Anda di halaman 1dari 38

31st Mar

2015
Anemia Dalam Kehamilan
artikel terbaru

No comments

dokter

Pada saat sedang hamil, seorang calon ibu sering mengalami anemia. Ketika ia
mengalami anemia, darah sang ibu tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat
untuk membawa oksigen ke jaringan. Selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih
banyak darah untuk menopang pertumbuhan bayi. Jika tidak mendapatkan cukup zat
besi atau zat gizi lain tertentu, tubuh mungkin tidak mampu menghasilkan jumlah sel
darah
merah
yang
dibutuhkan
untuk
membuat
tambahan
darah.
Anemia dapat membuat sang ibu merasa lelah dan lemah. Jika anemia terjadi secara
signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti
kelahiran prematur. Anemia pada kehamilan merupakan faktor resiko terjadinya
perdarahan pada proses persalinan. Prevalensi AKI (anemia) pada negara berkembang
berkisar 27 s/d 194 per 100.000 kelahiran hidup.

PERUBAHAN ANATOMI dan ADAPTASI FISIOLOGI pada IBU HAMIL


TRIMESTER I,II,dan III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ .............i


DAFTAR ISI............................................................................................................ .............ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. ............ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... .............1
C. Tujuan Penulisan

........................................................................................... .............1

BAB II PEMBAHASAN
2.1Perubahan anatomi dan adaptasi pisiologi pada ibu hamil trimester I, II, III..........2
2.1.1

Sistem pencernaan..................2

2.1.2

Sistem perkemihan............................3

2.1.3

Sistem muskuloskeletal.........................4

2.1.4

Sistem respirasi...................5

2.1.5

Sistem sirkulasi atau kardiovaskular.....................................................................6

2.1.6

Perubahan padaorgan-organ sistem reproduksi......................................................7

2.1.7

Peningkatan pada berat badan saathamil................................................................8

2.2 Perubahandan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan secara garis besar..........9
2.2.1

Trimester I.............................................................................................................9

2.2.2

Trimester II...........................................................................................................10

2.2.3

Trimester III..........................................................................................................11

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.............................................................12


2.3.1

Faktor Fisik.................................................................................................12

2.3.2

Faktor Psikologis..........................................................................................13

2.3.3

Faktor Lingkungan.........................................................................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................................... ............15
B. Saran-saran........................................................................................................ ............15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. ...........16

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan
persalinan dengan kesiapan untuk memelihara bayi.

Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan


anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai
dengan trimester III kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi
perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, dan perubahan sistem
muskuloskeletal.

Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung
akibat makanan yang tertahan dalam lambug.Perubahan pada sistem perkemihan seperti
ibu hamil sering buang air kesil karena adanya desakan oleh fetus yang semakin besar
dalam uterus.Perubahan pada sistem muskuloskeletal seperti postur tubuh ibu yang
berubah, membuatnya tak nyaman untuk bergerak. Adanya kram kaki yang sering terjadi
pada ibu.

Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan. Namun
demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses
kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal.
Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan sampai dehidrasi tentu
bukan hal yang normal

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apasaja perubahan-perubahan yang terjadi saat kehamilan (fisik dan psikologik)


?
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ?

C TUJUAN PENULISAN

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui secara umum perubahan-perubahan yang terjadi


pada ibu hamil (fisik dan psikologik)
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERUBAHAN ANATOMI dan ADAPTASI PISIOLOGI pada IBU


HAMIL TRIMESTER I,II,dan III

Anatomi manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang
mempelajari struktur tubuh manusia. Sedangkan Fisiologi manusia adalah ilmu
mekanik,fisik, dan biokimia, fungsi manusia yang sehat, organ-organ , dan sel-sel. Tingkat
utama fokus dari fisiologi adalah pada tingkat organ dan sistem.
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar,
atautriplet).

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian
janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
gravida 0.
Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga
yaitu: Trimester I,II dan III,pada masa-masa ini terjadi perubahan-perubahan seperti
perubahan pisik(anatomi dan fisiologi) maupun perubahan psikis.

Pada ibu hamil, perubahan anatomi sistem-sistem pada tubuh berkembang sesuai tahap
usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai trimester III kehamilan. Sistem-sistem
tersebut meliputi :sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskuluskeletalsistem
respirasi, ,sistem sirkulasi atau kardiopaskular,sistem metabolisme.

1.

SISTEM PENCERNAAN

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak [ nausae ], akibat kadar
hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga
morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada dilambung
dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejalah muntah
biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness hal ini di
sebapkan karna hormon Estrogen dan HCG meningkat. Pada beberapa wanita ditemukan
adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi wanita tersebut
tentang suatu keinginan yang berlebihan terhadap suatu makanan.

Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu
perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga
perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus
besar,kearah atas dan lateral dan penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan
lambung

Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya


kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol
darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan
lebih banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus menekan diagfragma,
lambung dan intestine.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa
kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.Pada
bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas (pencernaan asam) merupakan
ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran
pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rectum dan otot-otot
yang memberikan sokongan sangat tegang

2.

SISTEM PERKEMIHAN

Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan
tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih
sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar

Pada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat. Hal ini


umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan.Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun kandung kemih tertekan kembali sehinggal
timbul sering kencing.Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal [ estrogen
dan progesteron ], tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan
volume darah. Sehingga minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan uretra berdilatasi.

Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan
aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi
tuntutan metabolism dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk
sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya
bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi
rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil
berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena kava dan aorta, sehingga curah
jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun,
begitu jg dengan volume darah ginjal.

3.

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan


kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya
produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang
normal. Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium
dan posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi
dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat hamil membuat aktifitas
penghancur bakteri email yang menyebabkan karies

Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan
wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit
kehilangan tonus otot.Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar atau
menonjol.Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot
(diastasi recti) menetap

Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita
secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk
mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang
belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri
tulang punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat
berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan
menjadi lebih sulit.

Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan.
Penyebabnya tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan metabolisme otot, atau postur
yang tidak seimbang.Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini
tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau
nyeri punggung yang cukup berat selama kehamilan.

4. SISTEM RESPIRASI

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial
-> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)
menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity)
menurun. Kapasitas vital menurun.

5. SISTEM SIRKULASI ATAU KARDIOVASKULAR

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan


HEMODINAMIK maternal, meliputi:

Retensi cairan,bertambah beban volume dan curah jantung

Anemia relatif

Tekanan darah arterial menurun

Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal ahir trimester I,menetap sampai ahir
kehamilan
-

Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

- Vlume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhir kehamilan.

Pada trimester pertama, terjadi:


- Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstaselular disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus.
- Penamabahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh,
peningkatan TBW / total body water.
- akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik
untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.

- akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output
meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai
varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi
fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting
untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat
350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total
meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin
alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor
pembekuan meningkat.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output
meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai
varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi
fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting
untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat
350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total
meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin
alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor
pembekuan meningkat.

Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.

Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena:
-

Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat

Produksi glukosa dari hati menurun

Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun

Aktivitas ekskresi ginjal meningkat

- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta


lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

6. PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI

Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jarigan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaab tinggi fundus:
-

tidak hamil / normal: sebesar telur ayam (+30g)

kehamilan 8 minggu: telur bebek

kehamilan 12 minggu : telur angsa

kehamilan 16 minggu : pertangaha simfisis-pusat

kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

kehamilan 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan
trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian
dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah
uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal ->
berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks
uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat
progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks
meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

Vagina / vulva

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah


kebiruan (tanda Chadwick).

Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.

Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan
tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama
daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan
menonjol.

7. PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi
dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.

Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

2.2PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS


KEHAMILAN SECARA GARIS BESAR

DALAM

MASA

1. Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang
dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan

tehadap kenyataan ini dan arti bagi semua ini bagi dirinyamerupakan tugas psikologis
yang paling penting bagi dirinya. Salam trimester ini wanita menjadi ambivalen. Kurang
lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.
Akan tetapi bagi wanita terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah
berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak tidak percaya bahwa dirinya
telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita satu dengan
wanita yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual akan
tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunana libido
dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangannya
masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih saying yang besar dan cinta
kasih tanpa seks.
2. Trimester II
Trimester kedua sering di kenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika
wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa ketidaknyamanan yang normal yang
dialami oleh ibu hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yakni fase pra-queckning
dan pasca quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah , yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis
utamanya pada trimester ini yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya
sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua,kurang lebih 80%
wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibandingkan
dengan trimester I dan sebelum hamil. Trimester kedua hamper terbebas dari segala
ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi
vagina menjadi semakin banyak pada masa ini, kekemasan, kekhawatiran dan masalah
masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia
telah mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi
seorang pencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua factor ini turut mempengaruhi
peningkatan libido dan kepuasan seksual.
3. Trimester III
Trimester ketiga ini sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Ia
mulai menyadari kehadiran bayi sebagi makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar
menantikan kelahiran sang bayi. Dan dalam trimester ini merupakan waktu persiapan
yang aktif menantikan kelahiran bayinya. Hal ini membuat ia berjaga-jaga dann
menunggu tanda dan gejala persalinan.

Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu merasa cemas dengan kehidupan
bayinya dan dirinya sendiri, seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait
dengan persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali dan hal hal lain yang tidak
diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu
keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan
mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatiuan dan
hakisstimewa khusus lain selama ia hamil, pepisahan antara ia dan bayinya tidk dapat
dihindari, dan perasaan kehilangana karena uterusnya yang penuh tiba tiba akan
mengempis dan kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang
akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,berantakan dan memerlukan dukungan
yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Hasrat untuk melakukan hubungan
seksual akan menghilang seiring dengan membesarnya abdomen yang menjadi
penghalang. Alternative possisi dalam berhubungan seksual dan metode alternative untuk
mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia
merasa tidak nyaman dengan cara- cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan
pasngan dan konsultasi mereka dengan tenaga kesehatan khususnya bidan menjadi sangat
penting.

2.3 FAKTOR0FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

A. Faktor fisik

1. Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dngan status kesehatan atua penyakit yang
dialami ibu hamil :
a. Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini
adalah hypermesis gravidarum, preeklamsi atau eklamsia,kelainan lamanya
kehamilan,kehamilan ektopik,kelianan placenta atau selaput janin,perdarahan antepartum,
gemelli.

b. Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Contoh
yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1. Penyakit kardio vasculair misalnya penyakitjantung , hipertensi, stenosis aorta, mitral
isuvisiensi, jantung rematik, endokarditis.
2. Penyakit darah misal anemia dalam kehamilan, leukimia,penyakit hodgkin,hemostasis
dan kelainan pembekuan darah,pur-pura trombositopeni.
3. Penyakit saluran nafas misalnya influenza,bronkitis,TB paru,asma.
4. Penyakit hepar dan pankreas misalnya hepatitis, rupturhepar, sirosis hepatis,penyakit
pankreas dll
5. Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bau ginjal,gagal
ginjal,TBC ginjal.
6. Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamlan, kelainan kelenjar gondok dan
anak ginjal,kelainan hipofisis
7.
Penyakit
menular
misalnya
IMS(penyakit
akibat
seksual),AIDS,kolera,tetanus,difteri,lepra,TORCH,campak, malaria dll.

hubngan

Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal

Care (ANC) tersebut adalah:


Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat
dipastikan keadaannya.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu
memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan
secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu
hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang
diharapkan semua pihak

Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat
berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor
kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan
tanpa kekurangan suatu apa pun. (Kusniati, Yuni,SST,. Dkk.2010.Perawatan Ibu Hamil
(asuhan ibu hamil).yogyakarta:Fitramaya.) dan (Yuyu, Yulianti.2012.Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Kehamilan.
http://midcare.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html.27 Februari 2013)

2. Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan,karena faktor
gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Keterbatasan gizi selama hamil sering
berhubungan dengan faktor ekonomi,pendidikan,sosial atau keadaan lain yang
meningkatkan kebutuhan gizi ibu seperti ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu
termasuk pula persiapan fisik untuk persalinan.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sbb :

a.

Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi
menurunkan resiko kerusakan otak,kelainan neural, spinabivida dan anensepalus,baik
pada ibu hamil yang normal maupun yang beresiko. Asam folat juga berguna untuk
membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan placenta.

b. Energi
Diit pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan
gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian
BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk
proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c.

Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar
910 gram dalam 6 bulan terakir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.

d. Zat besi (fe)


Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet
besi mengandung Fe SO4 320mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar
pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan
sel darah merah 20-30 % sedangkan peningkatan plasma darah 50%)

e.

Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar
500 mg sehari.

f. Pemberian suplemen vit. D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS)
dan di negara dengan musim dingin yang panjang.

g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.

h. Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian zinc,magnesium,dan minyak ikan


selama hamil.

Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan bagian-bagian otak
serta jumlah sel otak kurang dari normal. Setelah lahir akan menjadi Inteligensia (IQ) di
bawah rata-rata karena adanya malnutrisi pada ibu hamil, volume darah menjadi
berkurang,aliran darah ke uterus dan placenta berkurang, ukuran placenta berkurang
dan transfer nutrient melalui placenta berkurang sehingga janin tumbuh lambat atau
terganggu. Ibu hamil dengan kekurangan gizi cenderung melahirkan prematur atau
BBLR. Rata-rata kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat
badan ideal sebelum hamil.
Proporsi kenaikan berat badan selama hamil dalah :

a) Kenaikan berat badan trimester 1 lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir
seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
b) Kenaikan berat badan trimester 2 adalah 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60%
kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.
c) Kenaikan berat badan trimester 3 adalah 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sekitar 60%
kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu
lebih kurang 3 kg.

Penilaian status gizi ibu hamil adalah dari :


a. Berat badan dilihat dari Quatelet atau body mass index(index masa tubuh = IMT). Ibu
hamil dengan berat badan di bawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas
kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badab overweight meningkatkan
resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi,janin besar sehingga terjadi
kesulitan dalam persalinan.
b. Ukuran lingkar lengan atas (LILA)
Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia
reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran lila kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya
adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
c.

Kadar hemoglobin (HB)

(Kusniati,
Yuni,SST,.
Dkk.2010.Perawatan
hamil).yogyakarta:Fitramaya.)

Ibu

Hamil

(asuhan

ibu

3. Gaya hidup
a. Kebiasaan minum jamu. Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko
bagi wanita hamil,karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin
seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR partus prematurus, kelianan ginjal dan
jantung janin, asfiksia neonatorum, kematian janin dalam kandungan dan malformasi
organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester 1. Selain efek
pada janin juga terdapat kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan,
kerusakan jantung dan ginjal, shock, dan perdarahan.

b. Senam hamil
Senam hamil / latihan member keuntungan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi
keluhan kram/pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan,aktifitas otot dan panggul
untuk menghadapi proses persalinan. Komponen gerakan senam ada beberapa modifikasi
yang berbeda-beda tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu adanya
pemanasan, latihan pernafasan, latihan otot, dan latihan panggul. Perhatikan mengenai
kontraindikasi untuk melakukan senam hamil, misalnya kehamilan dengan abortus
berulang, dengan penyakit hypertensi atau kehamilan dengan penyakit tertentu sehingga
menimbulkan resiko bagi kehamilannya.

c.

Substance abuse

Pengertian dari substance abuse adalah perilaku yang merugikan atau


membahayakan bagi ibu hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zatzat tertentu yang membahayakan ibu hamil.

1) Penggunaan obat-obat selama hamil

Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat,
akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang di berikan
kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti :

Kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin, terutama penggunaan obat pada
trimester pertama.
Kelaianan faal alat tubuh.
Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang di berikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada
bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Sebagai contoh
pemberian esterogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi
telah berusia remaja atau dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil
dapat melalui plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu
perkembangan janin. Maka sebaiknya berhati-hati dalam memberikan obat sewaktu
hamil.

Tabel Daftar Obat yang berpotensi membahayakan atau


Menimbulkan kelainan pada janin
Nama Obat

Kemungkinan Kelainan Pada Bayi

Kloramfenikol

Gangguan pernafasan, grey sindrom


(sindrom abu-abu)

Tetrasiklin

Gangguan
pertumbuhan
tulang,
perubahan warna gigi, gigi rapuh
Tuli
Gangguan keseimbangan
Iritabilitas neonates
Iritabilitas, tidak mau menyusu
Gangguan dalam darah
Gangguan dalam darah

Dihidrosetreptomisin
Streptomisin
Amitriptin
Amfetamin
Nitrofurantoin
Fenasetin

Anti diabetic per oral


Anti kanker
Anti malaria
Aspirin
Ibuprofen
Parasetamol
Vitamin dengan dosis tinggi

Kematian janin dalam kandungan


Trombositopenia, cacat bawaan
Kelainan congenital
IUGR
Kontriksi duktus arteriosus
Dislokasi sendi paha dan clubfoot
Kerusakan ginjal, defek susunan saraf
pusat
dan
kranifisial,
skorbut,
ketidakmampuan belajar, kerusakan
hati dan tulang

2) Merokok

Berdasarkan konsep evidence menunjukan bahwa merokok menimbulkan efek yang


sangat membahayakan bagi janin. Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat
badan bayi. Efek merokok terhadap kejadian pre eklamsia, kelainan perinatal tidak cukup
terbukti. Hasil riset menunjukan satu atau lima diantara wanita hamil dilaporkan
merokok. Hingga seperempat wanita hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan
kunjungan antenatal yang pertama. Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok
sosial ekonomi rendah, paritas tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem
psikologis seperti depresi, stress, pekerja berat, dll. Merokok merupakan salah satu isu
penting yang sangat bagus dicermati saat kehamilan karena efek yang muncul diakibatkan
merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Merokok juga
sering dihubungkan dengan kejadian keberhasilan masa menyusui atau laktasi dan
memperpendek masa menyusui, meskipun dalam hubungan ini penyebabnya belum
diketahuidengan pasti.

Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting
untuk menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang
bahaya merokok. Pengeruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan
pada otak janin dan peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain mempunyai efek
membahayakan janin juga mambahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-penyakit yang
muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi,
arteriosklerosis, kanker paru dsb. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus
mendukung upaya untuk menghentikan merokok melalui kegiatan antenatal care, kelas
antenatal bagi perokok, mengurangi periklanan tentang rokok, area bebas merokok, dan
mengembangkan serta mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di
institusi atau tempat kerja masing-masing.

3) Alkohol dan kafein


Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu hamil dan merusak
janin, termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin dan menyebabkan
kelahiran premature. Tidak hanya pada peminum atau pemakai alkohol rutin, tetapi juga
pada pemakai alkohol yang tidak rutin atau insidental.

4) Kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak diinginkan.


Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan sex pra
nikah atau sex bebas. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kehamilan tidak
diinginkan juga dapat terjadi pada ibu dengan status marital atau pasangan suami istri
yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya
dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi. Kedua hal tersebut sama-sama member dampak
psikologis pada ibu hamil.

Reaksi wanita yang mengalami hamil di luar nikah :


v Melarikan diri dari tanggung jawab,melakukan abortus,membuang anaknya,
menitipkan anak ke orang lain atau panti asuhan.
v Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri.
v Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan.
(Kusniati,
Yuni,SST,.
Dkk.2010.Perawatan
hamil).yogyakarta:Fitramaya.)

Ibu

Hamil

(asuhan

ibu

B. Faktor Psikologis

1.

Stresor Internal dan Eksternal

Stressor internal
Stressor internal meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu
sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan

perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh
menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress
yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang
yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.

Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya
masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan
(respon negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan masih banyak
kasus yang lain.

2.

Support Keluarga

Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik
maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi
dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi
tertentu.
Dalam menjalani prose situ ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari
keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
3. Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)
Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas dan sangat
memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien yang mengalami
riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan diri sebagai
teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat bersandar bagi klien dalam masalah
kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.

4.

Partner Abuse

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah


wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus
selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan
membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan
nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya. (Fatmala,
Nourma
Kurnia.2011.Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kehamilan.

http://midwifemala.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html.27
Februari 2013)

C. Faktor lingkungan, sosbud dan ekonomi

1.

Kebiasaan dan Adat Istiadat

Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
kearifan local yang sudah berlaku di daerah tersebut.Penyampaian mengenai pengaruh
adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh
masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan
juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan
bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh
buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam
rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.

2.

Fasilitas Kesehatan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan
kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat,
sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat
menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).

2.

Ekonomi

Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang baik otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani

secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari


setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu.
Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan mendapatkan
banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer. (Fatmala, Nourma
Kurnia.2011.Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kehamilan.
http://midwifemala.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html.27
Februari 2013)

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat


usia kehamilan ibu hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal
sampai trimester terakhir kehamilan yaitu trimester III.
Perubahan-perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil diantaranya meliputi
sistem pencernaan, sistem perkemihan, dan muskuloskeletal yang berkembang sesuai
dengan kondisi janin yang ada di kandungan ibu.

a.
Pada sistem pencernaan di awal trimester timbul gejala morning sickness dan
berangsur membaik pada trimester selanjutnya, bahkan nafsu makan pun meningkat.
Mual (nausea) terjadi karena makanan lebih lama berada di lambung dan dicerna sangat
lambat di usus.Terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang
meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi.

b.
Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah menunjukkan gejala sering
buang air kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai trimester III. Perubahan
struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal [ estrogen dan progesteron ], tekanan yang
timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah.

c.
Pada sistem muskuloskeletal di awal kehamilan, perubahan-perubahannya tidak
begitu mencolok, tetapi seiring dengan bertambahnya umur kehamilan peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok
dan lebih sulit untuk bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.

Kadangkala, perubahan-perubahan tersebut membuat ibu tidak nyaman, tetapi selama


perubahan-perubahan tersebut tidak terlalu mengganggu aktivitas ibu, maka kehamilan
tersebut dianggap kehamilan fisiologis.

B. SARAN

Perubahan yang terjadi pada diri ibu merupkan hal yang lumrah jadi sebaiknya tidak
perlu di takuti hal ini di karnaka di dalam tubuuh ibu terdapat kehidupan lain selain
kehidupanya, sehingga tubuh perlu menyesuaikan diri dengan suasana baru tersebut .
Perubahanperubahan yang terjadi tidaklah akan permanen seiring berjalannya masa
kehamilan maka gejala-gejala yang di alami akan berbeda dan akan berahir dengan
sendirinya.

Diposkan oleh Dwi Septiani di 20.22


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Dwi Septiani
My name's Dwi septiani, you can call me Uci .
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

MATERI RISMA

Anatomi Organ Reproduksi Wanita memang cukup rumit karena terdapat dua
percabangan indung telur. Pada wanita normal, setiap bulan kedua indung telur ini
bergantian menghasilkan sel telur dan apabila tidak dibuahi, maka akan menjadi
menstruasi. Di dalam organ reproduksi wanita juga beberapa kelenjar yang mempunyai
peran masing-masing.
Bagi anda yang ingin mengetahui lebih lengkap anatomi Organ Reproduksi Wanita dan
Fungsinya, silahkan cermati penjelasan dibawah ini:
Rahim
Rahim (uterus) adalah Organ Reproduksi Wanita yang paling utama dengan salah satu
ujungnya adalah tabung falopian (tuba fallopi) dan ujung yang lainnya adalah leher
rahim (serviks). Rahim terletak di pelvis dan dorsal ke kandung kemih dan ventral ke
rectum. Alat Reproduksi ini ditahan oleh beberapa ligament. Di dalam rahim banyak
terdapat otot dan lapisan permanen jaringan otot yang paling dalam disebut
endometrium. Ketika wanita tidak dalam kondisi hamil, rahim hanya berukuran
beberapa centimeter.
Rahim berfungsi menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalam
endometrium dan mendapatkan makanan dari pembuluh darah. Ovum yang dibuahi
tersebut akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya menjadi fetus dan terus
berkembang hingga kelahiran setelah berusia Sembilan bulan. Pemasangan KB Spiral
untuk mencegah kehamilan juga didalam rahim.
Indung Telur (Ovarium)

Organ Reproduksi ini berupa kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita dan berjumlah
dua buah. Fungsi Ovarium adalah memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon
peptide dan steroid seperti progesteron dan estrogen. Kedua hormon tersebut akan
mempersiapkan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi sel sperma..
Hormon progesteron dan estrogen juga berperan memberikan sinyal pada kelenjar
hipotalamus dan pituari untuk mengatur siklus menstruasi. Sel telur yang telah
berovulasi akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak menuju rahim. Dan apabila ada
sperma yang masuk, sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan
terjadilah proses kehamilan.
Tuba Fallopi
Tuba fallopi (tabung falopi) adalah dua buah saluran halus yang menghubungkan
ovarium dengan rahim. Tuba falopi pada manusia adalah memiliki panjang antara 7
hingga 14 cm. Ketika sel telur berkembang di dalam ovarium, ia akan diselimuti oleh
folikel ovarium. Dan Apabila sel telur matang, maka folikel dan dinding ovarium akan
runtuh dan menyebabkan sel telur pindah memasuki tuba fallopi dan berlanjut ke dalam
rahim dengan bantuan cilia.
Leher Rahim (Serviks)
Leher rahim (serviks) adalah bagian dari Anatomi Organ Reproduksi Wanita yang
terletak di bagian bawah rahim. Fungsi Leher Rahim (Serviks) adalah membantu
perjalanan sperma dari vagina menuju ke rahim. Leher rahim juga mengeluarkan
beberapa jenis lendir dengan tugas yang berbeda-beda dan berada di daerah yang
berbeda-beda.
Vagina
Vagina adalah Organ Reproduksi Wanita yang paling luar, berbentuk tabung dan
menjadi penghubung rahim ke bagian luar tubuh. Alat Reproduksi dapat menghasilkan
berbagai macam sekresi, seperti cairan endometrial, keringat, oviductal, skene pada
vulva, cervical mucus dan lain-lain. Sekresi pada dinding vagina berfungsi untuk
meningkatkan gairah seksual pada wanita.
Ekosistem antara bakteri baik (95%) dan bakteri jahat (5%) di vagina yang tidak
seimbang disebabkan oleh diabetes mellitus, kontrasepsi oral, darah haid, antibiotika,
douching, cairan sperma, dan gangguan hormon seperti pubertas, kehamilan atau
menopause. Gangguan tersebut dapat menyebabkan infeksi dan tentu berbahaya untuk
wanita

Stay updated via RSS

Calendar
September 2012
M T W T F S S

3
10
17
24

1 2
4 5 6 7 8 9
11 12 13 14 15 16
18 19 20 21 22 23
25 26 27 28 29 30

ariekasri

Total Pengunjung
o

4,074 hits

search this site

Recent Posts

o
o

Siklus Menstruasi
Sistem Kardiovaskuler

Muskulus Abdominal

Pertumbuhan, Perkembangan Plasenta dan Janin

Pembentukkan ASI (Air Susu Ibu)

Archives
o

September 2012

Categories
o

Anatomi

Gizi Seimbang

Kehamilan

kesehatan reproduksi

Pembentukkan ASI

Sistem Kardiovaskuler

Uncategorized

Blogroll
o

Dosen Komputer

Egg Painting

Get Inspired

My Facebook

Stikes Bali

Sistem Kardiovaskuler
Posted: September 30, 2012 in Kehamilan, Sistem Kardiovaskuler
Tags: Kardiovaskuler, Peredaran Darah Janin

1. Sistem peredaran darah pada ibu hamil

Terjadi di Sistem Kardiovaskuler, pada minggu ke -5 Cardiac Output akan meningkat dan
perubahan ini tejadi untuk mengurangi resisten vaskuler sistemik. Selain itu, juga terjadi
peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke -10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga juga terjadi peningkatan preload. Perforima ventrikel selama kehamilan dipengaruhi
oleh penurunan resisten vaskuler sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas
vascular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan
progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vascular
perifer.
Vertrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilitasi untuk memfasilitasi perubahan Cardiac
Output, terapi kontrktilitasnya tidak berubah. Bersamaaan dengan perubahan posisi diafragma,
apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri, sehingga pada pemeriksaan EKG akan terjadi
deviasi aksis kiri, depresi segmen ST, dan inverse atau pendataran gelombang T pada lead III.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta
bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan
mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan
Cardiac Output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan
sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran. Penekanan aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi
terlentang pada akhir kehamilan.
Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke -6 8 kehamilan akan mencapai
puncaknya pada minggu ke 32 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume
plasenta akan meningkat kira kira 40 45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesteron dan
estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin angiotensin dan aldosteron. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit.
Eritropoetin ginjal akan meningkat jumlah sel darah merah sebanyak 20 30 % tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan
penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6 % perempuan bias
mencapai di bawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar hemoglobin di bawah 11 g/dl itu
merupakan suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi
dari pada dengan hipervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan
dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan
asupan zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan
zat besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata rata 6 7 mg/ hari.
Hipervolemia selama kehamilan mempunyai fungsi berikut :

Untuk menyesuaikanpembesaran uterus terhadap hipertrofi system vascular.


Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena dalam
posisi terlentang dan berdiri.

Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan.

Terjadi suatu autotransfusi dari system vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan


darah 500-600 ml pada persalinan pervaginam tunggal atau 1000 ml pada persalinan dengan
seksio sesarea atau persalinan pervaginam gemeli

Home
Prakehamilan

Kehamilan

Bayi

Batita

Balita

Resep Masakan

Konsultasi

Video

Tools Page

Perubahan Fisik Ibu Hamil di Trimester I

perubahan fisik ibu hamil, perubahan fisik ibu


hamil di trimester 1

TabloidNakita.com Tak hanya perubahan fisik luar yang akan terjadi selama kehamilan.
Perubahan fisik ibu hamil bagian dalam pun akan terjadi. Berikut beberapa perubahan fisik
ibu hamil di trimester I:
* MORNING SICKNESS
Dikatakan morning sickness karena keluhan ini kerap terjadi di pagi hari pada waktu bangun.
Diantaranya keluhan pusing kepala, mual hingga muntah. Keadaan ini akibat gangguan
metabolisme karbohidrat. Sebaiknya, bila serangan ini terjadi, minumlah air teh manis panas
sebelum bangun dan berjalan. Mual muntah juga bisa diatasi dengan ramuan alami.
* PERUBAHAN PENCERNAAN
Perut akan terasa kembung, juga akan terasa nyeri di perut bagian bawah saat usia kehamilan 12
minggu. Saat itu semua pengikat rahim akan terasa seperti ketarik, sehingga terasa nyeri dan
pegal-pegal.
Di daerah mulut pun akan terjadi perubahan, terutama jika terjadi mual dan muntah
berkepanjangan, maka bisa menjadi infeksi daerah gigi karena berkurangnya kalsium dalam
makanan. Terjadi juga hipersalivasi (pengeluaran air liur berlebihan), sehingga terkadang
menyulitkan untuk makan. Air liur ini dapat menyebabkan pembengkakan pada gusi (epulis).
* PERUBAHAN SIRKULASI DARAH
Selama kehamilan, hormon estrogen pun akan mengalami peningkatan. Nah, peningkatan ini
menyebabkan penyesuaian peredaran darah. Volume darah akan makin meningkat yang
menyebabkan pengenceran darah ibu dan menyebabkan penurunan hemoglobin darah.
* PERUBAHAN PEMBULUH DARAH
Akan tampak garis biru yang samar-samar di bawah kulit, pada payudara, dan perut. Itu adalah
kondisi normal saat hamil. Jaringan pembuluh darah mengembang untuk membawa darah lebih
banyak bagi kehamilan.
Tak perlu dikhawatirkan karena umumnya akan menghilang dengan sendirinya setelah
melahirkan.
* SEMBELIT
Karena anus tertekan rahim yang mulai membesar, maka akan membuat perubahan di daerah ini
pula. Tak heran bila Anda pun akan semakin sering kencing dan mengalami gangguan buang air
besar (sembelit). Hal ini terjadi pada kehamilan 12-14 minggu. Setelah usia itu, rahim akan
keluar dari rongga panggul, sehingga keluhan ini pun akan hilang.
Namun keluhan ini akan kembali lagi pada bulan menjelang persalinan. Pada saat itu,kepala
janin akan turun sehingga menekan saluran kencing dan anus. Ini lo atasi sembelit saat hamil.

* TEKANAN DARAH
Umumnya tekanan darah ibu hamil yang normal adalah 140/90. Selama masih mendekati angka
tersebut, kenaikan atau penurunan sebetulnya bukan masalah berarti. Dikatakan bermasalah/tidak
normal bila melebihi atau kurang dari angka tersebut. Jadipada kondisi hamil, yang
dipermasalahkan biasanya bukanlah naik turunnya tekanan darah, melainkan peluang terjadinya
lonjakan tekanan darah abnormal di atas 140/90. Ketidaknormalan tekanan darah ini bisa
berlanjut dengan munculnya keracunan kehamilan/preeklamsia.
Kalau sudah terkena preeklamsia ibu hamil harus mendapat penanganan saksama. Bila tidak,
ditakutkan akan berlanjut menjadi eklamsia yang bisa menyebabkan kematian pada ibu maupun
janinnya. Penanganan pertama yang dilakukan dokter terhadap ibu hamil yang tekanan darahnya
abnormal adalah mencari faktor pencetus ketidaknormalan tekanan darah tersebut.
Sedangkan tekanan darah yang tinggi saat hamil bisa jadi karena si ibu mempunyai "bakat"
tekanan darah tinggi. Kasus seperti ini disebut hipertensi dalam kehamilan. Bila benar "berbakat"
hipertensi, dokter akan melakukan pengontrolan tekanan darah si ibu secara intens. Ini penting
agar tidak menyebabkan komplikasi dalam kehamilan, maupun komplikasi terhadap janin
ataupun si ibu.
Selain itu, ada juga tekanan darah tinggi yang muncul karena kehamilan itu sendiri. Di sini si ibu
tidak "berbakat" hipertensi, namun selama hamil, tekanan darahnya mengalami kenaikan.
Penyebabnya, bisa karena faktor sosial ekonomi karena akan berimbas si ibu mengalami
kekurangan gizi. Bisa juga karena faktor genetik, atau adanya kelainan di sistem peredaran darah

Anda mungkin juga menyukai