B. Epidemiologi
Pada sebagian besar perempuan, mual dan muntah umum terjadi hingga usia
kehamilan 16 minggu. Pada beberapa perempuan, dapat menjadi berat dan tidak
dapat diperbaiki dengan modifikasi makanan ringan dan antiemetik.1 Insidennya
adalah 1 dari 200 kehamilan (0.5%).2 Sumber lain menyatakan insidennya
bervariasi antara 0.3% hingga 2% dari seluruh kehamilan.11
Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan. Gejalanya biasanya
dimulai pada gestasi minggu 9-10, memuncak pada minggu 11-13, dan berakhir
pada minggu 12-14. Pada 1-10% kehamilan, gejala dapat berlanjut melewati 20-22
minggu. Hiperemesis berat yang harus dirawat inap terjadi dalam 0,3-2%
kehamilan.3,4
Mual dan muntah mengganggu pekerjaan hampir 50% wanita hamil yang
bekerja.
Hiperemesis yang berat dapat menyebabkan dehidrasi. Sekitar seperempat
pasien hiperemesis gravidarum membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih
dari sekali.
Wanita dengan hiperemesis gravidarum dengan kenaikan berat badan dalam
kehamilan yang rendah (7 kg) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
melahirkan neonatus dengan berat badan lahir rendah, kecil untuk masa
kehamilan, prematur, dan nilai Apgar 5 menit kurang dari 7.4
meningkatkan
frekuensi muntah yang lebih banyak, merusak hati, sehigga memperberat keadaan
penderita.5
Endokrin
1 Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Sampai saat ini HCG dikatakan sebagai penyebab utama dari
hiperemesis gravidarum karena dikaitkan adanya peningkatan signifikan dari
HCG pada ibu dengan hiperemesi gravidarun. 5 mekanisme timbulnya masih
belum jelas namun dikatakan akibat efek stimulasi pada sistem sekresi dari
GIT dan stimulasi dari fungsi tiroid karena memiliki struktur yang mirip
dengan Thyroid Stimulating Hormon (TSH).5
HCG adalah faktor endokrin paling penting untuk terjadinya
hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini berdasarkan hubungan antara
peningkatan produksi HCG (seperti dalam kehamilan mola atau multipel) dan
fakta insiden hiperemesis paling tinggi ketika produksi HCG mencapai
puncaknya selama kehamilan (sekitar 9 minggu). Meskipun demikian, tidak
terdapat bukti mendukung hipotesis tersebut. Beberapa perempuan hamil tidak
mengalami mual dan muntah meskipun terjadi peningkatan kadar HCG. Pasien
yang mengalami koriokarsinoma tidak selalu muntah. Hal tersebut dijelaskan
dengan kemungkinan bahwa terdapat isoform HCG yang berbeda. Sebagai
tambahan, interaksi reseptor-hormon mungkin memodifikasi efek HCG
menyebabkan hiperemesis pada beberapa kasus, tetapi tidak ada konsekuensi
utero.11
Thyroid Hormones
Kelenjar tiroid secara fisiologis akan meningkatkan sekresinya pada
saat kehamilan mengakibatkan peningkatan sementara tiroksin dalam darah
yang dikenal dengan nama Gestational Transient Thyrotoxicosis (GTT).
Bersamaan dengan HCG, tiroid memiliki peranan penting dalam timbulnya
HG. Mekanisme masih belum jelas, namun kemungkinan karena memiliki
struktur yang mirib dengan HCG.5
Fungsi tiroid secara fisiologis berubah selama kehamilan, termasuk
stimulasi oleh HCG. Hipertiroidisme dengan fT3 dan fT4, tetapi kadar TSH
menurun, mungkin berimplikasi pada hiperemesis gravidarum. THHG
(transient hyperthyroidism of hyperemesis gravidarum) adalah penemuan
berdasarkan skrining pada perempuan dengan peningkatan kadar HCG dan
fT4. THHG mungkin bertahan hingga minggu 18 kehamilan, dan tidak
membutuhkan pengobatan. Kondisi ini mungkin sebagian disebabkan oleh
kadar HCG yang tinggi dan sering dijumpai pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum karena HCG dan TSH mempunya struktur protein yang mirip,
sehingga HCG mampu bertindak seperti TRH dan terjadi hiperstimulasi tiroid.
THHG didiagnosis berdasarkan:
a. Serologi patologis selama hiperemesis;
b. Tidak ada riwayat hipertiroid sebelum kehamilan;
c. Tidak adanya antibodi tiroid.13
Leptin
Leptin merupakan hormone yang memliki peranan dalam mengatur
berat badan dan memiliki struktur yang hampir sama dengan sitokin.
Hubungan antara HG dan leptin didapatkan berdasarkan fakta bahwa leptin
sering ditemukan pada jaringan adipose dan fungsi utamanya adalah
mengurangi rasa lapar dan meningkatkan konsumsi energi dengan cara
berinteraksi dengan kortisol, tiroid dan insulin. Kadar leptin sering ditemukan
pada ibu hamil salah satunya dengan HG namun mekanismenya masih belum
jelas.5
Adrenal Cortex
Suatu studi penelitian menyebutkan bahwa terdapat penurunan gejala pada ibu
dengan HG ketika menggunakan terapi kortikosteroid. Kemungkinan
rendahnya kadar kortisol berhubungan dengan timbulnya HG, namun
trofoblas.14
Gastro Intestinal
1 Infeksi Helicobacter Pylori
Peningkatan insiden H.pylori pada pasien HG merupakan salah satu
etiologi yang cukup jelas. Secara signifikan ditemukan H.pylori pada bagian
antrum dan corpus dari lambung pasien dengan HG. Jumlah bakteri H.pylori
juga kemungkinan berhubungan dengan derajat keparahan dari HG.5
patogenesis HG.
Tekanan spingter bawah esophagus
Kebanyakan wanita memiliki gejala gastrointestinal reflux selama
hamil. Gejala ini kemungkinan muncul akibat penurunan tekanan dari spingter
bawah esophagus, yang diakibatkan karena meningkatnya estrogen dan
progesteron. 5
Sekresi cairan di GIT
HG kemungkinan muncul akibat distensi dari GIT bagian atas karena
peningkatan sekresi dan akumulasi cairan dalam lumen lambung. Peningkatan
sekresi cairan merupakan hal yang fisiologis pada ibu hamil, karena
fungsi hati
kelenjar ludah.5
Defisiensi nutrisi
1 Defisiensi vitamin
Terdapat penurunan jumlah vitamin B1 pada pasien dengan HG,
namun hubungan secara biokimia belum dapat dijelaskan secara detail. Selain
itu juga terdapat defisiensi vitamin lain yakni thiamin dan K yang juga
2
beberapa organ.5
Anatomi
Ibu hamil berisiko mengalami HG karena adanya beberapa variasi anatomi,
kemungkinan penyebabnya adalah perbedaan sistem vena pada ovarium kanan dan
Tingkat I.
Tingkat II.
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan
darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang
ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.1,4
Tingkat III.
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
sianosis, gangguan jantung, bilirubin dan proteinuria dalam urin, nadi kecil
dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai Encephalopathy Wernicke dengan gejala
nistagmus, diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini terjadi akibat
defisiensi zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukan adanya gangguan hati.1,4
Tingkat I
Lemah
Tingkat II
Tingkat II
Lebih lemah dan Lebih buruk
Kesadaran
Nyeri epigastrium
Muntah
Tekanan darah
Nadi
Turgor kulit
Mata
BAK
Keton urin
apatis
Compos mentis
Apatis
+
++
>10 kali
Sering
Menurun
Menurun
>100 x/mnt
Meningkat
Menurun
Menurun
Cekung
Cekung, + ikterus
Normal
Oligouria
-/+
> +2
Tabel 1. Gejala Hiperemesis Gravidarum
Somnolen
++
Berhenti
Menurun
Meningkat
Menurun
Cekung, + ikterus
Oligouria-anuria
E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga
mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis gravidarum yang terus menerus
dapat
menyebabkan
kekurangan
makanan
yang
dapat
mempengaruhi
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum pasien, tanda-tanda
vital, tanda dehidrasi, dan besarnya kehamilan. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat
badan menurun. Pada vaginal toucher dapat ditemukan uterus besar sesuai
besarnya kehamilan, konsistensi lunak, pada pemeriksaan inspekulo serviks
berwarna biru (livide). Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan tiroid dan
abdominal untuk menyingkirkan diagnosis banding.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar),
F. Diagnosis Banding
Diagnosis hiperemesis gravidarum merupakan diagnosis pereksklusionam,
sehingga perlu menyingkirkan semua diagnosis banding yang mungkin terlebih
dahulu. Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai
gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan, antara lain:
1
Appendisitis akut.
Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi
disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan Kussmaul. Perlu
dilakukan pemeriksaan keton urine untuk mendapatkan badan keton pada
urine, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah. 3,7,8
Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya
sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan SGOT dan
SGPT yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis
gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak
menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah
menderita hepatitis. 3,7,8
Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat
juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap
hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan
CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi
janin. 3,7,8
G. Penatalaksanaan
Karbohidrat tinggi
Lemak rendah
Protein sedang
Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam.
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
DietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
DietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan
secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang
bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
DietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan.
Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan
semua zat gizi.
Farmakologi
Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap dirumah sakit dan
dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian
pemberian makanan per oral selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika
dibutuhkan. Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine, atau
tiamin perlu dipertimbangkan. Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan
lemak. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan
Gejala klinis
Score
Muntah
Apatis
T 90 mmHg (Sistol)
T 60 mmHg (Diastol)
N 120 x/menit
Turgor Kulit
10
11
Extremitas Dingin
12
13
Sianosis
Usia 50 60
15
Usia > 60
-1
-2
alternatif
seperti
akupunktur
dan
jahe
telah
diteliti
untuk
penatalaksanaan mual dan muntah dalam kehamilan. Akar jahe (Zingiber officinale
Roscoe) adalah salah satu pilihan nonfarmakologik dengan efek yang cukup baik.
Bahan aktifnya, gingerol, dapat menghambat pertumbuhan seluruh galur H. pylori,
terutama galur Cytotoxin associated gene (Cag) A+ yang sering menyebabkan
Ruangan
: Matahari
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. Nurdiana
Umur
: 25 tahun
Umur
: 33 tahun
Alamat
Alamat
Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan : SMA
Pendidikan
: SMA
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Pasien masuk dengan keluhan mual dan muntah.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk rumah sakit rujukan dari dokter Sp.OG dengan usia
kehamilan 10-12 minggu + Hiperemesis Gravidarum + Penyakit Jantung. Saat
masuk pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak >10 kali mulai dari
tadi pagi. Keluhan ini telah pasien rasakan sejak 1 bulan terakhir namun baru
memberat beberapa hari belakangn. Muntah sering terjadi setelah pasien
makan dan minum, muntah berupa makanan yang dikonsumsi bercampur
lendir yang berwarna kuning terasa pahit, tidak ada darah pada muntah. Pasien
juga mengeluhkan sakit ulu hati, badan terasa lemas, merasa haus dan bibir
kering. Pasien juga mengeluhkan terjadi penurunan nafsu makan sejak 1 bulan
terakhir, berat badan turun yang awalnya 50 kg sekarang menjadi 40 kg.
BABA tidak lancar, BAK berwarna kuning pekat dan jumlahnya hanya
sedikit.
C. Riwayat Penyakit dahulu :
: 110/60 mmHg
Nadi
: 100kali/menit
Respirasi
: 22 kali/menit
: 36,7 C
C. Kepala-Lehar :
D. Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
batas normal.
Auskultasi
P : Timpani
RESUME :
Pasien rujukan dari dokter Sp.OG dengan usia kehamilan 10-12 minggu +
Hiperemesis Gravidarum + Penyakit Jantung. Nausea dan vomitus sebanyak
>10 kali mulai dari tadi pagi. Keluhan ini telah pasien rasakan sejak 1 bulan
terakhir namun baru memberat beberapa hari belakangan. Vomitus terjadi
setelah pasien makan dan minum, berupa makanan yang dikonsumsi
bercampur lendir yang berwarna kuning terasa pahit, darah (-). Nyeri
epigastrium (+). Dari pemeriksaan fisik di dapatkan : TD : 110/60 MmHg, N :
DIAGNOSIS
GIPOAO usia kehamilan 10-12 minggu + HEG grade II + Susp. Penyakit
Jantung.
VIII. RENCANA TINDAKAN
A. Non-medikamentosa
Pasien makan makanan diet lunak. Makan tidak terlalu banyak, namun
sesering mungkin.
Menganjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat
FOLLOW UP PASIEN
lancar.
O : TD :100/60 MmHg
N : 106 x/menit
P : 18x/menit
S : 36,6C
A : GIPOAO usia kehamilan 10-12 minggu + HEG grade I + Susp.
Penyakit Jantung.
P : .
IVFD Dex 5% 28 gtt.
Drips Ondansentron 1 amp/12 jam.
Pregvomit 3x1.
Antasida Syrup 3x1.
Pasien makan makanan diet lunak. Makan tidak terlalu banyak,
namun sesering mungkin.
Menganjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang
dapat merangsang terjadinya muntah, seperti makanan yang pedis
2.
3.
4.
5.
6.
dan bersantan.
6 Juli 2015 (Pukul 07:00)
7 Juli 2015 (Pukul 07:00)
8 Juli 2015 (Pukul 07:00)
9 Juli 2015 (Pukul 07:00)
10 Juli 2015 (Pukul 07:00)
DISKUSI
Kriteria diagnosis pada pasien ini ?
Pada pasien ini di diagnosis dengan GIPOAO usia kehamilan 10-12 minggu +
HEG grade I + Susp. Penyakit Jantung.
Dari anamnesis di dapatkan bahwa HPHT pasien 2 april 2014. Dan dari hasil
pahit.
Nyeri epigastrium (+).
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan : TD : 110/60 MmHg, N : 100, P :
22x/menit, S : 36,7C.
Tanda-tanda dehidrasi (Derajat Ringan-Sedang). Mata tampak cekung, turgor
kurang.
Penurunan nafsu makan sejak 1 bulan terakhir, berat badan turun yang
sinistra.
Seharusnya pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan keton sebagai dampak
Pasien makan makanan diet lunak. Makan tidak terlalu banyak, namun
sesering mungkin.
Menganjurkan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat
merangsang terjadinya muntah, seperti makanan yang pedis dan bersantan.
Medikamentosa
IVFD D5%.
Drips Ondansentron 1 amp/12 jam.
Pregvomit 3x1.
Antasida Syrup 3x1.
Konsul ahli jantung.
Penangana pada kasus ini belum terlalu tepat, seharusnya pasien ini dipuasakan selama
College
of
Obstetricians
and
Gynecologists
(ACOG)
DAFTAR PUSTAKA
1
Chaterine M, Graham RH and Robson SC. Caring for women with nausea and
vomiting in pregnancy : new approaches. British Journal of Midwifery, May
2008, Vol 16, No. 5.
Baik
SKOR
2
Lesu/haus
Biasa
Biasa
< 30 x/menit
Baik
< 120 x/menit
Cekung
Kering
30-40 x/menit
Kurang
120-140 x/menit
Yang dinilai
Keadaan umum
Mata
Mulut
Pernapasan
Turgor
Nadi
Interpretasi :
6
7 12
13
: Tanpa dehidrasi
: Dehidrasi ringan-sedang
: Dehidrasi berat
3
Gelisah,
lemas,
mengantuk hingga
syok
Sangat cekung
Sangat kering
> 40 x/menit
Jelek
> 140 x/menit