Anda di halaman 1dari 41

LONG TERM

FINANCING

GOVERNME
NT
OF
INDONESIA

MAIN TOPICS
Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara 2015
Kerangka Pembangunan Jangka
Menengah
Current Issue: Indonesia Economic
Outlook 2015

Rancangan
Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara
TAHUN 2015
(RAPBN 2015)

POIN PENTING
RAPBN tahun 2015 disusun dengan tema:
Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka
Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkelanjutan dan Berkeadilan.
Langkah-langkah:
1. Optimaliasi Pendapatan Negara
2. Peningkatan kualitas belanja negara
3. Pengendalian defisit
4. Pengendalian Utang

Strategi Kebijakan Anggaran Belanja


Pemerintah Pusat
1. Mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan
efektif melalui peningkatan kualitas pelaksanaan program
reformasi birokrasi pada K/L dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat;
2. Mendukung
pencapaian
sasaran
pembangunan
yang
berkelanjutan, antara lain dengan pembangunan konektivitas
nasional, penguatan program perlindungan sosial dan
percepatan penanggulangan kemiskinan, serta peningkatan
kapasitas Iptek dan peningkatan daya saing;
3. Mendukung percepatan pencapaian minimum essential force
(MEF) sesuai dengan kemampuan keuangan negara dengan
lebih memberdayakan industri pertahanan dalam negeri;
4. Meningkatkan efektivitas kebijakan anggaran subsidi melalui
pengendalian besaran subsidi, baik subsidi energi maupun
subsidi non-energi;

Strategi Kebijakan Anggaran Belanja


Pemerintah Pusat
5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, dan melakukan mitigasi terhadap
potensi bencana serta adaptasi terhadap dampak
bencana terkini dalam rangka meningkatkan
ketahanan pangan, air dan energi;
6. Meningkatkan dan memperluas akses pendidikan
yang berkualitas;
7. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem
jaminan sosial nasional di bidang kesehatan dan
ketenagakerjaan;
8. Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian global
melalui dukungan cadangan risiko fiskal.

Arah Kebijakan Transfer ke Daerah


dan Dana Desa
1. Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dalam rangka
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan Daerah;
2. Mengurangi
ketimpangan
sumber
pendanaan
pemerintahan
antara
Pusat
dan
Daerah
dan
mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan
antardaerah;
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik
di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan
publik antardaerah;
4. Memprioritaskan penyediaan pelayanan dasar di
daerah tertinggal, terluar, terpencil, terdepan, dan
pasca bencana;
5. Mendorong
pertumbuhan
ekonomi
melalui
pembangunan infrastruktur dasar;

Arah Kebijakan Transfer ke Daerah


dan Dana Desa
6. Mendorong
peningkatan
kualitas
pengelolaan
keuangan daerah yang lebih efisien, efektif,
transparan, dan akuntabel;
7. Meningkatkan kualitas pengalokasian transfer ke
daerah dan dana desa dengan tetap memperhatikan
akuntabilitas dan transparansi;
8. Meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi
transfer ke daerah dan dana desa;
9. Mengalokasikan Dana Desa kepada kabupaten/kota
sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, berdasarkan jumlah desa dengan
memperhatikan
jumlah
penduduk,
angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan
geografis melalui mekanisme transfer.

Kebijakan Umum
Pembiayaan
1. Mengendalikan rasio utang terhadap PDB;
2. Mengutamakan pembiayaan utang yang
bersumber dari dalam negeri;
3. Mengarahkan pemanfaatan utang untuk
kegiatan produktif, antara lain melalui
penerbitan sukuk yang berbasis proyek;
4. Memanfaatkan pinjaman luar negeri secara
selektif utamanya untuk bidang infrastruktur
dan energi, dan mempertahankan kebijakan
negative net flow;

Kebijakan Umum
Pembiayaan
5. Mengalokasikan penyertaan modal negara (PMN) kepada
BUMN untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan
peningkatan kapasitas usaha BUMN;
6. Mengalokasikan dana PMN kepada organisasi/lembaga
keuangan internasional dan badan usaha lain yang
ditujukan untuk memenuhi kewajiban Indonesia sebagai
anggota dan mempertahankan persentase kepemilikan
modal;
7. Mengalokasikan dana bergulir untuk penyediaan fasilitas
pembiayaan dalam rangka memenuhi ketersediaan rumah
murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan
untuk memberikan stimulus bagi koperasi, usaha mikro,
kecil, dan menengah (KUMKM) berupa penguatan modal.

Postur RAPBN 2015


Postur RAPBN tahun 2015 disusun dengan menggunakan kaidah ekonomi
publik yang terdiri atas pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan
anggaran.
Pada tahun 2015, besaran pendapatan negara direncanakan mencapai
Rp1.762.296,0 miliar, naik 7,8 persen dari targetnya pada APBNP tahun 2014.
Dari total pendapatan negara tersebut, penerimaan perpajakan direncanakan
mencapai Rp1.370.827,2 miliar atau naik 10,0 persen dari targetnya dalam
APBNP tahun 2014 dan penerimaan perpajakan ini merupakan 77,8 persen dari
total pendapatan negara.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) direncanakan mencapai Rp388.037,0
miliar, naik 0,3 persen dari targetnya dalam APBNP tahun 2014.
Besaran anggaran belanja negara untuk tahun 2015 direncanakan sebesar
Rp2.019.868,3 miliar, naik 7,6 persen dari pagunya pada APBNP tahun 2014.
Dari total anggaran belanja negara tersebut, belanja Pemerintah Pusat
mengambil porsi sebesar Rp1.379.875,3 miliar serta anggaran transfer ke
daerah dan dana desa sebesar Rp639.993,0 miliar. Kedua jenis belanja tersebut
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 7,8 persen dan 7,3 persen dari
pagunya pada APBNP tahun 2014.

Kerangka
Pembangunan
Jangka Menengah

(KPJM)

LATAR BELAKANG
1. Implementasi penganggaran berbasis kinerja dan
penganggaran dalam kerangka jangka menengah
selama periode sebelumnya belum mencapai hasil
yang optimal karena tidak ada keterkaitan antara
dokumen perencanaan dan dokumen anggaran,
2. Kebijakan prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah
tidak jelas timeframe penyelesaiannya dan setiap
tahun selalu berubah sesuai dengan tema yang
ditetapkan
sehingga
mengakibatkan
proses
penganggaran selalu kembali ke nol (zero based
budgeting), dan
3. Penerapan KPJM pada saat ini baru sebatas
mencantumkan prakiraan maju tiga tahun ke depan,
namun belum ada metodologi untuk memberikan
justifikasi bahwa prakiraan maju yang dicantumkan
tersebut merupakan indikasi awal pendanaan tahun

LATAR BELAKANG
Untuk memperkuat keterkaitan antara kebijakan dan
alokasi anggaran, penyusunan anggaran tahunan
seharusnya menggunakan paradigma baru dalam
proses penyusunan penganggaran yaitu penganggaran
yang lebih berorientasi pada hasil (output dan outcome)
dengan menggunakan prinsip kerangka pengeluaran
jangka menengah dan money follows function.
Pola penganggaran yang selama ini menggunakan zero
based budgeting berubah menjadi rolling budget
dengan mengacu pada perhitungan baseline. Melalui
penerapan pola rolling budget diharapkan waktu yang
tersedia akan lebih banyak didedikasikan untuk
membahas
program/kegiatan baru sehingga dapat
meningkatkan kualitas perencanaan.

KPJM
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
adalah
pendekatan
penganggaran
berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan
keputusan terhadap kebijakan tersebut
dilakukan dalam perspektif lebih dari satu
tahun anggaran, dengan mempertimbangkan
implikasi biaya akibat keputusan yang
bersangkutan pada tahun berikutnya yang
dituangkan dalam prakiraan maju.

KPJM
Prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan
kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari
tahun
yang
direncanakan
guna
memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang telah
disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran
tahun berikutnya.
Konsep yang juga tidak dapat dipisahkan adalah
anggaran
terpadu
(unified
budgeting),
yang
didefinisikan sebagai penyusunan rencana keuangan
tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan
pemerintahan
yang
didasarkan
pada
prinsip
pencapaian efisiensi alokasi dana.

KONSEP KPJM
Kebijakan

Perencan
aan

Anggaran

Didasarkan pada
kebutuhan/
permasalahan.
Untuk memecahkan
masalah.
Disesuaikan dengan
regulasi/kearifan lokal.
Melalui proses politik.

Melalui mekanisme
Musrenbang.
Dokumen: RPJP,
RPJM, RKPD,
Renstra, Renja.
Memuat visi, misi,
target kinerja.
Melalui proses politik.

Berbasis kinerja.
Tahunan (1 Januari
31 Desember).
Memuat komponen
Pendapatan, Belanja,
& Pembiayaan.
KUA, PPAS, APBD.
Melalui proses politik.

TUJUAN DAN SASARAN


1. Transparansi alokasi sumber daya anggaran
yang lebih baik (allocative efficiency);
2. Meningkatkan kualitas perencanaan
penganggaran (to improve quality of planning);
3. Fokus yang lebih baik terhadap kebijakan
prioritas (best policy option);
4. Meningkatkan disiplin fiskal (fiscal dicipline);
dan
5. Menjamin adanya kesinambungan fiskal (fiscal
sustainability).

PENERAPAN KPJM DI INDONESIA

Kerangka

Cara Kerja

Tahapan Penerapan

KERANGKA
UU 25/2004
(Mekanisme Penyusunan
Rencana Kerja Nasional)

UU 17/2003

Jangka Panjang
Jangka Menengah
Jangka Pendek

Mekanisme pendanaan
Rencana Kerja Jangka
Menengah dalam Kerangka
Anggaran Jangka Menengah
Rencana Kerja Jangka
Pendek dalam APBN

CARA KERJA
KPJM

Alat yang digunakan oleh pembuat kebijakan dalam


memotret implikasi kebijakan yang disusun dan
ditetapkan terhadap dampak anggaran yang akan
ditimbulkan pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Proyeksi
berdasarkan
baseline
untuk
seluruh
penerimaan dan pengeluaran selama tiga tahun yang
melampaui anggaran tahun berikutnya.

TAHAPAN PENERAPAN
Evaluasi Kebijakan Berjalan

Penyusunan Prioritas

Proses Penganggaran

Penetapan Baseline Anggaran


Penetapan Parameter/Indikator yang akan Mempengaruhi
Besaran Alokasi
Penetapan Tiga Tahun Prakiraan Maju

Evaluasi Kebijakan Berjalan

Pendekatan Penilaian Desain


Kebijakan dengan Tujuan

Metodologi Evaluasi Terhadap


Kebijakan Pemerintah

Fokus pada kebijakan


dengan alokasi anggaran
besar, sensitif, kompleks,
& risiko tinggi

Evaluasi Berbasis Teori


Evaluasi Berbasis Tujuan

Kewajaran
Efektivitas

Evaluasi Bebas

Efisiensi
Integrasi

Evaluasi Kebijakan &


Kuasi Eksperimen

Penilaian Kinerja

Evaluasi Kualitatif

Penyelarasan dengan
Kebijakan Strategis

Penilaian & Evaluasi


Ekonomi

Penyusunan Prioritas
Didasarkan pada evaluasi untuk memastikan kebijakan
yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya.

Proses Penganggaran
Penghitungan
alokasi
pendanaan
setiap
kebijakan
berdasarkan daftar prioritas kebijakan yang sesuai dengan
sumber daya anggaran yang tersedia.

Penetapan Baseline
Penetapan baseline berdasarkan
berjalan dan usulan kegiatan baru.

pendanaan

kegiatan

Penetapan Parameter
Parameter sebagai dasar untuk menentukan resources
envelope yang merupakan estimasi topdown mengenai
ketersediaan sumber daya yang konsisten dengan
stabilitas makro-fiskal.

Prakiraan
Anggaran

Maju

Tiga

Tahun

Disparitas perubahan parameter makro-fiskal dapat


berdampak signifikan terhadap pembentukan besaran
resource envelope apabila disajikan dalam 5 tahun
sekaligus.

LANGKAH AWAL
PENERAPAN
KPJM

Persiapan Penerapan
KPJM
Mengklasifikasikan belanja

Gaji/Tunjanga
n
Operasional
Pemeliharaan

Pelayanan
birokrasi
Belanja
penugasan

Fixed cost

Variable
cost

Pengalokasian Anggaran

Metodologi
Penghitungan
Desain kegiatan

Kegiatan
Teknis

Dilaksanakan unit es-II /


satker daerah
Bersifat generik & teknis
fungsional

Kegiatan
Prioritas
Nasional

Dilaksanakan K/L
Bersifat penugasan dalam
RKP

Metodologi
perhitungan
Jenis Kegiatan
Volume

Gaji/tunj.

Tipe
Biaya

Penyesuaian
Parameter
Ekonomi

Databa
se
Pegawa
i

Parameter
Nonekonomi

Kebijakan Baru
di bidang
kepegawaian

Generik

Teknis

Operasional
dan
pemelihara
an kantor

Jumlah
Aset

Layanan
Birokrasi

Output
Kegiata
n

Penugasan

Inflasi

Penambahan/
pengurangan
aset

SBK

Inflasi

Parameter
Spesifik
Kegiatan

SBK

Inflasi

SBM

Baseline
Baru

Baseline
baru gaji
dan
tunjangan
Baseline
baru
Operasion
al dan
pemelihar
aan
kantor
Baseline
Baru
kegiatan
prioritas

Langkah Awal Penerapan


KPJM
20x0

20x1

20x2

20x3

Mekanisme Pengalokasian Anggaran


Pengalokasian
anggaran
diprioritaskan
untuk memenuhi hal yang bersifat wajib
dan sudah ditetapkan dalam angka dasar.
Rincian
penggunaan
anggaran
yang
termasuk dalam baseline tidak perlu
dibahas lagi.
Usulan
tambahan
alokasi
anggaran
kegiatan baru dapat diberikan kepada K/L
berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi
atas proposal kegiatan baru yang diajukan.

Peluang dan tantangan KPJM


Pembahasan di DPR harus fokus terhadap
program dan kegiatan baru yang diusulkan
pemerintah
Secara teknis, pembahasan anggaran
dititikberatkan pada efektifitas dan efisiensi
penggunaan anggaran yang dikaitkan
dengan target kinerja yang akan dicapai
Secara politis, pembahasan anggaran
diarahkan pada hal-hal yang bersifat makro
dan strategis

Indonesian
Economic
Outlook 2015

CURRENT ISSUE..

Economics Development
Agenda
NATURAL RESOURCES /
ENVIRONTMENTAL
ECONOMY
FACILITIES AND INFRASTRUCTURE

Four Main Priorities of Economic


Agendas

Difference between
SBY and Jokowi

The Investment Needs..

Major Change in Government


Budget
Increase budget allocation for
infrastructure, agriculture, energy, and
maritime sectors.

Opportunities and Risk


External factors:
Declining of agriculture and oil prices
Slowing down world economic growth (china,
japan, EU)
Increase of the fed rate
Internal factors:
Current account deficit
Institutional capacityexecution
Policy consistency
Coordination central and regional government
Political stabilityeffectiveness of program.....

Conclusion
The government should improved the quality
of budget absorption.
The government should accelerate the
realization of infrastructure projects.
Create a conducive investment climate.
Political stability.
Bureaucraticreform.
Encourage diversification of export products.
Maintaining purchasing power.
Maintaining macroeconomic stability.

Anda mungkin juga menyukai