dilakukan untuk hernia pangkal paha. Jika rnungkin
melukai testis, vasdeferens, pembuluh darah atau syaraf illiohypogastrik, illioinguinal.
Penatalaksanaan
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Reposisi tidak dilakukan pada hernia strangulata kecuali pada anak-anak. Reposisi
dilakukan secara bimanual dimana tangan kiri memegang isi hernia dengan
membentuk corong dan tangan kanan mendorong isi hernia ke arah cincin hernia
dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak
inkaserasi sering terjadi pada umur kurang dari dua tahun. Reposisi spontan lebih
sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibanding orang
dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena cincin hernia pada anak-anak masih elastis
dibanding dewasa. Reposisi dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan
pemberian sedativ dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil
maka anak akan dipersiapkan untuk operasi berikutnya. Jika reposisi tidak berhasil
dalam waktu enam jam maka harus dilakukan operasi sesegera mungkin. Pemakaian
bantalan atau penyangga hanya bertujuan agar menahan hernia yang sudah direposisi

dan tidak pernah menyembuh dan harus dipakai seumur hidup. Cara ini mempunyai
komplikasi antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang
ditekan sedangkan strangulasi tentang mengacam. Pada anak-anak cara ini dapat
menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung
pembuluh darah testis. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan
hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Prinsip pengobatan hernia adalah herniotomi dan hernioplasti. Pada
herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi,
Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada hernioplastik
dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik dalam mencegah residif dibandingkan
dengan herniotomi. Dikenalnya berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil
anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia
tranversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus abdominis internus dan m.
internus abdominis yang dikenal dengan cojoint tendon ke ligamentum inguinal
poupart menurut metode basinni atau menjahit fasia tranversa, m.tranversa,
abdominis, m.oblikus internus ke ligamentum cooper pada Mc Vay. Teknik herniorafi
yang dilakukan oleh basinni adalah setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan
rekontruksi lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus oblikus internus,
muskulus tranversus abdominis dan fasia tranversalis dengan traktus iliopubik dan
ligamentum inguinale, teknik ini dapat digunakan pada hernia direk maupun hernia
inderek. Kelemahan teknik Basinni dan teknik lain yang berupa variasi teknik
herniotomi Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot yang dijahit.
Untuk mengatasi masalah ini pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan
operasi bebas regangan. Pada teknik itu digunakan protesis mesh untuk memperkuat
fasia tranversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahit dasar otototot ke inguinal. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk
mencegah sembelit. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi,
kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat

sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman
beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.1-3

Gambar 6. Teknik Bassini Plasty

Pencegahan 6
Kebanyakan hernia inguinalis tidak dapat dicegah, terutama pada bayi dan anak-anak.
Dewasa mungkin dapat mencegah beberapa hernia atau mencegah herniaterjadi lagi dengan
mengikuti beberapa prosedur:

Menjaga kesehatan dan stamina tubuh


Memperbanyak makan serat dari buah dan sayur
Jangan mengangkat beban yang terlalu berat
Hindari kelebihan berat badan dengan diet dan olahraga yang baik. Menjadi kelebihan berat
badan membuat tekanan perut yang lebih besar dan meningkatkan resiko untuk

mengembangkan hernia inguinalis


Hindari penurunan berat badan yang cepat. Penurunan berat badan yang cepat sehingga
terjadi penurunan protein dan vitamin yang tidak bertahap sehingga kekuatan otot perut
menurun dan melemah
Hindari merokok atau makanan yang menyebabkan batuk. Kronis batuk dari merokok
meningkatkan resiko perkembangan hernia
Hindari sembelit dan mengejan saat buang air besar maupun kecil yang berlebihan yang
dapat meningkatnya tekanan didalam perut
Prognosis

Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia.
Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit pasca bedah seperti
nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia umumnya dapat diatasi .
Penutup
Simpulan
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.
Lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita. Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang
dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring,
adanya struktur muskulus oblliqus internus abdominis yang menutupi annulus inguinalis internus
ketika berkontraksi, dan adanya fascia transversa yang kuat menutupi trigonum hasselbach yang
umumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan hernia.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Daftar pustaka
1. Syamsuhidayat R, Wim de Jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi revisi. Jakarta: EGC; 2012.
h.706- 710.
2. Sabiston. Buku ajar bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC; 1994. h.228- 230.
3.

Darmokusumo K. Buku pegangan kuliah ilmu bedah. Yogyakarta: FK Universitas


Muhamadiyah; 1993.

4. Inguinal Hernia: Anatomy and Management. Diunduh dari:


http://www.medscape.com/viewarticle/4203544, 18 Mei 2013.

5. Dunphy JE, Botsford. Pemeriksaan fisik bedah. Edisi ke-4.

Yogyakarta: Yayasan

Essentia Medika; 2012. h.145-146, ,.


6.

Pencegahan

hernia.

Edisi

Agustus

2012.

Diunduh

dari:

kesehatan.net/penyebab-gejala-dan-pencegahan-penyakit-hernia/, 19 Mei 2013.


7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003

http:/info-

Anda mungkin juga menyukai