Anda di halaman 1dari 17

SHALAT DAN PENGARUHNYA DALAM MEMBENTUK AKHAQUL

KARIMAH
(Suatu Tinjauan Kependidikan)

PROPOSAL TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

1.
2.
3.

Riduan Sururi / 1222010030


Syaifuddin / 1222010032
Sunarsih / 1222010031

Pembimbing : Prof. Dr. IDHAM KHOLID, M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH


KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
1434 H / 2013 M
KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta
inayahnya kepada penulis sehingga penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini bisa
berjalan tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan.
Shalawat beserta salam tercurahkan kepada Nabi agung kita Muhammad SAW, yang telah
membawa risalah dari Tuhan terutama Nabi yang telah menunjukkan Mujizatnya yang berupa
Al-Quran, yang dengannya bisa kita peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Penyusunan proposal ini adalah merupakan bagian dari persyaratan untuk
penulisan tesis dalam rangka menyelesaikan pendidikan program pasca sarjana (S2) Jurusan
Tarbiyah IAIN Raden Intan Bandar Lampung guna memperoleh gelar PascaSarjana Pendidikan
Agama Islam.
Penyelesaian proposal ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bp. Dr. Mukri, MA selaku rektor IAIN Raden Intan Bandar Lampung.
2.
3.
4.
5.

Prof. Dr. IDHAM KHOLID, M.Ag selaku Pembimbing I.


Segenap civitas akademika IAIN Raden Intan Bandar Lampung.
Ayah bunda yang senantiasa mendoakan dan memerikan dukungan.
Teman-temanku yang saya sayangi yang telah mendukung dan Memotivasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan proposal ini, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Saran dan kritik
yang konstruktif sangat penulis harapkan guna penyempurnaan proposal ini. Akhirnya penulis
berharap, proposal penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Cukup sekian dari penulis..


Bandar Lampung, 01 Juni 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A.
B.
1.
2.
3.
C.
A.
1.
2.
3.
B.
1.
2.
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah.................................................................... 1


Fokus Masalah................................................................................... 3
Identifikasi Masalah ................................................................... 3
Batasan Masalah ......................................................................... 3
Rumusan Masalah ...................................................................... 3
Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
Pengertian Shalat............................................................................... 5
Dasar dan Tujuan Shalat........................................................ 6
Syarat dan Tujuan Shalat....................................................... 7
Waktu Pelaksanaan Shalat Fardlu......................................... 8
Pengertian Akhlakul Karimah ........................................................... 9
Ciri-ciri Akhlakul Karimah.................................................... 11
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 14
Prosedur Penelitian............................................................................ 14
Sumber Data ..................................................................................... 14
Tehnik Pengumpulan Data ................................................................ 14
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data................................................ 15
Metode Analisis dan Penafsiran Data .............................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
OUT LINE

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan yang pokok Allah menciptakan Manusia adalah agar mereka beribadah semata-mata
kepada Allah SWT. Ubudiyah ini mengandung pengertian ikhlas kepada Allah dalam niat, perkataan,
perbuatan, tunduk dan patuh kepada ketentuan Allah serta mengikuti jalannya. Dan salah satu ibadah
yang terpenting lagi utama adalah shalat, ibadah shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang
menempati urutan yang terpenting dan utama dari serangkaian kewajiban yang di berikan Allah terhadap
umat Islam. Tidak ada cara untuk memohon atau menyampaikan kebutuhan-kebutuhan kepada Allah
seperti halnya dengan shalat, karena bencana-bencana besar yang terhindar dari orang-orang terdahulu
itu hanya dengan shalat serta jarang sekali orang yang di timpa bencana melainkan usaha untuk
menghindarkannya dengan mengerjakan shalat.[1]
Melalui pelaksanaan ibadah shalat secara kontinue dari waktu kewaktu yang telah di tentukan
batasnya di harapkan akan selalu ingat kepada Allah, sehingga dalam melakukan segala aktivitas akan
terasa diawasi dan di perhatikan oleh dzat yang maha mengetahui, maha melihat, dan maha mendengar.
Konsekwensinya adalah terhindar dari melakukan segala perbuatan yang bertentangan dengan Islam.
Shalat tidak hanya mengandung nilai ubudiah semata akan tetapi shalat juga mengandung hubungan
baik dengan sesama makhluq Allah lainnya. Setiap Muslim di tuntut untuk merealisasikan dalam bentuk
prilaku kehidupan, seperti yang di kehendaki oleh Allah dalam firmannya :

.......
) ........

.( 45
Artinya : .......Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar......[2]
Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa kerjakanlah shalat secara sempurna seraya mengharapkan
keridhoannya dan kembali kepadanya dengan khusyu serta merendahkan diri. Sebab jika shalat dikerjakan dengan
cara demikian maka ia akan mencegah dari perbuatan kekejian dan kemunkaran. Shalat yang di kehendaki Islam
bukanlah semata-mata sejumlah bacaan yang diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota
badan tanpa di sertai kesadaran akan kekhusyuan hati. Tetapi shalat yang diterima adalah shalat yang terpenuhi
ketentuan-ketentuannya berupa perhatian fikirannya, kedudukan hatinya dan kehadiran keagungan seakan-akan
berada di hadapannya. Sebab tujuan utama dari shalat adalah agar Manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha
tinggi.
Dari uraian tersebut di atas, maka shalat sebagai ibadah yang memiliki nilai edukatif yang tinggi dan luas.
Dalam hal ini shalat mempunyai daya penunjang yaitu penunjang bagi kesehatan mental seorang Mukmin untuk

berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan, menjauhi fakhsa dan munkar, mengurangi kelesuan di saat
menderita, kesulitan dan keangkuhan di saat memperoleh nikmat. Shalat akan menanamkan dalam hati kesadaran
adanya kontrol Illahi, memelihara aturannya, menjaga kedisiplinan waktu, takut akan siksaan dan ancamannya serta
sanggup mengalahkan sifat-sifat kelemahan Manusia lainnya.
Begitu tinggi dan luasnya makna shalat yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah shalat, maka muncullah
inspirasi dari penyusun untuk membuat tesis ini dengan judul SHALAT DAN PENGARUHNYA DALAM
MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH (Suatu Tinjauan Kependidikan).

B. Fokus Masalah
1.

Identifikasi Masalah
Shalat adalah suatu ibadah mahdhoh yang di wajibkan oleh Allah SWT sebagai cara untuk mencegah dari
perbuatan keji dan munkar serta cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena barang siapa yang shalatnya
tidak mendorong dirinya untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, maka ia tidak
bertambah hubungannya dengan Allah melainkan malah bertambah jauh.[3]

2.

Batasan Masalah
Untuk menghemat waktu dan biaya, maka dalam penyusunan tesis ini perlu penulis berikan
batasan-batasan dalam penelitian yaitu: Shalat yang dimaksud adalah shalat fardlu saja.

3.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di fokuskan sebagai berikut: Shalat yang
bagaimanakah yang dapat membentuk akhlakul karimah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.

Tujuan Penelitian

a.

Untuk mengetahui kriteria shalat yang dapat membentuk akhlakul karimah.

b.

Menjelaskan tentang beberapa hal yang berkaitan tentang pelaksanaan shalat.

c.

Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan akhlakul karimah.


2.

a.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai sumbangsih pemikiran atau input yang dapat memperkaya
informasi dalam rangka meningkatkan ibadah shalat dan hubungannya dengan pembentukan akhlakul
karimah.

b.

Secara praktis penelitian ini berguna sebagai paparan yang mendiskripsikan betapa besar dan kuatnya
pengaruh shalat terhadap pribadi seorang Muslim dan memberikan pemikiran tentang pentingnya shalat.

c.

Di harapkan dapat berguna bagi kepentingan umum baik di dalam pelaksanaan ibadah shalat maupun
dalam merealisasikan ahklaq mulia dalam kehidupan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Shalat
Shalat menurut arti bahasa adalah Doa. Allah berfirman :

..
.( 103 ) ..
Artinya : ..Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi mereka..[4]
Sedangkan menurut arti syara shalat ialah : Beberapa ucapan dan perbuatan tertentu yang di
awali dengan takbir dan di akhiri dengan salam. [5] Menurut Sulaiman Rasyid shalat adalah Ibadah yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di sudahi dengan
salam, serta memenuhi beberapa syarat yang di tentukan. [6]
Dari beberapa pendapat di atas dapat di pahami bahwa shalat merupakan bentuk perkataan dan
perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam dengan ketentuan atau syarat-syarat
tertentu. Shalat adalah bentuk yang luhur sejak dahulu kala dan syariat yang di miliki oleh setiap agama
pada umumnya.
Dengan demikian dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa shalat adalah kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh ummat sebagaimana perintahnya. Dan shalat pun merupakan ibadah yang
agung dan barang siapa yang melaksanakannya dengan sempurna dan sungguh-sungguh maka akan
menimbulkan dampak shalat dan hasil tujuannya ialah sesuatu yang di berikan kepada hambanya yakni
dapat mencegah diri dari perbuatan yang keji dan munkar.

1. Dasar dan Tujuan Shalat


Shalat yang di fardhukan atas Orang menurut kaifiyah (kelakuan) yang telah dilaksanakan oleh
Nabi Muhammad SAW dan telah sampai kepada umatnya dengan jalan mutawatir, merupakan upacara
yang utama yang dilakukan untuk menerangkan hajat pada Tuhan yang di sembah dan rasa
kebesaran Allah SWT, yang mempengaruhi jiwa. Dasar pelaksanaanya banyak terdapat dalam AlQuran, antara lain :



.(43 ).
Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta Orang-Orang yang rukuk.[7]



.(45 )
Artinya : Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar.[8]



.( 238 ) .
Artinya : Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa Berdirilah untuk (dalam
shalatmu) dengan khusyuk.[9]
Shalat merupakan bagian dari ibadah mahdhah yang mempunyai tujuan pokok. Tujuan pokok ibadah
adalah menghadap dzat tunggal yang di sembah. Maka shalat asal disyaratkannya ialah tunduk kepada Allah dengan
ikhlas menghadap kepadanya, meletakkan diri sebagai hamba yang rendah dan kecil di hadapannya dengan
mengingatkan jiwa agar selalu ingat kepada.

2. Syarat dan Tujuan Shalat


Menurut Aliy Asad yang di maksud syarat adalah sesuatu tempat tergantung syahnya shalat namun bukan
merupakan bagiannya, pembahasan syarat lebih sesuai di dahulukan dari pada pembahasan rukun sebab syarat wajib
di penuhi dahulu sebelum shalat dan tetap terpenuhi selama shalat. [10] Sebagaimana di ketahui bahwa shalat fardlu
itu ada syarat-syarat tertentu dan rukun yang harus dilaksanakan, di antara syarat sahnya shalat adalah sebagai
berikut:[11]
1.
Sucinya anggota tubuh dari hadats
2.

Menutup aurat

3.

Berada di tempat yang suci

4.

Mengetahui masuknya waktu shalat

5.

Menghadap kiblat

Kesalahan yang terjadi dalam menerapkan aturan shalat bisa saja mengakibatkan batalnya shalat.
Selanjutnya dalam pelaksanaan yang harus dilakukan pertama kali yaitu memenuhi segala bentuk persyaratan
sebelum masuk shalat seperti keterangan di atas, dan setelah itu baru di mulai untuk melaksanakan beberapa
rangkaian rukun-rukun shalat.[12]
Tujuan shalat sebagai sarana pendidikan budi luhur dan pri-kemanusiaan di lambangkan dalam ucapan
salam sebagai penutup komunikasi dengan Allah SWT. Ucapan salam adalah permohonan untuk keselamatan,
kesejahteraan dan kebahagiaan Orang banyak, baik yang ada di depan kita ataupun tidak dan ucapan sebagai
pernyataan kemanusiaan serta solidaritas sosial. Dengan demikian shalat di awali dengan takbir sebagai pernyataan
hubungan dengan Allah dan di akhiri dengan salam sebagai pernyataan hubungan dengan sesama Manusia.

3. Waktu Pelaksanaan Shalat Fardlu


Sebagaimana di ketahui bahwa shalat fardlu mempunyai waktu-waktu yang telah di tentukan.
Firman Allah dalam Al-Quran sebagai berikut :



.( 102 )
Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang di tentukan waktunya atas Orang-Orang yang
beriman.[13]
Shalat yang fardlu atau wajib di laksanakan oleh tiap-tiap Mukallaf ialah lima kali sehari semalam, adapun
waktunya adalah sebagai berikut :
1.

Shalat Dluhur, awal waktunya adalah setelah tergelincir matahari dari pertengahan langit, akhir waktunya

apabila bayang-bayang sesuatu telah sama dengan panjangnya selain dari bayang-bayang ketika matahari
menonggak (tepat di atas ubun-ubun).
2.

Shalat Ashar, waktunya mulai dari habisnya waktu dhuhur, bayang-bayang sesuatu lebih dari pada

panjangnya selain dari bayang-bayang ketika matahari sedang menonggak sampai terbenam matahari.
3.

Shalat Maghrib waktunya dari terbenam matahari sampai terbenam syafaq (mega merah).

4.

Shalat Isya, waktunya mulai dari terbenam syafaq merah (sehabis waktu Maghrib) sampai terbit fajar

kedua.
5.

Shalat Shubuh, waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbit matahari.

B. Pengertian Akhlakul Karimah

Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yang jamanya dari Khulukun yang menurut bahasa berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. [14] Menurut Zahara Maskamah dan Tayar Yusuf pengertian akhlak
adalah Hal ihwal atau sesuatu tingkah laku yang dengannya jiwa seseorang mampu menimbulkan dorongan
kebaikan, keburukan, maka akhlak itu sebenarnya adalah gambaran dari jiwa yang tersembunyi. [15]
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tingkah laku seseorang yang dapat
menimbulkan kebaikan dan keburukan. Pribadi secara umum mempunyai unsur jiwa dan raga yang keduanya
merupakan kesatuan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya dan tidak dapat terlepaskan.
Penjelasan lain menyuguhkan konsep bahwa Manusia itu memiliki tiga dimensi yaitu akal, badan dan ruh.[16]

Menurut Nahjudin akhlak itu terbagi menjadi dua macam yaitu akhlak baik dan akhlak buruk.

[17]Sedangkan dalam buku Etika Islam, pembinaan akhlakul karimah yang ditulis oleh Hamzah Yakub dikatakan
bahwa pembagian akhlak dapat dilihat pada batasan dari macam-macam akhlak yaitu:
1.

Akhlakul karimah (Mahmudah) adalah segala tingkah laku yang terpuji yang biasa juga dinamakan fadilah

(kelebihan), Imam Ghozali menggunakan istilah ini dengan perkataan munjiyat yang berarti segala sesuatu yang
memberikan kemenangan atau kejayaan.
2.

Akhlakul Mazdmumah yang berarti tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat (qabilah) yang

menurut istilah Imam Ghazali disebut muhlikat artinya segala sesuatu yang membinasakan dan mencelakakan. [18]
Setiap kegiatan hendaknya dilandaskan kepada unsur dasar, demikian pula halnya dengan akhlak,
maka harus mempunyai dasar, adapun yang menjadi dasar akhlak adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab
ayat 21:




.( 21 )

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.[19]

1. Ciri-ciri Akhlakul Karimah


Manusia memiliki tiga dimensi yaitu akal, badan dan ruh. Ketiga dimensi itu tidak dapat di pisah-pisahkan
atau berfungsi masing-masing, akan tetapi ketiganya saling berhungan dalam segala aktivitas kehidupan. Islam tidak
hanya mengakui keberadaan tiga dimensi pokok dalam watak Manusia begitu saja akan tetapi Islam memberikan
bimbingan agar ketiga dimensi itu dapat berfungsi dan berjalan sesuai dengan versi .

Dengan adanya saling keterkaitan di antara ketiga dimensi tersebut di atas akan tumbuh dalam setiap jiwa
pribadi tenaga-tenaga jiwa yang melahirkan mulia yang sesuai dengan sistem nilai kebenaran wahyu dan hadits
Nabi. Seseorang akan bahagia dunia akhirat manakala dalam kehidupannya mencerminkan sikap-sikap tersebut di
bawah ini :
1.

Ikhlas

2.

Islah

3.

Ihsan

4.

Mahabbah

5.

Tawakkal

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah


Dengan akal Manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk tetapi akal bukanlah satusatunya penentu kebenaran, jikalau Manusia hanya mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan akal fikirannya
saja maka Manusia itu akan terjerumus kepada tindakan yang salah. Tidak sedikit suatu permasalahan yang timbul
di putuskan melalui pertimbangan akal, akan tetapi keliru dan tidak bisa dilaksanakan.
Ruh adalah suatu kekuatan dalam diri yang tidak terlibat oleh indera atau akal, namun ia ada. Ruh berfungsi
sebagai sarana atau media komunikasi secara langsung dengan Allah SWT sebagai dzat yang maha tinggi, maha
suci, dan segala sifat kesempurnaannya, meyakini ajaran wahyu tidak terjangkau oleh akal fikiran Manusia. Dalam
hal pembinaan Manusia ini terdapat beberapa aliran yang berbeda dalam menginterpolasikannya, di- antaranya
adalah :
1.

Aliran Nativisme yang di pelopori oleh Schopenhauer dari Jerman, berpendapat bahwa kepribadian

Manusia itu di tentukan sepenuhnya oleh faktor pembawaan (intern) sejak ia lahir, kalau pembawaannya baik maka
ia akan baik pribadinya dan begitu sebaliknya apabila pembawaannya jelek maka kepribadiannya akan jelek pula.
2.

Aliran Empirisme yang di pelopori oleh Jhon Locke, dengan teorinya tabularasa, berpendapat bahwa

kepribadian Manusia itu terbentuk sepenuhnya dengan pembinaan (pendidikan).


3.

Aliran Konvergensi yang di pelopori oleh Wiliam Stern, berpendapat bahwa terbentuknya kepribadian

Manusia itu di tentukan oleh dua faktor yaitu pembinaan dan pendidikan atau faktor intern dan faktor ekstern. [20]

Yang di maksud dengan faktor intern adalah yang menyangkut tentang fisik, mental, emosi dan segala yang
mencakup dengan individu itu sendiri. Sedangkan yang di maksud faktor ekstern adalah menyangkut tentang
pengalaman, baik pengalaman yang langsung ataupun yang tidak langsung. Sebab hubungan individu dengan
lingkungan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan Manusia di mana dan kapan saja. Hal ini karena watak seseOrang

sedikit banyak terdiri atas tingkah laku yang di hasilkan dari terjadinya interaksi bersama-sama dengan Orang lain
yang sering memperlihatkan kepribadiannya masing-masing.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a.

Menyusun data yang ada relevansinya dengan permasalahan di atas

b.

Mendeskrisikan shalat dan pengaruhnya dalam membentuk kepribadian Muslim.

D. Sumber Data
Pengumpulan sumber data dalam penelitian ini dapat di bagi menjadi 2 macam yaitu:
a.

Sumber Primer
Adalah sumber pokok, misalnya sumber yang di ambil langsung dari Al-Quran atau Al-Hadits serta
sumber utama dari penelitian seperti buku-buku tentang shalat dan kepribadian Muslim.

b.

Sumber Skunder
Merupakan sumber penunjang lainnya yang berkaitan dengan masalah-masalah di atas.

E. Tekhnik Pengumpulan Data


Sesuai dengan penelitian yang penyusun lakukan yang bersifat diskriptif kualitatif, maka
sebagaimana layaknya studi kualitatif yang mengadakan penelitian terhadap kepustakaan (library
research). Maka pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas
penjelasan dan pemikiran-pemikiran atas peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja untuk penyimpanan
atau menemukan keterangan mengenai peristiwa itu. [21] Atau juga dapat dikatakan metode
dokumentasi adalah mencari data berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, agenda, dan
sebagainya.
Dalam metode dokumentasi ini ada dua macam, yaitu dokumentasi primer. Yaitu sumber utama
dari penelitian seperti buku-buku tentang shalat. Sedangkan dokumentasi skunder adalah dokumen atau
buku-buku yang menunjang terkumpulnya data penelitian sebagaimana tersebut di atas.

F. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data


Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, karena ia menitik beratkan pada segi nilai (values) yang
terdapat dalam shalat khususnya tentang pengaruh shalat dalam membentuk kepribadian Muslim.

Hermawan Wasito mengatakan bahwa Riset diskriptif itu hanya terbatas pada segala usaha
mengungkapkan suatu masalah sebagaimana adanya sehingga hanya sekedar pengungkapan fakta.

[22] Beni Ahmad Saibani mengungkapkan juga bahwa dalam menggunakan metode deskriptif,
pengumpulan data di laksanakan dengan melakukan seleksitas data dan penentuan data di anggap
representatif secara oprasional.[23] Adapun jenis penelitian ini adalah riset kualitatif. Riset kualitatif
adalah penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
Mengacu pada pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang di maksud riset
diskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha melihat makna-makna yang terkandung di balik objek
penelitian.

G. Metode Analisis dan Penafsiran Data


Metode yang di gunakan adalah analisa data diskriptif kualitatif yang cenderung menggunakan
sistem berfikir untuk menemukan makna-makna dari data yang ada, kemudian untuk menarik kesimpulan
secara general penyusun menggunakan tata berfikir deduksi dan induksi.
Sutrisno Hadi mengatakan Deduksi adalah apa saja yang dipandang benar dari suatu peristiwa
sebagai sesuatu yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam peristiwa itu. [24] Lebih jauh
lagi ia mengatakan bahwa Induksi adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa itu
ditarik generalisasinya yang mempunyai sifat umum menjadi khusus agar lebih mudah difaham. [25]

DAFTAR PUSTAKA
Abu Laits As Samarqandi, Terjemah Tanbihul Ghafilin, PT. Karya Toha Putra, Semarang, 2005.
Ahmad Syafii, Pengantar Shalat yang Khusyu, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1991.

Aliy Asad, Fathul Muin, Jilid ke I, Menara Kudus, Yogyakarta, 1976.


Al-Awaisyah Husain bin Audah, Shalat khusyu Memupuk Suburkan Iman dan Menyucikan Jiwa, Pustaka Imam
Asy-Syafii, Jakarta, 2006.
Al-Ghozali Imam Abu Hamid Penterjemah M. Fadlil Saad An-Nadwi, Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi, AlHidayah, Surabaya, 1418 H.
Al-Staibani Al-Toumy Omar Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan Langgulung, Bulan
Bintang, Jakarta 1979.
An-Nawawi, Imam Abu Zakaria Yahya Bin Syarif, Terjemah Riyadhus Shalihin, Bandung, Al-Maarif, 1984.

AN. Ubaedy, Quantum Tahajud, Grafindo Khazanah Ilmu, Jakarta Selatan, 2007.

Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, Rajawali Fera, Jakarta, 1992


Bahri Ghazali, Konsep Ilmu Menurut Al-Ghazali, Cet ke-2, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1996.

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Pustaka Setia, Bandung, 2008.


Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang, CV Penerbit J-Art, 2007.

Hamzah Yaqub, Etika Islam, Diponegoro, Bandung, 1994.

Irwan Prayyitno, Kepribadian Muslim, Pustaka Tarbaituna, Jakarta, 2005.

Muhammad Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.

Nahjudin, Membina Akhlak Anak, Al-Ikhlas, Surabaya, 1995.

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Cetakan ke-38, Sinar Baru AL-Gensindo, Yogyakarta, 2005.

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 1990.


Syaikh Jalal Muhammad Syafii, The Power Of Shalat, MQ Publising, Bandung, 2006.
Tim Penyusun Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990.
Tim Penyusn MHM, Buku Panduan Praktek Ubudiyah, Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien Pondok Pesantren
Lirboyo, Kediri Jawa Timur, 2007.
Zahara Maskamah dan Tayar Yusuf, Memberikan Ketentraman Batin Melalui Akhlak, Etika Agama, Jakarta, 1996.

OUT LINE
SHALAT DAN PENGARUHNYA
DALAM MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH
(Suatu Tinjauan Kependidikan)
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN JUDUL
HALAMAN ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN ORISINILITAS PENELITIAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang Masalah
E. Fokus Penelitian
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
G. Metode Penelitian
H. Telaah Pustaka
BAB II. SHALAT DAN ASPEK-ASPEKNYA
3. Pengertian Shalat
4. Dasar dan Tujuan Shalat
5. Syarat dan Rukun Shalat Fardlu
6. Waktu Pelaksanaan Shalat Fardlu
7. Gerakan dan Bacaan Shalat
8. Hikmah Shalat
BAB III. AKHLAKUL KARIMAH
A. Pengertian Akhlakul Karimah
B. Ciri-ciri Akhlakul Karimah
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah
BAB IV. PENGARUH SHALAT FARDHU TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH DI TINJAU DARI
ASPEK KEPENDIDIKAN
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

[1] Abu Laits As Samarqandi, Terjemah Tanbihul Ghafilin, (Semarang , PT. Karya Toha Putra,
2005), h. 449.
[2] Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang, CV Penerbit J-Art, 2007),
h. 401
[3] Abu Laits As-Samarqandi, Op. Cit, h. 360
[4] Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang, CV Penerbit J-Art, 2007), h
203
[5] Aliy Asad, Fathul Muin, Jilid ke I, (Yogyakarta, Menara Kudus, 1976), h. 9
[6] Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam Cetakan ke-38, (Yogyakarta, Sinar Baru AL-Gensindo, 2005), h.
53
[7] Departemen Agama. RI Op. Cit, h. 7
[8] I b i d, h. 401
[9] I b i d, h. 39
[10] Aliy Asad, Op. Cit, h. 17
[11] Sulaiman Rasyid, Op. Cit, h. 68
[12] I b i d, h. 29
[13] Departemen Agama. RI Op. Cit, h. 95
[14] Hamzah Yaqub, Etika Islam, (Bandung, Diponegoro, 1994), h. 11
[15] Zahara Maskamah dan Tayar Yusuf, Memberikan Ketentraman Batin Melalui Akhlak,(Jakarta,
Etika Agama, 1996), h.9
[16] Omar Muhammad Al-Toumy Al-Staibani, Filsafat Pendidikan Islam, Alih Bahasa Hasan
Langgulung, (Jakarta, Bulan Bintang, 1979), h. 130
[17] Nahjudin, Membina Akhlak Anak, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1995), h. 27
[18] Hamzah Yaqub, Op. Cit, h. 95
[19] Departemen Agama, Op. Cit, h. 420
[20] Muhammad Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009), h. 105
[21] Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Tekhnik, (Bandung, Tarsito,
1990), h.134
[22] Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, Gramedia, 1992), h. 10
[23] Beni Ahmad Saibani, Metode Penelitian, (Bandung, Pustaka Setia), 2008, h. 94
[24] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta, Yayasan Fakultas Psikologi UGM,
Cetakan ke-17, Jilid I, 1995), h. 36
[25] Ibid, h. 42
Diposkan oleh RIDWAN

Anda mungkin juga menyukai