Anda di halaman 1dari 2

Diagnosa

Diagnosis karsinoma sel squamosal ditegakkan berdasarkan Pemeriksaan klinis,


dan pemeriksaan patologi.
1. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan klinik merupakan pemeriksaan yang paling
penting, karena hasil pemeriksaaan inilah ditentukan apakah ada atau tidak
dugaan penderita menderita kanker dan apakah perlu pemeriksaan lebih lanjut.
2. Pemeriksaan Patologi
Pemeriksaan mikroskopis dibutuhkan untuk mendiagnosis displasia atau
atipia yang menggambarkan kisaran abnormalitas selular, termasuk perubahan
ukuran sel dan morfologi sel, gambaran peningkatan mitotik, hiperkromatisme
dan perubahan pada ulserasi dan maturasi selular yang normal. Gambaran
displasia ringan, sedang atau parah menunjukkan keabnormalan epitel dan
keparahan. Bila ketidak abnormalan ini tidak melibatkan ketebalan yang penuh
dari epitel, maka didiagnosa carcinoma in situ dan bila membrane basement
terkena dan mengalami invasi jaringan ikat didiagnosa sebagai karsinoma. (PDF)

Patogenesis
Patogenesis molekuler karsinoma sel skuamos mencerminkan akumulasi
perubahan genetik yang terjadi selama periode bertahun-tahun. Perubahan ini terjadi
pada gen-gen yang mengkodekan protein yang mengendalikan siklus sel, keselamatan
sel, motilitas sel dan angiogenesis. Setiap mutasi genetik memberikan keuntungan
pertumbuhan yang selektif, membiarkan perluasan klonal sel-sel mutan dengan
peningkatan potensi malignansi. Karsinogenesis merupakan suatu proses genetik
yang menuju pada perubahan morfologi dan tingkah laku seluler. Gen-gen utama
yang terlibat pada KSS meliputi proto-onkogen dan gen supresor tumor (tumor
suppresor genes/TSGs). Faktor lain yang memainkan peranan pada perkembangan
penyakit meliputi kehilangan alel pada rasio lain kromosom, mutasi pada protoonkogen dan TSG, atau perubahan epigenetik seperti metilasi atau histonin diasetilasi
DNA. Faktor pertumbuhan sitokin, angiogenesis, molekul adesi sel, fungsi imun dan
regulasi homeostatik pada sel-sel normal yang mengelilingi juga memainkan peranan.
Tumor terbentuk dari massa sel epitel skuamosa, secara ireguler tumbuh infiltrative
ke dalam dermis, hingga stratum reticular dermis, sebagian dapat berhubungan
dengan epidermis. Di dalam massa tumor terdapat sel skuamosa berdiferensiasi baik,
ada juga sel squaamosa heterotropik, dapat ditemukan butir keratinisasi, pusaran
skuamosa. Berdasarkan perbandingan sel skuamosa heterotipik dan sel skuamosa
berdeferensiasi baik, kedalam invasi sel tumor serta jumlah butir keratinisasi,
diestemasi tingkat keganasan tumor menjadi grade I sampai grade IV. Grade I sel
skuamosa atipik < 25%, sering terdapat butir keratinisasi, didalam dermis terdapat
reaksi radang yang jelas; grade II sel atipik menempati 25-50%, sedikit butir
keratinisasi; grade III sel atipik 50-70%, keratinisasi tidak jelas, mitosis menonjol;
grade IV nyaris semua sel bersifat atipik, mitosis sangat banyak, sama sekali tak
tampak butir keratinisasi, ada kalanya sulit sekali membedakan dari sarkoma

Gambar 1 : Perubahan patologis epitel normal menjadi KSS

Anda mungkin juga menyukai