Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence
tahun 1819, yang berasal dari kata
Khirros yang berarti kuning orange
(orange yellow), karena perubahan
warna pada nodul-nodulyang terbentuk.
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis
pada hepar dengan inflamasi dan
fibrosis hepar yang mengakibatkan
distorsi struktur hepar dan hilangnya
sebagian besar fungsi hati
Dari beberapa pengertian di atas bisa
disimpulakn bahwa penyakit sirosis
hepatis atau orange yellow merupakan
penyakit kronis pada hepar ditandai
dengan inflamasi pada hepar yang
mengakibatkan distruksi struktur hepar
dan hilangnya sebagian fungsi hati
Epidemiologi
Insidensi sirosis hepatis di Amerika diperkirakan 360 per
100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat
penyakit hepar alkoholik dan infeksi virus kronik.
Penderita sirosis hepatis lebih banyak dijumpai pada
laki-laki jika dibandingkan dengan wanita sekitar 1,6 : 1
dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur
30 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 49 tahun .
Insidensi penyakit ini disebutkan sangat meningkat
sejak perang dunia II, sehingga merupakan sebagai
penyebab kematian paling menonjol. Peningkatan ini
sebagian disebabkan oleh insidensi hepatitis virus yang
meningkat, namun lebih bermakna karena asupan
alkohol yang sangat meningkat. Alkoholisme merupakan
satu-satunya penyebab terpenting sirosis.
Etiologi
1. Alkoholisme
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya yaitu:
Sirosis laennec. Serosis ini disebabkan oleh
alkoholisme dan malnutrisi. Namun pada tahap akhir,
hepar mengecil dan nodular
Sirosis pasca nekrotik. Terjadi nekrosis yang berat
pada serosis ini karena hepatotoksin biasanya berasal
dari hapatitis virus. Hepar mengecil dengan banyak
nodul dan jaringan fibrosa
Sirosis bilier. Penyebabnya adalah obstruksi empedu
dalam hepar dan koledukus komunis (duktus sistikus).
Sirosis jantung. Penyebabnya adalah gagal jantung
sisi kanan (gagal jantung kongestif).
Faktor resiko
Penyalahgunaan alkohol kronis: Sedikitnya dua minuman per
hari untuk wanita atau empat gelas per hari untuk pria, yang
telah dikonsumsi lebih dari 10 tahun, dapat menyebabkan
sirosis. Penyakit hati alkoholik menyebabkan 12.000
kematian per tahun di Amerika Serikat. Sayangnya, banyak
pasien menunjukkan gejala setelah penyakit hati yang parah
telah terjadi.
Hubungan seksual yang tidak aman: Hepatitis B dan C
infeksi mudah menular melalui hubungan seksual tanpa
pelindung.
Penggunaan obat intravena: Transmisi Hepatitis B dan C juga
umum melalui penggunaan narkoba dengan suntikan.
Penyakit hati kronis karena keturunan atau didapat setelah
lahir: Hemokromatosis, penyakit Wilson, dan hepatitis
autoimun merupakan faktor risiko kuat untuk sirosis
Komplikasi
Hipertensi Portal
Asites
Peritonitis Bakterial Spontan. Komplikasi ini paling sering
Manifestasi klinis
Gejala yang biasa
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan lboratorium
Bilirubin terkonjugasi dan tak terjkonjugasi
(meningkat)
Urobilinogen urine meningkat
Masa protrombin (memanjang)
Trombosit, eritrosit, leukosit (menurun)
Hipokalemia
Hiponatremia
Enzim-enzim serum: ALT, AST, LDH dan alkalin
fosfatase (meningkat)
CT scan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sirosis Kompensata Bertujuan untuk mengurangi
progresi
Kerusakan hati, meliputi :
Menghentikan penggunaan alkohol dan bahan atau obat yang
hepatotoksik
Pemberian asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal yang dapat
menghambat kolagenik
Pada hepatitis autoimun, bisa diberikan steroid atau imunosupresif
Pada hemokromatosis, dilakukan flebotomi setiap minggu sampai
konsentrasi besi menjadi normal dan diulang sesuai kebutuhan.
Pada penyakit hati non alkoholik, menurunkan berat badan akan
mencegah terjadinya sirosis
Pada hepatitis B, interferon alfa dan lamivudin merupakan terapi utama.
Lamivudin diberikan 100 mg secara oral setiap hari selama satu tahun.
Interferon alfa diberikan secara suntikan subkutan 3MIU, 3x1 minggu
selama 4-6 bulan.
Pada hepatitis C kronik, kombinasi interferon dengan ribavirin merupakan
terapi standar. Interferon diberikan secara subkutan dengann dosis 5 MIU,
3x1 minggu, dan dikombinasi ribavirin 800-1000 mg/hari selama 6 bulan
Diberikan antifibrotik, dalam hal ini lebih mengarah untuk keradangan dan
tidak terhadap fibrosis.
mmol/hari
Diuretic : spiroolakton 100-200 mg/hari. Respon
diuretic bisa dimonitor dengan penurunan BB 0,5
kg/hari (tanpa edem kaki) atau 1,0 kg/hari
(dengan edema kaki).
Parasentesis dilakukan bila asites sangat besar (46 liter), diikuti dengan pemberian albumin.
tindakan memasukkan suatu kanula ke dalam
rongga peritoneum untuk mengeluarkan cairan
asites
Varises Esofagus
Sebelum dan sesudah berdarah, bisa diberikan obat penyekat
beta (propanolol)
Waktu perdarahan akut, bisa diberikan preparat somatostatin,
diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi
Ensefalopati Hepatik
Laktulosa untuk mengeluarkan ammonia
Neomisin, untuk mengurangi bakteri usus penghasil ammonia
Diet rendah protein 0,5 gr/kgBB/hari, terutama diberikan yang
Thanks