Definisi
Pengapuran sendi yang dimaksud adalah penyakit osteoartritis. Apa itu osteoartritis (OA)?
Osteoartritis adalah suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan tulang di sekitar sendi
tersebut. Dulu OA dianggap penyakit degeneratif, atau penyakit orang tua karena sendi
menjadi aus atau usang, namun dewasa ini diketahui melalui penelitian-penelitian ternyata
selain akibat aus terdapat proses peradangan yang mempengaruhi kerusakan pada sendi
tersebut, walaupun peradangan yang terjadi tidak sehebat penyakit radang sendi yang lain
seperti artritis reumatoid.
Selain diakibatkan oleh aus, osteoartritis juga dapat disebabkan oleh karena trauma atau
akibat dari penyakit sendi yang lain (sekunder). Tulang rawan yang terdapat di antara sendi
berfungsi sebagai bantalan pada saat sendi dipakai, namun karena bagian ini rusak maka
permukaan tulang pada sendi tersebut saling beradu sehingga timbul rasa nyeri, bengkak
dan kaku.
Gejala klinis
Keluhan yang dirasakan pasien OA adalah nyeri pada sendi, terutama sendi yang
menyangga berat tubuh (seperti sendi lutut atau pinggang). Nyeri terutama dirasakan
sesudah beraktivitas menggunakan sendi tersebut, dan berkurang jika istirahat.
Kadang-kadang timbul rasa kaku di sendi tersebut pada pagi hari sesudah bangun tidur,
berlangsung kurang dari 30 menit. Kaku ini akan membaik setelah digerak-gerakkan
beberapa saat. Bila digerakkan bisa terdengar bunyi krekkrepitus. Setelah beberapa waktu
kemudian penyakit ini dapat memberat sehingga terasa nyeri juga pada saat sedang
istirahat. Penekanan pada beberapa bagian tertentu di sekitar sendi yang nyeri akan terasa
sakit. Gerak sendi juga menjadi terbatas karena nyeri.
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat menegakkan diagnosis OA, namun
pemeriksaan radiologi (rontgen) dapat membantu, walaupun hasilnya seringkali tidak sesuai
dengan gejala yang dirasakan pasien. Pada rontgen dapat terlihat gambaran celah sendi
yang menyempit, tumbuh tulang kecil (osteofit) dan terjadi sklerosis (pengapuran) disekitar
sendi yang terkena tersebut.
Faktor risiko OA
Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi OA. Hampir semua orang di atas usia 70
tahun mengalami gejala OA ini, dengan tingkat nyeri yang berbeda-beda. Sebelum usia 55
tahun perbandingan OA pada pria dan wanita sebanding, namun pada usia di atas 55 tahun
lebih banyak pada wanita.
Faktor risiko lain adalah riwayat keluarga dengan OA, berat badan berlebih, pekerjaan yang
membutuhkan jongkok atau berlutut lebih dari 1 jam/ hari. Pekerjaan mengangkat barang,
naik tangga atau berjalan jauh juga merupakan risiko.
Olah raga yang mengalami trauma pada sendi seperti sepak bola, basket atau voli juga
meningkatkan risiko OA. Beberapa penyakit lain yang bisa menimbulkan OA sekunder
antara lain artritis reumatoid, gout, hemofilia.
Terapi
Osteoartritis tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini biasanya makin lama makin memburuk
sejalan dengan usia. Tetapi keluhan OA dapat dikontrol sehingga penderita OA dapat
beraktivitas seperti biasa dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa rasa nyeri. Beberapa
obat
dapat
membantu
perlambatan
kerusakan
yang
terjadi,
mengurangi
atau
menghilangkan rasa nyeri. Selanjutnya jika tetap nyeri walaupun sudah menjalani semua
prosedur pengobatan maka pilihan terakhir adalah operasi. Pemasangan sendi palsu pada
sendi yang rusak itu dapat membantu pasien-pasien yang tidak respon terhadap terapi.
Edukasi: pertama-tama penderita OA harus mengerti dulu apa yang terjadi pada
sendinya, mengapa timbul rasa sakit dan apa yang perlu dilakukan, sehingga pengobatan
OA dapat berhasil. Pada saat beraktivitas terasa nyeri dan jika istirahat nyeri hilang,
sehingga banyak penderita memilih diam, seminimal mungkin melakukan aktivitas agar tidak
nyeri, hal ini kurang tepat karena otot-ototnya akan menjadi lemah kalau jarang digunakan,
selanjutnya beban ke sendi akan menjadi lebih berat dan pada saat berjalan/ bangun dari
duduk nyeri semakin hebat. Pasien OA harus berusaha agar tetap dapat melakukan aktivitas
sehari-hari, latihan dan tidak menjadi beban bagi orang di sekitarnya, karena itu edukasi
sangatlah penting dalam penanganan penyakit OA ini.
Selain itu penderita harus hati-hati menggunakan obat-obat stelanatau beberapa
macam jamu yang dijual bebas dengan promosi dapat menghilangkan rematik atau asam
urat Campuran yang terdapat dalam obat-obat ini kadang dapat berbahaya bagi pasien
yang mengkonsumsikannya. Efek samping yang terjadi adalah mata rabun, tulang keropos,
tensi darah meningkat, lambung luka bahkan ada yang sampai muntah darah, ginjal
terganggu dan bahkan sampai fatal dan menyebabkan kematian. Hindari penggunaan obatobat seperti ini.
Kompres: Jika sendi sedang bengkak maka pilihannya adalah kompres dingin, dan
jika sudah teratasi atau rasa kaku maka pilihannya adalah kompres hangat
Menjaga berat badan ideal: Penting memperhatikan berat badan. Jika BB berlebih
harus diturunkan sampai BB ideal. Berat badan yang berlebih akan menjadi beban bagi
sendi-sendi yang menopang tubuh, sehingga semakin nyeri.
Diet yang seimbang: Selama ini banyak mitos yang beredar di masyarakan
sendi,
hal
ini
tidaklah
tepat. Sayur-sayuran
dan
kacang-kacangan
tidak
menyebabkan nyeri sendi. Tidak ada makanan tertentu yang menyebabkan nyeri pada
OA, namun makan yang berlebihan sehingga berat badan meningkat akan menambah
nyeri, karena menambah beban pada sendi untuk menopang berat badan.
Perubahan gaya hidup: Hindari posisi atau keadaan yang menimbulkan trauma
pada sendi seperti jongkok, lompat, lari, terlalu sering naik-turun tangga atau berdiri terlalu
lama. Tetap menjalani aktivitas sehari-hari. Jika timbul nyeri istirahatlah sejenak, atasi
nyerinya dan kembali beraktivitas. Jika pekerjaan Anda menimbulkan nyeri maka harus
melakukan penyesuaian terhadap pekerjaan tersebut, contohnya jika memasak di dapur dan
saat berdiri lama timbul nyeri maka usahakan pada saat menyiapkan masakan dapat
dikerjakan dalam posisi duduk, sehingga tidak berdiri terlalu lama di dapur. Contoh lain, jika
biasanya mencuci baju dalam posisi jongkok, maka gunakan kursi pendek untuk duduk saat
mencuci sehingga dapat mengurangi trauma pada lutut.
Latihan menggunakan otot-otot, terutama otot paha bagi mereka yang mengalami
OA pada lututnya merupakan terapi yang baik. Cara latihan adalah dalam posisi berbaring
terlentang lalu angkat kaki lurus (lutut tidak ditekuk) setinggi 30 derajat lalu pertahankan
sampai 8 hitungan (10 detik) kemudian turunkan dan ganti ke kaki sebelahnya. Lakukan
secara bergantian selama beberapa kali. Latihan ini dapat menguatkan otot paha jika
dilakukan berulang-ulang beberapa kali dalam sehari dengan jumlah yang meningkat secara
bertahap dari hari ke hari.
Latihan yang lain adalah menaruh handuk di bawah lutut, lalu dalam posisi berbaring
terlentang atau duduk, menekan handuk tersebut dengan cara mengencangkan otototot paha kemudian ditahan dalam 8 hitungan (10 detik) kemudian direlaks kan lagi,
bergantian paha kiri dan kanan. Latihan ini dilakukan bertahap dan semakin hari
semakin meningkat frekuensinya.
Olah raga: Pilihan olah raga yang dianjurkan pada pasien OA adalah berenang dan
bersepeda, kedua olah raga ini tidak menggunakan beban berat tubuh sehingga
mengurangi nyeri sendi. Jika tidak memungkinkan untuk kedua olah raga tersebut maka
jalan kaki di tempat yang datar dan rata dapat dilakukan dan disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing penderita.
Alat bantu: Menggunakan alat bantu untuk sendi seperti tongkat, walker, dan
dekeratau suatu alat pelindung untuk sendi dapat membantu dalam melakukan aktivitas.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan alat bantu yang tepat dengan keadaan OA
yang diderita.
Terapi Farmakologis:
-
Parasetamol: merupakan pilihan obat yang cukup aman untuk mengobati OA,
kecuali pada mereka yang alergi terhadap obat ini. Obat yang dikenal sebagai tablet
penurun panas ini mempunyai efek mengurangi rasa nyeri sehingga dapat digunakan pada
OA. Pasien OA perlu mendapat anti nyeri selama waktu tertentu sehingga bisa kembali
beraktivitas, melakukan latihan terhadap otot-ototnya supaya otot-ototnya menjadi kuat dan
mengurangi beban terhadap sendinya.
Obat anti inflamasi non steroid: Penggunaan obat-obat ini harus melalui konsultasi
dengan dokter. Efek samping obat-obat golongan ini terutama mengenai lambung, ginjal dan
jantung, karena itu sebelum digunakan harus berkonsultasi dengan dokter. Obat golongan
ini dapat mengurangi radang yang terjadi di sendi dan sekitarnya, sehingga rasa nyeri akan
jauh berkurang.
suplemen untuk OA yang banyak ditemukan dalam masyarakat. Meskipun relatif aman
namun sebaiknya konsultasikan juga dengan dokter, bagaimana manfaatnya, sampai kapan
boleh digunakan dan efek apa yang harus diperhatikan.
Suntikan hyaluronat: obat ini diberikan dalam bentuk suntikan langsung ke dalam
rongga sendi, berfungsi sebagai pelumas dan menambah cairan sendi. Penggunaannya
harus hati-hati dan hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ahli dalam menyuntikannya,
karena jika tidak tepat atau kurang steril maka akan berbahaya bagi pasiennya. Ada
beberapa macam obat dengan kekentalan yang berbeda-beda sehingga penyuntikannya
ada yang sekali, atau 2 sampai 5 kali suntik dengan jarak 1x seminggu.
Suntikan kortikosteroid: Obat ini dapat digunakan pada keadaan sendi yang
meradang dan bengkak. Dokter akan menyuntikan obat ini setelah mengeluarkan terlebih
dahulu cairan berlebihan dari sendi yang bengkak, fungsinya sebagai anti radang.
Penggunaan obat ini juga harus hati-hati maksimal 3 kali dalam setahun, karena kalau
terlalu sering malah berakibat kerusakan pada sendi itu sendiri (steroid artropati).
Terapi bedah
Operasi atau tindakan bedah merupakan alternatif terapi bagi penderita OA yang sudah
tidak respon dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi di atas. Beberapa tindakan
yang dapat dilakukan antara lain adalah:
-
Artroskopi: menggunakan alat kecil yang dimasukan ke dalam rongga sendi untuk
Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang sehingga posisi
dan letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa nyeri pasien.
-
Penggantian sendi: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi baru yang