Css Stroke Hafizh
Css Stroke Hafizh
Perdarahan Subarachnoid
Usia muda
>>
Ruptur aneurisma
Rongga subarachnoid
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Dalam menegakkan diagnosis, harus ditemukan empat hal yang menjadi
pengertian stroke sendiri :
INFARK
PIS
PSA
+
+
-
+
+
+
++
+
sedang
+
+
+
variasi
+
+
+
Sedang
Jernih
Xantochrome
Gross
haemorrhagic
TROMBOSIS
50-70 tahun
EMBOLI
Semua umur
PIS
40-60 tahun
Awitan
Gejala
Peringatan
Sakit kepala
Muntah
Kejang
Vertigo
Bangun tidur
Bertahap
+
+/-
Aktivitas
Cepat
+
-
Aktivitas
Cepat
++
++
++
-
PSA
Tak
tentu
(20-30
tahun)
Aktivitas
Cepat
++++
++++
++++
-
Trombosis
Normal
Emboli
Normal
PIS
Menurun
GCS
Kaku kuduk
Kelumpuha
n
Aphasia
>7
Hemiparese
>7
Hemiparese
<6
-/+
Hemiplegia
PSA
Menurun/
Normal
<6
+
Hemiplegia
++/-
++/-
Angiografi
Parese
3,4,6
LP
CT Scan
Oklusi/stenosi
s
N Hipodens ke
sentral setelah
4-7 hari
Oklusi/stenosi
s
-
Midline shift
Aneurisma/AVM
+/-
+/++++
Hipodens
Hiperdensita Hiperdensitas di
perifer
khas s
seperti subarachnoid
seperti
baji massa darah
setelah
4-7
hari
TROMBOSIS
EMBOLI
PIS
PSA
+/ASHD
++
RHD
-
HT Maligna
HHD
-
+/-
++
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan
stroke infark dengan stroke perdarahan. Pada stroke karena infark, gambaran CT
scannya secara umum adalah didapatkan gambaran hipodense sedangkan pada
stroke perdarahan menunjukkan gambaran hiperdens.
2. Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan ini sangat baik untuk menentukan adanya lesi di batang otak
(sangat sensitif).
3. Pemeriksaan Angiografi.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah lokasi pada sistem
karotis atau vertebrobasiler, menentukan ada tidaknya penyempitan, oklusi atau
aneurisma pada pembuluh darah.
4. Pemeriksan USG
Pemeriksaan ini untuk menilai pembuluh darah intra dan ekstra kranial,
menentukan ada tidaknya stenosis arteri karotis.
atau berwarna
kekuningan. Pada PSA didapatkan LCS yang gross hemorragik. Pada stroke infark
tidak didapatkan perdarahan (jernih).
6. Pemeriksaan Penunjang Lain.
Pemeriksaan untuk menetukan faktor resiko seperti darah rutin, komponen
kimia darah (ureum, kreatinin, asam urat, profil lipid, gula darah, fungsi hepar),
elektrolit darah, Thoraks Foto, EKG, Echocardiografi.
Cara penghitungan :
SSS = (2,5 x kesadaran)+(2 x muntah)+(2 x nyeri kepala)+(0,1 x tekanan
diastolik)-(3 x atheroma) 12
Nilai SSS
Diagnosa
>1
: Perdarahan otak
< -1
: Infark otak
MANAJEMEN STROKE
Tujuan penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan
morbiditas dan menurunkan tingkat kematian serta menurunnya angka kecacatan.
Penatalaksanaan Di Ruang Gawat Darurat
1. Evaluasi cepat dan diagnosis anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan neurologis, pemeriksaan penunjang.
2. Terapi umum (suportif)
a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
Perbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada
vena jugulare.
Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik.
Hindari hipertermia.
Jaga normovolemia.
Osmoterapi atas indikasi:
Manitol 0,25-0,50 gr/kgBB, selama > 20 menit,
pengobatan.
g. Pengendalian suhu tubuh asetaminofen jika suhu > 38,5oC serta
atasi penyebabnya.
baik.
Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun, makanan
komposisi:
o Karbohidrat 30-40%
o Lemak 20-35%.
o Protein 20-30%.
3. Pencegahan dan mengatasi komplikasi
Mobilisasi.
Antibiotik atas indikasi.
4. Penatalaksanaan medis yang lain
Hiperglikemia harus diobati.
Gelisah terapi psikologi.
Analgesic dan antimuntah sesuai indikasi.
Berikan H2 antagonist bila ada indikasi.
Kandung kemih dikosongkan pasang kateter.
Rehabilitasi.
Edukasi keluarga.
Penatalaksanaan Stroke Iskemik
1. Atasi hipertensi, hipoglikemia atau hiperglikemia.
karotis,
diseksi
hiperkoagulasi,
sindrom
karotis
dengan
fosfolipid,
plaque
thrombus,
dengan
thrombus.
Penderita stroke iskemik dengan thrombosis vena dalam,
emboli paru, berbaring lama dengan paresis berat.
Terapi:
Thrombosis vena serebral.
Thrombosis vena dalam pasca stroke.
Stroke tromboemboli.
Stroke iskemik dengan sindrom hiperkoagulasi.
Stroke vertebrobasiler.
Kontraindikasi:
Kontraindikasi mutlak:
Perdarahan intracranial.
Gangguan hemostasis.
Ulkus peptikum aktif.
Perdarahan traktus gastrointestinal lainnya.
Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat.
Kontraindikasi relative:
Infark luas dengan pergeseran garis tengah.
Hipertensi berat tidak terkontrol (sistolik >200 mmHg,
Riwayat
idiosinkrasi
dan
hipersensitif
terhadap
melebihi 3 jam.
Usia > 18 tahun dan < 75 tahun.
Diagnosis stroke iskemik ditegakkan oleh ahli stroke dan sken
tomografik otak dibaca oleh ahli yang paham dengan penafsiran
hasil pemeriksaan imajing.
Kriteria eksklusi:
detik.
Bila ada riwayat penggunaan heparin dalam 48 jam sebelumnya
mmHg.
Defisit neurologis ringan.
Riwayat perdarahan intracranial.
Glukosa darah < 50 mg/dL atau > 400 mg/dL.
Kejang pada permulaan stroke.
Perdarahan GI atau urin dalam 21 hari.
Infark miokard baru.
Permulaan stroke tidak dapat dipastikan.
Dosis rtPA IV 0,9 mg/kg BB (maksimal 90 mg). 10% dari dosis sebagai
bolus pada menit pertama, sisanya sebagai infus selama 60 menit
3. Bila tekanan sistolik < 180 mmHg dan tekanan diastolik < 105 mmHg,
maka pemberian obat anti-hipertensi ditangguhkan.
Labetalol
3-6 jam
Nikardipin
5-15
mg/jam
infus
kontinyu
Sepanjang
infus
berjalan
Takikardia.
Diltiazem
5-40
5-10 menit
ug/kg/menit
infus
kontinyu
4 jam
5-15 menit
Terapi Khusus
1. Pemberian sedasi misalnya diazepam 5 mg tiap 6 jam atau phenobarbital
30-60 mg/p.o atau IV tiap 6 jam untuk pasien gelisah dan analgetik untuk
nyeri kepala.
2. Nyeri kepala hebat narkotika. Misalnya demetol 100-150 mg IM tiap 4
jam. Dapat digunakan kodein 30-60 mg p.o tiap 2-3 jam
3. Pemakaian obat yang mempengaruhi fungsi platelet sebaiknya dihindari
karena dapat memperpanjang perdarahan.
4. pemberian manitol 20% 1 gr/kgBB diberikan dalam 20 menit diikuti 0,25
gr/kgBB tiap 4 jam untuk edema serebri.
5. Bila terdapat fasilitas pemantaun tekanan intrakranial, tekanan perfusi otak
harus dipertahankan lebih dari 70 mmHg.
6. Untuk kelainan jantung akibat PSA dapat diberikan -blocker seperti
propanolol yang dilaporkan dapat menurunkan efek samping ke jantung.
Pasien dengan perdarahan kecil (<10 cm3) atau deficit neurologis minimal.
Pasien dengan GCS < 4.
Dioperasi bila:
memburuk.
Peranan Neuroprotektan Pada Stroke
I.
Tindakan Neuroproteksi
Tindakan neuroproteksi pada stroke antara lain:
1. Hiperventilasi terkendali.
2. Mencegah dan mengatasi hiperglikemia dengan pemberian insulin.
3. Mencegah dan menurunkan peninggian tekanan intracranial.
4. Meninggikan kepala-leher-bahu 20o-30o.
5. Menurunkan aktivitas metabolism otak dengan cara:
II.
dan
menghambat
phosphotydilcholine
Pada metabolism neuron
glukosa,
menurunkan
pengrusakan
meningkatkan
pembentukan
asam
ambilan
laktat,
vaskuler.
Indikasi: stroke infark dalam < 24 jam pertama dari onset dan
citicholine.
Efek samping: rekasi hipersensitif (ruam kulit), insomnia, sakit
kepala, pusing, kejang, mual, anoreksia, gangguan fungsi hati,
adenylate kinase.
Pada level vaskular: meningkatkan deformabilitas
eritrosit, maka aliran darah otak meningkat, mengurangi
stroke.
Kontraindikasi: hipersensitif, penderita dengan gangguan
dan agitasi.
Dosis dan cara pemberian: pemberian pertama 12 gr perinfus
habis dalam 20 menit, lanjut dengan 3 gr bolus iv per 6 jam
atau 12 gr/24 jam dengan drip kontinyu sampai dengan hari ke4. Hari ke-5 sampai dengan akhir minggu ke-4 diberikan 4,8 gr
3.
4.
5.
6.
PENCEGAHAN
a) Mengatur Pola Makan yang Sehat
1. Makan yang membantu menurunkan kadar kolesterol
Serat larut yang banyak terdapat dalam biji-bijian seperti beras merah,
jagung dan gandum.
Kacang-kacangan:
menurunkan
kolesterol
LDL
dan
mungkin
mencegah aterosklerosis
2. Makanan Lain Yang Berpengaruh Terhadap Prevensi Stroke
Makanan yang kaya vitamin C, E dan beta karoten buahan dan bijibijian adalah sebagai sumber antioksidan
b) Menghentikan Rokok
Bisa
menyebabkan
peninggian
koagubilitas,
viskositas
darah,
Mengendalikan stress dengan cara berfikir positif sesuai dengan jiwa sehat
menurut WHO, menyelesaikan pekerjaan satu demi satu, bersikap ramah
dan mendekatkan diri pada Tuhan YME.
b) Clopidogrel
c) Ticlopidin
d) Aspirin + Dipiridamol
Mekanisme
kerja:
antiplatelet,
inhibisi
jalur
siklooksigenase,
e) Cilostazol
Efek samping: palpitasi, infak miokad, unstable angina, sakit kepala, mual,
gangguan fungsi hati, rash.
2. Anti Koagulan
Tujuan: pencegahan sekunder stroke dengan factor risiko fibrilasi atrium
Warfarin
Dikumarol
3. Lain-lain:
Statin
Ace inhibitor