Anda di halaman 1dari 35

CAHAYA dan air

OLEH :
LINA BUDIARTI
NOVA FITRIANI WAHDAH

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang


sangat penting, sebagai sumber energi utama
bagi ekosistem.
Struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya
sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang
sampai di sistem ekologi tersebut, tetapi radiasi
yang berlebihan dapat pula menjadi faktor
pembatas, menghancurkan sistem jaringan
tertentu.

Tiga aspek penting faktor cahaya

1) Kualitas cahaya atau komposisi


panjang gelombang,
2) Intensitas cahaya atau kandungan
energi dari cahaya,
3) Lama penyinaran.

1) KUALITAS CAHAYA
Radiasi matahari secara fisika merupakan gelombanggelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang
gelombang,
Tidak semua gelombang-gelombang tadi dapat menembus
lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan bumi
Yang dapat mencapai permukaan bumi ini adalah gelombanggelombang dengan ukuran 0.3 sampai 10 mikron
Gelombang yang dapat terlihat oleh mata antara 0.39-7.60
mikron; gelombang < 0.39 merupakan gelombang pendek
dikenal dengan ultraviolet dan gelombang > 7.60 mikron
merupakan radiasi gelombang panjang atau infrared atau
merah-panjang.

Pentingnya kualitas cahaya


Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih
belum jelas
Umumnya gelombang-gelombang pendek dari radiasi
matahari terabsorbsi di bagian atas atmosfer sehingga hanya
sebagian kecil yang mampu sampai di permukaan bumi.
Dengan demikian pengaruh ultraviolet ini akan terjadi dan
sangat terasa di daerah pegunungan yang tinggi.
Ultraviolet dapat mencegah berbagai jenis tumbuhan untuk
bermigrasi, sehingga dengan demikian cahaya ultraviolet
berfungsi sebagai agen dalam menentukan penyebaran
tumbuhan.

Diagram yang memperlihatkan spectrum radiasi matahari yang


sampai di permukaan bumi, dari penyerapan oleh air serta
klorofil.

2) Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya yang
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem.
Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang atau spasial
maupun dalam waktu atau temporal.
Intensitas cahaya yang terbesar terjadi di daerah tropika, terutama
daerah kering (zona arid), sedikit cahaya direfleksikan oleh awan dan
intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang.
Variasi intensitas cahaya dalam skala besar dimodifikasikan lagi oleh
faktor topografi. Sudut dan arah kemiringan akan sangat berpengaruh
terhadap jumlah cahaya yang sampai di permukaan bumi atau
ekosistem

Pentingnya Intensitas Cahaya


Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi.
Kanopi suatu vegetasi akan menahan dan mengabsornsi
sejumlah cahaya sehingga ini akan menentukan jumlah
cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah
energi yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar.
Intensitas cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagaii
faktor pembatas. Cahaya yang kuat sekali dapat merusak
ensima akibat foto-oksidasi, ini mengganggu metabolisme
organisme-organisme terutama kemampuan dalam sintesis
protein.

Titik konpensasi
Adalah harga intensitas cahaya dengan laju fotosintesis
(pembentukkan karbohidrat) dapat mengimbangi kehilangan
karbohidrat akibat respirasi.
Titik ini menggambarkan intensitas cahaya yang memadai
untuk terjadinya fotosintesis dan merupakan intensitas cahaya
minimum yang penting untuk pertumbuhan.
Harga titik konpensasi ini akan berlainan untuk setiap jenis
tumbuhan.

Diagram yang menggambarkan titik konpensasi dari kelompok


tumbuhan Heliofita dan kelompok tumbuhan Siofita

(a) Kelompok Tumbuhan Heliofota

(b) Kelompok Tumbuhan Siofita

Heliofita dan Siofita


Tumbuhan yang teradaptasi untuk hidup pada tempat-tempat
dengan intensitas cahaya yang tinggi biasa disebut tumbuhan
Heliofita.
Heliofota merupakan tumbuhan yang senang dengan cahaya
yang tinggi intensitasnya dan mempunyai titik konpensasi yang
tinggi pula.
Tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang
rendah dengan tiitk konpensasi yang rendah pula, dikenal dengan
tumbuhan senang keteduhan atau Siofita.
Titik konpensasi Heliofita dapat mencapai setinggi 4200 luks
tetapi untuk tumbuhan yang hidup di tempat teduh (Siofita) titik
konpensasinya bisa serendah 27 luks.

Pada dasarnya kaitan antara besar penyinaran dengan laju


fotosintesis merupakan pangkal dari perbedaan heliofita
dengan siofita ini. Dalam hal ini peranan pembentukkan
pigmen hijau serta klorofil sangat erat kaitannya dengan
intensitas cahaya tadi.
Apabika tumbuhan tidak mampu menghasilkan klorofil untuk
mengimbangi klorofil yang hancur (akibat cahaya yang terlalu
tinggi intensitasnya) maka tumbuhan itu akan gagal dalam
mempertahankan dirinya.
Dengan demikian perbedaan kemampuan dalam
pembentukkan klorofil inilah yang membedakan antara
heliofta dengan siofita.
Heliofita berkemampuan yang tinggi dalam pembentukkan
klorofilnya sehingga dapat tahan di tempat terbuka, dan
sebaliknya siofita akan lebih efektif apabila berada di bawah
naungan dan akan gagal apabila berada pada daerah terbuka.

Cahaya optimal bagi tumbuhan


Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan ini
baru terpenuhi apabila cahaya melebihi konpensasinya.
Bagi umumnya tumbuhan intensitas cahaya optimum untuk
fotosintesis haruslah lebih kecil dari intensitas cahaya
matahari penuh apabila ditinjau dari sudut kebutuhan daun
secara individual.
Intensitas cahaya optimum bagi tumbuhan yang hidup di
habitat alami janganlah diartikan betul-betul cahaya optimal
untuk fotosintesis. Pada umumnya cahaya matahari itu terlalu
kuat atau terlalu lemah bagi organ-organ fotosintesis.
Optimum haruslah diartikan bahwa kombinasi tertentu dari
faktor-faktor lingkungan lainnya

Adaptasi tumbuhan terahadap cahaya


kuat
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristika yang dianggap
sebagai adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya
yang terlalu kuat atau supra-optimal.
Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas yang
tinggi kloroplas berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa
sehingga cahaya yang diterima hanya oleh dinding
vertikalnya.
Pada beberapa jenis tertentu letak daun secara keseluruhan
sering tidak berada dalam keadaan horizontal, hal ini untuk
menghindar dari arah cahaya yang tidak lurus pada permukaan
daun dan ini berarti mengurangi kuat cahaya yang masuk.

3) Lama penyinaran
Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24
jam akan mempengaruhi fungsi dari tumbuhan secara luas.
Jawaban dari organisme hidup terhadap lamanya siang hari
dikenal dengan fotoperiodisme.
Di daerah sepanjang katulistiwa lamanya siang hari atau
fotoperioda akan konsttan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di
daerah temperate atau bermusim panjang hari lebih dari 12
jam pada musim dingin. Perbedaan yang terpanjang antara
siang dan malam akan terjadi di daerah dengan garis lintang
tinggi.

3 kelompok tumbuhan berbunga


berdasarkan respon
1) Tumbuhan berkala panjang
Yaitu tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih dari
12 jam untuk terjadinya proses perbungaan. Contoh: macammacam gandum dan bayam
2) Tumbuhan berkala pendek
Yaitu kelompok tumbuhan yang memerlukan lamanya siang
pendek dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan.
Contoh: tembakau dan bunga irisan
3) Tumbuhan berhari netral
Yaitu tumbuhan yang tidak memerlukan perioda panjang hari
tertentu untuk proses perbungaannya. Contoh: tomat dan
dandelion

Reaksi tumbuhan berkala pendek membatasi


penyebarannya secara latitudinal sesuai dengan
kondisi fotoperiodenya.
Apabila beberapa tumbuhan terpaksa hidup di tempat
yang kondisi fotoperiodenya tidak optimal, maka
pertumbuhannya akan bergeser pada pertumbuhan
vegertatif misalnya bawang merah.
Di daerah katulistiwa tingkah laku tumbuhan
sehubungan dengan fotoperiode ini tidaklah
menunjukkan adanya pengaruh yang mencolok.

PERANAN AIR BAGI


TUMBUHAN

Struktur Tumbuhan
Sebagai Penunjang
Alat Angkut
Pendingin

Uap Air
Jumlah uap air di udara dapat
mempengaruhi laju evaporasi dan
transpirasi
Evaporasi merupakan suatu proses
untuk terjadinya kehilangan air dari
suatu ekosistem, yaitu sebagai
gabungan dari proses evaporasi dari
komponen non-hidup dan transpirasi
oleh tumbuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi


evapotranspirasi

Masukan Energi
Pergerakan Udara
Bentuk Vegetasi
Jumlah air di daerah akar

Evapotranspirasi Potensial
Dapat Ditentukan Berdasarkan :
- Pengukuran berdasarkan kehilangan air melalui
cawan evaporimeter, bisa dihitung secara harian
- faktor iklim, dalam hal ini suhu udara merupakan
faktor kunci
- berdasarkan metoda dari PENMAN, yang bersifat
komprehensif, dengan memperhitungkan tidak
saja suhu tetapi juga berdasarkan radiassi
matahari, kelembaban udara dan kecepatan
angin pada ketinggian standar 2 meter dari
permukaan tanah

Evaporasi Aktual
pengembalian sejumlah air
keatmosfer akibat proses evaporasi
dan transpirasi pada perioda waktu
tertentu sesuai dengan jumlah air
yang tersedia

Hujan
Berbagai hal yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan hujan ini
adalah :
- Jumlah Hujan tahunan yang meliputi
suatu daerah
- Variasi musiman dan tahunan
- Intensitas dan lamanya hujan

Faktor yang Mempengaruhi Jumlah


Hujan yang Turun dalam Suatu Daerah
Keadaan Topograf
Letak Daerah
Letak Geografs

intersepsi
Intersepsi dan bentuk vegetasi
Intersepsi dan hutan
Perhitungan intersepsi
I = R RG S

Musim atau masa pertumbuhan


Berdasarkan perhitungan dari OLDEMAN,
wilayah indonesia dibagi kedalam lima zona
utama yaitu :
Wilayah A: lebih dari 9 bulan basah menerus
Wilayah B: antara 7-9 bulan basah menerus
Wilayah C: antara 5-6 bulan basah menerus
Wilayah D: anatara 3-4 bulan basah menerus
Wilayah E: kurang dari 3 bulan basah menerus

Air Tanah

kapasitas lapangan
air gravitasi
air kapiler
air higroskopik

Kapasitas Lapangan
Ekivalen Air
Masuknya Air Dalam Tumbuhan
Pergerakan Air dalam Tumbuhan
Bagaimana Air Meninggalkan Tumbuhan
Laju Kehilangan Air
Kekurangan dan Kelebihan Air
Efsiensi Transpirasi

Masuknya Air Dalam


Tumbuhan
Osmosis
Penyerapan aktif

Bagaimana Air Meninggalkan


Tumbuhan
Transpirasi,
Penguapan kutikula
Gutasi

Laju Kehilangan Air

Kondisi lingkungan
Ukuran dan struktur tumbuhan
Ukuran tumbuhan
Ukuran Daun
Jumlah dan ukuran stomata

Adaptasi tumbuhan terhadap


kondisi ekstrim
usaha untuk mengatasi kekurangan
air atau mengurangi kebutuhan air
bagi tumbuhan
a. Memperbaiki Keadaan Lingkungan
b. Menaikkan daya tahan tumbuhan
terhadap kekeringan

Pengelompokan Tumbuhan
Berdasarkan Kadar Air Tanah

Hidrofta
Halofta
Xerofta
Mesofta

Hidrofta
Hidrofta tenggelam dan tertanam
pada substrat
Hidrofta terapung
Hidrofta terapung dengan akar
tertanam pada substrat
Hidrofta menjulang denga akr
tertanam pada substrat
Hidrofta melayang

Xerofta
Xerofta tidak murni :
Epemeral
Sukulenta
Freatofta
Xerofta murni

Anda mungkin juga menyukai