Anda di halaman 1dari 5

Tahun 2092, setelah kehancuran besar menghantui semua umat manusia,

mereka yang diberkahi kesempatan kedua bagaikan terjebak dalam penjara


kumuh nan sempit bernama dunia, tiap-tiap manusianya masih berusaha lari dari
kenyataan bahwa mereka hidup dalam bayang-bayang kematian. Manafios,
Ditresika, Nafdas, dan, Illian hanyalah beberapa kota yang mampu bertahan
dengan kemampuan mereka sendiri. Harapan yang lama pudar kembali setelah
kaki-tangan mungil menemukan sebuah berkah dari tanah yang tetutup abu
peperangan.
Kekuatan itu mereka pertahankan, harapan kecil yang punya energi besar
bahkan untuk menjaga satu kota besar. Sebuah berlian yang bahkan dalam
literatur-literatur tak pernah ditemukan, mereka
yang tersanjung dengan
kemilau harapan menyebutnya, crystal. Dianggap sebagai peninggalan dari dewi
kematian, Lacrima, untuk tanah-tanah gersang yang ada pada dunia penuh dosa
milik manusia.
Setiap kota-kota besar yang tersisa, dijaga oleh Crystal yang memiliki nama
tersendiri disetiap daerahnya. Semenjak saat itu, dunia yang sekarang tak lagi
mengeluarkan binar kesombongan, namun juga tak pernah meredupkan rasa
tamaknya.
Ancaman untuk daerah yang bertahan tak berhenti disana.
Karena yang mengawali bencana adalah manusia.
=
Based on Reality of a Fantasy
Fabula Nova Crystalis: Final Fantasy XV
.
.
=
Tuan?
Han Bin berbalik memandang sahabatnya, ia mengangkat alis kemudian
menggelengkan kepala dengan kuat, tak setuju dengan suatu hal yang bahkan
tak dimengerti oleh sahabatnya sendiri.
Berhenti memanggilku dengan sebutan tuan, Dong Hyuk, Han Bin berucap
dengan nada tak suka, kerutan di dahinya punya arti yang sama, dan
sahabatnyaDong Hyukhanya bisa tertawa dengan canggung, bingung
memilih mana yang harus ia dahulukan, etika atau pertemanan.
Saya bisa dibunuh oleh Tuan Kim, bisik Dong Hyuk dengan nada rendah,
menyebabkan Han Bin memandang ke arahnya dan menyorongkan tubuh,
mendekat.
Tidak jika kau tidak bilang padanya, Dong Hyuk-ah! senyum lebar milik Han Bin
terlukis dengan jelas, gigi-giginya terlihat, dan pukulan kecil yang ia berikan
pada pundak Dong Hyuk menggambarkan kedekatan mereka.
Han Bin, anak terakhir sekaligus satu-satunya putra angkat raja Manafios, sang
pewaris tugas untuk mengemban tugas sebagai custos vel vitrumsang penjaga

Crystal. Ia tak suka saat orang memandang tinggi dirinya, berasal dari salah satu
sudut paling menakutkan di dunia membuatnya membenci kekuasaan. Awalnya
ia tak mengerti mengapa puluhan orang-orang dengan baju zirah baja mengkilat
mendatangi gubuk reyot milik ibunya, membawa sebuah perintah untuk
membawanya pergi, kemudian dalam hitungan malam ia menjadi bagian
keluarga kerajaan, dan bagi Han Bin kecil ia agaknya tak akan paham.
Tapi kini ia paham.
Dong Hyuk, sampai kapan semua ini akan terus bertahan? bertanya dengan
nada rendah, sepasang matanya menatap jauh horizon yang berwarna orangekemerahan, pertanda matahari di ujung barat mulai kembali ke selimut malam.
Dong Hyuk benci melihat pemuda itu merendah, selayaknya kehilangan rasa
percaya dan gairah untuk hidup, ia tak ingin lagi melihat orang yang berharga
baginya kehilangan jiwa dari sorot cahaya mata mereka. Kehilangan memang
tidak abadi adanya tapi, kehilangan menyita waktu untuk menutup luka yang
terbuka. Bibir pemuda dengan wajah bijak itu agaknya mulai gatal, tapi dalam
otaknya berputar-putar etika, ia tak ingin merendahkan etikanya walaupun pada
sahabatnya sendiri.
Semua punya waktu, tapi kita tidak pernah tahu, disaat-saat terakhir Dong
Hyuk tak lagi bisa menahan mulutnya untuk tidak bercakap, barisan kalimatnya
keluar tanpa daya, begitu juga pundaknya yang turun tanpa kebanggaan yang
selalu ia emban, ia juga ragu kapan semua hal yang ia lihat akan hilang, baginya
pertanyaan dari Han Bin juga pertanyaan yang sama yang selalu berputar dalam
kepalanya.
Kapan dunia yang rapuh ini akan hancur?
Kapan kiamat akan datang?
Dong Hyuk, suksesi primer harus dituang untuk bumi ini, dan itu artinya...
Suara milik Han Bin menghilang di akhir, kemudian ia berbalik menghadap Dong
Hyuk yang ada di belakangnya, sepasang matanya meredup, hingga akhirnya
dagu milik pemuda itu kembali terangkat.
Kita...harus musnah dari muka bumi.
==
Puluhan hingga ratusan kaki kuda bergerak liar, menghentak-hentak tanah
hingga debu mulai naik ke udara, penunggangnya membawa baja-baja berkilat,
Yzmir* berada paling depan, mengendarai mobil besar berwarna hitam,
wajahnya tampak angkuh dan dipenuhi harga diri yang tinggi. Matahari sama
sekali belum beranjak dari balik selimut timur, namun 4 pleton pasukan hidup
mulai bergerak, menuju ke utara yang lebih dingin, satu arah ke utara sambil
membawa senapan-senapan berkilat di punggung masing-masing.
Jangan hentikan langkah kalian walau terasa ingin mati!
Propaganda dari Yzmir disambut teriakan riuh milik prajurit, sebuah alunan kata
yang putus-putus terdengar menggema hingga langit. Sang Yzmir tersenyum
senang, kilasan senyum puas miliknya terkembang dari balik tudung putih yang
menutupi wajahnya. Dihirupnya dalam-dalam aroma udara pagi yang dingin

menusuk tenggorokan kemudian dengan cepat dihela kuat-kuat, bagaikan


menghela kemenangan atas tanah penuh kebahagian.
Tanah itu bernama, Manafios.
==
skipped
==
NOONAA!
Han Bin berlari begitu melihat kakak perempuannya sendiri terkapar di lantai,
berusaha bergerak lemah dengan susah payah. Wajah mungil milik kakaknya
pucat pasi, tapi di sana masih terbersit keberanian yang membakar, walaupun
begitu, seulas kekhawatiran terlihat di matanya saat Han Bin dan Dong Hyuk
berlari mendekat dan membantu dirinya untuk duduk.
Noona, apa yang terjadi?! nadanya sama sekali tak terdengar tenang, ia panik,
panik dengan suara dentuman dan tembakan di luar dan keadaan sang kakak
yang tak terlihat baik.
Han Bin, segera keluar dari sini, pergi dari kota ini secepat mungkin! Dara
mencengkram erat lengan Han Bin, setengah mati ia mencoba untuk duduk
dengan tegak, Bawa lari Noctis bersama mu, temukan orang yang bisa
menghancurkannya!
Kenapa Noona? Bagaimana denganmu dan Hyung!? dentuman keras terdengar
kembali, bersama ratusan derap langkah, Dara tak menjawab, sepasang
matanya memandang ke arah ujung lain koridor.
Ia mengabaikan pertanyaan Han Bin kemudian memejamkan mata, Pergilah,
aku tidak akan mati frater.
Han Bin masih tak paham, namun ia tak bisa membantah kakaknya, dadanya
sesak akan pertanyaan, namun bibirnya sama sekali tak ingin bergerak. Tapi ia
tak akan semudah itu melarikan diri, ia tak dijuluki sebagai custos vel vitrum
tanpa alasan, dan siapapun yang berani mengusik tanahnya dan kerajaannya tak
akan diampuni.
Noona, biarkan aku membantumu, lirih namun bisa didengar jelas oleh Dara,
seketika Dara membuka matanya, berusaha mencegah adik laki-lakinya untuk
turun tangan dalam keadaan chaos yang kini mereka hadapi, namun sepasang
tangan milik Dong Hyuk menahannya.
Nona, Tuan Han Bin tidak akan terluka, saya berjanji, dengan nada yang
lembut namun meyakinkan, Dong Hyuk menahan Dara untuk menghentikan Han
Bin.
Sorot mata milik sang putri terlihat begitu khawatir, namun ia tak bisa
membantah, tatapan Dong Hyuk dan janjinya membuat sedikit demi sedikit rasa
khawatir itu mengendap di dasar logikanya. Ia tak menjawab janji Dong Hyuk,
namun bukan berarti ia tak punya syarat untuk janji itu.
Dong Hyuk, berjanjilah padaku kau akan selalu berada di sisinya.

Pemuda itu terkejut, tapi dengan sekejap air wajahnya beriak, tersenyum bijak
dan mengangguk.
Saya berjanji, Nona.
==
TEMUKAN MEREKA! BUNUH SEMUA YANG MENGHALANGI JALAN KALIAN!
Bunyi gemericik selongsong peluru berpadu dengan dentum tembakan timah
panas ke segala arah, sayup-sayup terdengar teriakan-teriakan nyaring
skipped
==
Serdadu mereka berhenti bergerak, gentar begitu melihat seorang pemuda
custos vel vitrum berdiri tegak dengan wajah datar, bayangan pedang yang
berputar di sekeliling Han Bin terlihat jelas di tanah, namun tak sedikitpun
terlihat oleh para serdadu itu. Seketika tembakan beruntun terdengar, ratusan
selongsong peluru melesat ke arah Han Bin namun terpental begitu saja, seakan
dihadang barikade tak kasat mata yang sesekali terlihat berbentuk pedang
samar. Sang pangeran masih terdiam di tempatnya berpijak, namun dalam sekali
kedipan mata ia bergerak jauh ke depan, berdiri tepat di depan seorang serdadu
berseragam putih yang mengokang senjata.
Maaf tapi aku tak menyukai kekerasan, tapi... dan dengan satu kali ayunan
pedang sang serdadu jatuh di tempat, senapannya hancur berkeping-keping dan
suhu ruangan terasa turun beberapa derajat.
Yang lain terkejut, terpaku, saat melihat salah satu teman mereka telah
tergeletak di tanah dengan pakaian yang terlihat membeku. Han Bin diam, tapi
matanya punya kata-kata yang menolak untuk tak terucap.
Jika kalian memaksaku, aku juga tak perlu menahan diri.
Dan kilauan cahaya terang membanjiri setiap sudut ruangan,
Beserta kilauan indah kristal yang bertebaran di udara.
Itu kekuatan sang custos vel vitrum Noctis.
==
Di sebuah gurun yang jauh dari peradaban, di atas tanah lain yang mereka sebut
terkutuk, seorang gadis memandang jauh cahaya terang dibalik horizon,
matanya menatap sendu dan ia tak bicara sedikitpun, seakan tahu apa yang
terjadi di sana, ia seakan bisa membaca masa depan yang juga bersinggungan
dengannya.
Lamunannya begitu dalam hingga sesosok pemuda lain yang bertelanjang dada
mendekatinya dan memeluknya dari belakang, Apa pelukanku tak sehangat
yang tadi hingga kau pergi dari sisiku, petite?
Seketika raut wajah gadis itu jengkel, ia memaksa lengan milik pemuda yang ada
di belakangnya melepas dekapannya, kemudian dengan melempar pandangan
jijik, Pergi kau.

Si pemuda dengan rinai rambut berwarna kecoklatan itu tak tampak senang, ia
mengerucutkan bibirnya tanpa sedikitpun beranjak, tangannya masih gatal
untuk menyentuh kulit hangat milik sang gadis yang terekspos jelasbahkan
sang gadis tak menggunakan atasan kecuali sebuah cape hitamagaknya satu
sentuhan lain bisa mengalihkan gadis itu dari lamunannya.
Kenapa sih, petite? Kau tak tampak senang? kali ini pemuda itu mencoba
menyentuh pinggang

Anda mungkin juga menyukai