Makalah
Makalah
Tanpa memandang lama-hidup, orang dapat mengenal delapan stadi/ stage dalam
ini secara jelas menunjukkan adanya perkembangan, dan adalah bagian dari dari komunitas
seral.
Jika suatu populasi memperlihatkan semua delapan stadia dan jika tak ada
perubahan lebih lanjut terjadi dalam struktur umur, ini mungkin merupakan komunitas
stabil dan mengganti diri sendiri pada situs tersebut.
Jika itu hanya memperlihatkan empat stadia terkhir, populasi mungkin dalam
penyusutan atau diganti oleh kohort temoporer yang jarang. Ini hanya mengambil satu
semai survive per bentuk dewasa untuk mempertahankan populasi reproduksi yang berhasil
sekali dalam waktu hidup adalah cukup.
Tidak semua populasi stabil, namun demikian klimaks akan memperlihatkan
keadaan sama tentang kurve umur distribusi. Pohon perennial hidup lama dan dengan
demikian dapat berhasil mempertahankan sendiri bahkan seandainya semai mereka
terbentuk secara sporadic menurut waktu.
INTERAKSI SPESIES
4.1 Macam Interaksi
Page 1
Pada bab-bab yang terdahulu kita telah banyak membicarakan spesies tumuhan dan
populasi sebagai mereka hadir dalam isolasi. Di alam, kebanyakan komunitas terdiri atas lebih
daripada satu populasi tumbuhan. Lagi pula, mereka juga memperlihatkan adanya pengaruh
populasi non-tumbuhan, seperti golongan decomposer (bakteri dan fungi) yang tumbuh dalam
tanah, pathogen parasitic, dan tumbuhan herbivore.
Interaksi antar berbagai populasi tersebut dapat memodifikasi potensi genetik setiap
spesies (optimum fisiologis dan kisarannya) untuk menghasilkan komunitas berdasarkan pada
optimal ekologis dan kisaran ekologis. Harper (1964) telah menulis review yang bagus yang
mendemonstrasikan bagaimana biologi organism yang tummbuh dalam isolasi tak dapat di
bandingkan atau berbeda dengan biologi mereka bila tumbuh dalam campuran.
Banyak ekologiawan percaya bahwa organismendalam suatu komunitas adalah bersifat
salaing berganyung/interdependen, sehingga mereka tidak terikat sekedar berdasarkan
kesempatan saja, dan gangguan suatu organism akan mempunyai konsekuensi terhadap
keseluruhan organism.
Clements (1916), terutama pengikutnya, mengambil pandangan secara ekstrim. Mereka
menyamakan komunitas kimaks sama dengan superorganisme dan memandangnya komponen
populasi sebagai interdependen seperti sel, jaringan, atau organ dari organism tunggal.
Tujuan dalam bab ini adalah mengadakan survey berbagai macam interkasi yang dapat
terjadi antara anggota suatu komunitas. Kemudian akan menuju ke masalah penaksiran
pandangan Clements, dan pandangan yang lebih moderat, tentang interdependensi komunitas
dan integritasnya.
Tabel 6-1 menyusun berbagai kemungkinan asosiasi menurutskema dan symbol yang di
kembangkan oleh Bulkholder (1952). Tiap interaksidiberikan oleh pengatuhnya pada dua
populasi atau organism, A dan B, bila mereka berhubungan (interaksi on) dan bila mereka
berpisah ( interaksi off).
Sebagai missal, pandanglah herbivore. Bila herbivore dan tumbuhan makannanya
terdapat bersama, herbivore menjadi tergantung (stimulated) pertumbuhannya, reproduksinya,
atau keberhasilan pada umumnya menjadi makin baik, dan tumbuhan akan menjadi tertekan
Page 2
Nama interaksi
On
Off
Netralisme
Kompetisi
Mutualisme
Tanpa nama
Protokooprasi
O atau +
komensalisme
Tanpa nama
Amensalisme
Parasitisme,
predasi,
herbivori
Dalam table 6-1, herbivore, parasitisme dan predasi adalah identik tetapi perbedaannya
sangat tidak kentara dan perbedaan penting untuk interaksi lainnya adalah cukup nyata. secara
Page 3
Page 4
a
a+b. a+b
2a
2a+b+c
a
a+b+c
Pengamatan dalam tebel tersebut menunjukkan bahwa terdapat lebih banyak kuadrat
yang berisi A atau B daripada yang diharapkan menurut kesempatan, dan terdapat kuadrat yang
berisi kedua spesies lebih sedikit daripada yang diharapkan menurut kesempatan.
Kesimpulannya adalah bahwa A dan B berasosiasi negative. alas an lebih lanjut
tentang adanya bentuk asosiasi, kemudian harus ditentukan dengan pengamatan ekologis
dengan eksperimentasi dan perlakuan statistic tersebut hanya sekedar merupakan langkah
pertama dan tidak atau belum memberi bukti tentang adanya interaksi biologi.
Metode lain tentang penentuan pula adalah dengan pengukuran jarak antara tumbuhan
yang dipilih secara acak dengan tumbuhan tetangga yang terdekat.
Tugas Ekologi Tumbuhan
Page 5
Indeks dispersion Clark dan Evan (1954) kemudian dihitung sebagai ratio jarak rerata
sesungguhnya dengan jarak yang diharapkan berdasarkan pola spatial acak:
R=
jarakratarata yangterukur
0,5 densitas
persamaan 6-1
dimana densitas tumbuhan per unit area dapat ditentukan dengan metode kuadrat. departure R
dari 1 menunjukkan bentuk regular (R>1, atau bentuk mengelompok/pactchiness (R<1).
Index asosiasi
IO =
a
( a+b )
Keterangan :
IO = Index ochiai
a = Bila A + B hadir
b = Bila A hadir, B tidak
c = Bila A tidak hadir, B hadir
Kriteria penelitian :
Apabila memilih hipotesis nol (X2h > X2t) berarti HO ditolak. Artinya, ada asosiasi. Selanjutnya,
dilihat asosiasi yang positif atau negatif.
Ini adalah penting dan harus diingat, bahwa dalam semua metode tersebut, pola dapat
berubah karena umur tumbuhan terjadi kenaikan ukuran. Tumbuhan gurun yang kecil
cenderung untuk mengelompok, semak ukuran sedang cenderung secara acak, dan semak besar
Tugas Ekologi Tumbuhan
Page 6
dapat sering tersebar secara regular (Phillips dan Macmahoon 1993). Jadi nampaknya data yang
menunjukkan kompetisi akan meningkat dalam intensitas karena tumbuhan tumbuh
berkembang. Oleh karenanya design sampling harus diperhitungkan benar.
Tabel 6.2 tabel contingency untuk analisis asosiasi antara dua spesies, A dan B. Dalam
contoh ini, terdapat 100 kuadrat secara acak dan dihitung hadir takhadirnya tiap spesies.
jumlah kuadrat
Jumlah kuadrat
teramati
diharapkan
X2 =
( teramatidi harapkan )
diharapkan
= A dan B hadir
30
1.7
( a+b )
100
x (a + c ) =
38
29
( a + b ) 38 = 21
3.0
35
(a + c) 38 = 27
2.4
100 (38 + 21 + 27 )
4.5
= 14
Total
100
sigma x2
Kompetisi
Page 7
11.7
Kompetisi terjadi bila terdapat efek yang saling merugikan pada dua organisme yang
menggunakan sumberdaya sama dalam keadaan terbatas. Kejadian yang memperlihatkan arti
penting kompetisi dilakukan oleh Haris (1967). Sebelum pertengahan abad 19 suatu daerah
padang rumput didominer oleh Agropyron spicatum, suatu rumput perennial. Kemudian rumput
annual Bromus tectorum secara kebetulan didatangkan dari Eropa. Kemudian sejak waktu itu
sampai sekarang, rancher melihat kenaikan jumlah yang besar pada rumput Bromus, sedangkan
kelimpahan Agropyron menjadi menurun. Mengapa terjadi pergantian sedemikian.
Kedua spesies mempunyai persamaan daur hidup. Mereka berkecambah (patah
dormansinya kalau perennial) pada musim gugur, tumbuh lambat selama winter, tumbuh cepat
selama spring, membentuk bunga awal summer, dan mati pada bulan juli (mulai dormansi
dalam pertengahan juli, kalau perennial).
Haris mengkaji pertumbuhan dan survival kedua tumbuhan tersebut mulai dari biji. Dia
menemukan bahwa kehadiran Bromus sangat mengurangi pertumbuhan dan survival
Agropyron, jelas Bromus sebagai pesaing yang penting, tetapi bagaimana mekanisme
kompetisinya. Ini hanya dapat diungkapkan dengan penelitian.
4.3 Endimis Serpentin
Serpentine adalah suatu metamorfik batu silikat magnesium,sering berwarna hijau,dan
sangat licin,yang mempunyai sejumlah sifat jahat terhadap pertumbuhan tumbuhan. Batuan ini
mempunyai kandungan sangat rendah nutrien esensial seperti N,Ca,K, dan P ; pH-nya sangat
jauh dari netral (apakah asam atau basa ) ; dan kaya unsur racun seperti Ni dan Cr. Tanah yang
merupakan derifat dari batu serpentine adalah steril, mendukung flora endemik yang tak biasa,
dan tertutup vegetasi dengan visiognomi beberapa dari sekitarnya yang bukan tanah serpentine.
Kruckeberg (1954), mengadakan percobaan ekotipe dan spesies serpentin dan non
serpentin. Herba endemik serpentine terbentuk dari biji lebih bagus dan tumbuh cepat pada
tanah nonserpentin, membuat mereka bebas dari kompetesi interspesifik.
Kalau disebar bersama dengan spesies nonserpentine pada tanah nonserpentin,mereka
menjadi etiolasi dan tidak survive. Sedang kalau pada tanahserpentin, hanya endemis serpentin
saja yang survive dan tumbuh lambat.
Page 8
Trado (1957) menemukan bahwa toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme dengan
densitas tinggi pada tanah nonsarpentin menghambat herba endimis serpentin Emmenanthe
rosea. McMillan (1956) menunjukan bahwa beberapa taksa serpentin tumbuh sama baiknya
baik pada tanah serpentin maupun non serpentin. Nampaknya ada banyak cara tumbuhan
beradaptasi dengan serpentin, tetapi toleransi adalah sarana untuk menghindari kompetisi dan
mungkin merupakan strategi utama
4.4. Halofit
Halofit (harafiah,tumbuhan garam) adalah tumbuhan pada tanah dengan konsentrasi
garam lebih dari pada 0,2% , (0.25-0.5%). Glycophyte (harafiah tumbuhan manis) tidak tolern
garam di atas yang diperlukan untuk mensuplai nutrien esensial , kira-kira 0.1% gram. Kalau
salinitas di atas 0.2% pertumbuhannya menjadi sangat tereduksi.
Tidak semua halofit serta dalam toleransi garam, dibedakan intoleran,fakultatif, dan
obligat. Halofit intoleran, tumbuh maksimum pada salinitas rendah dan menurun kalau salinitas
naik. Halofitfakultatif, tumbuh maksimum pada salinitas moderate dan tinggi, dan tak tumbuh
pada salinitas rendah (di bawah 0,1%).
Kebanyakan halofit adalah intoleran, apakah dilihat pada perkecambahannya
,pertumbuhan,atau reproduksinya,dan apakah mereka merupakan mangrove,herba rawa garam
pantai. Tumbuhan pantai yang menerima semprotan garam, atau herba dan perdu gurun garam.
Beberapa merupakan halofit fakultatif. Mungkin tak ada halofit obligat, dan kesimpulan ini
dapat dicapai dengan pengamatan lapangan atau dengan percobaan manipulasi dalam ruang
pertumbuhan.
Page 9