Tutorial
Tutorial
SKENARIO
NY.S datang dengan keluhan demam 3 hari yang lalu disertai
Demam meningkat dari sore hari sampai malam hari, pasien
mengeluh tidak nafsu makan karena panca indra pengecap pahit
disertai pusing, dan mual , BAB tidak lancar, BAK lancar, badan
terasa pegal, lemas, lesu dan letih.
1.3. KATA KUNCI
1. Demam 3 hari yang lalu disertai mengigil
2. Demam meningkat dari sore hari sampai malam hari
3. Tidak nafsu makan
4. Pengecapan terasa pahit
5. Pusing dan mual
6. Badan terasa pegal, lemas, lesu, letih.
1.4. PERTANYAAN
1. Definisi typoid ?
2. Etiologi dan epidemiologi?
3. Patofisiologi typoid ?
4. Manifestasi klinis ?
5. Cara mendiagnosis ?
6. DD
7. Pemeriksaan Penunjang ?
8. Penatalaksanaan ?
BAB II
LAPORAN KASUS
NamaLengkap
: Ny. S
Usia
JenisKelamin
Agama
: Islam
Alamat
:Desa Cigadung
Status Menikah
: 66 Tahun
: Perempuan
: Menikah
2.2. ANAMNESIS
KeluhanUtama
Demam 3 hari
KeluhanTambahan
Pusing
Mual
RiwayatAlergi :Pasien menyangkal ada riwayat alergi baik obatobatan, makanan,dan cuaca.
Kesadaran
Tanda Vital
: compos mentis
Tekanandarah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,1 oC
STATUS GENERALISATA
Kepala
: Normocephal
Rambut
Mata
Telinga
(-/-)
Hidung
Mulut
Lidah
Pemeriksaan saraf :
N. Fascialis : lagophtalamus (-/-)
N. radialis
N. Ulnaris
BAB III
Pembahasan Teori
1. Definisi
Penyakit typoid
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Demam paratifoid adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh
Salmonella paratypahi A,B, dan C. Gejala dan tanda kedua penyakit tersebut hampir sama,
tetapi manifestasi klinis paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit diatas disebut tifoid.
Terminologi lain yang sering digunakan adalah typhoid fever, paratyphoid fever, dan
paratyphus abdominalis atau demam enterik.
2. Epidemilogi
3. Etiologi
Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri
Gram-negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella, dan tidak membentuk spora. Bakteri ini
akan mati pada pemanasan 57oC selama beberapa menit. Kuman ini mempunyai 3 antigen
yang penting untuk pemeriksaan laboratorium, yaitu :
o Antigen O (somatik)
o Antigen H (flagela)
o Antigen K (selaput)
Menurut nomenklatur yang baru, Salmonella dibedakan menurut adanya keterkaitan
DNA, sehingga sekarang hanya terdapat dua spesies Salmonella yaitu Salmonella bongori
danSalmonella enterica.
Salmonella enterica mempunyai 2000 serovar atau strain dan hanya sekitar200 yang
berhasil terdeteksi di Amerika Serikat. Dari sekian banyak strain, salmonella enterica serovar
Typhimurium dan salmonella enterica serovar Entiriditis adalah strain yang paling banyak
diketemukan
Manifestasi klinis demam tifoid tergantung dari virulensi dan daya tahan tubuh. Suatu
percobaan manusia dewasa menunjukan bahwa 10 mikroba dapat menyebabkan 50%
menderita sakit. Meskipun 1000 mikroba juga dapat menyebabkan penyakit.
Masainkubasinya adalah 10-20 hari, meskipun ada yang menyebut angka 8-14 hari. adapun
pada gejala gastroenteritis yang diakibatkan oleh paratifoid, maka inkubasinya berlangsng
lebih cepat yaitu sekitar 1-10 hari
Mikroorganisme dapat ditemukan dalam tinja dan urin setelah 1 minggu demam. Jika
penderita diobati dengan benar maka kuman tidak akan ditemukan pada pada tinja dan urin
pada mingguke 4, akan tetapi jika masih terdapat kuman pada minggu ke 4 melalui
pemeriksaan kultur tinja maka penderita dinyatakan carrier. Seorang carrier biasanya berusia
dewasa, sangat jarang terjadi pada anak. Kuman salmonella bersembunyi dalam kandung
empedu orang dewasa. Jika carrier tersebut mengkonsumsi makanan berlemak, maka cairan
empedu akan dikeluarkan kedalam saluran pencernaan untuk mencerna lemak bersamaan
dengan mikroorganisme. Setelah itu cairan empedu dan mikroorganisme dibuang melalui
tinja yang berpotensi menjadi sumber penularan penyakit.
dibuat berdasarkan adanya salmonella dari darah melalui kultur. Karena isolasi salmonella
relatif sulit dan lama maka pemeriksaan serologi widal untuk mendeteksi antigen O dan H
sering dipakai sebagai alternatif, meskipun sekitar 30% penderita menunjukan titer yang
tidak meningkat. Pemeriksaan widal akan menunjukkan hasil yang signifikan apabila
dilakukan secara serial per minggu,dengan adanya peningkatan titer sebanyak 4 kali. Nilai
titer yang dianggap positif demam typoid tergantung dari titer endomisitas daerahnya.
Nilai standar uji widal O positif yang berbeda-beda, misalnya jakarta titer >1/80.
Yogjakarta > 1/60, Surabaya : titer >1/60, Makasar >1/320 dan manado > 1/80.
5.Pengobatan
A. Pemberian Antibiotik
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh kuman penyebab demam tifoid. Obat sering
dipergunakan adalah :
1. Kloramfenikol 100 mg/kg BB/hari/4 kali selama 14 hari
2. Amoksilin 100 mg/kg BB/hari/4 kali
3. Kotrimoksazol 480 mg 2x2 tablet selama 14 hari
4. Sefalosporin generasi II dan III
6.Pencegahan
Kebersihan makanan dan minuman sangat penting dalam pencegahan demam tipoid.
Merebus air minum dan makanan sampai mendidih juga sangat membantu. Sanitasi
lingkungan, termaksud pembuangan sampah dan imunisasI, berguna untu mencegah
penyakit. Secara lebih detail, strategi pencegahan dalam tifoid mencangkup hal-hal
berikut :
1. Penyediaan sumber air minum yang baik
2. Penyediaan jamban yang sehat
3. Sosialisasi budaya cuci tangan
4. Sosialisasi budaya merebus air sampai mendidih sebelum diminum
5. Pemberantasan lalat
6. Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman
7. Sosialisasi pemberian ASI pada ibu menyusui
8. imunisasi
imunisasi yang dianjurkan di indonesia. Akan tetapi program ini masih belum
diberikan secara gratis karena keterbatasan sumber daya pemerintahan indonesia.
Imunisasi rutin dengan vaksin tifoid pada orang yang kontak dengan penderita seperti
anggota keluarga dan petugas yang menangani penderita tifoid, dianggap kurang bermanfaat,
tetapi mungkin berguna bagi mereka yang terpapar oleh carier. Vaksin oral tifoid bisa juga
memberi perlindungan parsial terhadap demam paratipoid, karena sampai saat ini belum
ditemukan vaksin yang efektif untuk demam paratifoid.