APBNP
2015
REPUBLIK INDONESIA
BUDGET IN BRIEF
APBNP
2015
BUDGET IN BRIEF
APBNP 2015
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Budget in Brief untuk yang kedua kalinya. Budget in Brief disusun berdasarkan APBN Perubahan
Tahun 2015 yang telah disetujui oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna pada tanggal 13 Februari 2015.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama bagi pelaksanaan visi, misi, dan agenda prioritas Presiden baru
sesuai janji-janji dalam Pemilu. Presiden telah menyusun program Kabinet Kerja, sasaran dan prioritas
pembangunan yang tertuang dalam konsep Nawacita dan Trisakti. Nawacita merupakan agenda prioritas
dalam mewujudkan visi Presiden. Sementara itu, Trisakti merupakan visi Presiden yang meliputi:
(1) berdaulat secara politik; (2) mandiri dalam ekonomi; dan (3) berkepribadian dalam budaya.
Tahun 2015 juga merupakan momentum yang sangat penting bagi Pemerintah baru untuk melakukan langkahlangkah terobosan dalam kebijakan fiskal guna mendukung APBN yang lebih sehat dan berkualitas. Hal
ini tercermin pada penekanan Pemerintah menjadikan penerimaan perpajakan sebagai sumber pendanaan
yang utama. Dalam APBNP 2015, penerimaan perpajakan meningkat 29,9% dari realisasi 2014. Selain itu,
Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas belanja negara, melalui penyesuaian
harga BBM bersubsidi pada bulan November tahun 2014, dan penerapan subsidi tetap (fixed subsidy) untuk
minyak solar serta penghapusan subsidi untuk premium mulai awal tahun 2015.
Kebijakan fiskal tersebut bertujuan untuk meningkatkan fiscal space bagi program-program yang lebih produktif,
dan meminimalkan kerentanan fiskal yang disebabkan oleh fluktuasi harga minyak mentah dan nilai tukar.
Pemerintah juga melakukan penghematan terhadap belanja perjalanan dinas dan paket meeting/konsinyering
untuk kemudian dilakukan refocusing pada kegiatan prioritas nasional yang produktif pada masing-masing
Kementerian Negara/Lembaga (K/L). Serangkaian langkah tersebut dilakukan oleh Pemerintah dengan tujuan
untuk mengubah postur APBN menjadi lebih produktif dan berkualitas.
Bersamaan dengan itu, Pemerintah juga melakukan penataan K/L melalui pembentukan kementerian baru,
pemisahan K/L, dan penggabungan K/L baik keseluruhan maupun sebagian yang tercermin dalam perubahan
nomenklatur K/L. Penataan kebijakan fiskal tersebut dilakukan Pemerintah untuk menciptakan ruang gerak
fiskal guna mendukung ketersediaan anggaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan dalam Nawacita dan Trisakti. Oleh karena itu,
APBN Perubahan tahun 2015 dipercepat pengajuannya menjadi awal tahun 2015 dan telah disahkan pada
bulan Februari 2015, sehingga semua K/L diharapkan mempunyai cukup waktu untuk melakukan penyesuaian
program-program sesuai dengan nomenklatur yang baru.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua kontributor yang membantu kami dalam menyelesaikan
Budget in Brief. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat/pelaksana di lingkungan DJA
yang sudah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian
Budget in Brief.
Harapan kami semoga Budget in Brief dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas
kepada para pembaca yang budiman, yaitu masyarakat luas, akademisi, pelaku ekonomi dan mahasiswa.
Namun demikian, kami merasa bahwa Budget in Brief ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga kami
membutuhkan saran, kritik dan tanggapan yang bersifat konstruktif dari para pembaca yang budiman.
Terima Kasih.
Jakarta,
Maret 2015
APBNP 2015
LATAR BELAKANG
Perkembangan indikator perekonomian terkini (antara lain: Nilai
Tukar Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Lifting Migas) yang signifikan
berpengaruh terhadap APBN 2015.
Reformasi subsidi BBM di akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015 memberikan
ruang fiskal bagi Pemerintah dalam merumuskan kembali sasaran-sasaran
pembangunan yang direncanakan, dan merealokasi belanja kepada yang
lebih produktif.
APBNP 2015
POKOK-POKOK PERUBAHAN
Penyesuaian asumsi dasar ekonomi makro dengan kondisi perekonomian
terkini sebagai dasar penyusunan APBNP 2015.
Optimalisasi penerimaan pajak non-migas dan cukai untuk
mengompensasi penurunan PNBP karena dampak penurunan harga
minyak dunia.
Perubahan belanja pemerintah pusat terutama adanya pengalihan
subsidi energi kepada program-program prioritas yang lebih produktif.
Peningkatan anggaran transfer ke daerah dan dana desa.
Penurunan defisit APBNP 2015 menjadi 1,90% terhadap PDB untuk
menjaga ketahanan dan kesinambungan fiskal.
Perubahan pembiayaan anggaran, antara lain untuk penyertaan modal
negara (PMN) terutama dalam rangka peningkatan peran BUMN sebagai
agen pembangunan dalam mendukung agenda prioritas nasional.
PROSES PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA PERUBAHAN
TAHUN 2015
2014
Januari-Februari 2014
SB Pagu Indikatif Menteri Keuangan dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
19 Maret 2014
Pembicaraan Pendahuluan
10 Juli 2014
Pidato
Presiden
Penyampaian
Nota Nota
Keuangan
& RAPBN
2015
Pidato
Presiden
Penyampaian
Keuangan
& RAPBN
15 Agustus 2014
Pembahasan dengan DPR
Agustus-September 2014
Sidang
Paripurna
DPR DPR
tentang
Pengesahan
UU APBN
2015
Sidang
Paripurna
tentang
Pengesahan
UU APBN
29 September 2014
UU Nomor 27
tahun
2014APBN
tentang
APBN 2015
UU
tentang
2015
14 Oktober 2014
Peraturan Presiden Nomor 162 Tahun 2014
tentang
Rincian
APBN tahun
2015
Peraturan
Presiden
tentang
Rincian APBN
17November
Oktober 2014
2014
Penyerahan DIPA
Desember 2014
Pelaksanaan APBN
2015
Januari-Desember 2015
Penyampaian RAPBNP 2015 ke DPR
13 Januari 2015
2014
2015
Jan
Per
15 Januari 2015
Pemerintah
bersama
Dewan Dewan
Pemerintah
bersama
Perwakilan
Rakyat Rakyat
RI telahRI telah
Perwakilan
membahas
dan menyepakati
membahas
dan menyepakati
perubahan
atas Anggaran
Anggaran
Pendapatan dan
Pendapatan
dan
Belanja
Negara
Belanja
Negara
tahun
2015
tahun 2015 dengan memperhatikan
dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan
pertimbangan Dewan
Daerah RI
Perwakilan Daerah RI
13 Februari 2015
Kep
Pid
13 Februari 2015
UU Nomor 3 tahun 2015 tentang
Perubahan APBN 2015
6 Maret 2015
Si
17 Maret 2015
Mar
%
ARAH KEBIJAKAN FISKAL
Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka Percepatan
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
Efisiensi belanja
belanja negara
negaramelalui
melaluirefocusing
refocusing ke
ke kegiatan
kegiatan yang
yang lebih
lebih prioritas
produktif,
refocusing
Efisiensi
sertalebih
mendukung
berbagai
program prioritas
(sesuai
visi prioritas
dan misi (sesuai
Presiden),
dan
produktif,
serta mendukung
berbagai
program
meliputi
dukungan
sektor
pendorong
pertumbuhan
(pangan, energi, maritim,
visi
dan misi
Presiden),
meliputi:
dukungan
sektor pendorong
pariwisata, dan
industri);
pemenuhan
kewajiban
dasardan
(pendidikan,
pertumbuhan
(pangan,
energi,
maritim,
pariwisata,
industri); kesehatan,
dan perumahan);
pengurangan
kesenjangan
antar dan
kelasperumahan);
pendapatan dan
pemenuhan
kewajiban
dasar (pendidikan,
kesehatan,
antar wilayah;kesenjangan
dan pembangunan
infrastruktur
konektivitas.
Selain itu
pengurangan
antar kelas
pendapatan
dan antar wilayah;
danjuga
dilakukan reformasi
subsidi konektivitas.
agar lebih tepat sasaran.
pembangunan
infrastruktur
Pengendalian rasio utang pemerintah terhadap PDB melalui pengendalian
pembiayaan yang bersumber dari utang dalam batas aman dan
terkendali, serta mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan
produktif .
ASUMSI DASAR
EKONOMI MAKRO
Asumsi Dasar Ekonomi Makro disusun berdasarkan sasaran yang
terdapat pada RPJMN 2015-2019 dan RKP tahun 2015 (revisi) serta
perkembangan perekonomian global maupun domestik terkini.
APBN
2015
5,8
pertumbuhan
ekonomi (%)
APBNP
2015
5,7
4,4
5,0
6,0
6,2
11.900
IDR
nilai tukar
(IDR/USD)
105
900
USD
harga minyak
(USD/barel)
lifting minyak
(ribu barel/hari)
1.248
lifting gas
(MBOEPD)
12.500
60
825
1.221
INDIKATOR
KESEJAHTERAAN DAN
TARGET PEMBANGUNAN
Dalam UU APBNP tahun 2015, telah ditetapkan target-target
pembangunan dalam beberapa indikator kesejahteraan yang lebih
terukur,
APBN
2015
APBNP
2015
10,3
9,0-10,0
Tingkat
Kemiskinan (%)
5,5-5,7
5,6
Tingkat
Pengangguran (%)
0,40
Gini Ratio
69,4
7
IPM
(indeks)
APBN 2015
Rp1.793,6
triliun
9,7%
APBNP 2015
PENDAPATAN
NEGARA
Rp1.761,6
triliun
1,8%
MENINGKAT
DARI APBNP 2014
MENURUN
DARI APBN 2015
.....................................................................................................................................................
Rp2.039,5
triliun
8,7%
BELANJA
NEGARA
Rp1.984,1
triliun
2,7%
MENINGKAT
DARI APBNP 2014
MENURUN
DARI APBN 2015
.....................................................................................................................................................
- Rp93,9
triliun
KESEIMBANGAN
PRIMER
- Rp66,8
triliun
Keseimbangan primer menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang
dengan menggunakan pendapatan negara. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara
dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka
Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila
nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan sumber pendapatan negara untuk
membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang.
.....................................................................................................................................................
Rp245,9
triliun
DEFISIT
ANGGARAN
-atau-
-atau-
2,21%
Rp222,5
triliun
1,90%
TERHADAP PRODUK
DOMESTIK BRUTO
TERHADAP PRODUK
DOMESTIK BRUTO
Hibah
TERHADAP PDB
1,90%
PENDAPATAN NEGARA
APBNP
2015
APBN
2015
.........
Penerimaan
Perpajakan
Rp1.489,3 T
.........
Penerimaan
Perpajakan
Rp1.380,0 T
PNBP
Rp269,1 T
Hibah
Rp3,3 T
Rp410,3 T
PNBP
..................................................
Rp3,3 T
..................................................
Rp
Rp211,3 T
Rp
Rp131,7 T
Peningkatan
Pajak Nonmigas
Rp
Rp142,9 T
Penurunan PNBP
SDA Migas
Rp
Rp16,7 T
Peningkatan
pendapatan
kepabeanan
dan cukai
Pemanfaatan Fiskal
......................................................................................
DAK Rp23,0 T
Dana Desa Rp11,7 T
Tambahan Transfer
ke Daerah & Dana Desa
Rp
.........
APBNP
2015
PEMBIAYAAN ANGGARAN
Non-Utang
Rp-56,9 T
Utang
Rp279,4 T
Utang
Rp254,9 T
Non-Utang
Rp-9,0 T
2015
APBN
2015
......
...........................................................
Belanja
Pemerintah
Pusat
Rp1.319,5 T
Subsidi BBM
turun Rp211,3 T
...........................................................
Transfer ke
Daerah &
Dana Desa
Rp664,6 T
BELANJA NEGARA
APBN
2015
Belanja
Pemerintah
Pusat
Rp1.392,4 T
Transfer ke
Daerah &
Dana Desa
Rp647,1 T
Kapasitas Fiskal
Rp
Rp
.............................................................................................
...................................................................................
.............................................................................
........................................................................................
Penghematan
Subsidi BBM
............................................................................................................................................................
Rp63,1 T
Tambahan PMN
POKOK PERUBAHAN
APBNP
2015
PENDAPATAN NEGARA
APBNP 2015
Pajak
Rp1.294,3 T
74%
PENDAPATAN
NEGARA
Rp1.761,6 T
15%
11%
Rp195,0 T
PNBP
Rp269,1 T
Penerimaan
Hibah
Rp3,3 T
Pajak
PNBP
Penerimaan Hibah
Terdiri
atas
penerimaan
SDA Migas, SDA Nonmigas
(pertambangan
mineral
dan
batubara,
kehutanan,
perikanan, dan panas bumi),
bagian laba BUMN, PNBP
lainnya (PNBP yang dipungut
oleh K/L), serta Pendapatan
BLU.
10
PENDAPATAN NEGARA
2004-2015
TRILIUN RUPIAH
0,3
Rp403,4 T
2004
238,6
41,9 122,5
1,3
Rp495,2 T
2005
298,5
48,5
146,9
1,8
Rp638,0 T
2006
358,2
Pajak
227,0
51,0
1,7
Kepabeanan
dan Cukai
Rp707,8 T
2007
425,4
65,6
215,1
Hibah
2,3
Rp981,6 T
2008
571,1
PNBP
320,6
87,6
1,7
Rp848,8 T
2009
544,5
227,2
75,4
3,0
Rp995,3 T
2010
620,2
628,2
95,1
268,9
5,3
Rp1.210,6 T
2011
742,7
331,5
131,1
5,8
Rp1.338,1 T
2012
835,8
351,8
144,7
6,8
Rp1.438,9 T
2013
921,4
354,8
156,0
5,1
2,3
REALISASI
APBNP
2014
Rp1.550,6
T
Rp1.635,4 T
2014
985,1
1.072,4
161,7
173,7
398,7
386,9
3,3
APBN
2015
Rp1.793,6 T
1.201,7
APBNP
2015
410,3
178,3
3,3
Rp1.761,6 T
1.294,3
195,0
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
11
269,1
PERUBAHAN TARGET
PENDAPATAN NEGARA
APBNP 2015
TRILIUN RUPIAH
3,3
3,3
269,1
410,3
APBN 2015
APBNP 2015
1.380,0
1.489,3
Penerimaan Perpajakan
Perpajakan
Penerimaan
PNBP
Penerimaan Hibah
POKOK- POKOK
KEBIJAKAN
PENDAPATAN
NEGARA 2015
Kebijakan Perpajakan
Optimalisasi penerimaan perpajakan melalui penyempurnaan peraturan
perundang-undangan perpajakan, ekstensifikasi dan intensifikasi
perpajakan, dan penggalian potensi penerimaan perpajakan secara sektoral
sesuai ketentuan perundang-undangan.
Menjaga stabilitas ekonomi nasional dengan melakukan penyesuaian
kebijakan di bidang PPh nonmigas, bea masuk, dan bea keluar.
Meningkatkan daya saing dan nilai tambah melalui pemberian insentif
fiskal dan penerapan kebijakan hilirisasi pada sektor/komoditas tertentu.
Penguatan Direktorat Jenderal Pajak melalui penggunaan anggaran, SDM,
dan perubahan struktur organisasi.
Pengendalian konsumsi barang kena cukai melalui penyesuaian tarif cukai.
Peningkatan upaya pemberantasan cukai ilegal dan penyelundupan.
Kebijakan PNBP
Efisiensi cost recovery dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku.
Optimalisasi tarif iuran produksi/royalti mineral logam dan batubara.
Optimalisasi tarif iuran produksi/royalti mineral bukan logam dan batuan
sesuai dengan amanat UU Pertambangan Minerba.
Mengelola sumberdaya alam secara berkelanjutan.
Revisi atas tarif dan jenis PNBP K/L dan BLU.
12
PENERIMAAN PERPAJAKAN
APBNP 2015
Pajak
Rp1.294,3 T
87%
Penerimaan Perpajakan
Rp1.489,3 T
13%
PPh Nonmigas
Cukai
Rp145,7 T
Rp629,8 T
49%
75%
Pajak
Rp1.294,3 T
2%
PBB
Rp26,7 T
1%
Pajak Lainnya
Rp11,7 T
4%
19%
44%
Bea Masuk
Rp37,2 T
6%
PPN
Bea Keluar
Rp12,1 T
Rp576,5 T
PPh Migas
Rp49,5 T
13
KEBIJAKAN
PENERIMAAN
PERPAJAKAN
2015
13,8
11,3
TAX
RATIO
14,6
14,6
14,3
11,8
11,9
11,9
13,2
12,4
14,6
13,7
12,4
12,7
Tax Ratio
definisi luas (%)
Rp723,3 T
Tax Ratio
definisi sempit (%)
2010
Rp 873,9 T
Rp980,5 T
Rp1.077,3 T
Rp1.246,1 T
2011
2012
2013
2014
APBNP
Rp1.380,0 T
2015
APBN
Rp1.489,3 T
2015
APBNP
Tax ratio dalam definisi luas membandingkan total nilai penerimaan perpajakan (pajak
pusat), penerimaan SDA migas dan pertambangan minerba dengan PDB nominal.
Sedangkan tax ratio dalam definisi sempit membandingkan total nilai penerimaan
perpajakan (pajak pusat) dengan PDB nominal.
Tax ratio untuk tahun 2015 ditargetkan meningkat dari APBNP 2014 (definisi sempit).
PERBANDINGAN
TAX RATIO 10 NEGARA
2013
36,7%
34,7%
Jerman
Jepang
32,9%
Inggris
25,4%
24,3%
19,7%
Amerika
Serikat
Korea
Selatan
Meksiko
14
19,4%
14,3% *
14,3%
10,3%
China
Indonesia
Filipina
India
PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK APBNP 2015
Bagian Laba BUMN
PNBP Lainnya
Rp37,0 T
Rp90,1 T
14%
33%
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
Rp269,1 T
SDA Migas
30%
14%
Rp81,4 T
SDA Nonmigas
Rp37,6 T
9%
Pendapatan BLU
Rp23,1 T
KEBIJAKAN
PENERIMAAN
NEGARA
BUKAN
PAJAK 2015
15
PERKEMBANGAN
PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK 2004-2015
harga minyak
harga
(USD/barrel)
(USD/bar
TRILIUN RUPIAH
9,8
Rp122,5 T
2004
12,8
2005
Rp146,9 T
110,5
8.939
52
9.705
64
9.164
70
9.140
97
9.691
62
10.408
79
9.087
112
8.779
113
9.400
106
10.460
100
11.878
105
11.900
60
12.500
23,6
Rp227,0 T
2006
167,5
21,5
38,0
2007
Rp215,1 T
132,9
23,2 56,9
2,1
2008
224,5
29,1
Rp320,6 T
3,7
63,3
Rp227,2 T
2009
26,0 53,8
139,0
8,4
Rp268,9 T
2010
30,1
168,8
10,6
59,4
Rp331,5 T
2011
28,2
213,8
20,1
69,4
Rp351,8 T
2012
225,8
73,5
30,8
21,7
Rp354,8 T
2013
34,0
226,4
69,7
24,6
REALISASI
Rp398,7 T
2014
40,3
242,9
29,6
85,8
Rp410,3 T
254,3
44,0
APBNP
2015
89,8
22,2
Rp269,1 T
118,9
37
21,2
91,5
APBN
2015
nilai tukar
(IDR/USD1)
37,0
90,1
23,1
PNBP Lainnya
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
16
PERKEMBANGAN
PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK LAINNYA
2010-2015
TRILIUN RUPIAH
2010
Rp59,4 T
9,2
5,9
5,8
20,8
17,7
2011
Rp69,4 T
11,8
7,9
8,0
24,2
17,5
2012
Rp73,5 T
12,3
8,1
4,7
29,9
18,4
2013
Rp69,7 T
12,9
REALISASI
2014
APBN
2015
APBNP
2015
9,8
5,2
21,4
20,3
Rp85,8 T
15,5
14,1
4,3
28,9
23,0
Rp89,8 T
14,0
16,1
25,6
14,7
19,5
Rp90,1 T
8,5
20,5
14,6
25,8
Pendapatan dari Penerimaan
Pendapatan dari Penerimaan TAY
Kembali Belanja TAYL
20,7
Pendapatan 5 K/L Besar
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
17
Lainnya
BELANJA NEGARA
APBNP 2015
Belanja Kementerian
Negara/Lembaga
Dana Desa
Rp20,8 T
1%
40%
Transfer
ke Daerah
Rp643,8 T
32%
Rp795,5 T
BELANJA NEGARA
Rp1.984,1 T
11%
Subsidi
Rp212,1 T
8%
8%
Belanja Lainnya
Rp156,2 T
Transfer ke Daerah
Dialokasikan untuk mengurangi
ketimpangan sumber pendanaan
antara pusat dan daerah,
mengurangi kesenjangan pendanaan
urusan pemerintahan antar daerah,
mengurangi kesenjangan layanan
publik antardaerah, mendanai
pelaksanaan otonomi khusus dan
keistimewaan daerah.
Belanja lainnya
Pengeluaran negara untuk
pembayaran atas kewajiban
Pemerintah yang tidak masuk
dalam kategori belanja Kementerian
Negara/Lembaga, transfer daerah,
subsidi, pembayaran bunga utang,
dan dana desa, antara lain untuk
pembayaran pensiun PNS dan TNI/
Polri.
Dana Desa
Dana yang bersumber dari APBN
yang diperuntukkan bagi desa
yang ditransfer melalui APBD
kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Subsidi
Pemberian dukungan dalam bentuk
alokasi anggaran kepada perusahaan
negara, lembaga pemerintah, atau
pihak ketiga berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
untuk menyediakan barang atau
jasa yang bersifat strategis atau
menguasai hajat hidup orang banyak
sesuai kemampuan keuangan negara.
18
POKOK-POKOK
PERUBAHAN KEBIJAKAN
BELANJA PEMERINTAH
PUSAT
19
BELANJA PEMERINTAH
PUSAT 2015
BELANJA
PEMERINTAH
PUSAT MENURUT
FUNGSI 2015
0,6%
Perlindungan
Sosial
8,3 T
0,4%
Agama 5,3 T
Kesehatan
21,1 T
0,1%
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Perumahan dan
Fasilitas Umum
1,9 T
20,5 T
Ketertiban dan
Keamanan
46,1 T
Lingkungan
Hidup 10,7 T
1,5%
1,5%
3,3%
Pertahanan
96,8 T
7,0%
Belanja
Pemerintah
Pusat
Rp1.392,4
Rp1.319,5TT
10,5%
Pendidikan
146,4 T
10,3%
Ekonomi
Pelayanan
Umum
64,0%
891,8 T
143,5 T
APBN 2015
0,9%
Lingkungan
Hidup 11,7
Perlindungan
Sosial
22,6 T
0,5%
Agama
Kesehatan
Perumahan dan
Fasilitas Umum
54,7 T
Pertahanan
25,6 T
1,9%
6,9 T
0,3%
Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
24,2 T
Ketertiban dan
Keamanan
3,8 T
1,8%
4,1%
102,3 T
7,8%
11,8%
Pendidikan
156,2 T
Pelayanan
Umum
695,3 T
52,7%
Ekonomi
16,4%
216,3 T
1,7%
Belanja
Pemerintah
Pusat
Rp1.319,6 T
APBNP 2015
20
ANGGARAN BELANJA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Rp84,9 T
Rp118,5 T
Rp96,9 T
Rp102,3 T
Kementerian Pertahanan
Rp44,9 T
Rp65,0
Rp64,9 T
Kementerian Perhubungan
Rp56,4 T
Rp60,3 T
Kementerian Agama
Rp51,6 T
Rp57,1 T
Polri
Rp46,8 T
Rp53,3 T
Rp47,8
T
Rp47,7 T
Rp51,3 T
Kementerian Kesehatan
Rp42,3 T
Rp43,6 T
APBN 2015
Rp647,3 T
Rp15,9 T
Rp32,8 T
Kementerian Pertanian
APBNP 2015
Rp795,5 T
Rp18,7 T
Kementerian Keuangan
Rp25,7 T
Rp141,1 T
K/L
Lainnya
Rp185,7 T
21
ANGGARAN BELANJA
TEMATIK 2011-2015
TRILIUN RUPIAH
ANGGARAN PENDIDIKAN
500
400
400
300
300
200
200
100
100
2011
2012
500
2013
2014
2015
APBN
2015
APBNP
ANGGARAN KESEHATAN
400
300
300
200
200
100
100
2011
2012
2013
2014
2015
APBN
2015
APBNP
2011
2012
500
400
ANGGARAN INFRASTRUKTUR
500
22
2013
2014
2015
APBN
2015
APBNP
ANGGARAN KETAHANAN
PANGAN
2011
2012
2013
2014
2015
APBN
2015
APBNP
BELANJA PEMERINTAH
PUSAT 2015
PEMBANGUNAN
MANUSIA
Pendidikan
Kementerian Kesehatan:
APBN 2015 --Rp47,6 triliun
APBNP 2015 --Rp51,3 triliun
Kesehatan
BKKBN:
APBN 2015 --Rp3,3 triliun
APBNP 2015 --Rp3,3 triliun
Peningkatan
peserta
Penerima
Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
Kesehatan Nasional menjadi 88,2
juta jiwa antara lain: tambahan 1,8
juta orang Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial yang meliputi
kelompok masyarakat miskin, rentan
miskin, serta tuna wisma dan sekitar
32 ribu orang miskin penghuni lapas
dan rutan.
Peningkatan akses dan mutu
pelayanan
kesehatan
rujukan
terutama di daerah terpencil,
tertinggal, dan perbatasan dengan
penguatan 3 rumah sakit rujukan
nasional dan 37 rumah sakit rujukan
regional.
23
PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Kementerian Pertanian:
APBN 2015 --Rp15,9 triliun
APBNP 2015 --Rp32,8 triliun
Kedaulatan Pangan
Diarahkan
untuk
tercapainya
peningkatan ketersediaan pangan
yang bersumber dari produksi dalam
negeri, didukung terbangunnya dan
meningkatnya layanan irigasi.
Kementerian ESDM:
APBN 2015 --Rp10,2 triliun
APBNP 2015 --Rp15,1 triliun
Kedaulatan energi
Pemenuhan kebutuhan lokal untuk
mendukung perekonomian nasional
dan akses energi bagi masyarakat
24
PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Kementerian Kelautan dan
Perikanan:
APBN 2015 --Rp6,7 triliun
APBNP 2015 --Rp10,6 triliun
Difokuskan pada
menghubungkan
pulau-pulau melalui
jaringan
Kemenko Kemaritiman
APBN 2015 -- APBNP 2015 -- Rp0,1 triliun
Peningkatan daya
saing pariwisata
melalui pembangunan
destinasi pariwisata dan
peningkatan pemasaran
pariwisata
Kementerian Pariwisata:
APBN 2015 --Rp1,7 triliun
APBNP 2015 --Rp2,4 triliun
Pariwisata
Pembangunan destinasi pariwisata dan peningkatan pemasaran pariwisata, dengan
target 259 juta wisatawan nusantara dan 11,2 juta wisatawan mancanegara.
Pengembangan ekowisata maritim dengan pembangunan 4 titik labuh yacht.
Pengembangan ekowisata sungai di Kalimantan dengan 2 dermaga.
Pengembangan 10 lokasi kawasan percontohan ekonomi inklusif berbasis sektor
pariwisata.
Pengembangan wilayah
industri (sektor
industri skala besar
dan menengah) untuk
meningkatkan kontribusi
sektor industri dalam PDB
Kementerian Perindustrian:
APBN 2015 --Rp2,7 triliun
APBNP 2015 --Rp4,5 triliun
Kementerian Perdagangan:
APBN 2015 --Rp2,5 triliun
APBNP 2015 --Rp3,5 triliun
BKPM:
APBN 2015 --Rp0,6 triliun
APBNP 2015 --Rp0,6 triliun
25
PEMERATAAN DAN
KEWILAYAHAN
Kementerian Perdagangan
APBN 2015 --Rp2,5 triliun
APBNP 2015 --Rp3,5 triliun
Kementerian Sosial:
Kementerian Koperasi dan
APBN 2015 --Rp8,1 triliun UKM:
APBNP 2015 --Rp22,4 triliun APBN 2015 --Rp1,4 triliun
APBNP 2015 --Rp1,6 triliun
Kementerian Tenaga Kerja
APBN 2015 --Rp3,7 triliun
APBNP 2015 --Rp4,2 triliun
Kementerian Perhubungan:
APBN 2015 --Rp44,9 triliun
APBNP 2015 --Rp65,0 triliun
Kementerian PU dan Perumahan
Rakyat
APBN 2015 --Rp84,9 triliun
APBNP 2015 --Rp118,5 triliun
Antarwilayah
Antarkelas pendapatan
26
ekonomi
keluarga
berbasis
SUBSIDI
APBNP 2015
Arah Kebijakan Subsidi Tahun 2015:
- Stabilitas harga kebutuhan pokok
- Daya beli masyarakat tetap terjaga terutama masyarakat miskin
- Ketersediaan pasokan kebutuhan pokok
- Daya saing produksi dan akses permodalan UMKM makin meningkat
Rp137,8 T
Subsidi Energi
65%
Rp74,3 T
Subsidi Nonenergi
Subsidi
Rp212,1 T
35%
Subsidi Energi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang
menyediakan dan mendistribusikan BBM, BBN,LPG tahung 3 kg, LGV, dan
tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.
Subsidi Nonenergi
Alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang
memproduksi dan/atau menjual barang dan/atau jasa tertentu yang
ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.
27
PERKEMBANGAN
SUBSIDI 2004-2015
TRILIUN RUPIAH
Rp91,5
T
Rp91,5 T
2004
71,3
21%
20,2
Rp120,8 TT
Rp120,7
2005
104,4
24%
16,3
Rp107,4
T
Rp107,4 T
2006
94,6
16%
12,8
T
Rp150,2 T
2007
20%
33,3
116,9
Rp275,3
T
Rp275,3 T
2008
52,3
223,0
Rp138,1 TT
Rp138,1
2009
94,6
15%
43,5
Rp192,7
T
Rp192,7 T
2010
18%
52,8
140,0
Rp295,4
T
Rp295,4 T
2011
255,6
23%
39,7
Rp346,4
T
Rp346,4 T
2012
23%
39,9
306,5
Rp355,0 TT
Rp355,0
2013
310,0
REALISASI
APBNP
2014
2014
28%
22%
45,1
Rp392,0 T
350,3
341,8
22%
21%
50,2
52,7
APBN
2015
Rp414,7
T
Rp414,7 T
APBNP
2015
Rp212,1 T
344,7
137,8
20%
70,0
344,7
11%
74,3
Subsidi Energi
Subsidi Nonenergi
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
28
SUBSIDI ENERGI
APBNP 2015
Volume Minyak Tanah:
0,85 juta KL
Rp64,7T T
Rp137,8
Subsidi BBM
47%
42%
Subsidi Energi
Rp137,8 T
42%
53%
Rp73,1
Rp74,3 T T
Subsidi Listrik
Subsidi BBM
Subsidi Listrik
29
PERKEMBANGAN SUBSIDI
ENERGI 2004-2015
TRILIUN RUPIAH
Rp71,3 TT
Rp71,3
2004
69,0
2,3
2005
95,6
8,9
2006
64,2
30,4
Rp94,6 TT
Rp94,6
2007
33,1
83,8
Rp104,4
Rp104,4 T
T
Rp116,9 T
T
Rp116,9
Rp223,0
Rp233,0 TT
2008
139,1
83,9
Rp94,6 T
Rp94,6
T
2009
45,0
Listrik
49,5
Rp140,0 T
Rp140,0
T
2010
82,4
57,6
Rp255,6
Rp255,6 T
T
2011
165,2
90,4
Rp306,5
Rp306,5 T
T
2012
211,9
94,6
Rp310,0 T
T
Rp310,0
2013
100,0
210,0
REALISASI
REALISASI
APBNP
2014
2014
Rp341,8 T
101,8
103,8
240,0
246,5
APBN
2015
Rp344,7 T
68,7
276,0
APBNP
2015
Rp137,8 T
64,7
73,1
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
VOLUME KONSUMSI
BBM BERSUBSIDI
2004-2015
17,9
APBNP
2015
terendah selama 10
tahun terakhir
54,6
59,7
37,5
38,7
38,1
37,0
2004
2005
2006
2007
2008
2009
46,0
46,0
46,2
45,0
41,8
38,2
2015
APBN
2014
APBNP
2013
2012
2011
2010
30
SUBSIDI NONENERGI
APBNP 2015
Rp18,9 T
Subsidi Pangan
Rp39,5 T
26%
Subsidi Pupuk
53%
Subsidi Nonenergi
Rp74,3 T
12%
Rp9,2 T
1%
3%
Rp0,9 T
Subsidi Benih
Subsidi Pajak
5%
Rp3,3 T
Subsidi PSO
Rp2,5 T
Subsidi Bunga
Kredit Program
Subsidi Pupuk
Subsidi Pangan
Penyediaan beras dengan harga
tebus/jual Rp1.600/Kg bagi 15,5 juta
RTS @15 Kg/RTS selama 12 bulan.
Rp
Subsidi Benih
Membantu petani memenuhi
kebutuhan pupuk dan benih dengan
harga terjangkau, serta mendukung
upaya peningkatan ketahanan pangan.
Subsidi Bunga
Kredit Program
Subsidi PSO
Diberikan untuk penumpang angkutan
kereta api, penumpang angkutan kapal
laut kelas ekonomi, dan penyediaan
informasi publik.
Subsidi Pajak
31
PERKEMBANGAN SUBSIDI
NONENERGI 2004-2015
TRILIUN RUPIAH
1,3 0,10,1
Rp20,2 T
2004
4,8
1,2 0,7
12,0
Rp16,3 T
2005
6,4
2,5
0,9
6,2
0,10,3
Rp12,8 T
2006
5,3
3,2
Rp33,3 T
2007
6,6
6,3
17,1
1,0 0,3
1,0 0,3
2008
12,1
15,2
21,0
1,7 0,9
Rp52,3 T
1,6
Rp43,5 T
2009
13,0
18,3
8,2
1,3
1,1
2,2
Rp52,8 T
2010
15,2
18,4
14,8
1,4
0,8
0,1
Rp39,7 T
2011
16,5
16,3
3,4
1,8 1,5
0,1
2012
14,0
19,1
3,8
1,9 1,1
Rp39,9 T
0,4
Rp45,1 T
2013
17,6
20,3
4,1
1,5 1,1
0,4
0,3
REALISASI
APBNP
2014
2014
21,1
21,0
18,2
6,1
5,8
2,2
2,1
1,1
2,8
Rp50,2TT
Rp52,7
0,9
APBN
2015
Rp70,0 T
18,9
35,7
8,7
3,3
2,5
0,9
APBNP
2015
18,9
Subsidi Pangan
39,5
Subsidi Pupuk
9,2
Subsidi Pajak
Subsidi PSO
Subsidi Lainnya
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
32
3,3
Subsidi Benih
2,5
Rp74,3 T
PEMBAYARAN BUNGA
UTANG APBNP 2015
Rp141,2 T
Dalam Negeri
91%
Pembayaran
Bunga Utang
Rp155,7 T
Rp14,5 T
Luar Negeri
9%
KEBIJAKAN PEMBAYARAN
BUNGA UTANG 2015
Memenuhi kewajiban Pemerintah untuk Menjaga efisiensi pembayaran
menjaga kredibilitas dan kesinambungan bunga utang, antara lain melalui
pembiayaan;
pemilihan komposisi instrumen
utang dan melaksanakan transaksi
lindung nilai.
33
TRANSFER KE DAERAH
DAN DANA DESA
APBNP 2015
Dana Desa
Rp20,8 T
Dana Transfer
Lainnya
Rp104,4 T
3%
Rp521,8 T
Dana Perimbangan
16%
79%
Dana Keistimewaan
DIY
Rp0,5 T
Rp17,1 T
3%
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
Rp664,6 T
Dana Otonomi
Khusus
Rp110,1 T
21%
68%
Rp58,8 T
11%
Dana Alokasi
Khusus
Dana
Perimbangan
Rp521,8 T
Dana Perimbangan
merupakan dana yang bersumber
dari pendapatan dalam APBN yang
dialokasikan untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
Dana Desa
adalah dana yang bersumber dari APBN
untuk desa melalui mekanisme transfer
melalui APBD kabupaten/kota yang digunakan
untuk membiayai pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
34
PERKEMBANGAN TRANSFER KE
DAERAH DAN DANA DESA 2004-2015
TRILIUN
RUPIAH
TRILIUNR UPIAH
5,2
2004
Rp129,7 T
122,9
1,6
5,5
2005
Rp150,5 T
143,2
1,8
0,6
2006
Rp226,2 T
222,1
3,5
5,3
2007
Rp253,3 T
244,0
4,0
6,2
2008
Rp292,4 T
278,7
7,5
11,8
Rp308,6 T
2009
287,3
9,5
18,9
Rp344,7 T
2010
316,7
9,1
53,7
Rp411,3 T
2011
347,2
10,4
57,4
Rp480,6 T
2012
411,3
12,0
0,1
Rp511,3 T
2013
430,4
13,4
REALISASI
69,3
0,4
0,5
Rp573,7
Rp596,5TT
REALISASI
2014
APBNP
2014
477,1
491,9
16,1
0,5
80,1
87,9
9,1
Rp647,0 T
APBN
2015
516,4
16,6
APBNP
APBNP
2015
2015
0,5
104,4
Rp664,6 T
521,8
516,4
Dana Perimbangan
17,1
Dana
ana Desa
Desa
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
35
104,4 20,8
PERUBAHAN TRANSFER KE
DAERAH DAN DANA DESA
APBNP 2015
Perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBNP 2015
dipengaruhi oleh perubahan pendapatan negara sebagai akibat perubahan
di dalam asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan
APBN tahun 2015 dan bergantinya pemerintahan dari pemerintah lama
(Kabinet Indonesia Bersatu II) menjadi pemerintah baru (Kabinet Kerja).
Pengaruh pertama memerlukan adanya penyesuaian terhadap Dana Bagi
Hasil, sedangkan pengaruh kedua memerlukan adanya penyesuaian Dana
Alokasi Khusus (DAK), Dana Tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, serta Dana Desa.
KEBIJAKAN TRANSFER KE
DAERAH DAN DANA DESA
2015
36
37
Rp5,8T
Bengkulu
Rp12,1 T
Sumatera Barat
Rp13,2 T
Rp20,7 T
Sumatera Utara
Rp32,7 T
Jawa Tengah
Rp10,4 T
Lampung
Rp11,2 T
Sumatera Selatan
Rp3,9 T
Bangka Belitung
Jambi
6 T
Rp2,8
8
Rp2,8 T
Kepulauan Riau
Rp7,6 T
Banten
Rp6,4 T
Riau
Rp31,9 T
Jawa Barat
Rp5,0 T
Jawa Timur
Bali
Rp7,7T
Rp6,1 T
Rp15,8 T
Sulawesi Selatan
Rp3,8 T
Sulawesi
Barat
Rp3,1 T
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Rp2,3 T
Kalimantan Selatan
Rp6,9 T
Rp35,9 T
DI Yogyakarta
Kalimantan Tengah
Rp9,4 T
Rp10,8 T
Kalimantan Barat
Rp352,9 T
Rp8,2 T
Sulawesi Tenggara
Rp3,6 T
Rp7,6 T
Sulawesi Utara
Gorontalo
Rp12,0 T
Rp8,5 T
Sulawesi Tengah
Rp6,8 T
Maluku
Rp5,6 T
Maluku Utara
Rp21,0 T
Papua
Papua Barat
Rp7,4 T
DANA PERIMBANGAN
Rp110,1 T
Rp58,8 T
Alokasi DAK dalam APBNP tahun 2015 direncanakan sebesar Rp58,8 T, yang
mencakup:
a. DAK reguler Rp33,0 T untuk daerah yang memenuhi kriteria umum, kriteria
khusus, dan kriteria teknis;
b. DAK tambahan untuk afirmasi kepada kabupaten/kota daerah tertinggal
dan perbatasan yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah sebesar
Rp2,8 T;
c. DAK untuk Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) dan DAK
usulan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh DPR RI sebesar Rp23,0 T
DAK Pendidikan
10,0
10,0
2,0 2,0
DAK Kesehatan
3,4
DAK Pertanian
6,2
2,7 6,7
DAK Transportasi
8,7
20,8
0,6
0,6
2,455,5
,5
0,6
DAK Kehutanan
0,7
2,5
2,5 2,5
0,6
0,7
0,8
0,6
0,7
0,7
1,7
0,3
38
0,7
0,6
0,6
0,3
TRILIUN RUPIAH
APBN
2015
APBNP
2015
Rp17,1 T
DANA TRANSFER
LAINNYA
Dana Transfer Lainnya
Rp104,4 T
Dialokasikan untuk:
39
DANA KEISTIMEWAAN
DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Rp547,5 miliar
DANA DESA
Rp20,8 T
Rp
Rp
Rp
40
DEFISIT ANGGARAN
2004-2015
TRILIUN RUPIAH
26,3
2004
1,04
23,8
20,3
2005
14,4
APBNP
0,52
24,9
2005*
2005
0,77
0,52
0,94
14,4
40,0
2006
58,3
2007
1,28
0,87
29,1
1,14
1,55
1,26
49,8
2008
94,5
4,1
2,11
0,08
129,8
2010
2011
2012
1,58
2009
2,40
88,6
133,7
46,8
2,14
0,73
150,8
84,4
2,09
1,14
13,3
190,1
1,86
2,23
224,2
2013
2,38
2,24
209,5
241,5
2014
2,40
2,30
216,7
APBN
2015
2015
APBNP
2015
2015
245,9
2,21
222,5
1,90
41
PEMBIAYAAN ANGGARAN
APBNP 2015
Rp222,5
PEMBIAYAAN
triliun ANGGARAN
Rp279,4
Rp56,9
triliun UTANG
Rp297,7
NON
triliun UTANG
Rp4,8
triliun PERBANKAN
PENERBITAN
Rp1,6
PINJAMAN
triliun DALAM NEGERI NETO
Rp20,0
PINJAMAN
triliun LUAR NEGERI NETO
Rp61,7
NON
triliun PERBANKAN
dalam negeri
luar negeri
42
PEMBIAYAAN ANGGARAN
2004-2015
TRILIUN RUPIAH
42,0
2004
Rp20,8 T
(21,2)
2005
(1,2)
Rp8,9 T
10,1
20,0
Rp29,4 T
2006
9,4
11,9
Nonutang
Rp42,5 T
2007
Utang
30,6
Pembiayaan Anggaran
16,6
Rp84,1 T
2008
Catatan: Realisasi 2014 merupakan data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan, Kemenkeu
67,5
28,7
83,9
2009
4,6
Rp112,6 T
Rp91,6 T
2010
86,9
28,3
2011
Rp130,9 T
102,7
38,1
2012
Rp175,2 T
137,0
18,1
Rp237,4 T
2013
(,
REALISASI
APBNP
2014
2014
219,3
(3,4)
Rp246,6 T
(9,0)
250,0
Rp245,9 T
APBN
2015
254,9
(56,9)
APBNP
2015
Rp222,5 T
279,4
43
PEMBIAYAAN
ANGGARAN APBNP 2015
KEBIJAKAN
PEMBIAYAAN
UTANG
2015
KEBIJAKAN
PEMBIAYAAN
NONUTANG
2015
44
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN ANGGARAN
APBNP 2015
Pengeluaran pembiayaan anggaran 2015 terutama dialokasikan untuk
PMN kepada BUMN antara lain untuk mendukung program ketahanan
pangan, kemandirian ekonomi nasional, program pembangunan
maritim, program infrastruktur dan konektivitas, serta program
industri pertahanan dan keamanan.
Selain itu pengeluaran pembiayaan anggaran 2015 dialokasikan juga
untuk PMN kepada BPJS Kesehatan termasuk cadangan pembiayaan
kepada BPJS Kesehatan, Pembiayaan Investasi dalam rangka
pembentukan BLU Manajemen Aset, serta Dana Antisipasi untuk PT
Lapindo Brantas Inc./PT Minarak Lapindo Jaya.
Program
Ketahanan Pangan
Rp8,2 T
Program
Kemandiran
Ekonomi Nasional
Rp6,8 T
Program
Pembangunan
Maritim
Rp5,2 T
45
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
ANGGARAN APBNP 2015
Program
Pembangunan
Infrastruktur dan
Konektivitas
Rp38,4 T
Program Industri
Pertahanan dan
Keamanan
Rp1,1 T
46