Abstrak
Reaksi Mannich asimetrik dapat dilakukan dengan menggunakan L-Prolin sebagai organokatalisis. Metode percobaan yang
dilakukan adalah dengan merefluks campuran 10 mL sikloheksanon; 0,5 mL (10 tetes) formaldehid; 1 mL (20 tetes) anilin; 40
mg L-prolindan 12 mL etil asetat dengan Microwave Reactor MAS II SINEO . Kemudian diekstraksi dengan penambahan
larutan buffer fosfat dan air. Fasa organik hasil ekstraksi disaring dan diuapkan dengan rotatory evaporator. Produk hasil
reaksi kemudian ditentukan panjang gelombang dan absorbansinya dengan spektrum UV-Vis.
Kata kunci: Reaksi Mannich asimetrik, organokatalisis, microwave, rotary evaporator, spektrum UV-Vis.
Abstract
Asymmetric Mannich reaction can be done with L-Proline as organocatalysis. Method of the experiments conducted by
refluxing a mixture of 10 mL of cyclohexanone; 0.5mL (10 drops) formaldehyde, 1 mL (20drops) aniline; 40 mg L-Proline
and 12mL ethyl acetate with Microwave Reactor MAS II SINEO . Then extract with addition of phosphate buffer solution
and water. Organic phase was filtered and evaporated with a rotatory evaporatoror. The wavelength and absorbance of
product determined by UV-Vis spectra.
Keywords: Asymmetric Mannich reaction, organocatalysis, microwave, rotary evaporator, UV-Vis spectra.
1. PENDAHULUAN
Reaksi Mannich adalah reaksi kondensasi
senyawa organik antara formaldehid atau aldehid
sederhana lainnya dengan amonia, amina primer
ataupun amina sekunder, dan suatu senyawa karbonil
yang memiliki paling sedikit satu atom hidrogen yang
bersifat asam (hidrogen alfa). Adanya hidrogen alfa
terhadap gugus karbonil memungkinkan terbentuknya
suatu gugus metilen yang terenolisasi (ion enolat)
yang bertindak sebagai nukleofil. Produk akhirnya
adalah senyawa amino-karbonil. Reaksi umumnya
adalah sebagai berikut
2. METODE PERCOBAAN
1) Pembahasan
Pada percobaan ini senyawa yang harus ada
yaitu suatu aldehida (formaldehida) dan anilin
yang berperan sebagai komponen amina yang
akan berekasi dengan formaldehida dan
sikloheksanon dengan katalisnya L-prolin.
Penambahan etil asetat berfungsi sebagai
pelarut yang akan melarutkan campuran
senyawa
tersebut.
Campuran
senyawa
kemudian direfluks sdengan menggunakan
Microwave Reactor MAS II SINEO 60C dan
daya 500 W selama 20 menit. Fungsi dari
proses
refluks
dengan
menggunakan
Microwave Reactor MAS II SINEO adalah
untuk untuk mempercepat reaksi tanpa harus
menguapkan pelarutnya dan dengan proses
yang jauh lebih cepat apabila dibandingkan
dengan
menggunakan
refluks
biasa.
Pemanasan yang terjadi pada saat refluks dapat
mempercepat reaksi yang ada pada campuran
senyawa karena energi kinetik pada masingmasing atom akan bertambah sehingga
kemungkinan
atom-atom
untuk
saling
bertumbukkan akan semakin besar. Jumlah
katalis yang ditambahkan tidak berpengaruh
dalam produk reaksinya karena katalis hanya
akan mempercepat laju reaksi dan akan
terbentuk kembali di akhir reaksi. Jadi jumlah
produk tidak akan bertambah maupun
berkurang meskipun jumlah katalis yang
ditambahkan banyak maupun sedikit.
Setelah proses refluks selesai, campuran zat
yang masih berbentuk larutan ditambahkan
dengan buffer fosfat pH 7,2. Penambahan ini
dilakukan untuk menjaga agar pH larutan tidak
mudah berubah-ubah dan sebagai penambah
air agar pH larutan netral. Pemilihan buffer
dilakukan karena buffer tidak akan larut
dengan etil asetat. Dalam reaksi Mannich
terdapat basa Schiff yang merupakan elektrofil
yang bereaksi dalam dua langkah pada adisi
nukleofilik kedua dengan karbanion yang
dihasilkan dari senyawa yang mengandung
proton asam. Oleh karena itu, reaksi Mannich
mengandung sifat elektrofilik dan nukleofilik.
Reaksi Mannich juga dianggap sebagai reaksi
kondensasi.
Kemudian ekstraksi dilakukan dengan
penambahan air. Ditambahkan air karena air
merupakan pelarut yang polar sehingga,
senyawa-senyawa polar dalam campuran akan
tertarik oleh etil asetat dan akan terpisah dari
senyawa non polar. Senyawa-senyawa tersebut
kemudian akan berada dalam fasa organik
yang akan digunakan lebih lanjut. Selain itu
etil asetat bersifat volatil atau mudah menguap
dan tidak higroskopis, sehingga pada saat akan
didistilasi atau diuapkan lebih lanjut etil asetat
akan lebih dulu keluar dan teruapkan.
Sebelum dilakukan distilasi, fasa organik
dikeringkan dengan penambahan MgSO4
anhidrat untuk menarik air karena sifatnya
yang higroskopis. Kemudian disaring dan
filtratnya diuapkan dengan menggunakan
rotary evaporator untuk menguapkan pelarut
yang masih ada dalam filtrat. Dalam hal ini
pelarut yang dimaksud yaitu etil asetat yang
4. KESIMPULAN
Tidak dapat ditulis kesimpulan dari percobaan
ini karena penulis tidak mendapatkan produk hasil
sintesis percobaan reaksi Mannich asimetrik
menggunakan L-Prolin sebagai Organokatalis
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillah
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kelancaran dalam proses penyelesaian laporan
praktikum ini. Terima kasih kepada kedua orangtua
yang telah senantiasa mendoakan dan mendukung.
Kepada ibu Deana Wahyuningrum selaku dosen
praktikum kimia organik. Para asisten praktikum
yang telah banyak membantu selama proses
praktikum berlangsung, dan kepada teman-teman
kelompok 4 praktikum kimia organik serta temanteman Kimia ITB 2012 lainnya..
DAFTAR PUSTAKA
Gaunt, M.; Johansson, C.; McNally, A.; Vo, N.,
Enantioselective
Organocatalysis,
Drug
Discovery Today, 2007, Vol.12.
Notz, W.; Tanaka, F.; Barbas, C., Enamine-Based
Organocatalysis with Proline and Diamines:
The Development of Direct Catalytic
Asymmetric Aldol, Mannich, Michael, and
Diel-Alder Reactions, Account of Chemical
Research, 2004, 37(8),p.580-581.
Rodriguez, B.; Bolm, C., Thermal Effect in the
Organocatalytic
Asymmetric
Mannich
Reaction, Journal of Organic Chemistry,
American Chemical Society,2006.
http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetat
(terakhir
diakses 30 April 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_Mannich
(terakhir diakses 30 April 2013)