Hal positif
Kami lebih mengerti tentang tata laksana Tuberkulosis dan lumayan lancar
melakukan pemeriksaan sputum BTA.
Belajar tentang PCR yang ternyata cukup rumit dalam hal prinsip dan juga
pembuatannya.
Melakukan
pemeriksaan
LED
dan
hitung
leukosit
sendiri
biasanya
berkelompok.
Hal Negatif
Jadwal poli dr. Sukartini dan jadwal poli elektif Tb tidak kompak
Saat pleno Tb anak dr. Sukartini tidak datang padahal kasus kami gantung
dan masih bingung mengapa diputuskan untuk diberi OAT. Setelah minggu ke
tiga dan kembali ke ruang melati untuk mencari kasus ekstraparu, saya baru
tahu kalau itu kasus meningitis Tb.
Untuk kegiatan di poli paru agak sulit karena rumah sakit sedang direnovasii
dan karena masuk bergantian, tidak semua mendapat ilmu yang sama. Mungkin
bisa disediakan waktu untuk berdiskusi dengan seluruh kelompok.
banyak membuat BTA. Mikroskop juga banyak yang berjamur. Pada hari
terakhir praktikum emersinya habis.
Persepsi antara puskesmas dan FK terlihat berbeda. Yang mana yang harus
kami periksa apakah suspect atau penderita yang rata-rata sudah menjalani
pengobatan. Kami tidak jaga di poli karena poli tuberkulosis ternyata hari
senin dan selasa. Sedangkan kunjungan dimulai hari senin, kami datangnya hari
selasa, tapi tidak ada kasus.
Seharusnya kami diajari pembuatan laporan sebelum masuk rumah sakit jadii
tidak bingung saat diminta case report
Kalau bisa diusahakan dr. Sukartini datang saat pleno tersebut dan koordinasi
lebih baik lagi dengan jadwal yang akan diberikan
Ada diskusi lain selain pleno untuk membahas studi kasus pada poli
Dr. Natan jangan terlambat dan menunda kuliahnya. Kami kan bingung kalau
kuliahnya dekat sama hari ujian
Tolong carikan puskesmas yang lebih banyak kasusnya dan kalau bisa juga
buat MoU jauh-jauh hari sehingga pengalaman yang didapat di puskesmas
seimbang. Tidak ada kesenjangan. Koordinasi