Anda di halaman 1dari 26

Laporan kasus

Sindrom nefrotik

Annurianisa L. Pekerti
2010730013
Pembimbing: dr. Tety S, SpPD

Keluhan utama

Tn. R, pria berusia 18 tahun, bertempat tinggal


di Cianjur, datang ke RS pada tanggal 1 Juni
2015 dengan keluhan bengkak di seluruh
tubuh

Riwayat penyakit
sekarang

1 minggu SMRS, os mengeluh seluruh tubuh bengkak.


Kelopak mata, wajah, perut, alat kelamin (skrotum) dan kedua
kaki terlihat bengkak. Os mengatakan bengkak dirasa berat.
Keluhan ini sudah pernah dirasakan sebelumnya, dan juga
dirawat di RS kira-kira 2 minggu yang lalu& sempat membaik
(bengkak perlahan berkurang& menghilang). Bengkak di
perut terkadang menyebabkan sesak. Bengkak tidak disertai
nyeri. Keluhan juga disertai perut sering terasa mual, perut
kembung, nyeri ulu hati dan nafsu makan terkadang
menurun. Semenjak bengkak, warna urin berwarna coklat
gelap, seperti the. BAK lancar, tidak nyeri maupun panas.
3 hari SMRS, os demam naik turun. Os sempat minum obat
penurun panas& panas berangsur turun.

Riwayat penyakit dahulu

Os pernah dirawat dengan keluhan yang sama kira-kira 2


minggu yang lalu, bengkak berangsur menghilang&
keluhan membaik
Os pernah memiliki penyakit paru (TB Paru)& efusi pleura
kira- kira tahun yg lalu, dengan pengobatan& kontrol
yang rutin, sudah sembuh.
Riwayat gula darah tinggi (DM), darah tinggi (hipertensi),
asma, disangkal

Riwayat pengobatan

Os pernah meminum OAT selama 6 bulan, pengobatan


tuntas
Os pernah disedot cairan di dada (pungsi pleura) atas
indikasi penyakit efusi pleura, bersamaan saat sedang
mengkonsumsi OAT.

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit darah tinggi dan kencing manis


disangkal
Riwayat penyakit keganasan disangkal
Riwayat asma dan alergi disangkal

Pemeriksaan fisik

Vital Signs. Tinggi Badan 165 cm. Berat Badan 60 kg. BMI 22,04.
Tekanan darah 110/70 mmHg. Frekuensi nadi (HR) 86 kali/ menit
teratur, kuat angkat, isi cukup. Frekuensi pernapasan (RR) 22 x/ menit.
Suhu (axila) 36,8 C.
Kulit. Telapak tangan hangat dan lembab, kuku tidak sianosis.
Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Tenggorokan.
Kepala: distribusi rambut rata, tidak mudah rontok. Kulit kepala tanpa
lesi, normocephalic/ atraumatic. Mata: edema palpebra +/+. Visus
mata tidak diketahui. Konjungtiva merah muda; Sclera putih. Pupil 4
mm konstriksi sampai 2 mm, bulat, reguler, keduanya reaktif terhadap
cahaya. Tidak ada pendarahan, eksudat. Telinga: Normotia. Sekret
tidak ada. Pemeriksaan membran tympani tidak dilakukan. Hidung:
Mukosa merah muda, septum garis tengah. Tidak ada nyeri sinus. Tanpa
pernapasan cuping hidung. Mulut: Mukosa oral merah muda. Lidah

Leher. Trakea pada garis tengah. Tiroid tidak teraba membesar.


Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar. Vena jugularis tidak
meningkat
Thorax dan paru-paru. Pergerakan dinding dada simetris, tanpa
retraksi. Paru-paru sonor. Vokal Fremitus simetris. Bunyi napas
vesikuler, tanpa terdengar bunyi wheezing dan ronki pada kedua
lapangan paru.
Kardiovaskular. Ictus cordis teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra. Baik S1 dan S2 murni, reguler. Tidak ada terdengar murmur
sistolik dan diastolik.
Abdomen. Cembung. Tidak ada bekas luka. Bising usus aktif. Dull di
kuadran abdomen, terdapat shifting dullnes. Tidak ada teraba
massa. Nyeri tekan epigastrium +. Hati, Limpa dan ginjal sulit
teraba. Tidak ada nyeri tekan sudut costovertebral (CVA). Pekak

Ekstremitas atas : Hangat. Edema Ekstremitas bawah : Hangat dan


pretibial +/ +

terdapat

edema

Kemaluan. Bengkak pada skrotum +


Peripheral Vascular. Pulsa (2 + = cepat, atau normal):
Radial Femoral
Popliteal
Tibial
Kanan 2+ 2+
2+
1+
Kiri 2+ 2+
2+
1+

Dorsalis Pedis

Posterior

1+
1+

Musculoskeletal. Tidak ada deformitas sendi. Baik berbagai


gerakan di tangan, pergelangan tangan, siku, bahu, tulang
belakang, pinggul, lutut, pergelangan kaki.

Hematologi

31 Mei 2015

Hemoglobin

11.9

12-16

Hematokrit

26,0

37-47

Eritrosit

4.23

4.7-5.4

Leukosit

14.6

4.8-10.8

Trombosit

319

150-450

MCV

85.1

80-94

MCH

28.1

27-31

MCHC

33.1

33-37

RDW-Sd

37.5

37-54

PDW

10.3

9-14

MPV

9.9

8-12

Differential
MXD %

26-36

4.7

0-11

NEU %

80.0

40-70

EUS %

0.8

1-3

BAS %

0.2

<1

LYM %

14.3

Absolute
LYM %

2.08

1.00-1.43

MXD %

0.69

0-1.2

NEU %

11.68

1.8-7.6

EUS %

0.11

0.02-0.50

BAS %

0.03

0.00-0.10

Warna

kuning

Kuning

Kejernihan

Agak keruh

Jernih

Berat jenis

1.010

1.013-1.030

7.0

4.6-8.0

Negatif

Negatif

500/ 4+

Negatif

Glukosa (reduksi)

Normal

Normal

Keton

Negatif

Negatif

Urobilinogen

Normal

Normal

Bilirubin

Negatif

Negatif

Eritrosit

25/ 2+

Negatif

Leukosit

Negatif

Negatif

pH
Nitrit
Protein urin

MIKROSKOPIK
Leukosit

3-4

1-4

Eritrosit

3-4

0-1

Epitel

3-4

Negatif

Kristal

Negatif

Negatif

Silinder

Negatif

Negatif

Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
(03/ 06/2015 )

KIMIA KLINIK
GDS

97

74 106

mg%

Kolesterol total

266

<200

mg/dl

Trigliserida

215

<150

mg%

AST (SGOT)

53

15 - 37

u/L

ALT (SGPT)

53

12 78

u/L

Albumin

1.52

3.4 5.0

g/dL

Ureum

40.2

10 50

mg%

Kreatinin

1,1

0 1.0

mg%

Lemak

Fungsi Hati

Fungsi Ginjal

Hasil Pemeriksaan
Laboratorium
( 02/06/2015 )

Elektrolit

Natrium (Na)

140.1

135 148

mEq/l

Kalium (K)

4.09

3.5 5.3

mEq/l

Calcium (Ca)

0.75

1.15 1.29

mEq/l

Resume

Pria, 18 tahun datang ke rs dengan bengkak di tubuh. Bengkak pada mata,


wajah, perut, alat kelamin hingga kedua kaki. Bengkak dirasa berat. Keluhan
ini sudah pernah dirasakan sebelumnya, dan juga dirawat di RS kira- kira 2
minggu yg lalu, namun berangsur membaik dan bengkak menghilang. Bengkak
di perut terkadang menyebabkan sesak. Bengkak tidak disertai nyeri. Mual,
perut kembung, nyeri ulu hati dan nafsu makan terkadang menurun. Semenjak
bengkak, warna urin berwarna coklat gelap, seperti teh.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TTV TD 110/70, HR 86x/ menit, RR 24x/
menit, edema palpebra + , perut cembung, shifting dullness +, nyeri tekan
epigastrium +, pekak samping +, pekak pindah +, edema skrotum +, edema
pretibial +/+,
Pada pemeriksaan penunjang, fungsi ginjal ureum 40.2, kreatinin 1.1,
elektrolit Na 140.1, K 4.09, Ca 0.75, urin (kimia )rutin warna kuning,
kejernihan agak keruh, nitrit negatif, protein urin 500/ 4+, eritrosit
25/2+, mikroskopis leukosit 3-4, eritrosit 3-4, epitel 3-4. hematologi
lengkap Hb 11.9, Ht 36, eritrosit 4.23, leukosit 14.6, differential LYM
14.3, NEU 80.0,

POMR
( Problem Oriented Medical
Record)

Edem anasarka ec. Sindrom


nefrotik

Sindroma Nefrotik

Sindrom nefrotik (SN) adalah salah satu


manifestasi klinik glomerulonefritis (GN)
ditandai
dengan
edema
anasarka,
proteinuria
masif
3,5
g/hari,
hipoalbuminemia
<3.5
g/dl,
hiperkolesterolemia, dan lipiduria.

Kriteria Diagnosis
Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di ke dua kelopak
mata, perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai
jumlah urin yang berkurang. Keluhan lain juga dapat ditemukan
seperti urin berwarna kecoklatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di
kedua kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema
skrotum/labia. Kadang-kadang ditemukan hipertensi.
Pemeriksaan penunjang
Pada urinalisis ditemukan proteinuria masif (3+ sampai 4+), dapat
disertai hematuria. Pada pemeriksaan darah didapatkan
hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia, dan laju endap
darah yang meningkat, rasio albumin/globulin terbalik. Kadar
ureum dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan
fungsi ginjal.

(Prodjosudjadi, Wiguno. 2009. Sindrom Nefrotik dalam Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi IV. Jakarta : Badan Penerbit FKUI )

Current Diagnosis & Treatment Nephrology and Hipertensy. McGraw-Hill.

Pada kasus
Edema
palpebra,
perut,
pretibial,
skrotum,

hiperlipidemi
a ( kolesterol
total 258
mg/dl,
trigliserida
213 mg%)

SN
hipoalbum
inemia
1,52 g/dL

proteinuri
a 150/3+

Current Medical Diagnosis &


Treatment: McGrawHill.

Penatalaksanaa
n

Pada

penatalaksanaan

edema

yang

terpenting

adalah

restriksi

garam.Beberapa pasien membutuhkan bantuan terapi diuretic. Diuretic


yang sering digunakan adalah golongan thiazide dan loop diuretic dimana
kombinasi keduanya mampu memaksimalkan potensi diuretic yang
dimiliki. Furosemide 2x 40 mg IV

Untuk pencegahan hilangnya protein dengan pemberian angiotensin


receptor blockers (ARB) dan Angiotensin converting enzim inhibitor (ACE-I)
Captopril 3 x 6,25 mg po

Pasien dengan keadaan hipoalbumin cenderung menjadi lebih


hiperkoagulabilitas.Pada pasien SN terjadi pengeluaran antitrombin,
protein C, protein S melalui urin dan aktivasi platelet. Hal ini
menjadikan pasien rentan terkena renal vein thrombosis atau
tromboemboli pada vena lain. pemberian antikoagulan memberi
jaminan kepada pasien dengan thrombosis paling tidak selama 3 6
bulan. Sehingga pasien SN dengan tromboemboli direkomendasikan
untuk diberikan antikoagulan. Aspilet 1 x 81 mg po

Untuk mengurangi ekskresi kalium disamping memperbesar efek


diuresis. Spironolakton 1 x 100 mg

Untuk penatalaksanaan hiperkolesterolemia dan hyperlipidemia


Gembifrozil 1 x 300 mg

Untuk mengurangi sintesis prostaglandin yang menyebabkan


dilatasi Prednisolon 2 x 5 mg po

01/06/2015

02/06/2015

03/06/2015

04/06/2015

05/06/205

-Bengkak sekitar mata,


perut, alat kelamin,
kedua kaki
-Mual
-Nyeri di bagian ulu hati

-Bengkak perut, alat


kelamin, kedua kaki
-Mual
-Nyeri di bagian ulu hati

--Bengkak perut, alat


kelamin, kedua kaki
berkurang

-Bengkak perut, alat


kelamin, kedua kaki
berkurang

--Bengkak perut, alat


kelamin, kedua kaki
berkurang

TD: 110/70 mmHg


N: 80x/menit, reguler
cukup kuat angkat
RR:20x/menit dangkal,
S:36C
-edema palpebra +,
shifting dullness +, pekak
samping +, pekak pindah
+, edem skrotum +,
edema pretibial +/+
-Nyeri ulu hati +

TD: 120/80 mmHg


N: 85x/menit, reguler
cukup kuat angkat
RR:22x/menit dangkal,
S:36C
-,shifting dullness +,
pekak samping +, pekak
pindah +, edem
skrotum +, edema
pretibial +/+
-Nyeri ulu hati +

TD: 110/80 mmHg


N: 82x/menit, reguler
cukup kuat angkat
RR:22x/menit dangkal,
S:36C
-shifting dullness +,
pekak samping +,
pekak pindah +, edem
skrotum +, edema
pretibial +/+

TD: 110/70 mmHg


N: 80x/menit, reguler
cukup kuat angkat
RR:20x/menit dangkal,
S:36C
-shifting dullness +,
pekak samping +, pekak
pindah +, edem skrotum
+, edema pretibial +/+

TD: 120/80 mmHg


N: 82x/menit,
reguler cukup kuat
angkat
RR:22x/menit
dangkal, S:36C
-shifting dullness +,
edem skrotum +,
edema pretibial +/+

1. Sindrom nefrotik

1. Sindrom nefrotik

1. Sindrom nefrotik

1. Sindrom nefrotik

1. Sindrom nefrotik

-IVFD RL 100 cc/24 jam


-Furosemide 2 x 40 mg iv
-Captopril 3 x 6,25 p.o
-Spirinolakton 1 x 100
mg
-Gemfibrozil 1 x 300 mg
-Aspilet 1 x 81 mg p.o

IVFD RL 100 cc/24 jam


-Furosemide 2 x 40 mg
iv
-Captopril 3 x 6,25 p.o
-Spirinolakton 1 x 100
mg
-Gemfibrozil 1 x 300 mg
-Aspilet 1 x 81 mg p.o

IVFD RL 100 cc/24 jam


-Furosemide 2 x 40 mg
iv
-Captopril 3 x 6,25 p.o
-Spirinolakton 1 x 100
mg
-Gemfibrozil 1 x 300
mg
-Aspilet 1 x 81 mg p.o

IVFD RL 100 cc/24 jam


-Furosemide 2 x 40 mg iv
-Captopril 3 x 6,25 p.o
-Spirinolakton 1 x 100
mg
-Gemfibrozil 1 x 300 mg
-Aspilet 1 x 81 mg p.o

IVFD RL 100 cc/24


jam
-Furosemide 2 x 40
mg iv
-Captopril 3 x 6,25
p.o
-Spirinolakton 1 x
100 mg
-Gemfibrozil 1 x 300
mg
-Aspilet 1 x 81 mg
p.o
-Prednisone 2 x 5 mg
p.o

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai