A. Kehamilan
Masa kehamilan dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai bulan kesembilan (Depkes, 2007).
1. Perubahan pada tubuh ibu hamil
a. Trimester pertama
Tanda-tanda fisik yang kadang dapat terjadi pada ibu adalah
perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada
saat embrio melekat pada lapisan uterus. Perdarahan ini biasanya kurang
dari jumlah haid normal. Perubahan fisik lain adalah nyeri dan
pembesaran payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat dan
sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3 bulan berikutnya.
Morning Sickness berupa mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8
minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Setelah 12 minggu
pertumbuhan janin dalam uterus dapat dirasakan ibu di atas simpisis
pubis. Ibu mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg salam
kehamilan trimester pertama (Depkes, 2007).
b. Trimester kedua
Uterus akan terus membesar. Setelah 16 minggu uterus biasanya
berada pada pertengahan antara simpisis pubis dan pusat. Berat badan ibu
bertambah sekitar 0,4-0,5 kg/minggu. Ibu akan mulai merasa mempunyai
banyak energi. Pada 20 minggu fundus uteri berada dekat dengan pusat
(2-3 jari bawah pusat). Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu
mulai merasakan gerakan janinnya. Tampak perubahan kulit yang
normal, berupa cloasma, linea nigra dan striae gravidarum (Depkes,
2007).
c. Trimester ketiga
Pembesaran uterus terus bertambah. Pada minggu ke 28 fundus
uteri berada pada 3 jari di atas pusat antara pusat dan processus xiphoid.
Pada minggu ke 32, fundus uteri berada pada pertengahan pusat dan
processus xiphoid (Px). Minggu ke 36, fundus uteri mencapai 3 jari di
bawah Px. Payudara terasa penuh dan lunak. Sering kencing kemabli
terjadi. Sekitar minggu 38 janin mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Sakit punggung dan sering kencing meningkat akibat tekanan uterus
terhadap kandung kencing. Tidur mungkin menjadi sulit. Terasa kontraksi
braxton hicks (His palsu) yang meningkat (Depkes, 2007).
B. Pengertian Antenatal Care
Definisi asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu
proses
kehamilan
dan
persalinan
yang
aman
dan
memuaskan.
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif. Dalam
pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal 14T,
yang terdiri atas (Depkes, 2007):
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 )
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung
dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan kenaikan berat
badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu
mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah ( T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90
mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi. Preeklampsia adalah hipertensi
(140/90 mmHg) dan proteinuria ( > 300/24 jam urin) yang terjadi setelah
Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak
melintang fundus uteri teraba kosong. Hubungan tinggi fundus uteri dan
tuanya kehamilan (Depkes, 2007):
Perkiraan usia kehamilan setelah minggu 24, cara yang paling efektif
adalah dengan menggunakan pita ukuran. Ukur tinggi fundus uteri
dengan pita ukuran dari simfisis pubis ke fundus uteri.
Rumus:
Tinggi fundus uteri dlm cm = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Tabel. 1 Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai minggu
Jarak
dari
simfisis
24-25 cm
26,7 cm
29,5 30 cm
31 cm
32 cm
33 cm
37,7 cm
22 28 Minggu
28 Minggu
30 Minggu
32 Minggu
34 Minggu
36 Minggu
40 Minggu
b. Leopold II
Untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil
janin. Caranya, letakan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan
bagian terkecil janin.
tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas simpisis
pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi janin dan bagian apakah
yang menjadi presentasi tersebut.
hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam
Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.
5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Manfaat imunisasi TT ibu hamil
adalah melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat dan
melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Jarak
pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Efek samping imunisasi TT Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti
nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah
antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada
bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek
samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak
perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000; Saifuddin dkk, 2001)
Tabel 2. Jadwal Pemberian TT
Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu ditentukan status kekebalan /
imunisasinya. Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka
statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4
minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3
kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ketiga
(interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnnya T3, status T4
didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis
ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1
tahun dari dosis ke 4). Selama hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka
hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4
minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan
berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntikan
TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan
(bukan 4 minggu/1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan
satu kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan. Bila
statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal
1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat
diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari setahun
dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena telah
mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun). Walaupun tidak hamil
maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan
mendapatkan dosis TT hinggga tercapai status T5 dengan interval yang
ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang
akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan
aktif terhadap tetanus.
6. Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan
minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan Anemia, maka
harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11
gr% atau lebih.
7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory) merupakan
screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Janin yang terinfeksi dapat mengalami gejalanya saat lahir atau
beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa pembesaran hati dan limpa,
kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran kelenjar getah bening dan gangguan
1) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan prematur, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan
dengan tindakan (dengan forcep, vakum ekstraksi atau operasi caesar).
2) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan.
3) Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
4)
5)
6)
7)
badan, kesadaran.
Adanya anemia, cyanose, ikterus atau dyspnoe.
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, nadi dan RR.
Oedema
TB
BB
Refleks
Pemeriksaan labolatorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb,
Leopold III
Leopold IV
c) Perkusi
Pemeriksaan perkusi refleks patella adalah pemeriksaan dengan
pengetukan pada tendon patella menggunakan palu refleks. Pada
kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi reaksi
refleks, jika reaksi negative kemungkinan ibu hamil mengalami
kekurangan vitamin B1. Vitamin B1 penting untuk fungsi saraf.
Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan gangguan saraf pusat
seperti beri-beri atau gangguan saraf tepi seperti kesemutan, kejang
otot dan bengkak.
d) Auskultasi
Digunakan stetoskpo atau doppler, untuk mendengar bunyi jantung
janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta dan
bising usus.
Dengarkan DJJ dengan menempelkan stestoskop monoaural pada
dinding perut ibu sesuai posisi punggun janin. Taruh di lapisan
perut ibu yan tipis yaitu sekitar 3 cm di bawah pusat. Dengarkan
setiap 5 detik sebanyak 3 kali pemeriksaan, interval 5 detik diatara
perhitungan.
Kemudian
jumlahkan
dan
kalikan
untuk
tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan
berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan
untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamil dan keluarganya.
Beberapa informasi penting tersebut adalah (Adriaansz, 2008):
1. Nutrisi yang adekuat
a. Kalori : Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya
adalah 2500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang
dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan
secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil dan
keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan
hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia.
Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg
selama hamil. Jenis makanan yang sehat dan variatif selama kehamilan
diantaranya adalah (Adulgopar, 2009):
Buah dan sayuran.
Makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang.
Protein seperti daging, ikan, kacang.
Makanan berserat yang dapat ditemukan di roti gandum, buah, sayur.
Susu dan keju.
Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin yang dikandung
diantaranya (Adulgopar, 2009):
Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi yang
bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin).
Makanan mentah atau setengah matang karena risiko toksoplasma.
Ikan yang mengandung metilmerkuri dalam kadar tinggi seperti hiu,
marlin, yang dapat mengganggu sistem saraf janin.
Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, kola dibatasi 300
mg per hari.
kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein
dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot
dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju,
yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan
riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
d. Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan
oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran
melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga
konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu
hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat besi yang diberikan dapat berupa
ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. Kekurangan zat
besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Selain
suplemen, zat besi juga terkandung pada daging, telur, kacang, sayuran
hijau, gandum, dan buah-buahan kering. Suplemen besi sebaiknya
dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti
jus jeruk untuk meningkatkan penyerapan.
e. Asam folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi
pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah
400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil
dan selama kehamilan melindungi dari gangguan saraf pada janin
(anensefali, spina bifida). Makanan yang bnyak mengandung asam folat
sayuran hijau dan kuning (memasaknya tidak boleh terlalu lama), buah
pisang, strawberry, jeruk, dan Jenis kacang seperti kacang hijau kacang
polong, kacang tanah, kacang panjang dan kedelai direkomendasikan
sebagai makanan yang kaya akan asam folat.
2. Perawatan payudara
yang berakibat pada anoksia bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas,
kelainan kongenital dan solusio plasenta.
5. Olahraga selama kehamilan
Latihan teratur selama kehamilan dapat mempersiapkan fisik maupun
mental yang baik untuk persiapan persalinan maupun ketika bayi sudah lahir
nanti. Merawat bayi baru lahir dapat mengakibatkan stress dan kelelahan. Latihan
fisik secara teratur mencegah rasa tidak nyaman, meningkatkan tenaga, dan
meningkatkan kesehatan.
Latihan yang diperlukan adalah latihan yang nyaman dan tidak membuat
tubuh mengeluarkan energi terlalu besar. Berenang dan bersepeda dapat dilakukan
selama kehamilan. Jalan-jalan dan aerobic low impact dapat ditoleransi. Berjalan
adalah olahraga yang baik untuk pemula. Berjalan memiliki efek seperti aerobik
namun tanpa beban berat pada persendian. Pakailah jenis sepatu yang nyaman
ketika berolahraga. Latihan dapat mengurangi ketidaknyamanan selama
kehamilan seperti konstipasi, pegal pada punggung, mudah lelah, bengkak pada
kaki, dan varises vena.
Hindari olahraga yang melakukan gerakan berbaring dengan punggung
sebagai dasarnya, olehraga yang dapat mengakibatkan jatuh atau trauma pada
perut, dan olahraga dengan beban persendian yang berat. Hindari mengangkat
beban berat diatas kepala dan melakukan gerakan yang mengakibatkan
peregangan dari otot punggung. Pada triwulan 2 dan 3, hindari latihan yang
melibatkan gerakan berbaring di punggung karena akan menurunkan aliran darah
ke rahim.
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul antara lain (Nurarif, 2013):
a. Ansietas
b. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan nafsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
c. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
d. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal.
K. Rencana Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada
konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan
tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kecemasan
berkurang/hilang.
Intervensi:
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan.
Rasional: mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan
arah dan kemungkinan pilihan/ intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional: dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan
membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi
secara positif terhadap pilihan.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional: kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi.
Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah
melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
Rasional: dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2. Keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Intervensi:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit.
Rasional: kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
suplemen vitamin dan zat besi setiap hari.
Rasional: Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.
aldosteron
dan
kadar
cairan,
mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
4. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang.
Intervensi:
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
Rasional: data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.
b. Kaji status pernapasan klien.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.