Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

DAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

Oleh:
1. Eri Krismiyaningsih
2. Hani Arini Izzatunnisa
3. Muhammad Roqi Syahsah
4. Mutiarafah
5. Nabila Sekaring Dyanti
6. Rahmadella Mahrojatul C.
7. Reztya Asyari Ardya U.
8. Rifda Adila Pramono
9. Riva Fausta Titania
10. Veronika Vita Kurniawati

(11)
(16)
(20)
(21)
(22)
(24)
(25)
(26)
(27)
(29)

Kelompok 2
XII IPA 9
SMA NEGERI 1 KLATEN
(2015/2016)
A. Pengelolaan Keuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur hal-hal pokok
kenegaraan. Salah satu materi pokok yang diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 ialah keuangan negara. Berikut uraian singkat mengenai keuangan Negara.
1. Pengertian Keuangan Negara

Dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara ditegaskan bahwa pengertian keuangan negara adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu, baik berupa
uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keuangan negara
adalah segala hak dan kewajiban negara yang bersifat materiil. Jadi, segala sesuatu
yang bersifat materiil dan berasal dari negara merupakan bagian dari keuangan
negara.
Pengertian keuangan negara yang dijelaskan dalam Pasal 1 Ayat 2 UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara meliputi:
a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, serta
b.
c.
d.
e.
f.
g.

melakukan pinjaman;
kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan;
pengiriman negara;
pengeluaran negara;
penerimaan daerah;
pengeluaran daerah;
kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan

uang,

termasuk

kekayaan

negara/perusahaan daerah;
h. kekayaan pihak lain yang

yang

dikuasai

oleh

dipisahkan

pada

pemerintah

perusahaan

dalam

rangka

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/kepentingan umum; dan


i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
2. Landasan Hukum Keuangan Negara dalam UUD 1945
Hal keuangan diatur dalam Bab VIII UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Bab VIII UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas 5 pasal yang
mengatur tentang APBN, pajak mata uang, dan bank sentral. Ketentuan hal keuangan
tersebut ditegaskan pada pasal-pasal berikut.
a. Pasal 23 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 23 Ayat 1-3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Adapun rancangan undang-undang APBN diajukan oleh
presiden

untuk

dibahas

bersama

Dewan

Perwakilan

Rakyat

dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Apabila Dewan


2

Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh


presiden, pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu.
b. Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 23A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur
dengan undang-undang. Contoh undang-undang yang membahas tantang pajak
dan pungutan lain adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
c. Pasal 23B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 23B UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. Saat ini ketentuan
tentang mata uang diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Mata Uang.
d. Pasal 23C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 23C UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang. Contoh
undang-undang yang mengatur tentang keuangan negara adalah Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuanagan Negara.
e. Pasal 23D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pada pasal 23D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditegaskan
bahwa Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undangundang. Contoh undang-undang yang mengatur tentang bank sentral adalah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi
UndangUndang.
3. Sumber Keuangan Negara
APBN ditopang oleh beberapa sumber keuangan negara. Secara umum sumber
keuangan Negara dapat dibagi menjadi pajak dan bukan pajak. Berikut penjelasan
singkat tentang sumber keuangan Negara.
a. Pajak
Secara umum, pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dalam
pasal 23A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya, ketentuan
tersebut dikonkretkan melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Perpajakan yang menegaskan bahwa pajak adalah
konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan
3

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya


kemakmuran rakyat.
Ciri pajak antara lain:
1) Berbentuk iuran.
2) Menjadi kewajiban perorangan dan badan.
3) Bersifat memaksa.
4) Tidak mendapat imbalan secara langsung.
5) Digunakan untuk keperluan negara.
Pajak yang diambil dari rakyat merupakan pendapatan negara yang nantinya
akan dalokasikan untuk kepentingan umum. Untuk mengetahui alokasi dana pajak
dapat dipelajari dari fungsi pajak sebagai berikut.
1) Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran pajak ditujukan untuk membiayai pembangunan,
memperluas lapangan kerja, serta membayar gaji pegawai negeri sipil, dan
pensiunan. Uang yang dihasilkan dari pajak kemudian digunakan untuk halhal tersebut. Oleh karena itu, ini merupakan salah satu pembuktian dari cirri
pajak bahwa subjek pajak tidak akan mendapatkan imbalan secara langsung.
2) Fungsi Distribusi
Pajak yang diperoleh dari rakyat didistribusikan dalam bentuk penyediaan
pelayanan kesehatan murah, fasilitas pendidikan murah, pembangunan jalan,
subsidi rumah murah, dan kebutuhan pokok lain. Fungsi didistribusi berkaitan
dengan penyaluran iuran pajak untuk membiayai kepentingan umum dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
3) Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan sebagai instrumen untuk menciptakan kestabilan
perekonomian sebuah negara. Kestabilan perekonomian negara sangat
diperlukan pelaku usaha. Apabila perekonomian stabil, roda perekonomian
negara bisa berjalan dengan lancar. Para investor, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri bisa berinvestasi dengan aman.
4) Fungsi Regulasi
Pemerintah dapat menggunakan pajak sebagai fungsi regulasi untuk
menghasilkan kebijakan yang lebih baik seperti halnya penghapusan pajak
untuk komoditas tertentu. Pemerintah dapat menghapuskan atau mengurangi
pajak barang ekspor sehingga harga produk ekspor Indonesia bisa lebih
kompetitif di pasar internasional.
b. Retribusi
Retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan. Bagi orang
yang membayar retribusi akan secara langsung mendapat balas jasanya. Paksaan

tersebut bersifat ekonomis karena orang yang tidak merasakan balas jasa tidak
dikenai iuran.
c. Keuntungan BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 pengertian BUMN
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN juga bisa berupa perusahaan nirlaba yang menyediakan
barang dan jasa. Keuntungan yang diperoleh dimanfaatkan untuk kesjahteraan
rakyat. Contoh BUMN yaitu PT Pos Indonesia dan PT Garuda Indonesia.
d. Denda dan Sita
Denda dan sita dapat diperoleh dari hasil sengketa atau kejahatan yang
dilakukan warga negara. Hakim melalui putusannya berwenang memberikan
denda dan menyita harta untuk kepentingan negara. Contohnya denda ketentuan
peraturan pajak dan penyitaan barang-barang illegal.
e. Pencetakan Uang
Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah untuk menutup deficit
anggaran. Hal ini merupakan alternatif terakhir pemerintah. Penetuan besarnya
jumlah uang yang dicetak harus benar-benar cermat supaya tidak mengakibatkan
inflasi. Uang yang dicetak akan menjadi sumber keuangan negara. Contoh
lembaga yang mencetak uang yaitu perum Peruri.
f. Pinjaman
Peminjaman uang dapat dilakukan pemerintah untuk menutup defisit
anggaran. Akan tetapi, pinjaman ini akan menjadi beban pemerintah di kemudian
hari sebagai utang. Pemerintah dapat meminjam uang kepada institusi atau
individu, misalnya Bank Dunia.
g. Sumbangan, Hadiah, dan Hibah
Pemerintah dapat menerima sumbangan, hadiah, atau hibah dari pemerintah
negara atau individu. Sumber sumbangan, hadiah, dan hibah bisa dari dalam
negeri maupun luar negeri. Pemerintah tidak bisa memperhitungkan dengan tepat
besarannya karena tergantung kepada negara atau individu yang memberikannya.
Contoh pemberian bantuan luar negeri untuk menanggulangi bencana alam.
h. Penyelenggaraan undian berhadiah
Pemerintah dapat menyelenggarakan undian berhadiah. Penyelenggaraan
secara teknis dilakukan oleh institusi, jumlah uang yang diterima adalah selisih
penerimaan uang undian dikurangi biaya operasional dan biaya hadiah. Selisih
tersebut yang menjadi sumber keuangan negara.
5

Anda mungkin juga menyukai