IDENTITAS
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
:
:
:
:
:
Ny.A
44 tahun
Mamboro
URT
SMA
Nama Suami
Umur
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
:
:
:
:
:
Tn.S
37 tahun
Mamboro
wiraswasta
SMA
ANAMNESIS
G0P 0A1
HPHT
Perkawinan
: 2-11-2014
: pertama, 2 tahun
Menarche
: 12 tahun
: sakit sedang
: compos mentis
: 60 kg
: 158 cm
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
:
:
:
:
110/70 mmHg
80 kali/menit
20 kali/menit
36,5 C
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap:
RBC
HCT
21,5 % (N)
PLT
MCV 71 fL ()
MCH 22,3 pg ()
BT : 5 ( 1-5 menit)
CT : 8 (5-15 menit)
DIAGNOSIS
Tumor Uterus ( Mioma Uteri ) + Anemia
RENCANA TINDAKAN
PROGNOSIS
Dubia
Pembimbing Klinik
KoAss
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis pada kasus ini didasakan pada anamnesis hingga pemeriksaan
fisik dan penunjang. Pada kasus ini wanita 44 tahun G0P0A1, dengan keluhan timbul
benjolan di perut yang baru disadari sejak sebulan terakhir. Pasien mengakui sering terjadi
pengeluaran darah yang banyak saat menstruasi, berwarna merah segar dan lamanya 9 hari
kadang disertai nyeri perut dan haid tidak teratur sejak 1 tahun terakhir. Awalnya perut pasien
terasa keras dan secara perlahan-lahan timbul benjolan diperut. Benjolan pada perut tidak
nyeri.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, pada palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan (-)
suprapubik, teraba massa kenyal 1 jari dibawah pusat, permukaan berbenjol-benjol. Pada
pemeriksaan VT teraba porsio dengan konsistensi kenyal, teraba permukaan licin, tidak ada
pembukaan, nyeri goyang (-), tidak teraba massa, pelepasan : darah segar. Pada pemeriksaan
inspekulo, tampak porsio dengan permukaan licin, warna merah muda, fluor (-), perdarahan
(-), erosi (-). Pemeriksaan penunjang yaitu USG mendukung diagnosa mioma uteri
. Pada pasien ini, didapatkan beberapa faktor resiko, tanda dan gejala terkait kejadian
mioma uteri, diantaranya :
Umur
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada
wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis
antara 35-45 tahun.
Paritas
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai
saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya
mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah kedua keadaan ini saling
mempengaruhi. Pada kasus ini pasien belum hamil dalam usia pernikahan 2 tahun.
Faktor ras dan genetik
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri
tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat
keluarga ada yang menderita mioma.
Tanda dan gejala yang didapatkan :
a. Perdarahan uterus abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat
juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini, antara
lain adalah :
Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno
karsinoma endometrium.
Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara
serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang
dilakukan adalah Darah Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb.
Pemeriksaaan lab lain disesuaikan dengan keluhan pasien.
b. Imaging
Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus.
Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan
Pada pasien ini, direncakan penanganan dengan tindakan operatif, yaitu akan dilakukan
miomektomi. Namun pasien mengalami anemia dimana Hb < 10 g/dl, histerektomi di tunda
hingga Hb lebih dari 10 gr/dl. Penyebab anemia pada pasien ini kemungkinan karena pasien
yang selalu mengalami perdarahan yang banyak saat menstruasi.
Pemilihan tindakan operatif didasarkan pada beberapa indikasi menurut ACOG
(American Association of Obstetricians and Gynecologist) dan ASRM (American Society for
Reproductive Medicine), diantaranya :
Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun karena oklusi tuba