Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limfoma adalah kanker yang berasal dari jaringan limfoid mencakup sistem limfatik dan
imunitas tubuh. Tumor ini bersifat heterogen, ditandai dengan kelainan umum yaitu pembesaran
kelenjar limfe diikuti splenomegali, hepatomegali, dan kelainan sumsum tulang. Tumor ini dapat
juga dijumpai ekstra nodal yaitu di luar sistem limfatik dan imunitas antara lain pada traktus
digestivus, paru, kulit, dan organ lain. Dalam garis besar, limfoma dibagi dalam 4 bagian,
diantaranya limfoma Hodgkin (LH), limfoma non-hodgkin (LNH), histiositosis X, Mycosis
Fungoides. Dalam praktek, yang dimaksud limfoma adalah LH dan LNH, sedangkan histiositosis
X dan mycosis fungoides sangat jarang ditemukan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa yang dimaksud Limfoma maligna?


Bagaimana etiologi limfoma maligna ?
Bagaimana patofisiologi limfoma maligna ?
Bagaimana klasifikasi dari limfoma maligna ?
Bagaimana manifestasi klinis dari limfoma maligna ?
Bagaimana penatalaksanaan dari limfoma maligna ?
Bagaimana komplikasi dari limfoma maligna ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari limfoma maligna
2. Untuk mengatehui dari etiologi limfoma maligna
3. Untuk mengetahui patofisiologi limfoma maligna
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari limfoma maligna
5. Untuk mengetahui gejala klinis dari limfoma maligna
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari limfoma maligna
7. Untuk mengetahui komplikasi limfoma maligna

BAB II
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

TINJAUAN TEORITIS
2.1

Pengertian
Limfoma maligna adalah kelompok neoplasma maligna/ganas yang muncul dalam
kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal yang ditandai dengan proliferasi atau akumulasi
sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit dengan pra-sel dan derivatnya). Limfoma atau
limfoma maligna adalah sekelompok kanker di mana sel-sel limfatik menjadi abnormal dan mulai
tumbuh secara tidak terkontrol. Karena jaringan limfe terdapat di sebagian besar tubuh manusia,
maka pertumbuhan limfoma dapat dimulai dari organ apapun.

2. 2 Etiologi
Limfoma maligna mencakup hereditas, pemajanan terhadap karsinogen lingkungan,
imunosupresi dan pemjanan virus dan onkagenik. Limfoma adalam plasma padat yang
mengandung sel-sel imforetikular. Tumor-tumor ini mencakup tumor sistem imun, karena prinsip
komponen selularnya adalah limfosit. Organ limforetikuler mencakup limfonodus, sum-sum
tulang, tymus, dan submukosa saluran gastroinstestinal dan pernafasan, secara patologis,
lifadenopati adalah karakteristik dengan keterlibatan akhir hati dan visera.. Beberapa hal yang
diduga berperan sebagai penyebab penyakit ini antara lain:
agen infeksius
Faktor lingkungan seperti pajanan bahan kimia (pestisida, herbisida, bahan kimia
organik, dan lain-lain), kemoterapi, dan radiasi.
Inflamasi kronis karena penyakit autoimun
Faktor genetik
imunodefisiensi
2.3 Patofisiologi
Limfoma maligna ini berasal dari sel limfosit. Tumor ini biasanya bermula dari nodus
limfe, tetapi dapat melibatkan jaringan limfoid dalam limpa, traktus gastrointestinal (misalnya
dinding lembung), hati, atau sumsum tulang. Sel limfosit dalam kelenjar limfe juga berasal dari
sel-sel indik multipotensial di dalam sumsum tulang. Sel induk multipotensial pada tahap awal
bertransformasi menjadi sel progenitor limfosit yang kemudian berdiferensiasi melalui dua jalur.
Sebagian mengalami pematangan dalam kelenjar thymus untuk menjadi limfosit T, dan sebagian
lagi menuju kelenjar limfe atau tetap berada dalam sumsum tulang dan berdiferensiasi menjadi
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

sel limfosit B. Apabila ada rangsangan oleh antigen yang sesuai maka limfosit T maupun B akan
bertransformasi menjadi bentuk aktif dan berpoliferasi. Limfosit T aktif menjalankan fungsi
respon imunitas seluler. Sedangkan limfosit B aktif menjadi imunoblas yang kemudian menjadi
sel plasma yang membentuk imunoglobulin. Perubahan limfosit normal menjadi sel limfoma
merupakan akibat terjadinya mutasi gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang
tengah berada dalam proses transformasi menjadi imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan
imunogen). Hal ini terjadi didalam kelenjar getah bening, dimana sel limfosit tua berada di luar
centrum germinativum sedangkan imunoblast berada di bagian paling sentral centrum
germinativum. Apabila membesar maka dapat menimbulkan tumor dan apabila tidak ditangani
secara dini maka menyebabkan limfoma maligna. Ada empat kelompok gen yang menjadi sasaran
kerusakan genetik pada sel-sel tubuh manusia, termasuk sel-sel limfoid, yang dapat menginduksi
terjadinya keganasan.
2. 5 Klasifikasi
Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH)
dan limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya
dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed
Sternberg, dan sifat LNH lebih agresif.
a) LIMFOMA NON HODGKIN
Dapat bersifat indolen (low grade), hingga progresif(high grade). Pada LNH indolen,
gejalanya dapat berupa: pembesaran KGB, tidak nyeri, dapat terlokalisir atau meluas, dan bisa
melibatkan sum-sum tulang. Pada LNH progresif, terdapat pembesaran KGB baik intra maupun
extranodal, menimbulkan gejala "konstitusional" berupa : penurunan berat badan, febris, dan
keringat malam, serta pada limfoma burkitt, dapat menyebabkan rasa penuh di perut.
Stadium limfoma maligna, penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium.
Stadium I dan II sering dikelompokkan bersama sebagai stadium awal penyakit, sementara
stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut.
1. Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu
kelenjar getah bening.
2. Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar
getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau
perut.
3. Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar
getah bening, serta pada dada dan perut.
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

4. Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya


pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak.
.
b) LIMFOMA HODGKIN
Terbagi atas 4 jenis, yaitu:
1. Nodular Sclerosing limfosit
2. mixed cellularity
3. rich limphocyte
4. limphocyte depletio
Perjalanan
Jenis

Gambaran Mikroskopik

Kejadian

Penyakit

Sel Reed-Stenberg sangat sedikit


Limfosit

3% dari kasus

tapi ada banyak limfosit

Lambat

Predominan
Sejumlah kecil sel Reed-Stenberg
Sklerosis
Noduler

& campuran sel darah putih


lainnya;

daerah

jaringan

ikat

Sedang
67%dari kasus

fibrosa
Sel Reed-Stenberg dalam jumlah
Selularitas
Campuran

Deplesi Limfosit

yang sedang & campuran sel

25%dari kasus

Agak cepat

5% dari kasus

Cepat

darah putih lainnya


Banyak

sel Reed-Stenberg &

sedikit

limfosit

jaringan

ikat

fibrosa yang berlebihan


LH lebih bersifat lokal, berekspansi dekat, cenderung intra nodal, hanya di mediastinum,
dan jarang metastasis ke sumsum tulang. ia juga dapat terjadi metastasis melalui darah. Jika
dibandingkan dengan NHL, NHL lebih bersifat tidak lokal, expansi jauh, cenderung
extranodal, berada di abdomen, dan sering metastasis ke sum-sum tulang. Secara staging, dan
pengobatan, sama saja dengan NHL.

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

2.6 Manifestasi Klinis


1. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pada limfoma Hodgkin, 80% terdapat pada kelenjar getah bening leher, kelenjar ini tidak lahir
multiple, bebas atas konglomerasi satu sama lain. Pada limfoma non-Hodgkin, dapat tumbuh
pada kelompok kelenjar getah bening lain misalnya pada traktus digestivus atau pada organ-organ
parenkim.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Demam tipe pel Ebstein


Gatal-gatal
Keringat malam
Berat badan menurun lebih dari 10% tanpa diketahui penyebabnya.
Nafsu makan menurun.
Daya kerja menurun
Terkadang disertai sesak nafas
Nyeri
Pola perluasan limfoma Hodgkin sistematis secara sentripetal dan relatif lebih lambat, sedangkan
pola perluasan pada limfoma non-Hodgkin tidak sistematis dan relatif lebih cepat bermetastasis
ke tempat yang jauh.

2.7 Panatalaksanaan
Penatalaksanaan limfoma maligna dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu:
Pembedahan
Tata laksana dengan pembedahan atau operasi memiliki peranan yang terbatas dalam
pengobatan limfoma. Untuk beberapa jenis limfoma, seperti limfoma gaster yang terbatas pada
bagian perut saja atau jika ada resiko perforasi, obstruksi, dan perdarahan masif, pembedahan
masih menjadi pilihan utama. Namun, sejauh ini pembedahan hanya dilakukan untuk mendukung
proses penegakan diagnosis melalui surgical biopsy.7

Radioterapi
Radioterapi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengobatan limfoma, terutama
limfoma hodgkin di mana penyebaran penyakit ini lebih sulit untuk diprediksi. Beberapa jenis
radioterapi yang tersedia telah banyak digunakan untuk mengobati limfoma hodgkin seperti
radioimunoterapi dan radioisotope. Radioimunoterapi menggunakan antibodi monoclonal seperti
CD20 dan CD22 untuk melawan antigen spesifik dari limfoma secara langsung, sedangkan
radioisotope menggunakan 131Iodine atau 90Yttrium untuk irradiasi sel-sel tumor secara selektif.
Teknik radiasi yang digunakan didasarkan pada stadium limfoma itu sendiri, yaitu:
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

Untuk stadium I dan II secara mantel radikal

Untuk stadium III A/B secara total nodal radioterapi

Untuk stadium III B secara subtotal body irradiation

Untuk stadium IV secara total body irradiation

KemoterapiMerupakan teknik pengobatan keganasan yang telah lama digunakan dan banyak
obat-obatan kemoterapi telah menunjukkan efeknya terhadap limfoma.
Imunoterapi
Bahan yang digunakan dalam terapi ini adalah Interferon-, di mana interferon-
berperan untuk menstimulasi sistem imun yang menurun akibat pemberian kemoterapi.7
Transplantasi sumsum tulang
Transplasntasi sumsum tulang merupakan terapi pilihan apabila limfoma tidak membaik
dengan pengobatan konvensional atau jika pasien mengalami pajanan ulang (relaps). Ada dua
cara dalam melakukan transplantasi sumsum tulang, yaitu secara alogenik dan secara autologus.
Transplantasi secara alogenik membutuhkan donor sumsum yang sesuai dengan sumsum
penderita. Donor tersebut bisa berasal dari saudara kembar, saudara kandung, atau siapapun
asalkan sumsum tulangnya sesuai dengan sumsum tulang penderita. Sedangkan transplantasi
secara autologus, donor sumsum tulang berasal dari sumsum tulang penderita yang masih bagus
diambil kemudian dibersihkan dan dibekukan untuk selanjutnya ditanamkan kembali dalam tubuh
penderita agar dapat menggantikan sumsum tulang yang telah rusak.
2.8 Komplikasi
Ada dua jenis komplikasi yang dapat terjadi pada penderita limfoma maligna, yaitu
komplikasi karena pertumbuhan kanker itu sendiri dan komplikasi karena penggunaan
kemoterapi. Komplikasi karena pertumbuhan kanker itu sendiri dapat berupa pansitopenia,
perdarahan, infeksi, kelainan pada jantung, kelainan pada paru-paru, sindrom vena cava superior,
kompresi pada spinal cord, kelainan neurologis, obstruksi hingga perdarahan pada traktus
gastrointestinal, nyeri, dan leukositosis jika penyakit sudah memasuki tahap leukemia. Sedangkan
komplikasi akibat penggunaan kemoterapi dapat berupa pansitopenia, mual dan muntah, infeksi,
kelelahan, neuropati, dehidrasi setelah diare atau muntah, toksisitas jantung akibat penggunaan
doksorubisin, kanker sekunder, dan sindrom lisis tumor.

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

BAB III
KONSEP DASAR ASKEP
LIMFOMA MALIGMA
A. FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
(Pengorganisasian Berdasarkan Pola Fungsi Kesehatan dari GORDON)

Tgl. Pengkajian :

Waktu Pengkajian :

Ruang / Kamar :

Tgl. Masuk RS

A. IDENTIFIKASI
I. KLIEN
Nama Initial

Tempat / tgl lahir (umur) :

Jenis Kelamin

Laki-laki

Status Perkawinan

Jumlah Anak

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

Perempuan

Agama / Suku

Warga Negara

Indonesia

Bahasa yang digunakan

Indonesia

Asing

Daerah
Asing

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat Rumah

II. PENANGGUNG JAWAB


Nama

Alamat

Hubungan dengan klien :

B. DATA MEDIK
I. Dikirim oleh

II. Diagnosa Medik

UGD

Dokter Praktek

Saat masuk

Saat pengkajian

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

C. KEADAAN UMUM
I. KEADAAN SAKIT

Alasan

Klien tampak sakit ringan / sedang / berat / tidak tampak


sakit

Penggunaan alat medik : ....................


Lain lain

: .....................

Keluhan Utama

......................................................................................
.......................................................................................

Riwayat Keluhan Utama :

.......................................................................................

II. TANDA TANDA VITAL :


a. Kesadaran
Kualitatif :

Compos mentis

Somnolens

Coma

Apatis

Soporocomatous

Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow

: - Respon Motorik
- Respon Bicara

: ... Jumlah
: ...

- Respon Membuka Mata : ...


Kesimpulan : ..

Flapping Tremor / asterixis

b. Tekanan darah

..

c. Suhu

: C

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

Positif

Negatif

mm Hg
Oral

Axiliar

Rectal

d. Nadi

e. Pernapasan :

..............x/ menit

Frekuensi .. x / menit

III. PENGUKURAN

Irama :

Teratur

Kusmaull

Jenis

Dada

Perut

Cheynes-Stokes

Tinggi Badan

Cm

I.M.T. ( Indeks Massa Tubuh )

Berat Badan : Kg

: .. kg / m2

Kesimpulan

: ..

Catatan

: ..

GENOGRAM

:
KET

D. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


I. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN KESEHATAN
Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami :
Sakit berat, dirawat, kecelakaan, operasi, gangguan kehamilan/persalinan, abortus,
transfuse, reaksi alergi.

Kapan
Penyakit autoimun

Catatan
.
.

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

10

Kapan

Catatan
.
.

Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

Keadaan sejak sakit

Data Obyektif

Observasi
Kebersihan rambut

Kulit kepala

: ........................................................................

Kebersihan kulit

: ...........................................................................

Higiene rongga mulut : ............................................................................

Kebersihan genetilia

Kebersihan anus
Tanda / Scar Vaksinasi

:
:

BCG

Cacar

II. KAJIAN NUTRISI METABOLIK


a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

11

Keadaan sejak sakit

2.

Data Obyektif
Observasi
Pemeriksaan Fisik
Keadaan rambut: ....................................................................................
Hidrasi kulit
Palpebrae ........................
Sclera ..
Hidung : .................................................................................................
Rongga mulut : ......................................................................................
Gigi geligi .....................
Kemampuan Mengunya keras
Lidah ................
Kelenjar getah bening leher
Kelenjar parotis .......................... ...
Abdomen

Inspeksi :

Bentuk
Bayangan vena ...

Auskultasi :

Palpasi

Peristaltik x / menit

: Tanda nyeri umum


Massa
Hidrasi kulit ..
Nyeri tekan :

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

R. Epigastrica

Titik Mc. Burney

12

R. Suprapubica

Perkusi

R. llliaca

: .................................................

Ascites

Negatif
Positif

Kelenjar limfe inguinal ...


Kulit :

Spider naevi

Negatif

Positif

Uremik frost

Negatif

Positif

Edema

Negatif

Icteric

Negatif

Tanda-tanda :

Positif
Positif

Lesi : ruam kulit atau lesi yang khas (ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi)

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium

Terapi :

III. KAJIAN POLA ELIMINASI


a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
.

Keadaan sejak sakit

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

13

.................................................................................................................
b. Data Obyektif

Observasi
Pemeriksaan Fisik
Peristaltik usus : x / menit
Palpasi Suprapubika : kandung kemih

Penuh

Kosong

Nyeri ketuk ginjal :


Mulut Urethra
Kiri

negatif

positif

Kanan

negatif

positif

Anus :

Peradangan

Negatif

Fisura

Negatif

Positif

Hemoroid

Negatif

Positif

Negatif

Positif

Prolapsus recti:

Positif

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium :
Terapi :

IV. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :


.
Keadaan sejak sakit

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

14

................................................................................................................
b. Data Obyektif

Observasi : ...............................................................................................
...............................................................................................
0 : mandiri
1 : bantuan dengan

Aktifitas Harian :

alat

o Makan

2 : bantuan orang

o Mandi
o Berpakaian
o Kerapian
o Buang air besar
o Buang air kecil
o Mobilisasi di tempat tidur

o Abulasi : mandiri / tongkat / kursi roda / tempat tidur


o Postur tubuh :.
o Gaya jalan :
o Anggota gerak yang cacat : ...
Pemeriksaan Fisik
Perfusi pembuluh perifer kuku : .
Thorox dan pernapasan
o Inspeksi

: Bentuk thorax
Stridor

:
:

Negatif

Positif

Dyspnea dEffort :

Negatif

Positif

Sianosis

Negatif

Positif

o Palpasi

: Vocal Fremitus

o Perkusi

Sonor

Redup

Pekak

Batas paru hepar : .


SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

15

Kesimpulan

: .........

o Auskultasi : Suara Napas

: penurunan suara napas

Jantung
o Inspeksi

: Ictus Cordis

Klien menggunakan alat pacu jantung

Negatif
Positif

o Palpasi

: Ictus Cordis
Thrill :

o Perkusi

Negatif

Positif

: Batas atas jantung : ..


Batas kanan jantung : ..
Batas kiri jantung

: ..

o Auskultrasi : Bunyi jantung II A : ..


Bunyi jantung II P : ..
Bunyi jantung I T

: ..

Bunyi jantung I M : ..
Bunyi jantung III Irama Gallop : Negatif
Murmur :

Positif

Negatif
Positif

: Tempat : .......
Grade : ...

HR : x / menit
Lengan dan Tungkai
o Atrofi otot :

Negatif

Positif, tempat .

Rentang gerak :
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

16

Mati sendi : ..

Kaku sendi : Pembengkakan sendi; kekakuan di pagi hari


5

o Uji Kekuatan otot : Kiri

1 2 3 4

Kanan : 1 2 3 4 5
o Reflex Fisiologik :
o Reflex Patologik : Babinski, Kiri
Kanan

Negatif

Positif

Negatif

Positif

Clubing jari-jari :

Negatif

Postitif

o Varices tungkai :

Negatif

Positif

Columna Vertebralis
o Inspeksi : Kelainan bentuk : ....................................................................
o Palpasi : Nyeri tekan
N. III - IV VI

Negatif

Positif

: ................................................................................................

N. VIII Romberg Test :

Negatif

Postif

N. XI

Kaku kuduk

: ..

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium :
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

17

Terapi :

V. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
...........................................................................................................................
Keadaan sejak sakit :
.............................................................................................................................
b. Data Objektif
Observasi :
Expresi wajah mengantuk

Negatif

Positif

Banyak menguap

Negatif

Positif

Palpebrae Inferior berwarna gelap

Negatif

Positif

Terapi : .................................................................................................................................
.........
VI. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
a. Data Subjektif
Keadaan sebelum sakit :
..........................................................................................................................
Keadaan sejak sakit :
b. Data Obyektif
Observasi

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

18

Pemeriksaan Fisik
Penglihatan
o Cornea

o Visus

o Pupil

o Lensa Mata

o Tekanan Intra Ocular

Pendengaran
o Pina

o Canalis

: ................................................................

o Membran Tympani

: ................................................................

o Tes Pendengaran

: ................................................................

NI

: ................................................................

N II

: ................................................................

N V sensorik

: ................................................................

N VII sensorik

: ................................................................

N VIII pendengaran

: ................................................................

Tes romberg

: ................................................................

Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Terapi :

VII. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
...........................................................................................................................
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

19

Keadaan sejak sakit :


............................................................................................................................
b. Data Obyektif
Observasi
Kontak mata

Rentang Penglihatan

Suara dan Cara Bicara :


Postur Tubuh

Pemeriksaan Fisik
Kelainan bawaan yang nyata

Abdomen : Bentuk

Bayangan vena

Benjolan massa

Kulit : Lesi

VIII. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SEKSAMA (KOPING)


a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
Keadaan sejak sakit :
b. Data Obyektif
Observasi

IX. KAJIAN POLA REPRODUKSI SEKSUALITAS


a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

20

Keadaan sejak sakit :

b. Data Obyektif
Observasi
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
Terapi :

X. KAJIAN MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES


a. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit :

Keadaan sejak sakit :


b. Data Obyektif
Observasi
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : Berbaring

: mmHg

Duduk

: mmHg

Berdiri

: mmHg

Kesimpulan : Hipotensi Ortostatik :

Negatif

Positif

HR : .......................... x / menit
Kulit : Keringat dingin : .........................................................................
Basah

: .........................................................................

Terapi :
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

21

XI. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


a. Data Subyektif
Keadaan sebelum sakit :

Keadaan sejak sakit :

b. Data Obyektif
Observasi

Tanda Tangan Mahasiswa yang Mengkaji

)
NIM:

Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA
1.

Hipertermi b/d
PERSPIRATION
ditandai dengan
peningkatan suhu
tubuh diatas
kisaran normal

TUJUAN & KRITERIA HASIL

INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri

Mandiri

Tujuan : Setelah diberikan


asuhan keperawatan
diharapkan suhu tubuh klien
turun / dalam keadaan normal

Observasi suhu tubuh


klien

suhu tubuh

dapat meng

dengan

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

dengan me

keadaan kl
22

kriteria hasil :

juga dapat

suhu tubuh dalam batas normal

mengambil

(35,9-37,5 derajat celcius)

tindakan de
tepat.

Berikan kompres hangat

kompres da

pada dahi, aksila, perut

menurunka

dan lipatan paha.

tubuh klien

Penyuluhan Kesehatan

Anjurkan dan berikan

Dengan ba

minum yang banyak

minum dih

kepada klien (sesuai

dapat mem

dengan kebutuhan cairan

menjaga

tubuh klien).

keseimban

cairan dala
klien
Kolaboratif
Kolaborasi dengan

dokter dalam

Obat antipi

dapat menu

pemberian

suhu tubuh

antipiretik
2.

Ketidakseimabang

nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
b/d
ketidakmampuan
untuk mencerna
makana ditandai
dengan penurunan
berat badan degan

Mandiri
Tujuan : Setelah diberikan
asuhan keperawatan selam 3 x
24 jam diharapkan kebutuhan Kaji riwayat nutrisi,
nutrisi klien dapat terpenuhi
termasuk makanan yang
dengan
Kriteria hasil :
disukai.
Menunjukkan peningkatan
berat badan/berat badan
Observasi dan catat
stabil
masukan makanan klien.
Nafsu makan klien
meningkat Klien
menunjukkan perilaku
Timbang berat badan

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

23

Mengiden
defisiensi
dan juga u
intervensi
selanjutny
mengawas
masukan k

Mengawas

asupan makanan
adekuat

perubahan pola
hidup untuk
mempertahankan berat
badan yang sesuai

klien tiap hari .

penurunan
badan dan
efektivitas
intervensi

Kolaboratif

BAB IV
PENUTUP
SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

24

3.1 Kesimpulan
Limfoma maligna adalah kelompok neoplasma maligna/ganas yang muncul dalam
kelenjar limfe atau jaringan limfoid ekstranodal yang ditandai dengan proliferasi atau akumulasi
sel-sel asli jaringan limfoid (limfosit, histiosit dengan pra-sel dan derivatnya).
Ada dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit Hodgkin (PH) dan
limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya dibedakan
berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan
sifat LNH lebih agresif.

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

25

DAFTAR PUSTAKA
http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/04/gejala-kanker-kelenjar-getahbening.html

SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)

26

Anda mungkin juga menyukai