Bab 4
Bab 4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran umum RSI Kendal
Rumah Sakit Islam Kendal terletak di Jl Ar Rahmah 17-A Weleri. Tanggal
15 Januari 1996 berdiri dibawah yayasan Muhammadiyah Kabupaten
Kendal. Rumah Sakit Islam merupakan rumah sakit yang berada di
Kabupaten Kendal, yang terdiri dari ruang kelas VIP, kelas I, kelas II dan
kelas 3 serta juga menerima pasien dengan BPJS. Batas wilayah Rumah
Sakit Islam Kendal sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Batang,
sebelah selatan berbatasan dengan desa Sumberagung, sebalah utara
berbatasan dengan desa Jenar sari dan sebelah timur berbatasan dengan
desa Caruban.
Sampel dalam penelitian ini mengguankan total sampling yaitu mengambil
seluruh anggota populasi di masing-masing kelompok yang menjadi
kriteria sampel untuk menjadi sampel dalam penelitian. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 55 tindakan pemasangan infus dan responden yang
dipasang infus dan peneliti mendapatkan semua sampel yang diinginkan
sehingga tidak ada kriteria eksklusi.
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 12 Maret s.d 29 Maret 2014,
setiap hari peniliti mendapatkan sampel 3-4 responden yang melakukan
pemasangan infus dan responden yang dilakukan pemasangan infus,
peneliti melakukan observasi pada responden yang terpasang infus diruang
perawatan mulai dari ruang UGD, ruang Ali, ruang Fatimah, ruang
Luqman dan ruang VIP A.
Data ini berdasar dari rekapitulasi data demografi responden yang meliputi
jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dari pasien yang telah dilakukan
38
39
Frekuensi
12
43
55
Persentase
21,8
78,2
100,0
Median
27,11
25,00
Nilai
minimum
22
Nilai
maksimum
37
Standar
deviasi
4,246
40
Frekuensi
53
2
55
Persentase
96,4
3,6
100,0
Median
4,55
4,00
Nilai
minimum
2
Nilai
maksimum
12
Standar
deviasi
2,672
41
Frekuensi
26
29
55
Persentase
47,3
52,7
100,0
b. Umur responden
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi umur responden
di RSI Kendal, 2014 (n=55)
Mean
Median
28,47
32,00
Nilai
minimum
3
Nilai
maksimum
60
Standar
deviasi
20,028
42
c. Pendidikan responden
Tabel 4.7. Distribusi frekuensi pendidikan responden
di RSI Kendal, 2014 (n=55)
Pendidikan responden
TK
SD
SMP
SMA
Total
Frekuensi
17
2
33
3
55
Persentase
30,9
3,6
60,0
5,5
100,0
4. Analisis univariat
a. Kepatuhan tindakan pemasangan infus
Tabel 4.8. Distribusi frekuensi kepatuhan tindakan pemasangan
infus pemasangan infus di RSI Kendal, 2014 (n=55)
Kepatuhan
Tidak patuh
Patuh
Total
Frekuensi
19
36
55
Persentase
34,5
65,5
100,0
43
b. Kejadian phlebitis
Tabel 4.9. Distribusi frekuensi kejadian phlebitis
di RSI Kendal, 2014 (n=55)
Kejadian phlebitis
Phlebitis
Tidak phlebitis
Total
Frekuensi
16
39
55
Persentase
29,1
70,9
100,0
5. Analisis Bivariat
Hubungan antara kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP
pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di Rumah Sakit Islam Kendal
Tabel 4.7 Hubungan antara kepatuhan perawat dalam melaksanakan
SOP pemasangan infus dengan kejadian phlebitis
di RSI Kendal, Maret 2014 (n=55)
Kepatuhan
perawat
Tidak patuh
Patuh
Total
Kejadian phlebitis
Total
Tidak phlebitis
Frekuensi (%)
5 (9,1)
34 (61,8)
Phlebitis
Frekuensi (%)
14 (25,5)
2 (3,6)
19 (34,5)
36 (65,5)
39 (70,9)
16 (29,1)
55 (100)
P
value
0,000
44
B. PEMBAHASAN
1.
45
46
perawat tidak patuh. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andares (2009), menunjukkan bahwa perawat kurang memperhatikan
kesterilan luka pada pemasangan infus. Perawat biasanya langsung
memasang infus tanpa memperhatikan tersedianya bahan-bahan yang
diperlukan dalam prosedur tindakan tersebut, tidak tersedia handscoen,
kain kasa steril, alkohol, pemakaian yang berulang pada selang infus yang
tidak steril.
Hasil penelitian Mulyani (2011), yang melakukan penelitian dengan judul
Tinjauan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan
Infus Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS PKU
Muhammadiyah Gombong menunjukan perawat cenderung tidak patuh
pada persiapan alat dan prosedur pemasangan infus yang prinsip. Hasil
penelitian terhadap 12 perawat pelaksana yang melakukan pemasangan
infus, perawat yang tidak patuh sebanyak 12 orang atau 100% dan yang
patuh sebanyak 0 atau 0%.
Hasil penelitian Pasaribu (2008), yang melakukan analisa pelaksanaan
pemasangan infus di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan
menunjukan bahwa pelaksanaan pemasangan infus yang sesuai Standar
Operasional Prosedur katagori baik 27 %, sedang 40 % dan buruk 33 %.
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan
untuk mentaati atau mematuhi sesuatu, sehingga kepatuhan perawat dalam
melaksanakan SOP pemasangan infus tergantung dari perilaku perawat itu
sendiri. Perilaku kepatuhan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
yang mempengaruhi kepatuhan dapat dikategorikan menjadi faktor
intrernal yaitu karakterisitk perawat itu sendiri (umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, status perkawinan, kepribadian, sikap, kemampuan,
persepsi dan motivasi) dan faktor eksternal (karakteristik organisasi,
karakteristik
kelompok,
karakteristik
pekerjaan,
dan
karakteristik
47
Penelitian ini menunjukkan tingkat kepatuhan perawat yang baik, hal ini
dikarenakan perawat di RSI Kendal sudah tahu adanya SOP pemasangan
infus, perawat mengikuti pelatihan inhouse trening dan saat saat perekutan
karyawan diadakan tes skill tindakan keperawatan termasuk pemasangan
infus.
2.
48
49
rumah
sakit
yang
mengharuskan
penggantian
tempat
3. Hubungan
kepatuhan
perawat
dalam
melaksanakan
SOP
50
51
hasil ini masih termasuk tinggi karena menurut standar Depkes RI angka
phlebitis kurang atau sama dengan 1,5 %. Kejadian phlebitis masih sering
terjadi di RSI Kendal disebabkan karena perawat tidak melaksanakan
pemasangan infus sesuai SOP.
Pada penelitian ini didapatkan ada responden yang mengalami phlebitis
sebanyak 16 orang, penangan awal yang dilakukan jika ada timbul tandatanda phlebitis adalah mepaskan alat intravena, meninggikan ekstremitas,
mengkaji nadi distal terhadap area yang phlebitis, menghindari
pemasangan intravena berikutnya di bagian distal vena yang meradang
(Weinstein, 2001).
Penelitian yang sejalan dilakukan oleh Kamma (2010) dengan judul
hubungan antara pemasangan infus dengan kejadian phlebitis di Rumah
Sakit Prikasih Jakarta Selatan didapatkan hasil ada hubungan yang
bermakan antara lokasi pemasangan infus (pvalue = 0,042), jenis cairan
infus yang diberikan (pvalue = 0,001) dan pemasangan infus (pvalue
=0,011).
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu, M
(2008) dengan judul Analisis Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur
Pemasangan Infus Terhadap Kejadian phlebitis Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Haji Medan didapatkan hasil ada hubungan antara perawat
yang melaksanakan pemasangan infus sesuai SOP dengan kejadian
phlebitis pada pasien, hal ini terlihat dari p value 0,008. Dari 100 orang
sampel yang di observasi terdapat kejadian phlebitis sebanyak 52 orang
(52%) dan yang tidak phlebitis 48 orang (48%).
Penelitian yang sama yang dilakukan oleh Wayunah (2009) tentang
hubungan pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian
phlebitis dan kenyamanan pasien di ruang rawat inap RSUD Indramayu
didapatkan hasil sebanyak 50.8% jumlah responden perawat memiliki
52
4. Keterbatasan peneliti
Saat pengambilan data, ada responden yang kurang percaya diri dalam
pemasangan infus sehingga peneliti kesulitan mendapatkan sampel, setelah
peneliti menjelaskan etika penelitian kemudian responden (perawat)
bersedia untuk diteliti dan diobservasi dalam pemasangan infus apakah
sudah sesuai dengan SOP dirumah sakit.