Oleh :
UCIP SUCIPTO S.Kep
A. Latar Belakang
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
a) Genetik
Faktor
pencetus:
Allergen
Olahraga
Cuaca
Emosi/Emosi
Respon imun
menjadi aktif
Asma Bronkhial
Pelepasan mediator
Humoral :
Histamine
SRS-A
Serotonin
Kinin
Adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil, sekresi
mucus yang kental dalam
lumen bronkhioulus dan
spasme otot polos.
Manifestasi klinis:
Komplikasi:
Sesak nafas
Status
Mengi
Bersihan jalan napas tidak
asmatikus
Batuk
Kerusakan pertukaran gas
Atelektasis
Nyeri di dada
Risiko
tinggi
terhadap
Hipoksemia
infeksi
Takikardi
Pneumothorak
Pernafasan cepats
dangkal
E. Tanda dan Gejala
Emfisema
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan
Deformitas
gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan
dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini
adalah sesak nafas, mengi (whezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada
yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai
bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala-gejala yang timbul
makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,
hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal. Serangan asma
seringkali terjadi pada malam hari.
Tanda dan gejala dari bersihan jalan nafas tidak efektif sendiri adalah:
Dispnea, penurunan suara nafas, orthopnea, suara nafas tambahan : (rales,
crakles, ronkhi, wheezing), batuk tidak efektif dan tak dapat batuk, produksi
sputum, sianosis, kesulitan bicara, mata melebar, perubahan ritme dan
frekuensi pernafasan, gelisah.
F.
Pemeriksaan Penunjang
No.
1.
Temuan
3
N. Normal
M= 4,8-10,8
F= 9,8-10,8
M= 4,7-6,1
HCT
92,7 (%)
Pemeriksaan
Pemeriksaan darah
Differential
Neut 5,67 (103/I)
F= 4,2-5,4 M=
19-18
F= 12-16
M= 42-52
F= 37-47
150-950
1,8-8
0,9-5,2
0,16-1
50-70
25-90
2.
Pemeriksaan sputum
3.
Pemeriksaan radiologi
4.
5.
Elektrokardiografi
6.
Scanning paru
7.
Spirometri
G. Pathway
Asma bronchial
Sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus
Jalan nafas terganggu
Bersihan jalan napas tidak efektif
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, K. (1990) Asma Bronchiale, dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam,
Jakarta : FK UI.
Brunner & Suddart (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta :
AGC.
Crockett, A. (1997) Penanganan Asma dalam Penyakit Primer, Jakarta :
Hipocrates.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) Rencana Asuhan
Keperawatan, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo (1997) Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Volume 1,
Jakarta :EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) Keperawatan Medikal Bedah,
Buku Satu, Jakarta : Salemba Medika.
Sundaru, H. (1995) Asma ; Apa dan Bagaimana Pengobatannya, Jakarta : FK
UI.