Anda di halaman 1dari 8

Pengapuran Sendi atau osteoartritis

Definisi
Pengapuran sendi yang dimaksud adalah penyakit osteoartritis. Apa itu osteoartritis (OA)?
Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan tulang di sekitar sendi
tersebut. Dulu OA dianggap penyakit degeneratif, atau penyakit orang tua karena sendi
menjadi aus atau usang, namun dewasa ini diketahui melalui penelitian-penelitian ternyata
selain akibat aus terdapat proses peradangan yang mempengaruhi kerusakan pada sendi
tersebut, walaupun peradangan yang terjadi tidak sehebat penyakit radang sendi yang lain
seperti artritis reumatoid.
Selain diakibatkan oleh aus, osteoartritis juga dapat disebabkan oleh karena trauma atau
akibat dari penyakit sendi yang lain (sekunder). Tulang rawan yang terdapat di antara sendi
berfungsi sebagai bantalan pada saat sendi dipakai, namun karena bagian ini rusak maka
permukaan tulang pada sendi tersebut saling beradu sehingga timbul rasa nyeri, bengkak
dan kaku.

Gambar 1. Kerusakan tulang rawan yang terjadi pada osteoartritis

Gejala klinis

Keluhan yang dirasakan pasien OA adalah nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut atau pinggang). Nyeri terutama dirasakan
sesudah beraktivitas menggunakan sendi tersebut, dan berkurang jika istirahat.

Gambar 2. Nyeri pada lutut setelah beraktivitas

Kadang-kadang timbul rasa kaku di sendi tersebut pada pagi hari sesudah bangun tidur,
berlangsung kurang dari 30 menit. Kaku ini akan membaik setelah digerak-gerakkan
beberapa saat. Bila digerakkan bisa terdengar bunyi krekkrepitus. Setelah beberapa waktu
kemudian penyakit ini dapat memberat sehingga terasa nyeri juga pada saat sedang
istirahat. Penekanan pada beberapa bagian tertentu di sekitar sendi yang nyeri akan terasa
sakit. Gerak sendi juga menjadi terbatas karena nyeri.
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis OA, namun
pemeriksaan radiologi (rontgen) dapat membantu, walaupun hasilnya seringkali tidak sesuai
dengan gejala yang dirasakan pasien. Pada rontgen dapat terlihat gambaran celah sendi
yang menyempit, tumbuh tulang kecil (osteofit) dan terjadi sklerosis (pengapuran) disekitar
sendi yang terkena tersebut.

Faktor risiko OA
Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi OA. Hampir semua orang di atas usia 70
tahun mengalami gejala OA ini, dengan tingkat nyeri yang berbeda-beda. Sebelum usia 55

tahun perbandingan OA pada pria dan wanita sebanding, namun pada usia di atas 55 tahun
lebih banyak pada wanita.
Faktor risiko lain adalah riwayat keluarga dengan OA, berat badan berlebih, pekerjaan yang
membutuhkan jongkok atau berlutut lebih dari 1 jam/ hari. Pekerjaan mengangkat barang,
naik tangga atau berjalan jauh juga merupakan risiko.
Olah raga yang mengalami trauma pada sendi seperti sepak bola, basket atau voli juga
meningkatkan risiko OA. Beberapa penyakit lain yang bisa menimbulkan OA sekunder
antara lain artritis reumatoid, gout, hemofilia.

Terapi
Osteoartritis tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini biasanya makin lama makin memburuk
sejalan dengan usia. Tetapi keluhan OA dapat dikontrol sehingga penderita OA dapat
beraktivitas seperti biasa dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa rasa nyeri. Beberapa
obat

dapat

membantu

perlambatan

kerusakan

yang

terjadi,

mengurangi

atau

menghilangkan rasa nyeri. Selanjutnya jika tetap nyeri walaupun sudah menjalani semua
prosedur pengobatan maka pilihan terakhir adalah operasi. Pemasangan sendi palsu pada
sendi yang rusak itu dapat membantu pasien-pasien yang tidak respon terhadap terapi.

Terapi Non Farmakologis:


-

Edukasi: pertama-tama penderita OA harus mengerti dulu apa yang terjadi pada

sendinya, mengapa timbul rasa sakit dan apa yang perlu dilakukan, sehingga pengobatan
OA dapat berhasil. Pada saat beraktivitas terasa nyeri dan jika istirahat nyeri hilang,
sehingga banyak penderita memilih diam, seminimal mungkin melakukan aktivitas agar tidak
nyeri, hal ini kurang tepat karena otot-ototnya akan menjadi lemah kalau jarang digunakan,
selanjutnya beban ke sendi akan menjadi lebih berat dan pada saat berjalan/ bangun dari
duduk nyeri semakin hebat. Pasien OA harus berusaha agar tetap dapat melakukan aktivitas
sehari-hari, latihan dan tidak menjadi beban bagi orang di sekitarnya, karena itu edukasi
sangatlah penting dalam penanganan penyakit OA ini.
Selain itu penderita harus hati-hati menggunakan obat-obat stelanatau beberapa
macam jamu yang dijual bebas dengan promosi dapat menghilangkan rematik atau asam
urat Campuran yang terdapat dalam obat-obat ini kadang dapat berbahaya bagi pasien

yang mengkonsumsikannya. Efek samping yang terjadi adalah mata rabun, tulang keropos,
tensi darah meningkat, lambung luka bahkan ada yang sampai muntah darah, ginjal
terganggu dan bahkan sampai fatal dan menyebabkan kematian. Hindari penggunaan obatobat seperti ini.

Kompres: Jika sendi sedang bengkak maka pilihannya adalah kompres dingin, dan

jika sudah teratasi atau rasa kaku maka pilihannya adalah kompres hangat

Menjaga berat badan ideal: Penting memperhatikan berat badan. Jika BB berlebih

harus diturunkan sampai BB ideal. Berat badan yang berlebih akan menjadi beban bagi
sendi-sendi yang menopang tubuh, sehingga semakin nyeri.

Diet yang seimbang: Selama ini banyak mitos yang beredar di masyarakan

mengatakan bahwa makan sayur-sayuran hijau atau kacang-kacangan dapat menyebabkan


nyeri

sendi,

hal

ini

tidaklah

tepat. Sayur-sayuran

dan

kacang-kacangan

tidak

menyebabkan nyeri sendi. Tidak ada makanan tertentu yang menyebabkan nyeri pada
OA, namun makan yang berlebihan sehingga berat badan meningkat akan menambah
nyeri, karena menambah beban pada sendi untuk menopang berat badan.

Perubahan gaya hidup: Hindari posisi atau keadaan yang menimbulkan trauma

pada sendi seperti jongkok, lompat, lari, terlalu sering naik-turun tangga atau berdiri terlalu
lama. Tetap menjalani aktivitas sehari-hari. Jika timbul nyeri istirahatlah sejenak, atasi
nyerinya dan kembali beraktivitas. Jika pekerjaan Anda menimbulkan nyeri maka harus
melakukan penyesuaian terhadap pekerjaan tersebut, contohnya jika memasak di dapur dan
saat berdiri lama timbul nyeri maka usahakan pada saat menyiapkan masakan dapat
dikerjakan dalam posisi duduk, sehingga tidak berdiri terlalu lama di dapur. Contoh lain, jika
biasanya mencuci baju dalam posisi jongkok, maka gunakan kursi pendek untuk duduk saat
mencuci sehingga dapat mengurangi trauma pada lutut.

Latihan menggunakan otot-otot, terutama otot paha bagi mereka yang mengalami

OA pada lututnya merupakan terapi yang baik. Cara latihan adalah dalam posisi berbaring
terlentang lalu angkat kaki lurus (lutut tidak ditekuk) setinggi 30 derajat lalu pertahankan
sampai 8 hitungan (10 detik) kemudian turunkan dan ganti ke kaki sebelahnya. Lakukan
secara bergantian selama beberapa kali. Latihan ini dapat menguatkan otot paha jika
dilakukan berulang-ulang beberapa kali dalam sehari dengan jumlah yang meningkat secara
bertahap dari hari ke hari.

Gambar 3. Latihan penguatan otot paha

Latihan yang lain adalah menaruh handuk di bawah lutut, lalu dalam posisi berbaring
terlentang atau duduk, menekan handuk tersebut dengan cara mengencangkan otototot paha kemudian ditahan dalam 8 hitungan (10 detik) kemudian direlaks kan lagi,
bergantian paha kiri dan kanan. Latihan ini dilakukan bertahap dan semakin hari
semakin meningkat frekuensinya.

Gambar 4. Latihan menggunakan handuk

Olah raga: Pilihan olah raga yang dianjurkan pada pasien OA adalah berenang dan

bersepeda, kedua olah raga ini tidak menggunakan beban berat tubuh sehingga
mengurangi nyeri sendi. Jika tidak memungkinkan untuk kedua olah raga tersebut maka
jalan kaki di tempat yang datar dan rata dapat dilakukan dan disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing penderita.

Gambar 5. Bersepeda selain olah raga juga rekreasi

Alat bantu: Menggunakan alat bantu untuk sendi seperti tongkat, walker, dan

dekeratau suatu alat pelindung untuk sendi dapat membantu dalam melakukan aktivitas.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan alat bantu yang tepat dengan keadaan OA
yang diderita.

Terapi Farmakologis:
-

Parasetamol: merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengobati OA,

kecuali pada mereka yang alergi terhadap obat ini. Obat yang dikenal sebagai tablet
penurun panas ini mempunyai efek mengurangi rasa nyeri sehingga dapat digunakan pada
OA. Pasien OA perlu mendapat anti nyeri selama waktu tertentu sehingga bisa kembali

beraktivitas, melakukan latihan terhadap otot-ototnya supaya otot-ototnya menjadi kuat dan
mengurangi beban terhadap sendinya.

Obat anti inflamasi non steroid: Penggunaan obat-obat ini harus melalui konsultasi

dengan dokter. Efek samping obat-obat golongan ini terutama mengenai lambung, ginjal dan
jantung, karena itu sebelum digunakan harus berkonsultasi dengan dokter. Obat golongan
ini dapat mengurangi radang yang terjadi di sendi dan sekitarnya, sehingga rasa nyeri akan
jauh berkurang.

Obat-obat suplemen: glukosamin, kondrotin, diacerin dan kapsaisin dll, merupakan

suplemen untuk OA yang banyak ditemukan dalam masyarakat. Meskipun relatif aman
namun sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter, bagaimana manfaatnya, sampai kapan
boleh digunakan dan efek apa yang harus diperhatikan.

Suntikan hyaluronat: obat ini diberikan dalam bentuk suntikan langsung ke dalam

rongga sendi, berfungsi sebagai pelumas dan menambah cairan sendi. Penggunaannya
harus hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ahli dalam menyuntikannya,
karena jika tidak tepat atau kurang steril maka akan berbahaya bagi pasiennya. Ada
beberapa macam obat dengan kekentalan yang berbeda-beda sehingga penyuntikannya
ada yang sekali, atau 2 sampai 5 kali suntik dengan jarak 1x seminggu.

Suntikan kortikosteroid: Obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi yang

meradang dan bengkak. Dokter akan menyuntikan obat ini setelah mengeluarkan terlebih
dahulu cairan berlebihan dari sendi yang bengkak, fungsinya sebagai anti radang.
Penggunaan obat ini juga harus hati-hati maksimal 3 kali dalam setahun, karena kalau
terlalu sering malah berakibat kerusakan pada sendi itu sendiri (steroid artropati).

Terapi bedah

Operasi atau tindakan bedah merupakan alternatif terapi bagi penderita OA yang sudah
tidak respon dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi di atas. Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan antara lain adalah:
-

Artroskopi: menggunakan alat kecil yang dimasukan ke dalam rongga sendi untuk

membersihkan tulang rawan yang rusak


-

Sinovektomi: operasi untuk mengatasi jaringan sendi yang mengalami peradangan

Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang sehingga posisi

dan letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa nyeri pasien.
-

Penggantian sendi: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi baru yang

terbuat dari bahan metal.

Anda mungkin juga menyukai