Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ARTI PENDIDIKAN DAN TANTANGAN BATAS


PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN

NAMA
NIM
KELAS

Disusun oleh :
: Bagus Prasetyo
: 12504241022
:A

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kamii sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Arti
Pendidikan

dan

Tantangan

Batas

Pendidikan.

Makalah ini berisikan tentang perilaku sosial diantara kalangan pelajar


disekolah maupun antara kalangan luar sekolah Arti Pendidikan dan Tantangan
Batas Pendidikan, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita

semua

dan

berguna

untuk

kedepannya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan

demi

kesempurnaan

makalah

ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, 12 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI
ii

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i


KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................3
C. Rumusan Masalah.......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
Kajian Teori......................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
A. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia..............................6
B. Solusi yang permasalahan pendidikan di Indonesia..................................7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran .........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................11

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kualitas pendidikan sebagai ilmu dan sebagai sistem sangat jauh dari
apa yang diharapkan. Kondisi pendidikan di Indonesia pada saat ini sangat
memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan terjadinya peristiwa peristiwa
tawuran para pelajar yang saat ini sedang maraknya terjadi. Tawuran saat ini
juga sudah menjadi budaya yang menjamur bagi para siswa khususnya di
Indonesia.
Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di
Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas.
Perilaku pelajar yang anarkis berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi
baik faktor internal ataupun eksternal.
Perlikau tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta
benda atau korban cidera tetapi bisa sampai merenggut nyawa orang lain. Di
mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga jika
berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap musuh mereka.
Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat
efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi dibukti nyata
bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat
anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya
merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri
tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.
Telah dilakukan survey oleh Polda Metro Jaya Pada tahun 2010,
setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam
lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82
pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan
12 pelajar (www. tvonenews.tv.,2012).
Setelah melihat hasil fakta yang terjadi di lapangan dapat dipaparkan
bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang dikarenakan dapat
dijustifikasi bahwa angka tawuran yang tinggi juga berbanding dengan
1

kualitas pendidikan yang masih kurang, dan oleh sebab itu kualitas
pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan lagi supaya hasil output belajar
siswa lebih maksimal dan menghasilkan output yang berkualitas serta
terdidik.
Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas
pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas
pendidikan adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar
dibandingkan anggaran lainnya. China dan Korea Selatan menjadi dua negara
yang begitu menekankan pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Anggaran
pendidikan di China mencapai 13,1% dari anggaran negara, sedangkan di
Korea Selatan anggaran pendidikan negara mencapai 18,9%. Bandingkan
dengan Indonesia yang memang menganggarkan anggaran pendidikan
sebesar 20%, namun pada prakteknya masih jauh dari kenyataan.
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC),
kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di
Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The
World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang
rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di
dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya
berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53
negara di dunia.
Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dalam bidang pendidikan
dengan menciptakan sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan perubahan
kondisi pembelajaran secara lebih efektif. Setelah menjelaskan beberapa
masalah yang dipaparkan pada latar belakang diatas ini penulis tertarik
membuat makalah yang berjudul Perlunya Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya kualitas pendidikan di Indonesia mempengaruhi etika siswa
sehingga menyebabkan tawuran.
2. Rendahnya kesadaran siswa bahwa
2 tindakan asusila tawuran adalah
tindakan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar.

3. Rendahnya kualitas guru sehingga menghasilkan output yang tidak


memenuhi standart.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka
permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia?
2. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan
pendidikan di Indonesia?

BAB II
3

KAJIAN TEORI

Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar

yang

berlangsung dalam segala hal lingkungan dan sepanjang hidup atau segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan dalam arti sempit adalah sekolah atau pengajaran yang
diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah
segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan serta tugas sosial mereka.
Menurut Pendapat Suroso Prawiroharjo dalam buku (Raka Joni, dkk
1984:5) salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di lembaga
pendidikan guru adalah yang menggambarkan sebagai bantuan pendidik untuk
membuat peserta didik dewasa, artinya kegiatan pendidik berhenti, tidak
diperlukan lagi apabila kedewasaan yang dimaksud yaitu kemampuan untuk
menetapkan pilihan atau keputusan serta mempertanggung jawabkan perbuatan
dan perilaku secara mandiri telah tercapai. Konsep ini sama dengan pendidikan
adalah persekolahan/ pendidikan formal.
1. Batas-batas Pendidikan
Tiap proses dalam pendidikan memliki berbagai keterbatasan, yaitu :
a. Batas-batas pendidikan pada peserta didik :
Peserta didik sebagai manusia dapat memiliki perbedaan, dalam
kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat, dan sebagainya.
Intinya tiap peserta didik memiliki perbedaan kemampuan yang tidak sama
sehingga hal tersebut dapat membatasi kelangsungan hasil pendidikan, solusinya
pendidik harus mencari metode-metode pembelajaran sehingga dapat berkembang
seoptimal mungkin.
b. Batas-batas pendidikan pada pendidik :
4

Sebagai manusia biasa, pendidik memiliki keterbatasan-keterbatasan.


Namun yang menjadi permasalahan adalah apakah keterbatasan itu dapat ditolerir
atau tidak. Keterbatasan yang dapat ditolerir ialah apabila keterbatasan itu

menyebabkan tidak dapat terwujudnya interaksi antara pendidik dan peserta didik,
misalnya pendidik yang sangat ditakuti oleh peserta didik sehingga tidak mungkin
peserta didik datang berhadapan dengannya. Pendidik yang tidak tahu apa yang
akan menjadi isi interaksi dengan peserta didik, akan menjadikan kekosongan dan
kebingungan dalam interaksi. Serta pendidik yang bermoral, termasuk yang tidak
dapat ditolerir, karena pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang dilandasi
moral. Para pendidik sendiri memiliki berbagai keterbatasan ada yang sifatnya
relatif masih bisa di tolerir dengan cara pendidik sendiri mengupayakan mengatasi
keterbatasannya, namun permasalahannya jika tidak dapat di tolerir berdampak
pada peserta didik itu sendiri, mereka akan tidak memahami apa yang
disampaikan pendidik.
c. Batas-batas pendidikan dalam lingkungan dan sarana pendidikan :
Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan sumber yang dapat
menentukan kualitas dan berlangsungnya usaha pendidikan. Lingkungan dan
sarana pendidikan merupakan salah satu penentu kualitas akhir pendidikan.
Lingkungan dan sarana yang tidak memadai, akan menghambat berlangsungnya
proses pendidikan. Disini pendidik harus lebih kreatif dengan memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber proses pembelajaran.

BAB III
5

PEMBAHASAN
A. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

1. Lemahnya sistem pendidikan dan pelayanan dalam kegiatan belajar


mengajar
Sistem pendidikan di Indonesia sangat lemah dalam proses belajar
mengajar, ini bisa dilihat adanya pergantian mentri maka berganti pula sistem
pendidikan yang diterapakan. Tidak bakunya standar pendidikan kita juga
menyebabkan ketidak pastian dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.
Bahkan untuk menetapkan standar kelulusan pun Indonesia masih sering
kebinggungan. Tidak hanya sekedar masalah kurikulum, kualitas pengajar
pun bisa dibilang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Kebanyakan
para guru yang ditugaskan oleh tiap sekolah untuk memberikan transfer ilmu
seperti kebingungan dalam mengajar. Entah karena bingung dengan standar
pendidikan yang selalu berubah atau karena memang tidak ahli dalam bidang
yang diajarkan
2. Kinerja Tenaga Kependidikan belum maksimal
Berbeda dengan kebanyakan negara, Indonesia memperbolehkan
semua lulusan institusi pendidikan keguruan menjadi tenaga pengajar, tanpa
perlu melewati ujian dalam hal kesiapan untuk memberikan ilmu pengetahuan
dan keahlian mereka pada kondisi sekolah yang beragam. Pada waktu yang
sama terdapat kesulitan untuk memberhentikan tenaga pengajar yang tidak
mampu mengajar. Saat ini, dari sekitar 2,7 juta guru ada 1,7 yang belum
terkualifikasi sarjana atau diploma 4. Dari jumlahitu, 1 juta guru mengajar di
Sekolah Dasar dan 173 ribu mengajar di Madrasah Ibtidaiyah. Sebanyak 723
ribu guru yang belum terkualifikasi berstatus guru swasta. Ini yang membuat
kualitas pendidikan menjadi rendah.
B. Solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di
Indonesia.
1. Menerapkan manajemen berbasis sekolah
Diharapkan sekolah serta masyarakat dapat ikut berkontribusi
dalam peningkatan mutu pendidikan
6 dasar secara signifikan. Peningkatan
manajemen berbasis sekolah dapat ditempuhdengan cara:
a. Persiapkan tenaga pengajar yang lebih baik dalam mengelola sekolah.

Bangun dan kembangkan program pelatihan yang efektif dalam


perencanaan dan pembuatan anggaran, pengelolaan keuangan,
membuat suatu penilaian dan strategi komunikasi bagi kepala sekolah
dan anggota komite sekolah.
b. Menciptakan hibah pendidikan yang pro-orang miskin untuk proyekproyek yang didasarkan atas insiatif sekolah dan masyarakat.
Beberapa hibah dapat merangsang munculnya inovasi serta
percobaan dalam mencari sistem pendidikan yang baik, terutama
dengan maksud untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi di daerah
miskin. Bantuan khusus amat dibutuhkan bagi sekolah-sekolah dengan
kualitas yang masih dibawah standar minimal
2. Membangun jaminan kualitas dan sistem pengawasan secara nasional
Sistem pelaporan informasi pendidikan dengan cara lama yang
sentralistis telah berakhir. Sistem tersebut harus digantikan dengan
mekanisme yang lebih ditentukan oleh kebutuhan akaninformasi dan
kemampuan daerah, sistem itu juga harus dapat melayani kebutuhan
manajemen disetiap jenjang pendidikan serta menekankan standar
kecakapan dan akuntabilitas. Pada tingkatsekolah, informasi pendidikan
merupakan alat untuk mengevaluasi pemahaman murid dalammata
pelajaran tertentu, dan informasi ini juga berperan sebagai alat komunikasi
mengenaikebutuhan serta keberhasilan yang telah dicapai oleh sekolah
kepada orang tua maupun kepadakomunitas sekolah pada umumnya.
3. Meningkatkan kualitas pengajaran melalui reformasi jenjang karir guru
Tenaga pengajar merupakan
7 media utama dimana melalui mereka
murid-murid belajar dan alokasi dana untuk gaji guru memakan sebagian
besar anggaran publik. Para tenaga pengajar di Indonesia sepakat
mengenai

perlunya

kebutuhan

untuk

mereformasi

profesi

guru.

Reformasiini dapat ditempuh melalui :


a. Memperkenalkan sistem akreditasi yang transparan
Sistem akreditasi ini harus mencakup program pelatihan
sebelum mengajar selama duatahun ke depan. Seluruh proses akreditasi

tersebut diselesaikan dalam waktu 4 tahun kedepan. Berbagai program


pelatihan tersebut juga diharuskan untuk mendapatkan akreditasi ulang
setiap lima tahun sekali. Kemudian publikasikan secara lebih luas
hasildari proses akreditasi tersebut, termasuk hasil dari akreditasi ulang.
Untuk mendukung sistem akreditasi ini, pihak pemerintahan daerah
serta pihak sekolah diharapakan agar mempekerjakan tenaga pengajar
yang hanya berasal dari program yang telah terakreditasi.
b. Tempatkan dan promosikan guru berdasarkan kualitas
Mengentikan praktek pembelian posisi guru dan gantikan
dengan menciptakan suatuujian praktek dan proses sertifikasi untuk
para guru di tingkat nasional, kemudiankemukakan secara terbuka
proses pendaftaran serta seleksinya. Publikasikan hasil ujian praktek
guru tersebut kepada media massa. Para guru juga dituntut untuk selalu
memperbarui sertifikat mereka secara periodik dalam rangka promosi
jabatan.

c. Memulai program pengembangan untuk seluruh jenjang karir bagi guru


8
dan kepalasekolah
Program tersebut harus meliputi persiapan pra-mengajar,

kemudian penempatan mengajar dan terakhir pengembangan profesi


yang berkelanjutan.
d. Meningkatkan kesejateraan guru
Pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan guru, kita bias
melihat banyak guru yang berpenghasilan rendah namun tidak
sebanding dengan pengorbanan yang dilakukandalam proses belajar
mengajar.

BAB IV

PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kualitas pendidikan sebagai ilmu dan sebagai sistem sangat jauh
dari apa yang diharapkan. Kondisi pendidikan di Indonesia pada saat
ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan terjadinya
peristiwa peristiwa tawuran para pelajar yang saat ini sedang
maraknya terjadi. Tawuran saat ini juga sudah menjadi budaya yang
menjamur bagi para siswa khususnya di Indonesia.
B. Saran
Sebaiknya guru yang akan ditugaskan pada sekolahan-sekolahan
alangkah baiknya dievaluasi terlebih dahulu supaya guru-guru di
Indonesia rata-rata guru yang memiliki bobot dan mampu
menghasilkan output yang bagus atau baik.

DAFTAR PUSTAKA
10

Hasbulloh. (2005). Dasar-dasar Ilmu pendidikan.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.
0
Sukardjo dan Komarudin Ukim. (2010). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers. 2010.
www. tvonenews.tv. (Diakses tanggal 10 November 2012).

11

Anda mungkin juga menyukai