Anda di halaman 1dari 9

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

PT. P3B JAWA-BALI RAYON PLN KARANG ASEM

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Karangasem 1 MWp On-Grid, PLTS Bangli
1 MWp On-Grid dan 6 Unit PLTS 15 kWp Off-Grid di Provinsi Bali diresmikan pada tanggal
25 Februari 2013 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik.
Masing-masing PLTS 1 MWp terinterkoneksi dengan jaringan PLN tersebut akan
menghasilkan listrik sebesar 2.880.080,00 KWh, dengan masa operasi 20 tahun, juga sebagai
upaya untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 2.566 Ton CO2. PLTS adalah salah satu
pembangkit listrik yang sangat sederhana dan mudah dipasang baik dalam skala kecil seperti
di rumah maupun dalam skala besar, sehingga PLTS merupakan salah satu sarana untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik yang sangat ramah lingkungan.
Sel surya atau fotovoltaik pada PLTS dapat berupa alat semikonduktor penghantar
aliran listrik yang dapat secara langsung mengubah energi surya menjadi bentuk tenaga listrik
secara efisien. Alat ini digunakan secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada
kamera maupun digabung seri maupun paralel untuk memperoleh suatu harga tegangan listrik
yang dikehendaki sebagai pusat penghasil tenaga listrik. Bahan dasar silicon. Bahan ini
terbuat dari silikon berkristal tunggal. Bahan ini sampai saat ini masih menduduki tampat
paling atas dari urutan biaya pembuatan bila dibandingkan energi listrik yang diproduksi oleh
pesawat konvensional.

Komponen dalam PLTS


Pada umumnya komponen-komponen dalam sistem Fotovoltaik terdiri dari:
a. Panel surya
Panel surya merupakan alat yang berfungsi sebagai merubah cahaya matahari menjadi
listrik. Bentuk moduler dari panel surya memberikan kemudahan pemenuhan
kebutuhan pemenuhan listrik untuk berbagai skala kebutuhan. Berdasarkan jenis,
panel surya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Panel Surya Pollycristalline

Merupakan panel surya yang diman memiliki susunan krital acak. tipe polikristal
ini memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibanding monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama.

Gambar 1.1 Panel Surya Pollycristaline


Panel surya ini memiliki kelebihan yaitu dapat bekerja atau menghasilkan
daya pada saat cuaca sedang mendung atau itensitas cahaya yang kurang.
2. Panel surya Monocristalline
Merupakan panel surya yang paling efisien diantara yang lainnya,dengan ukuran
yang sama monokristal dapat menghasilkan daya 15% lebih besar dibandingkan
dengan polikristal.

Gambar 1.2 Panel Surya Tipe Monocristaline


Namun dibalik kelebihan yang dimiliki, panel surya ini juga memiliki
kekurangan, adapun itu adalah jika cuaca mendung maka tingkat efisiensinya akan
turun sangat drastis.

3. Panel Surya Amourphouse


Panel surya Amorphous dibuat dengan menyemprotkan silikon ke kaca di lapisan
sangat tipis, dan umumnya dikenal sebagai panel surya film tipis. panel surya ini
dapat bekerja di segala kondisi pencahayaan, termasuk lingkungan berawan atau
teduh.pengaplikasian panel surya ini biasanya terdapat pada mainan anak anak
atau kalkulator.

Gambar 1.3 Panel Surya Tipe Amourphouse


4. Battery control regulator (BCR) :
Pada dasarnya di dalam 1 set panel surya anda akan mendapatkan battery control
regulator. fungsi dari battery control regulator ini adalah mengatur volt yang
keluar dari modul panel surya sehingga volt yang keluar dari panel surya tidak
melebihi batas.

Gambar 1.4 Battery Control Regulator


Sebagai contoh jika satu panel surya menghasilkan tegangan 17 Volt,
sedangkan baterai hanya bisa menerima tegangan 12 Volt,maka untuk
menghindari kerusakan pada saat charger baterai,digunakanlah BCR sebagai alat
dimana tegangan output panel surya disesuaikan dengan input battery.
5. Inverter
Inverter merupakan perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus
listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi

DC dari perangkat seperti batere, panel surya/solar cell menjadi AC. Penggunaan
inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk
perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current).

Gambar 1.5 Inverter Arus DC ke AC


6. Baterai
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar Panel)
sebelum dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu
penerangan atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang membutuhkan
listrik

Gambar 1.6 Baterai Penyimpan

Cara Kerja Sistem PLTS


Adapun cara kerja dari PLTS adalah yang pertama Tenaga Panas Matahari diserap
oleh Solar Cell ( Panel Surya ) yang diletakan di atas rumah, lalu dialirkan ke Control
Charger yang ada dalam BCR ( Box Control Re-charger) kemudian di simpan dalam battery .
Saat penggunaan Daya atau Energy Listrik yang tersimpan dalam Battery dapat di gunakan
langsung atau bisa berbarengan saat Solar Cell melakukan penyerapan panas matahari untuk
daya atau beban DC, tetapi untuk beban AC digunakan Inverter yang mengubah energi
Listrik.

Gambar 1.7 Cara Kerja PLTS


Perhitungan Daya
Dalam perhitungan daya dapat dibagi menjadi tiga blok perhitungan daya yaitu :
1. Input Daya,
2. Rugi Daya, dan
3. Output Daya
Diagram konversi daya pada PLTS dapat digambarkan sebagai berikut.

Daya Input
( Radiasi Sinar
Matahari )

Panel
Surya

Daya Output
( Energi Listrik )

Rugi Daya

Gambar 1.8 Diagram Alur Konversi Daya


Dari diagram diatas dapat ditentukan efisiensi dari sistem PLTS yaitu :
DayaOutput
=
x 100
Daya Input

Daya Radiasi Matahari


Fusi termonuklir pada inti dari matahari membesaskan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi tinggi.
Suatu teori yang akhir-akhir ini dapat diterima para ahli mengatakan bahwa radiasi
gelombang elektromagnetik merupakan kombinasi dari gelombang elktrik arus bolak-balik

berkecepatan tinggi dengan gelombang medan magnetik yang menumbuhkan partikelpartikel energi dalam bentuk foton.
Gelombang energi yang memancar dari ruang angkasa memberikan pancaran radiasi
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Radiasi gelombang elektromagnetik
dikelompokan berdasarkan panjang gelombang, yang memberikan rangsangan energi yang
lebih besar adalah semakin pendek panjang gelombangnya. Radiasi yang dipancarkan melalui
permukaan matahari mempunyai variasi panjang gelombang dari yang paling panjang
(gelombang radio) sampai yang paling pendek (gelombang sinar X dan sinar ).
Meskipun matahari memancarkan gelombang cahaya pada berbagai panjang
gelombang, cahaya dari matahari yang tampak dari pandangan manusia hanya 46% dari
cahaya total yang dipancarkan, dengan panjang gelombang berkisar antara 0.35 sampai 0.75
mikron. Cahaya violet mempunyai panjang gelombang 0.35 mikron yang merupakan sinar
cahaya yang tidak tampak pandang. Demikian pula warna merah mempunyai panjang
gelombang 0.75 mikron. Inframerah mempunyai panjang gelombang lebih besar yang juga
tidak tampak pandang oleh manusia
Menentukan Besaran Radiasi Matahari
Jarak rata-rata antara bumi dan matahari R = 1,49 x 108 km dan rata-rata radiasi
matahari = 376 W/m2,
sedangkan besar rapat radiasi adalah :
= 2.0 kalori/cm2.meni
= 2,0 Langleys/menit
= 2 x 103 kalori/m2menit
= 1/3 x 103 kalori/m2s
Bila dikalikan dengan konstanta joule yang besarnya 4,184 joule/kal, akan menghasilkan
besaran rapat radiasi matahari (S) :
S = 1/3 x 103 x 4,186 = 1396 W/m2
S = 1396 W/m2 ~ 442 Btu/ft2jam.
S merupakan besaran dari konstanta rapat radiasi surya pada ruang hampa angkasa,
sedang besarnya S pada permukaan bumi hanya berkisar 947 W/m2 mendekati 300 Btu/ft2
jam.
Besaran rapat radiasi surya dapat menumbuhkan energi pada sel surya yang dipasang
pada satelit dan dengan efisiensi yang rendah, sekitar 6%-10% akan mampu menghasilkan
tenaga listrik sebesar 140 Watt pada luasan pancaran surya sebesar 1 m2.

Pengembangan PLTS
Penerapan PLTS di Indonesia dijadikan solusi bagi PLN untuk menekan angka ratio
elektrifikasi yang saat ini mencapai 55-60%. Untuk daerah-daerah pedalaman yang sulit
dijangkau bila dibangun jaringan listrik, maka PLN menjadikan PLTS sebagai solusi atas
permasalahan tersebut. Karena penerapan atau cara kerja PLTS yang cukup sederhana tanpa
membangun akses jaringan listrik dengan harga yang mahal.
Penerapan PLTS tidak hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan
penerangan saja. Secara umum, aplikasi PLTS dapat dikategorikan untuk kebutuhan rumah
tangga, industri, komersil dan pemerintahan. Secara koneksinya, PLTS dapat dikoneksikan
secara off-grid ataupun on-grid.
Sistem off-grid
Sistem off-grid adalah sistem pembangkit yang tidak terhubung
dengan jaringan listrik AC dari PLN. Sistem ini biasanya terpasang karena
belum adanya listrik jaringan, dengan pertimbangan penyambungan
jaringan PLN akan memakan biaya yang sangat mahal karena faktor lokasi
yang

terlalu

pedalaman.

Bisa

juga

untuk

alasan

pribadi

seperti

membangun sistem pembangkit mandiri untuk tujuan komersil. Pada bab


ini akan dijelaskan mengenai beberapa macam sistem energi surya
fotofoltaik off-grid.
Permasalahan dalam Pengembangan PLTS di Indonesia
1. Tingginya biaya investasi
2. Harga modul surya (skala kecil) masih mahal sehingga biaya pembangkitan
yangdihasilkan juga mahal.
3. Modul surya memiliki efisiensi konversi yang rendah dibandingkan jenis pembangkit
lainnya.
4. Untuk bekerja dengan baik, modul surya harus cukup mendapatkan penyinaran
matahari (tergantung pada musim).
5. Memerlukan area yang luas untuk pemasangan modul surya untuk mendapatkan daya
keluaran yang tinggi.
6. Piranti utama PLTS yaitu modul fotovoltaik , batre (accu) masih diimpor dari negara
lain

Tugas Sistem Pembangkit


Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Nama Kelompok :
1. Hilda Mega Marcella (03111004003)
2. Risna Diana
(03111004020)
3. Laelatul Fatimah
(03111004066)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

Anda mungkin juga menyukai