Anda di halaman 1dari 13

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

A. Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang Bermasalah


Berdasarkan hasil perhitungan data penentuan prioritas masalah melalui metode
Hanlon kuantitatif, ditemukan masalah cakupan deteksi dini tumbuh kembang pada balita dan
anak usia pra sekolah menjadi prioritas utama. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di
tingkat Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang memiliki pencapaian sebesar 27,81%
dari target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang untuk DDTK anak balita dan anak usia pra
sekolah adalah 95%. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil
cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan anak usia pra sekolah pada bulan
Januari sampai Juni 2015 belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
tahun 2015. Sesuai dengan hasil kesepakatan bersama Kepala Puskemas Borobudur, maka
permasalah neonatal resti yg ada / ditemukan dengan pencapaian 83,56% menjadi prioritas
utama untuk dilakukan analisis pemecahan masalah. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan
Kota Magelang tahun 2015 untuk neonatal resti yg ada / ditemukan sebesar 100%, maka
cakupan neonatal resti yg ada / ditemukan menjadi permasalahan yang perlu dianalisis untuk
mencari penyelesaikan/ solusinya.
B. Analisis penyebab masalah
Terdapat beberapa faktor yang mendasari timbulnya kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil kegiatan yang dicapai. Salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan penyebab masalah adalah mengunakan diagram fish bone memakai data yang
telah diolah dalam enam bulan terakhir dari Januari-Juni 2015. Cara menganalisis penyebab
masalah adalah dengan menggunakan pendekatan sistem yang meliputi: input, proses, output,
outcome, serta faktor lingkungan, sehingga dapat disimpulkan hal-hal yang menyebabkan

timbulnya permasalahan tersebut. Beberapa kemungkinan penyebab masalah yang ada, antara
lain :
Tabel 26. Analisis Penyebab Masalah Cakupan Neonatal Risti yang Ditemukan
Ditinjau dari Faktor Input
INPUT
MAN
(Tenaga Kerja)

KELEBIHAN

MONEY
(Pembiayaan)

KEKURANGAN

Koordinator program (bidan


koordinator dan bidan desa) telah
terlatih
untuk
melakukan
pemeriksaan neonatus dengan

risiko tinggi
Terdapat dokter dan bidan yang
dapat menentukan adanya factorfaktor yang dimiliki pada

neonatus dengan risiko tinggi


Terdapat tenaga medis dan
paramedis yang terlatih untuk
melakukan pemeriksaan
Terdapat kader-kader dan bidan
desa
untuk
membantu
pelaksanaan program cakupan
neonatal risti setiap tahunnya
Tersedianya
dana
bantuan
operasional dari Puskesmas dan
dana swadaya dari Posyandu
setempat

Melakukan pemeriksaan
kesehatan neonatus yang
METHOD
mengalami gangguan kesehatan
(Metode)
sejak dalam kandungan
Neonatus yang berobat ke
poliklinik dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik oleh
dokter atau bidan
Melakukan kunjungan neonates
secara berkala oleh bidan desa
Tersedianya tempat untuk
melakukan pemeriksaan seperti:
MATERIAL
puskesmas, pustu, PKD,
(Perlengkapan)
polindes, poliklinik, serta
posyandu

Pengetahuan kader yang masih


kurang tentang permasalahan
dengan risti pada neonatus
Kurangnya keahlian medis dan
paramedis dalam menentukan
kondisi neonatus yang berisiko
Kekurangan
jumlah
tenaga
kesehatan yang terlatih dilayanan
kesehatan

Tidak ada pengalokasian dana


khusus
untuk
kegiatan
penyuluhan
mengenai
permasalahan neonatus dengan
risiko tinggi yang segera dibawa
ketenaga kesehatan setempat
Tidak ada laporan pemeriksaan
yang jelas dan terperinci dari
hasil kunjungan neonatus

Tidak ditemukan masalah

MACHINE
(Peralatan)

Tersedianya timbangan, meteran,


thermometer, stetoskop, penlight,
alat-alat laboratorium

Kurangnya sistem pengontrolan


dan pengawasan alat-alat yang
ada

Tabel 27. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Neonatal Risti Yang
Ditemukan Ditinjau dari
Faktor Proses dan Lingkungan
PROSES
P1
(Perencanaan)

KELEBIHAN
Jadwal pemeriksaan dan pencatatan
rutin pada setiap ibu hamil pada daerah
wilayah kerja puskesmas Borobudur,
dan pencatatan pada ibu hamil dengan
neonatus resiko tinggi
Bidan desa secara teratur melakukan
kunjungan neonatal 3 kali, pada umur
24 jam,7 hari ,dan antar 7 hari 28 hari

P2
(Pelaksanaan)

P3
(Pengawasan
Pengendalian
dan Penilaian)

Lingkungan

Pelayanan pemeriksaan deteksi dini ibu


hamil dengan neonatus resiko tinggi
Bidan desa mengerti mengenai
pemeriksaan deteksi dini ibu hamil
dengan neonatus resiko tinggi sehingga
dapat melakukan pemeriksaan dengan
baik.

KEKURANGAN
Belum ada perencanaan atau
jadwal
pelatihan/penyegaran
kepada bidan secara rutin untuk
mendeteksi dini ibu hamil dengan
neonatus resiko tinggi
Belum melakukan perencanaan
sosialisasi
pada
masyarakat
khususnya ibu dan ibu hamil
melalui media cetak
Kader masih belum memiliki
pengetahuan mengenai tanda-tanda
dini neonatus resiko tinggi secara
cermat dan menyeluruh

Pencatatan hasil pemeriksaan ibu


hamil dengan neonatus resiko tinggi.
Evaluasi dilakukan terhadap ibu hamil
dengan neonatus resiko tinggi.
Evaluasi dilakukan setiap ada

neonatus yang meninggal

Kurangnya evaluasi terhadap


kinerja bidan desa
Belum ada indikator objektif
sebagai standar penentuan
neonatus resiko tinggi
Tidak ada pencatatan atau data
kunjungan berkala neonatus oleh
bidan, yang dilaporkan

Masih banyak kader yang aktif


melakukan pendataan tentang status
kesehatan ibu hamil dan neonatus
pada daerah lingkup kerjanya

Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kemungkinan
terjadinya neonatus resiko tinggi
Kurangnya kesadaran dan
kepatuhan masyarakat khususnya
ibu hamil, untuk melakukan
pemeriksaan secara rutin
Jauhnya jarak fasilitas kesehatan
dari tempat tinggal,sehingga sulit
dijangkau masyarakat dan petugas
kesehatan
Kurangnya perhatian dan
dukungan dari suami/keluarga

terhadap istri dan neonatusnya.

V.3 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas yang terdiri dari bidan
koordinator program, dokter, dan bidan desa mengenai neonatal risti yang ditemukan,
maka dari kemungkinan penyebab masalah diatas maka didapatkan penyebab masalah
yang paling mungkin, yaitu sbb:
1. Pengetahuan kader dan masyarakat yang masih kurang tentang permasalahan dengan
risti pada neonatus
2. Kurangnya keahlian medis dan paramedis dalam menentukan kondisi neonatus yang
berisiko
3. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang terlatih di pelayanan kesehatan
4. Tidak ada pengalokasian dana khusus untuk kegiatan penyuluhan mengenai
permasalahan neonatus dengan risiko tinggi yang segera dibawa ketenaga kesehatan
setempat
5. Tidak ada laporan pemeriksaan yang jelas dan terperinci dari hasil kunjungan
neonatus
6. Kurangnya sistem pengontrolan dan pengawasan alat-alat yang ada
7. Belum ada perencanaan atau jadwal pelatihan/penyegaran kepada bidan secara rutin
untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi
8. Belum melakukan perencanaan sosialisasi pada masyarakat khususnya ibu dan ibu
hamil melalui media cetak
9. Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desa
10. Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus resiko tinggi
11. Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonatus oleh bidan, yang
dilaporkan
12. Kurangnya kesadaran dan

kepatuhan masyarakat khususnya ibu hamil, untuk

melakukan pemeriksaan secara rutin


13. Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal,sehingga sulit dijangkau
masyarakat dan petugas kesehatan
14. Kurangnya perhatian dan dukungan dari suami/keluarga terhadap istri dan
neonatusnya

V.4 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya, yaitu
dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan
penyebab masalah yang ada, yaitu:

No.
1.

2.

Tabel 29. Alternatif Pemecahan Masalah


Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Pengetahuan kader dan masyarakat
Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor
yang masih kurang tentang
risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan
permasalahan dengan risti pada
dengan kesehatan neonatus
neonatus
Kurangnya keahlian tenaga medis
Mengikuti seminar-seminar dan works shop
dan paramedis dalam menentukan
tentang topik-topik permasalahan kesehatan
kondisi neonatus yang berisiko
pada neonatus

3.

Kurangnya jumlah tenaga kesehatan


yang terlatih di pelayanan kesehatan

Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih

4.

Tidak ada pengalokasian dana khusus


untuk kegiatan penyuluhan mengenai
permasalahan neonatus dengan risiko
tinggi yang segera dibawa ketenaga
kesehatan setempat
Tidak ada laporan pemeriksaan yang
jelas dan terperinci dari hasil
kunjungan neonatus
Kurangnya sistem pengontrolan dan
pengawasan alat-alat yang ada
Belum ada perencanaan atau jadwal
pelatihan/penyegaran kepada bidan
secara rutin untuk mendeteksi dini
ibu hamil dengan neonatus risiko
tinggi
Belum melakukan perencanaan
sosialisasi pada masyarakat
khususnya ibu dan ibu hamil melalui
media cetak

Memberikan alokasi dana untuk kegiatan


program posyandu dan mendatangkan tenaga
medis secara berkala

Kurangnya evaluasi terhadap kinerja


bidan desa
Belum ada indikator objektif sebagai
standar penentuan neonatus risiko
tinggi
Tidak ada pencatatan atau data
kunjungan berkala neonatus oleh
bidan, yang dilaporkan
Kurangnya kesadaran dan kepatuhan
masyarakat khususnya ibu hamil,
untuk melakukan pemeriksaan secara

Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja


bidan desa
Penyusunan indikator objektif sebagai standar
penentuan neonatus risiko tinggi

5.
6.
7.

8.

9.
10.
11.
12.

Membuat laporan hasil pemeriksaan neonatus


yang jelas dan terperinci
Membentuk tim pengawas alat dan pemeriksaan
alat secara berkala
Penyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi
bidan yang memungkinkan untuk dapat
dilaksanakan
Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam
bentuk media cetak

Dilakukan pendataan kunjungan berkala


neonatus oleh bidan
Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor
risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan
dengan kesehatan neonatus
6

rutin
Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari
tempat
tinggal,sehingga
sulit
dijangkau masyarakat dan petugas
kesehatan
Kurangnya perhatian dan dukungan
dari suami/keluarga terhadap istri dan
neonatusnya

13.

14.

Menempatkan bidan desa atau fasilitas


kesehatan di daerah yang sulit dijangkau
tersebut
Meningkatkan program suami siaga

V.5 Penentuan Pemecahan Masalah


Dari

hasil analisis pemecahan

masalah, didapatkan alternatif pemecahan masalah

sebagai berikut:
a)

Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-

kondisi yang berkaitan dengan kesehatan neonatus.


b)
Mengikut sertakan tenaga medis dan paramedis dalam seminarseminar dan works shop tentang topik-topik permasalahan kesehatan pada neonates
c)
Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih
d)
Memberikan alokasi dana untuk kegiatan program posyandu dan
mendatangkan tenaga medis secara berkala
e)
Membuat laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan
terperinci
f)
g)

Membentuk tim pengawas alat dan pemeriksaan alat secara berkala


Penyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan yang

memungkinkan untuk dapat dilaksanakan


h)
Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak
i)
Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desa
j)
Penyusunan indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus
risiko tinggi
k)
l)

Dilakukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan


Menempatkan bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang

sulit dijangkau tersebut


m)
Meningkatkan program suami siaga

INPUT

Pengetahuan kader yang masih


kurang tentang permasalahan
dengan risti pada neonatus
Kurangnya jumlah dan kualitas
tenaga medis dan paramedis dalam
menentukan kondisi neonatus
yang berisiko

Tidak ada laporan


pemeriksaan yang jelas dan
terperinci dari hasil
kunjungan neonatus

Tidak
ada pengalokasian dana khusus untuk penyuluhan neonatus risti
MONEY
IMPACT

MAN
MATERIAL

METHOD
MACHINE

Belum ada perencanaan atau jadwal


pelatihan/penyegaran kepada bidan
secara rutin untuk mendeteksi dini ibu
hamil dengan neonatus resiko tinggi
Belum melakukan perencanaan
sosialisasi pada masyarakat khususnya
ibu dan ibu hamil melalui media cetak

Kurangnya evaluasi terhadap


kinerja bidan desa
Belum ada indikator objektif
sebagai standar penentuan
neonatus resiko tinggi
Tidak ada pencatatan atau data
kunjungan berkala neonates

Tidak ditemukan masalah

Kurangnya sistem
neonatal
risti
yang
pengontrolan dan pengawasan Cakupan
ditemukan bulan Januari Juni 2015
alat-alat yang ada

di Puskesmas Borobudur
dengan
pencapaian 83.56% lebih rendah dari
target dinkes 100 %

LINGKUNGAN

P1

P3

P2

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kemungkinan


terjadinya neonatus resiko tinggi
Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat khususnya ibu
hamil, untuk melakukan pemeriksaan secara rutin
Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal,sehingga sulit
dijangkau masyarakat dan petugas kesehatan
Kurangnya perhatian dan dukungan dari suami/keluarga terhadap
istri dan neonatusnya.

Kader masih belum memiliki pengetahuan


mengenai pemeriksaan deteksi dini
neonatus resiko tinggi secara cermat dan
menyeluruh

PROSES
74
Gambar 4. Diagram Fish Bone Berdasarkan Pendekatan Sistem

75
Gambar 5. Diagram Alternatif Pemecahan Masalah
Kurangnya perhatian suami/keluarga kepada istri dan neona
Jauhnya jarak fasilitas kesehatan-tempat tinggal masyarak
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk pemeriksaan berk
Meningkatkan program suami siaga
Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonatus oleh bidan,
bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau
Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus r
kukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan
Menyusun indikator objektif penentu neonatus risti

Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desa

Belum melakukan perencanaan sosialisasi media cetak


elakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desa
Tidak ada jadwal pelatihan bidan rutin mengenai deteksi neona
kan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak
Kurangnya
jadwal pelatihan bidan rutin mengenai deteksi dini neonatus
ristipengawasan dan pengontrolan alat-alat
bentuk tim pengawas dan pemeriksaan berkala alat-alat
Tidak ada pencatatan hasil kunjungan neonatus yang jelas dan t
atatan hasil pemeriksaan neonatus dengan jelas dan rinci
Tidak ada alokasi dana untuk penyuluhan mengenai neonatus
Mengalokasikan sebagian dana KIA untuk posyandu
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan terlatih
Meningkatkan jumlah tenaga kerja terlatih
Kurangnya keahlian dalam menentukan neonatus risti
ikuti seminar dan workshop tentang kesehatan neonatus
Kurangnya pengetahuan kader dan masyarakat.

Penyuluhan mengenai neonatus risti

PENYEBAB MASALAH

ALTERNATIF PEMECAHAN

V.6 Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus


Mx IxV/C
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif
pemecahan masalah

dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks

menggunakan rumus M x I x V / C.
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Efektivitas program
Pedoman untuk mengukur efektivitas program:

Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.

Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah

Vulnerability ( v ) Sensitifitas cara penyelesaian masalah


Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5
Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga
dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.

2. Efisiensi pogram
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost)
Kriteria cost (c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya
mendekati 1.
Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matriks :

76

Tabel 30. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah


Penyelesaian
Masalah
M
4

Nilai
Kriteria
I
V
4,33
4

4,33

Hasil akhir

Urutan

C
1,33

(M x I x V) / C
52,09

III

2,67

19,46

IX

3,33

2,67

3,67

7,26

XII

2,33

4,67

10,88

XI

4,33

4,67

3,67

1,33

56,04

II

2,37

2,67

3,67

5,17

XIII

5
4

4,33
4,33

3
3

1
2,33

64,95
22,30

I
VIII

4,33

3,33

2,33

1,33

25,20

VII

2,67

3,67

39,10

2.33

3,67

34,2

VI

2,33

3,67

14,25

4,33

3,67

47,67

IV

Penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko


dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan
kesehatan neonatus
Seminar-seminar dan works shop tentang
topik-topik permasalahan kesehatan pada
neonatus
Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan
terlatih
Alokasi dana untuk kegiatan program
posyandu dan tenaga medis secara berkala
Laporan hasil pemeriksaan neonatus yang
jelas dan terperinci
Tim pengawas alat dan pemeriksaan alat
secara berkala
Jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan
Sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk
media cetak
Evaluasi berkala terhadap kinerja bidan
desa
Indikator objektif sebagai standar
penentuan neonatus risiko tinggi
Pendataan kunjungan berkala neonatus oleh
bidan
Bidan desa atau fasilitas kesehatan di
daerah yang sulit dijangkau
Program suami siaga

Setelah penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan


menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan
penyebab masalah

rendahnya cakupan neonatal risti yang ditemukan di wilayah kerja

Puskesmas Borobudur, adalah sebagai berikut :


1) Penyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan yang memungkinkan untuk
dapat dilaksanakan
2) Membuat laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperinci

77

3) Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang


berkaitan dengan kesehatan neonatus kepada masyarakat dan kader desa
4) Meningkatkan program suami siaga
5) Penyusunan indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggi
6) Dilakukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan
7) Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desa
8) Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak
9) Mengikuti seminar-seminar dan works shop tentang topik-topik permasalahan
kesehatan pada neonatus
10) Menempatkan bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau
tersebut
11) Memberikan alokasi dana untuk kegiatan program posyandu dan mendatangkan
tenaga medis secara berkala
12) Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih
13) Membentuk tim pengawas alat dan pemeriksaan alat secara berkala
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah, dipilih 3 prioritas alternatif pemecahan
masalah, yang kemudian disusun sebagai rencana pelaksanaan kegiataan (plan of action),
yaitu:
1) Penyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan yang memungkinkan untuk
dapat dilaksanakan
2) Membuat laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperinci
3) Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang
berkaitan dengan kesehatan neonatus kepada masyarakat dan kader desa.

78

5.8 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


Tabel 30. Plan of Action Peningkatan Cakupan Neonatus Risti Yang Ditemukan di Puskesmas Borobudur
Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Tempat
Puskesmas
Borobudur

1. Pelatihan bidan
mengenai deteksi
dini neonatus risti

Meningkatkan
pengetahuan bidan
tentang tanda
bahaya pada
neonatus

Bidan desa
dan
puskesmas

2. Pencatatan hasil
pemeriksaan
neonatus yang jelas
dan terperinci

Mencegah adanya
neonatus risti yang
tidak terdeteksi

Tenaga
kesehatan
(bidan desa)

3. Penyuluhan
mengenai neonatus
risti

Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat tentang
tanda bahaya pada
neonatus

Masyarakat
dan kader
desa

Desa
wilayah
kerja
borobudur
Posyandu

Pelaksana

Waktu

Biaya

Dokter
puskesmas

Disesuaikan

Puskesmas

Puskesmas
bagian KIA
dan bidan desa

Disesuaikan

Puskesmas

Puskesmas
bagian KIA
dan bidan desa

Disesuaikan

Anggaran
dana dari
Puskesmas

Metode

Tolak ukur

Seminar

Meningkatnya
pengetahuan
bidan mengena
neonatus risti

Pengarahan
pencatatan
dan
pendataan

Adanya data da
catatan
kesehatan
neonatus yang
lengkap

Penyuluhan

Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat dan
kader desa
mengenai
neonatus risti

79

Anda mungkin juga menyukai