Ruangan
: Kamar Bersalin
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. D
Umur
: 28 tahun
Umur
: 40 tahun
Alamat
: Jln.tekukur No.14A
Alamat
: Jln.tekukur No.14A
Pekerjaan : Honorer
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan: S1
Pendidikan
: SMA
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama :
Pasien masuk rumah sakit sakit dengan keluhan sakit perut tembus belakang,
makin lama makin kuat dan sering. Riwayat keluar darah & lendir (+), riwayat
keluar air sediki-sedikit (+).
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien GII PI AO usia kehamilan 38-39 minggu masuk rumah sakit dengan
keluhan sakit perut tembus belakang sejak tadi sore pukul 16:00, pelepasan darah
dan lendir (+), keluar cairan dari jalan lahir (+) sejak pukul 19:00, pergerakan bayi
(+). Riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil tidak ada, riwayat darah tinggi
pada kehamilan sebelumnya tidak ada, pandangan mata kabur tidak ada, kaki
bengkak maupun kejang tidak ada. Ibu mengatakan bahwa pernah melakukan
USG di dokter kandungan dan dinyatakan bayinya kembar.
Mengalami perdarahan post partum sekitar pukul 03.35 WITA. Perdarahan
aktif sekitar 550 cc. Riwayat persalinan spontan LBK+ gemelli pukul 03.30
WITA. Riwayat persalinan lama, jarak antara lahir bayi 1 dan bayi 2 sekitar 3 jam.
Plasenta lahir lengkap, tidak ada robekan perieneum. Perdarahan diduga dari
ruptur portio. Pasien mengeluh pusing dan badan terasa lemah.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
KU
: Sakit sedang
Kesadaran: Compos mentis
B.
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 90kali/menit
Respirasi
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,5 C
C. Haid :
Manarche : 12 tahun
HPHT : ?- September 2014
Lama haid : 6-7 hari
TP
: ?- Juni 2015
Siklus
: 28-30 hari
D. Perkawinan : Pertama (4 Tahun)
E. Riwayat Obstetrik :
1. Aterm (3 tahun), (laki-laki), (BBL 3000 gr), PPN SPT-LBK, ditolong
bidan di klinik bersalin.
2. Anak II : Hamil sekarang
IV. PEMERIKSAAN OBSTETRI
Abdomen : Perut tampak membuncit simetris, kontraksi uterus (+)
Pemeriksaan Luar :
LI : Fundus uteri teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus (TFU : 43
cm)
LII : Teraba daerah yang keras dan rata di sebelah kanan (punggung). Teraba
bagian daerah yang keras dan rata disebelah kiri (punggung)
Pemeriksaan Dalam :
- Perineum utuh
- Vulva/vagina
- Porsio
- Ketuban
- Bagian terdepan
- Penurunan
- Panggul dalam kesan
V.
Pengeluaran
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Urinalisis : Protein (-)
DL
: RBC : 4,58
WBC : 11,2
HGB : 11,6
HCT : 28,7
PLT : 290
LAPORAN PERSALIANA
17 Juni 2015 Jam 00.00 WITA
Pemeriksaan dalam pembukaan lengkap, ketuban (-) sisa ketuban warna
Evaluasi :
Perineum utuh
VI.
DIAGNOSIS
PIIA0 + Post partum SPT-LBK + Gemelly + Ruptur Portio
VII.
RENCANA TINDAKAN
- Observasi keadaan umum, tanda vital dan perdarahan
- Pemasangan infus Ringer Laktat 30 tpm
- Cek Hb, jika Hb < 8 g/dLlakukan transfusi PRC
- Dilakukan hecting angka 8 di porsio arah jam 7
- Kontrol perdarahan, dipasang tampon roll 1 buah, dan direncanakan
-
VIII. PROGNOSIS
Dubia
Pembimbing Klinik
KoAss
DISKUSI
Portio uteri merupakan jaringan yang mudah mengalami perlukaan saat persalinan.
Ruptur dapat menimbulkan perdarahan yang banyak khususnya bila jauh ke lateral karena
pada tempat ini terdapat ramus desenden dari arteri uterina. Perlukaan dapat terjadi pada
persalinan normal tapi lebih sering terjadi pada persalinan dengan tindakan pada pembukaan
persalinan belum lengkap. Selain itu robekan portio dapat terjadi pada persalinan prepitatus.
Pada partus ini kontraksi rahim kuat dan sering didorong keluar dan pembukaan belum
lengkap. Selain itu persalinan dengan batuan alat seperti vakum dan partum lama juga dapat
menyebabkan terjadinya ruptur portio.
Dicurigai terjadi ruptur portio bila pasca persalinan kontraksi uterus baik, plasenta
lahir lengkap, perineum utuh atau ruptur prineum telah terjahit baik namun terjadi perdarahan
aktif dan segar. Diagnosis ruptur portio ditegakkan dengan pemeriksaan spekulum, dapat
dijepit dengan cunam atromatik. Kemudian diperiksa secara cermat robekan tersebut.
Pada kasus ini ruptur portio ditegakkan saat evaluasi, dimana ditemukan perdarahan
aktif dan kemudian dilakukan inspekulo dan ditemukan robekan portio diarah jam 7 dengan
panjang sekitar 5 cm. Kemungkinan terjadinya ruptur pada pasien ini karena pasien selalu
mengedan sebelum pembukaan lengkap dan bayi yang dilahirkan gemelly.
Bila ditemukan adanya ruptur yang memanjang,maka dilakukan hecting interuptus
ataupun jahitan angka 8 dari ujung paling atas terus ke bawah. Perawatan perlukaan pada
rupur portio dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Biasanya hecting dilakukan jika
robekan lebih dari 1 cm.