Anda di halaman 1dari 47

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650

CASE REPORT
ILMU PENYAKIT DALAM

Congestive Heart Failure


Disusun oleh : Ferji Rhenald Arditya (1061050010)

Dosen pembimbing : dr. Sahala Panggabean,


Sp.PD, KGEH

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 11 MEI 25 JULI 2015

Definisi

Gagal jantung adalah suatu sindroma


klinis yang kompleks yang disebabkan
oleh kelainan struktur dan fungsional
jantung sehingga terjadi gangguan pada
ejeksi dan pengisian. Pada keadaan ini
jantung tidak lagi mampu memompa
darah secara cukup ke jaringan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh

Beberapa istilah dalam gagal jantung


:
Gagal Jantung Sistolik dan
Diastolik
Gagal Jantung Kiri dan Kanan

Gagal Jantung Akut dan Kronik


Contoh gagal jantung akut adalah robekan daun
katup secara tiba-tiba akibat endokarditis, trauma,
atau infark miokard luas. Curah jantung yang
menurun secara tiba-tiba menyebabkan
penurunan tekanan darah tanpa disertai edema
perifer.

Contoh gagal jantung kronik adalah kardiomiopati


dilatasi atau kelainan multivalvular yang terjadi
secara perlahan-lahan

Kelainan otot
jantung
Aterosklerosi
s koroner

Hipertensi
sistemik

Penyakit jantung
lain

Jantung kiri primer

Jantung kanan primer

Penyakit jantung iskemik

Penyakit jantung hipertensi

Gagal jantung kiri Tabel 1. Penyebab gagal jant


Penyakit pulmonari kronik

Penyakit katup aorta

Stenosis katup pulmonal

Penyakit katup mitral

Penyakit katup trikuspid

Miokarditis

Penyakit

Kardiomiopati

Amyloidosis jantung

jantung

(VSD,PDA)

Hipertensi pulmonal

Embolisme paru masif

kongenital

PATOFISOLOGI
Bila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti
infark miokard, maka kemampuan pemompaan
jantung akan segera menurun. Sebagai akibatnya
akan timbul dua efek utama penurunan curah jantung,
dan bendungan darah di vena
Sewaktu jantung mulai melemah, sejumlah respons
adaptif lokal mulai terpacu dalam upaya
mempertahankan curah jantung. Respons tersebut
mencakup
- peningkatan aktivitas adrenergik simpatik,
- peningkatan beban awal akibat aktivasi sistem reninangiotensin-aldosteron,
- dan hipertrofi ventrikel.

peningkatan beban awal akibat aktivasi


sistem renin-angiotensin-aldosteron

penurunan curah jantung akan memulai serangkaian peristiwa


berikut:
Penurunan aliran darah ginjal dan penurunan laju filtrasi

Klasifikasi menurut New York Heart


Association (NYHA),

MANIFESTASI KLINIS

MANIFESTASI KLINIS

DIAGNOSIS

Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 1


kriteria major dan 2 kriteria minor

Klasifikasi gagal jantung berdasarkan gejala dan


aktivitas fisik.
Kelas I
Aktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas yang umum
dilakukan tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi, atau
sesak nafas.

Kelas II
Aktivitas fisik sedikit terbatasi. Saat istirahat tidak ada
keluhan. Tapi aktivitas fisik yang umum dilakukan
mengakibatkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

Kelas III
Aktivitas fisik sangat terbatasi. Saat istirahat tidak ada
keluhan. Tapi aktivitas ringan menimbulkan rasa lelah,
palpitasi, atau sesak nafas.

Kelas IV
Tidak dapat beraktivitas tanpa menimbulkan keluhan. Saat
istirahat bergejala. Jika melakukan aktivitas fisik, keluhan
bertambah berat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Anjuran umum :
Edukasi : terangkan hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
Tindakan Umum :
Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung ringan
dan 1 g pada gagal jantung berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal
jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan).
Hentikan rokok
Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30
menit )
Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut.

KOMPLIKASI

PROGNOSIS
CLAS SYMPTOMS

1-YEAR

MORTALITY

*
None, asymptomatic left ventricular 5 %

II

dysfunction
Dyspnoea or

III

physical exertion
Dyspneoea or fatigue on normal daily 10 % - 20

IV

activities
Dyspnoea or fatigue at rest

fatigue on moderate 10 %

%
40 % - 50
%.

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur
: 62 tahun
Alamat
: Cililitan
Pekerjaan
: Pensiunan
Agama
: Islam
Jaminan
: BPJS Kesehatan
Tanggal Masuk : 10-06-2015

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 10
Juni 2015 pukul 06.00 WIB secara
autoanamnesis.

Keluhan Utama
Sesak napas.

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien datang dengan keluhan sesak napas dirasakan sejak
8 jam SMRS dan semakin memberat. Pasien menyatakan
selama ini pasien mudah merasa sesak napas terutama
jika melakukan aktivitas ringan seperti berjalan dari kamar
ke kamar mandi. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas
sehari-hari seperti membersihkan rumah dan bermain
dengan cucunya. Pasien mengeluhkan sesak nafas
bertambah berat jika berada dalam posisi tidur terlentang
dan sesak nafas berkurang apabila pasien duduk atau
tiduran menggunakan bantal tinggi, bantal yang digunakan
sebanyak 2 bantal. Setiap malam pasien hampir selalu
terbangun tidur dikarenakan sesak napas. Keluhan sesak
napas tidak disertai bunyi ngik-ngik. 8 jam SMRS pasien
merasakan sesak semakin bertambah parah,sesak napas
membuat pasien tidak dapat tidur. Sesak napas dirasakan
terus menerus walaupun sedang istirahat.

Pasien juga menyatakan nyeri pada bagian ulu


hati sejak kurang lebih 3 hari SMRS. Nyeri ulu
hati ini dirasakan seperti kembung hal ini
menyebabkan pasien lebih tidak nyaman ketika
bernafas. Nyeri ulu hati membaik apabila pasien
diberikan makanan, dan memburuk apabila tidak
makan dalam jangka waktu yang lama. Nyeri ulu
hati disertai dengan mual. Muntah (-), batuk dan
pilek (+) 3 hari SMRS, Keringat malam (-)
Keluhan ini tidak disertai dengan kaki yang
membengkak. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit
Dahulu :
Riwayat Hipertensi 5 tahun yang lalu dan pasien
didiagnosis penyakit ginjal dan jantung sekitar 3 tahun
yang lalu dan pasien mendapatkan pengobatan rutin yaitu:
Furosemide 1 x 40 mg
Miniaspi 1 x 80mg
Farsorbid 1 x 5 mg
Simvastatin 1 x 10 mg
Merck Concor Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Diovan 1 x 80mg

Riwayat Penyakit Keluarga :


disangkal.

Riwayat Kebiasaan
Pribadi

Merokok (+) 2 bungkus / hari


Minum Alkohol (-)
Penggunaan narkoba (-)
Minum air putih jarang (3 gelas/hari)

Riwayat Perumahan dan Sanitasi


Lingkungan
Pasien tinggal bersama isteri dan keluarga
anaknya yang di huni oleh 6 orang di rumahnya.
Didalam rumahnya terdapat 2 kamar dan
terdapat sistem ventilasi yang cukup baik. Pasien
tinggal di lingkungan padat penduduk.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien sudah tidak bekerja. Pasien dibantu oleh
anaknya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal
10 Juni 2015, pukul 11.00 WIB
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Frekuensi pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 37,3oC diukur di axilla sinistra

Kepala : Normocephali
Mata : pupil isokor 3mm/3mm, CA +/+
SI -/Telinga : Normotia, liang telinga lapang,
serumen (- /-)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-),
nafas
cuping hidung (-), konka hipertrofi (-),
hiperemis (-)
Mulut : bibir kering (-), mukosa bibir lembab
(+), faring hiperemis (-), T1-T1
Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak
meningkat

Thoraks:
Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi: VF simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor simetris kanan dan kiri
Auskultasi:
Pulmo : BND vesikuler, rh +/+, wh -/Cor : S1 S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen:
Inspeksi: perut tampak mendatar
Auskultasi: Bising Usus 5x/m
Palpasi: Nyeri tekan di regio epigastrium
Perkusi: Timpani, Nyeri ketok di regio epigastrium
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2 edema
- -

- -

Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Lab
Laboratorium

Hb
= 10.7 g/dl (L)
Ht = 34.0 % (L)
Trombosit
= 169 rb/ul
Leukosit
= 10.4 rb/ul (H)

GDS= 110

/dl

mg

Troponin T: Negatif
Elektrolit
Natrium : 144 mmol/L
Kalium : 5.5 mmol/L (H)
Clorida : 120 mmol/L (H)

Pemeriksaan EKG

Foto Thoraks
Foto Thorax:
Cor : CTR > 50%
dengan aorta elongated
Pulmo : Tak ada
infiltrate
Sinus dan diafragma
dalam batas normal
Costae dan tulangtulang normal
Kesan : Cardiomegali
dan hypertensive heart
configuration

Diagnosis Kerja
= broncopneumonia
CHF ec HHD
HT gr I
Dispepsia
Intake sulit
Anemia
Hiperkalemia
Diagnosis Banding= Penatalaksanaan:
Pro Rawat Inap
Diet: Lunak TKTP
MM /

Levofloxacine 1 x 500 mg
Furosemid 2 X 1 amp
Tromboaspilet 1 x 80 mg
Fasorbid 3 x 5 mg
Simvastatin 1 x 20 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Diovan 1 x 80mg
Clopidogrel 1 x 75mg
Laxadin syr 1x11cc

ANALISIS KASUS
Diagnosis Congestive Heart Failure (CHF) ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis :
Pasien mengalami :
Sesak nafas saat melakukan aktivitas (Dispnea deffort)
Sesak nafas saat posisi tidur terlentang
Sesak nafas saat malam hari (Paroksismal nokturnal dispnea)
Batuk

Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 84 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Suhu: 37,3oC diukur di axilla sinistra

Thoraks :
Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris kanan dan
kiri
Palpasi: VF kanan = kiri
Perkusi: sonor simetris kanan dan kiri
Auskultasi:
Pulmo : BND vesikuler, rh +/+, wh -/ Cor : S1 S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Pemeriksaan foto thoraks:


Kesan : Cardiomegali dan hypertensive heart
configuration

Berdasarkan Kriteria Framingham


Kriteria Mayor
Paroksismal nokturnal dispnea
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S3
Peninggian tekanan vena jugularis
Refluks hepatojugular

Kriteria Minor
Edema eksremitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Takikardi(>120/menit)
Tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien memenuhi 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor tersebut, maka dapat disimpulkan
diagnosis kerja pada pasien tersebut adalah Congestive Heart
Failure (CHF)

Pasien mendapatkan pengobatan:


Anti agregasi trombosit berupa tromboaspilet
dan clopidogrel yang berfungsi untuk
menghentikan terbentuknya trombosit.
Golongan statin berupa simvastatin yang
berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol
total dan LDL pada hiperkolestrolemia primer
Golongan loop diuretik berupa furosemide
yang digunakan untuk menurunkan Preload

Vasodilator berupa bisoprolol dan diovan yang


digunakan untuk obat anti hipertensi dan berfungsi
untuk menurunkan Afterload
Golongan obat ISDN berupa fasorbid yang berfungsi
untuk pencegahan dan pengobatan angina pectoris.
Laxadin berfungsi untuk pengobatan konstipasi

Pengobatan yang diberikan sudah sesuai dengan


pengobatan pasien dengan diagnosis kerja
Congestive Heart Failure (CHF) dan dengan dosis
obat yang sesuai.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai