Anda di halaman 1dari 3

Memory on Tuberculosis

Hal positif

Kami lebih mengerti tentang tata laksana Tuberkulosis dan lumayan lancar
melakukan pemeriksaan sputum BTA.

Belajar tentang PCR yang ternyata cukup rumit dalam hal prinsip dan juga
pembuatannya.

Pengalaman yang paling seru adalah melakukan anamnesis dan pemeriksaan


fisik di rumah sakit dan saat kunjungan rumah di puskemas karena
menerapkan hal di trap med pada pasien. Terutama pada anak yang ternyata
sulit karena anak yang kami periksa berusia 7 bulan jadi tidak bisa dilakukan
autoanamnesis.

Melakukan

pemeriksaan

LED

dan

hitung

leukosit

sendiri

biasanya

berkelompok.

Melihat pemeriksaan FNAB dan diajari caranya.

Hal Negatif

Bingung saat pertama kali diminta membuat case report

Jadwal poli dr. Sukartini dan jadwal poli elektif Tb tidak kompak

Saat pleno Tb anak dr. Sukartini tidak datang padahal kasus kami gantung
dan masih bingung mengapa diputuskan untuk diberi OAT. Setelah minggu ke
tiga dan kembali ke ruang melati untuk mencari kasus ekstraparu, saya baru
tahu kalau itu kasus meningitis Tb.

Untuk kegiatan di poli paru agak sulit karena rumah sakit sedang direnovasii
dan karena masuk bergantian, tidak semua mendapat ilmu yang sama. Mungkin
bisa disediakan waktu untuk berdiskusi dengan seluruh kelompok.

Pemeriksaan sputum BTA memang dilakukan perorangan tetapi rak yang


disediakan tidak perorang sehingga kami kesulitan apabila kebetulan harus

banyak membuat BTA. Mikroskop juga banyak yang berjamur. Pada hari
terakhir praktikum emersinya habis.

Dr. Natan, kuliah ditunda-tunda dan kalau jadi kuliah terlambat.

Saat kasus ekstraparu kasusnya sedikit jadi berinisiatif untuk mencari di


bangsal. Kebetulan dr. David sibuk jadi hanya ditemani saat hari pertama. Hal
ini menimbulkan kesalahpahaman dengan co ass di Angsoka. Tapi sudah
diclearkan dengan minta izin ke kepala perawat di angsoka.

Persepsi antara puskesmas dan FK terlihat berbeda. Yang mana yang harus
kami periksa apakah suspect atau penderita yang rata-rata sudah menjalani
pengobatan. Kami tidak jaga di poli karena poli tuberkulosis ternyata hari
senin dan selasa. Sedangkan kunjungan dimulai hari senin, kami datangnya hari
selasa, tapi tidak ada kasus.

Saran untuk Kedepannya

Seharusnya kami diajari pembuatan laporan sebelum masuk rumah sakit jadii
tidak bingung saat diminta case report

Kalau bisa diusahakan dr. Sukartini datang saat pleno tersebut dan koordinasi
lebih baik lagi dengan jadwal yang akan diberikan

Ada diskusi lain selain pleno untuk membahas studi kasus pada poli

Lab mikrobiologi disarankan menambahkan rak sehingga dapat mengerjakan


dengan leluasa

Dr. Natan jangan terlambat dan menunda kuliahnya. Kami kan bingung kalau
kuliahnya dekat sama hari ujian

Koordinasikan dengan dokter yang di rumah sakit apakah bisa memenuhi


jadwal atau tidak sehingga kasus di angsoka tidak perlu terulang

Tolong carikan puskesmas yang lebih banyak kasusnya dan kalau bisa juga
buat MoU jauh-jauh hari sehingga pengalaman yang didapat di puskesmas
seimbang. Tidak ada kesenjangan. Koordinasi

dan diskusi sehingga tidak

timbul perbedaan pendapat dan cocokkan jadwal blok dengan jadwal di


puskesmas. Jangan sampai jadwal tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai