Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

GEMELLI

Di susun Oleh :
ROSY MUTIARA TSANI
H2A008038

RSUD TUGUREJO SEMARANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada seoranmg wanita.
Meskipun demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi
pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Sebagian besar
komplikasi tersebut terjadi selama proses kehamilan berlangsung. Namun tidak jarang
pula
komplikasi
tersebut
terjadi
pada
proses
persalinan.1
Meskipun demikian tidsak semua wanita hamil memiliki resiko dalam proses
kehamilan. Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita
yang hamil kembar. Menurut Badan Perhitungan (Statistika) Angka Kehamilan
Kembar tahun 2009 di Indonesia adalah 33 %.2
Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang
terpisah (ovum-ganda, kembar dizigot atau kembar fraternal). Sekitar sepertiga di
antara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya
membagi diri menjadi dua buah struktur yang serupa, masing masing dengan
kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan
monozigot ataukembar identik). Salah satu atau kedua proses dapat terlibat dalam
pembentukan fetus dengan jumlah yang lebih besar. Sebagai contoh, kembar empat
atau kuadruplet dapat timbul dari satu, dua, tiga, atau empat buah ovum.1.2

BAB II
KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. W U
Umur
: 20 tahun
Alamat
: Jl. Genuk Karangka RT 07/VIII Candi Sari Semarang
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Suku bangsa
: Jawa
Agama
: Islam
Masuk RS
: 12- 11 2012 pukul 20.00 wib.
No.CM
:Nama Suami
: Tn. S
Umur
: 24 tahun
Pekerjaan
: Pekerja Pabrik Susu

II.

DATA DASAR
a. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 13 November 2012
jam 09.00 WIB.
Keluhan utama : kenceng kenceng ingin melahirkan dengan janin kembar.
Riwayat Penyakit Sekarang : Rujukan dari puskesmas Kagok dengan keluhan
hamil dengan janin kembar (gemelli), kenceng-kenceng (+) sering, keluar
lendir darah (+) sejak jam 19.00, keluar seperti air dari jalan lahir rembes
pukul 19.30 WIB, 12 November 2012, gerak janin masih dirasakan (+).
Riwayat Haid : menarche umur 13 th, teratur 6 hari.
HPHT : 15 Februari 2012, HPL : 22 November 2012
Riwayat Pernikahan : 1x, lamanya 10 bulan dengan suami sekarang
Riwayat Obstetri : G1 P0 A0
1. Hamil ini
Riwayat ANC : di bidan > 4x, imunisasi TT (-)
Riwayat KB : Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), Asma (-), penyakit Jantung (-), riwayat
operasi sebelumnya (-).
Riwayat sosial ekonomi :
Pasien tidak bekerja dan suami bekerja sebagai pekerja buruh pabrik. Pasien
tinggal bersama suami. Biaya pengobatan ditanggung oleh Jampersal.
Kesan ekonomi : Cukup.
2

b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik, composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Frekuensi napas : 18x/menit
Suhu badan : 370C
Tinggi badan : 159Cm
Berat badan : 57 Kg
BMI : 22,6 kg/m2
Status gizi : baik
2. Status Internus :
Kepala
: mesosephal
Mata
: cunjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/Telinga
: discharge -/Hidung
: discharge -/Mulut
: sianosis (-), gigi caries (-)
Leher
: pembesaran kelenjar getah bening (-)
Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-)
Kulit
: turgor kulit cukup, ikterik (-), pucat (-)
Thoraks:
Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : suara jantung I dan II normal, bising (-), gallop (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris statis dinamis, retraksi (-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan -/Abdomen : Inspeksi : membuncit,membujur, striae gravidarum (+),
linea nigra (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : pekak alih (-)
Palpasi : hepar, lien tak teraba
Ekstremitas :
Superior
Inferior
Edema
-/-/Akral dingin
-/-/Refleks fisiologis
+N/+N
+N/+N
Refleks patologis
-/-/c. Status Obstetri
Tinggi Fundus Uteri : 37cm, taksiran berat janin : 4950 gram
Leopold I III : janin II hidup intrauterine.
Denyut Jantung Janin I: 13-14-14, Denyut Jantung Janin II : 13-13-14
His : 2-3 (45)
VT: pembukaan 2 cm, KK (-), eff 40%

Portio lunak posterior ,bagian bawah kepala H1

III.

UUK sulit dinilai


d. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium :
Darah : Hb : 8,70 gr%
Leukosit : 18,38 ^ 3/l
Trombosit : 3,65 ^ 3/l
GDS : 91 gr/dl
USG : Hasil janin Gemelli
e. Diagnosis :
G1P0A0, 20 tahun, hamil 38 minggu 4 hari
Janin II hidup intrauterine
Pres sungsang kepala
Inpartu kala I
KPD
Gemelli
LAPORAN PERSALINAN
Tanggal
/waktu
12/11/2
012
21.00

Vital sign

His

DJJ I & II

Keterangan

TD : 120/80
mmHg
Nadi : 78x / mnt
Frek napas :
20x/ mnt
Suhu : 37o C

2-3 (45)

14-14-14 - KU : baik,composmentis
13-14-14 - Mata : conj.palpebra anemis
(-/-)
- Thorak : cor/pulmo dbn
- Abdomen : membuncit,
membujur
- Ekstremitas : edema sup/inf
(-/-)
TFU : 37cm, TBJ : 4950 gram
LI-IV : Janin II hidup
intrauterine, presentasi
sungsang kepala U Puki
VT : pembukaan 2 cm, KK (-),
eff 50%
Portio lunak posterior ,bagian
bawah kepala H1
UUK sulit dinilai
D/ G1P0A0, 20 tahun, hamil
39 minggu
Janin II hidup intrauterine
Pres sungsang kep U Puki
Inpartu kala I
KPD
4

Gemeli
A/ Pro Sectio Cesarea
S/ tunggu dan evaluasi 4 jam
Infus RL 20 tpm
Pengawasan 10

13/11/2
012
00.05

VT : pembukaan 2 cm, KK (-),


eff 80%, bag bawah kepala
H I, UUK sulit dinilai
D/ G2P1A0, 27 tahun, hamil
39 minggu
Janin II hidup intrauterine
Pres sungsang kep U Puka
Inpartu kala I
KPD
Gemeli
S/ Sectio Cesarea Cito

00.30

00.35

Lahir bayi I perempuan BBL


2500 gram, panjang badan 46
cm, AS 8-9-10.
Lahir bayi II laki-laki BBL
2500 gram, panjang badan 46
cm, AS 7-8-9
Injeksi Oksitosin 10 iu IV
Pengambilan Plasenta,
kotiledon lengkap, infark (-),
hematom (-), kontraksi uterus
kuat
Perdarahan : 250 cc
Lama persalinan :
Kala I : 5 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 5 menit

IV.

PERJALANAN PENYAKIT
Tanggal / Jam
13-11-2012

Perjalanan penyakit
Keluhan : masih lemas,

Pengobatan
Infus RL 28 tpm +
5

06.00

KU : tampak lemah, composmentis


TV : TD: 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Frek napas : 20x/menit
suhu : 36,5oC
Mata : conj.palpebra anemis (-/-)
Thorak : cor/pulmo dbn
Abdomen : TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi kuat
Ekstremitas : edema sup/inf (-/-)
PPV : +
ASI : BAK : +
BAB : -

14/11/2012
07.00

D/ P1A0, 20 tahun
Post Sectio Cesarea Trans
Peritoneal H+1 atas indikasi KPD,
Gemeli
Sungsang Kepala

Oksitosin 10 IU
Cefotaxim 2x1gr Injeksi
Kalnex 3x500mg injeksi
Ketorolac 3x30mg Injeksi
Trank s/d Hb 8,9 %.
Diet biasa
DC, Balance cairan
Edukasi ASI eksklusif
Pengawasan KU, TV,
PPV,ASI, BAK, BAB
Cek Hb post op

Terapi lanjut

Keluhan : jahitan sakit


KU : tampak lemah, composmentis
TV : TD: 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Frek napas : 18x/menit
suhu : 36,5oC
Mata : conj.palpebra anemis (-/-)
Thorak : cor/pulmo dbn
Abdomen : TFU 2 jari dibawah
pusat.
Ekstremitas : edema sup/inf (-/-)
PPV : +
ASI : +
BAK : +
BAB : -

15/11/2012
06.30

D/ P1A0, 20 tahun
Post Sectio Cesarea Trans
Peritoneal H +2 atas indikasi KPD,
Gemeli
Sungsang Kepala
Keluhan : (-)
KU : Baik, composmentis
TV : TD: 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit

Tx :
Cefadroxil 3x1
Asam mefenamat 3x1
Methil ergometrin 2x1
Vit Bc/C/Sf/A 1x1
Edukasi ASI eksklusif
Diet biasa
Aff infus
Boleh pulang

Frek napas : 18x/menit


suhu : 36,5oC
6

Mata : conj.palpebra anemis (-/-)


Thorak : cor/pulmo dbn
Abdomen : TFU 2 jari dibawah
pusat.
Ekstremitas : edema sup/inf (-/-)
PPV : +
ASI : +
BAK : +
BAB : D/ P1A0, 20 tahun
Post Sectio Cesarea Trans
Peritoneal H +3 atas indikasi KPD,
Gemeli
Sungsang Kepala

V.

PROGNOSIS
Ad vitam
Ad sanam
Ad fungsional

: ad bonam
: ad bonam
: ad bonam

BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini dilakukan autoanamnesa tanggal 12 11- 2012 jam 22.00
dimana pasien mengeluh kenceng kenceng ingin melahirkan dengan janin
kembar. Pasien rujukan dari puskesmas Kagok dengan keluhan hamil dengan
janin kembar (gemelli), kenceng-kenceng (+) sering dan keluar lendir darah (+)
sejak jam 19.00 pasien juga mengeluh keluar seperti air dari jalan lahir seperti
rembes pukul 19.30 WIB tanggal 12 November 2012, gerak janin masih
dirasakan (+). Menarche pada umur 13 th, teratur 6 hari. HPHT : 15 Februari
2012, HPL : 22 November 2012, riwayat Pernikahan 1x, lamanya 10 bulan
dengan suami sekarang, riwayat Obstetri G1 A0, riwayat ANC di bidan > 4x,
imunisasi TT (-) pasien tidak pernah memakai KB. Riwayat Penyakit Hipertensi,
Diabetes Melitus, Asma, penyakit Jantung, riwayat operasi sebelumnya disangkal
oleh pasien. Riwayat sosial ekonomi pasien tidak bekerja dan suami bekerja
sebagai pekerja buruh pabrik. Pasien tinggal bersama suami. Biaya pengobatan
ditanggung oleh Jampersal. Kesan ekonomi Cukup.
Pemeriksaan Fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, composmentis
dengan tanda vital yaitu tekanan darah 110/80 mmHg, nadi : 82x/menit isi dan
7

tegangan cukup, frekuensi napas : 18x/menit, suhu badan afebris, tinggi badan
159Cm, berat badan 57 kg dengan BMI 22,6 kg/m 2

status gizi baik. Status

internus dalam batas normal. Pada status Obstetri Tinggi Fundus Uteri 37cm,
taksiran berat janin 4950 gram, Leopold I III : janin II hidup intrauterine.
Denyut Jantung Janin I: 13-14-14, Denyut Jantung Janin II : 13-13-14, His : 2-3
(45), dilakukan Vaginal thoucher pembukaan 2 cm, KK (-), effisment 40%,
Portio lunak posterior ,bagian bawah kepala Hodge I, UUK sulit dinilai.
Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan laboratorium darah dengan
hasil, hemoglobin 8,70 gr%, leukosit 18,38 ^ 3/l, trombosit 3,65 ^ 3/l, Gula
Darah Sewaktu 91 gr/dl. Hasil USG Gemelli.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Diagnosis pasien tersebut G1P0A0, 20 tahun, hamil 38 minggu 4 hari, Janin II
hidup intrauterine Presentasi sungsang kepala, Inpartu kala I, Ketuban Pecah
Dini, Gemelli.

BAB IV
GEMELLI
Etiologi
Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum
yang terpisah (ovum-ganda, kembar dizigot atau kembar fraternal). Sekitar
sepertiga di antara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi,
dan selanjutnya membagi diri menjadi dua buah struktur yang serupa, masing
masing dengan kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri
(kehamilan monozigot atau kembar identik). Salah satu atau kedua proses dapat
terlibat dalam pembentukan fetus dengan jumlah yang lebih besar. Sebagai
contoh, kembar empat atau kuadruplet dapat timbul dari satu, dua, tiga, atau
empat buah ovum.1.2
Proses Terjadinya Kembar Monozigot3.4
Hipotesis yang berlaku untuk menjelaskan proses pembentukan janinkembar dengan ovum-tunggal atau monozigot tidak begitu banyak. Kembar
monozigot timbul dari pembelahan ovum yang sudah dibuahi pada berbagai tahap
perkembangan awal sebagai berikut :
8

Jika pembelahan terjadi sebelum inner cell mass dibentuk dan lapisan luar
blastokistn belum berubah menjadi korion yaitu, dalam 72 jam pertama sesudah
fertilisasi- maka dua embrio, dua amnion dan dua korion akan terbentuk. Keadaan
ini kan menghasilkan kehamilan kembar monozigot, diamnion, dikorion. Pada
keadaan ini bisa terdapat dua plasenta yang berda atau satu plasenta yang
menyatu.
Jika pembelahan terjadi anatara hari keempat dan kedelapan yaitu setelah inner
cell mass dibentuk dan sel- sel yang akan menjadi korion sudah mengalami
diferensiasi namun sel sel yang akan menjadi amnion belum, maka akan
terbentuk dua buah emrio, masing-masing dalam kantong ketuban yang terpisah.
Kedua kantong ketuban akhirnya akan diselubungi oleh satu korion bersama,
sehingga terjadi kehamilan kembar monozigot diamnion, monokorion.
Jika amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar hari ke-8 sesudah fertilisasi,
pembelahan akan menghasilkan dua embrio di dalam satu kantong ketuban
bersama atau mengakibatkan kehamilan kembar monozigot, monokorion.
Jika pembelahan terjadi setelah diskus embrionik terbentuk, akan terbentuk bayi
kembar siam
Faktor Predisposisi4.5
1. Ras
Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang nyata
di antara berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) menemukan
kehamilan bayi kembar pada satu dari setiap 100 kehamilan diantara wanita
kulit putih dan satu dari 79 kehamilan wanita kulit hitam. Kehamilan
diantara orang timur atau oriental tidak begitu sering terjadi.
2. Hereditas
Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih
penting daripada genotip ayah.
3. Usia maternal dan paritas
Kehamilan multipel meningkat seiring dengan meningkatnya paritas.
4. Nutrisi

Ibu dengan postur tubuh besr dan tinggi, lebih besar kemungkinan
untuk mendapatkan kehamilan kembar daripada ibu dengan postur pendek
dan kecil.
5. Gonadotropin endogen
Angka kehamilan kembar dizigot yang lebih tingggi pernah
dikemukakan untuk wanita yanng hamil dalam waktu 1 bulan sesudah
menghentikan pemakaian kontrasepsi oral, naum ini tidak berlaku untuk
bulan bulan berikutnya.
6. Preparat kesuburan
Induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin (follicle
stimulating hormone plus chorionic gonadotropin) atau klomifen, akan
meningkatkan secara nyata kemungkinan ovulasi ovum yang jumlahnya
lebih dari satu.
Diagnosis 2.3
Riwayat dan Pemeriksaan Fisik
Riwayat kehamilan dalam keluarga, dengan sendirinya hanya memberikan
suatu bukti yang lemah, namun informasi mengenai terapi klomifen atau
gonadotropin yang baru saja diberikan, akan menjadi petunjuk yang kuat.
Dari pemeriksaaan fisik didapatkan :
Perut lebih besar daripada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.

Meraba tiga bagian besar atau lebih (yang dimaksud dengan bagian
besar ialah kepala dan bokong sedangkan yang dimaksud dengan bagian
kecil ialah kaki dan tangan).

Meraba dua bagian besar berdampingan.


Meraba banyak bagian bagian kecil.
Mendengar bunyi jantung anak pada dua tempat dengan sama jelasnya
dan dengan perbedaan frekuensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan diantaranya; USG, radiografi
dan pemeriksaan biokimia. Melalui pemeriksaan USG yang cermat, kantong
10

kehamilan yang terpisah dapat ditemukan lebih dini pada kehamilan kembar.
Pemeriksaan radiografi, pada rontgen foto didapatkan dua kerangka janin.
Pemeriksaan biokimiawi, jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin
rata rata lebih tinggi daripada jumlah yang ditemukan dalam kehamilan tunggal.
Kadar -fetoprotein dalam plasma maternal umumnya lebih tinggi pada
kehamilan dengan janin kembar daripada kehamilan dengan janin tunggal.
Diagnosis Banding4.5
Pada kehamilan multifetus, selama trisemester kedua terdapat perbedaan
antara usia kehamilan yang ditentukan dari data data menstruasi dengan data
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan ukuran uterus. Uterus yang berisi dua janin
atau lebih jelas akan menjadi lebih besar daripada uterus yang berisi janin
tunggal. Pada kasus dengan uterus yang tampak besar dan tidak sesuai dengan
usia kehamilannya, harus dipikirkan kemungkinan hal berikut :
1. Multifetus atau janin lebih dari satu.
2. Peninggian uterus akibat distensi vesika urinaria.
3. Riwayat haid yang kurang cermat.
4. Hidramnion.
5. Mola hidatidosa.
6. Mioma uteri atau adenomiosis uteri.
7. Massa adneksa yang melekat erat.
8. Makrosomia janin yang terjadi kemudian dalam kehamilan
Prognosis
Rata rata berat badan anak kembar kurang dari berat badan anak
tunggal karena lebih sering terjadi persalinan kurang bulan. Terjadinya persalinan
ini meninggikan angka kematian di antara bayi bayi yang kembar. Walaupun
demikian, prognosis anak kembar yang lahir kurang bulan lebih baik
dibandingkan dengan anak tunggal yang sama beratnya.
Cacat bawaan juga dikatakan lebih sering ditemukan di antara anak
kembar. Juga prognosis ibu sedikit kurang baik, mengingat penyulit penyulit
yang mungkin timbul pada kehamilan kembar, terutama gestosis dan perdarahan.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, Ida B.G, et all. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC ; hal
456-460
2. Manuaba, Ida B.G. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Gynekologi.
Jakarta : EGC ; Hal 72-73
3. Supriyadi, Teddy. 1994. Kedaruratan Obstetri dan Gynekology. Jakarta : EGC ;
Hal 368-373
4. Morgan, Geri. 2009. Obstetri dan Gynekologi Panduan Praktis. Jakarta : EGC ;
Hal 391-394
5. Yulaikhah, Lily. 2008. Seri Asuhan Kebidanan : Kehamilan. Jakarta : EGC ; Hal
116-119

12

Anda mungkin juga menyukai