Bab I
Bab I
TINJAUAN LAPANGAN
2. Eksploitasi
Kegiatan eksploitasi/pengembangan yaitu kegiatan pemboran eksploitasi
di lapangan-lapangan produksi yang sudah ada dan di lahan-lahan pengembangan
sumur-sumur eksplorasi. Kegiatan itu meliputi:
- Pemboran Pengembangan
- Reopening
- KUPL (Kerja Ulang Pindah Lapisan)
- Stimulasi
- Reparasi
- Produksi
2007 sebanyak 1108 bopd. Distrik ini meliputi Lapangan Kawengan dan
Wonocolo di Kabupaten bojonegoro dan Tuban.
Fasilitas produksi terdapat pada distrik I Kawengan sebagai berikut:
- 7 SP (Kapasitas total 2252,5 m3)
- 1 SPU (Kapasitas 6900 m) .
2. Distrik II Nglobo/Semanggi-Ledok
Distrik ini terletak di Propinsi Jawa Tengah dan telah dikembangkan sejak
tahun 1896. Lapangan produksi Distrik II Ledok/Nglobo terdiri dari beberapa
lapangan, yaitu:
a. Lapangan produksi Ledok terletak 11 km sebelah barat Cepu, merupakan
antiklin sepanjang 2,5 km dan lebar 1,25 km, dikembangkan sejak
tahun1896. Puncak produksi dicapai pada tahun 1928 sebesar 715 m/hari.
Jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 30 sumur, dengan produksi
minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 253 bopd.
b. Lapangan produksi Nglobo terletak 28 km sebelah barat Cepu,
merupakan antiklin sepanjang 1,5 km, dikembangkan sejak tahun 1903,
jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 14 sumur, dengan produksi
minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 127 bopd.
c. Lapangan produksi Semanggi terletak 35 km sebelah barat cepu, melalui
Nglobo, dengan luas 2,5 x 0,5 dikembangkan sejak tahun 1900. Jumlah
sumur produktif saat ini sebanyak 7 sumur, dengan produksi minyak ratarata selama tahun 2007 sebanyak 260 bopd.
d. Lapangan Banyuasin terletak 40 km sebelah barat Cepu dengan luas 2,5
x 0,5 km. Lapangan produksi ini dikembangkan sejak tahun 1988. Jumlah
Ledok:
- 1 SP (kapasitas total 123 m3)
- 1 SPU (kapasitas 2430 m3)
Kapasitas yang terdapat pada Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Menggung
adalah 30.100 m3.
BAB II
HUMAN RESOURCE
2.1
Gambar 1.1
Organisasi Field Cepu Region Jawa
2.2
1.2.1
2.
b.
c.
d.
e.
Mandatory (wajib)
b.
Sertifikasi (wajib)
c.
Fungsional
d.
Manajerial
Metode Training
1.2.3
1.
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Rumah Dinas Perusahaan
c. Bantuan-bantuan berupa : Biaya Penempatan Pekerja Baru,
Biaya Pindah (Mutasi), Biaya Sewa Rumah, dll.
3.
a.
c.
1.2.4
BAB III
HSE
pelanggan untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat guna
terhindar dari bahayabahaya dan resiko yang terkait dengan HSE.
3. 1
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Department HSE Cepu
Departement HSE dipimpin oleh Kepala HSE dan memiliki anggota yang
terdiri dari pekerja dan pekarya. Tiap anggota memiliki tugas masing-masing guna
mendukung kelancaran operasi sertamencegah kerugian & penurunan citra positif
2.2.1
Kebijakan HSE
program
pencegahan
kerugian
untuk
perbaikan
yang
berkesinambungan.
b. Mengimplementasikan teknologi dan sistem HSE yang handal,efisien
sejak dari perencanaan awal sampai dengan pasca operasi.
c. Membangun lingkungan industri yang aman dan sehat dengan
mengutamakan kelayakan dan kehandalan peralatan dan meningkatkan
kewaspadaan, kesiagaan dan kemampuan penanggulangan keadaan
darurat.
d. Membangun budaya HSE dengan mengintegrasikan aspek dan budaya
HSE kedalam seluruh kegiatan operasi perusahaan.
e. Dalam setiap operasi, senantiasa bertindak proaktif untuk melestarikan
lingkungan dan mencegah pencemaran lingkungan, mengamankan asset,
Menghilangkan kecelakaan serta penyakitakibat kerja, meningkatkan citra
2.2.2
a.
b.
Tujuan, sasaran dan program harus ditetapkan secara jelasuntuk masingmasing bagian atau fungsi berdasarkan hasilidentifikasi Aspek & dampak
HSE di Pertamina EP UBEPSangasanga & Tarakan Field Tarakan.
1
Gambar 2.1
Portable Pump
Gambar 2.2
Fire Pump
Gambar 2.3
Fire house
1
Gambar 2.4
Fire Truck
Gambar 2.5
Oil Boom
Gambar 2.6
Mobile Foam
BAB IV
DATA DAN TI
STAF LAYANAN TI
Gambar 3.1
Srtruktur Organisasi Dari Data dan TI
Ada pun bagian data dan TI pada PT.pertamina EP Cepu memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan,
penyimpanan,
perawatan,
pengelolaan
dan
perencanaan,
data
EP
pengoperasian,
sertapengelolaan,
pemeliharaan
dan
Bidang disiplin :
Data EP
Komputer
Sistem teleponi
Sound system
Multimedia
Sistem proteksi
Infrastruktur
Ada pun perelengkapan atau aset yg dimiliki bagian data dan TI meliputi:
-
Data EP
Hardware Komunikasi
Hardware Komputasi
Hardware Audio - Video
Software
SAP
Berikut ini adalah konfigurasi jaringan komunikasi dan data PT. Pertamina
Gambar 3.1
Konfigurasi Jaringan Komunikasi dan Data
PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu
2
Gambar 3.2
Kondisi Wifi di Kantor PT Pertamina EP
Region Jawa Field Cepu
BAB V
KEUANGAN
DOKUMEN PEMBAYARAN
LAMPIRAN DOKUMEN
PEMBAYARAN KONTRAK / MATERIAL
SSP
AKUNTANSI MIGAS
FUNGSI KEUANGAN
BAGIAN BAGIAN FUNGSI KEUANGAN
Akuntansi MIGAS
o Membukukan arus migas
o Membuat laporan produksi dan financial sector migas
Kontroler
o Pengendalian anggaran , hutang piutang , dan aset perusahaan
o Pengendalian internal system dan prosedur keuangan
o Pembukuan dan penyediaan informasi, interprestasi, rekomendasi
Tresury
o Mengelola dana
o Melakukan pembayaran
o Menerima data
Keuangan area
o Melakukan keuangan di area
o Administrasi pajak di area
o Laporan arus minyak dan gas
kemitraan.
Menyelenggarakan perhitungan volume minyak dan gas bumi entitlement
pertamina bagi hasil perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah
(PKPD).
Mengkoordinir rekonsiliasi pengiriman minyak mentah dengan entitas
akuntansi pengolahan.
Menyelenggarakan perhitungan
prorate
adjustment
minyak
Own
Own Operation dan mitra usaha melalui pipa maupun tangki dan CPA.
CONTROLER
Merupakan bagian yang mempunyai tugas pokok melakukan perencanaan,
pengendalian dan pelaporan atas aktifitas aktfitas keuangan perusahaan.
TREASURY
Melakukan pengelolahan dan control atas ketersediaan dana serta pembayaran
atas aktifitas keuangan perusahaan.
SUB BAGIAN TREASURY
Pajak
Hak-hak pekerja
Pengelolahan dana
BAB VI
LAYANAN OPERASI
6.1
6.2
Struktur Organisasi
Fungsi layanan operasi ini terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang
6.3
6.4
5.4.1
Dibawah ini diagram yang menggambarkan aplikasi CSR itu sendiri antara
Pertamina EP, masyarakat, pemerintah serta forum CSR.
Gambar 5.1
CSR Forum
Gambar 5.2
Program CSR 2010-2011
6.6.1
Pemberdayaan Masyarakat
Pelatihan Budidaya Jamur Merang pada karang taruna Desa Banyu Urip,
Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban.
Gambar 6.3
Pelatihan Budidaya Jamur Merang
6.6.2
berada di desa tersebut, dibawah ini ad beberapa gambar yang mengenai kegiatan
pembangunan infrastruktur pada desa Ring I, yaitu pembangunan jalan rabat
beton sepanjang 5km di Desa Semanggi, serta pembangunan mushola Al-Barokah
Desa Semanggi, Blora, Taman kanak-kanak, pembangunan PAUD Desa Sengon
Wetan. Hal-hal tersebut merupakan salah satu bentuk sosialisasi Pertamina EP
Field Cepu ini terhadap masyarakat yang berada di Cepu, hal-hal seperti ini bisa
di bilang penting karena masyarakat sekitar merupakan faktor penting di dalam
proyek yang dilaksanakan oleh pihak Pertamina EP Field Cepu ini. Di bawah
adalah gambaran kegiatan sosialisasi yang telah di lakukan oleh Pertamina EP
terhadap masyarakat sekitar.
Gambar 5.4
Pembangunan jalan beton
Gambar 5.5
Pembangunan Mushola
Gambar 5.6
Pembangunan TK Desa Nglobo, Blora
Gambar 5.7
Pembangunan PAUD Desa Songon Wetan, Blora
BAB VII
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
Lelang Nominal
o 0 50 juta rupiah : Tunjuk Langsung (TL)
o 50 500 juta rupiah : Pilih Langsung(PL)
o > 500 Juta rupiah : Lelang Langsung/Lelang Umum (LL/LU)
Lelang Dokumen
o 1 Sampul
o 2 Sampul 1 Tahap
o 2 Sampul 2 Tahap
SUBSURFACE
SURFACE
Bikin Rencana
Pengadaan Oleh
SCM
Di atas
20 Milyar rupiah ?
Ya
Ijin ke BP
MIGAS
Lelang Umum/
Terbatas
Tidak
Di atas
500 Juta rupiah ?
Ya
Tidak
Di atas
50 Juta rupiah ?
Ya
Tidak
Pemilihan
Langsung
Penunjukan
Langsung
PR/Bestek
Pengumuan
Lelang
Pendaftaran
Calon Peserta
Prakualifikasi
Pengumuan
Kelulusan
RFQ
Pengumuan
Kelulusan
Aanwijizing
Ya
Penyampaian
Dokumen
Penawaran
3 vendor yang
Memasukkan
Penawaran ?
Penyedia
Barang/jasa di
Pasaran 3 ?
Tidak
Ya
Lelang gagal,
Harus lelang
Ulang
Dua Sampul
Ya
Tidak
Satu Sampul
Pemilihan
Langsung
Tidak
Penunjukan
Langsung
Ya
Dua Tahap
Pemilihan
Langsung/
Tunjuk langsung
Lelang
Gagal
lagi ?
Tidak
Ya
Satu Sampul/
Dua sampul/
Dua Tahap
Bidder List
Approved 3
Vendor
Satu
Sampul
Pemilihan langsung
PR/Bestek
Proses Bidder
List SAP
RFQ
Kirim ke
Vendor
Pemasukkan
Penawaran
Dua Sampul
Penunjukan Langsung
Bidder List
Approved 1
Vendor
Dua Tahap
Surat Permohonan
Evaluasi
Negosiasi
PO
Surat Keagenan
Ulasan teknis
Manajemen Aset
Penerimaan Logistik
Gudang
Inventory Control
Pengangkutan
Layanan Operasi
PENERIMAAN LOGISTIK
GR Block Stock
GR Release
Gudang 5 : Chemicals
Yard Pelumas
Bagian Angkutan
Inventory Control
Tunjuk Langsung
Lelang Langsung
BAB VIII
PERENCANAAN OPERASI
8.1
2.
3.
4.
Berat kolom air dalam sumur injeksi turut memberikan tekanan, sehingga
5.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
B. Simulasi Reservoir.
Sebelum waterflooding diterapkan terlebih dahulu dibuat simulasinya
berdasarkan data-data diatas. Simulasi dapat dibuat dalam sistem 1 dimensi, 2
dimensi, dan 3 dimensi dengan teknik numerik.
C. Studi Laboratorium.
BAB IX
PEMELIHARAAN
perminyakan
karena
teknologinya
sederhana
dan
biaya
rod, dan pompa bawah tanah. Disamping itu, masalah reservoar, seperti karena
problem kepasiran dan scale, dapat mengakibatkan kegagalan reservoar yang
akhirnya membuat sumur berhenti berproduksi. Untuk mengatasi masalah tersebut
maka diperlukan perawatan sumur minyak untuk tetap menjaga produksinya.
Perencanaan perawatan sumur harus dibuat agar pemeliharaan dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien. Dengan menggunakan data historis dari aktivitas
perawatan sumur minyak, kita dapat mengenalisa reliabilitasnya dan menyelidiki
penyebab kegagalan, tipe kegagalan, dan umur rata-rata sumur tersebut. Dari hasil
analisa tadi, kita dapat membuat perencanaan perawatan sumur selanjutnya
dengan lebih baik. Dari hasil evaluasi terhadap data historis aktivitas perawatan
sumur di Pertamina Operasi EP Cepu, Jawa tengah, diketahui bahwa sebagian
besar sumur minyak tersebut mempunyai tipe kegagalan awal + random, dan
hanya sebagian kecil saja yang mempunyai tipe kegagalan usang. Umur rata - rata
sumur adalah 85 hari dengan tingkat reliabilitas 31 % untuk mencapai umur
tersebut. sebagian besar kegagalan disebabkan oleh kegagalan mekanikal.
Berdasarkan hasil produksi dan biaya perawatannya, umur relevan sumur minyak
di Cepu berkisar antara 68 s/d 160 hari dengan tingkat reliabiltasnya rata-rata 26%
untuk mencapai umur tersebut.
Dalam pemeliharaan sumur ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
5
1. Lokasi pemboran harus ditempatkan pada jarak yang cukup aman dari
hantaran kabel listrik udara, kabel tanah atau saluran pipa.
2. Lokasi pemboran harus diamankan dari masuknya orang dan hanya orang
yang diberi izin yang diperbolehkan masuk ke dalam daerah tersebut dan
harus tersedia jalan keluar darurat.
3. Pada lokasi pemboran harus disediakan sarana tempat mencuci,
mengganti, dan menyimpan pakaian serta barang pribadi, kecuali pada
lokasi yang berdekatan tersedia sarana tersebut.
4. Apabila peralatan bor akan dipindahkan dari satu lokasi pemboran
kelokasi lainnya maka pipa bor, perkakas dan peralatan lainnya harus
diamankan, dan tiang bor harus ditempatkan pada posisi yang aman.
Sewaktu memindahkan alat bor ke tempat yang baru, juru bor harus
dibantu oleh pembantu juru bor.
5. Dilarang melakukan pekerjaan yang lain di bawah atau berdekatan dengan
derek bor yang sedang dipancangkan atau dibongkar, atau pada saat tiang
bor dinaikkan atau diturunkan.
6. Menaikkan atau menurunkan tiang bor atau derek bor harus dilaksanakan
pada kondisi dengan cahaya cukup terang.
7. Tindakan pengaman harus dilakukan untuk menjaga derek bor atau tiang
bor dari kerusakan yang diakibatkan oleh tiupan angin kencang sewaktu
memancing, membongkar atau menaikkan.
8. Dalam hal menaikkan atau menurunkan derek bor atau tiang bor portabel,
petunjuk dari pabrik pembuatnya harus benar-benar diikuti. Dilarang
menggunakan derek bor atau tiang bor dengan beban yang melebihi batas
beban maksimum.
9. Lampu penerangan harus diatur baik, sehingga tempat kerja pemboran dan
rakt empat pipa cukup terang atau tidak menyilaukan mata juru bor. Bila
perlu, lampu peringatan untuk lalu lintas udara harus dipasang pada
puncak derek bor atau tiang bor dan harus mematuhi peraturan lalulintas
udara.
pelindung lampu.
10. Instalasi bor harus dioperasikan pada permukaan yang datar dan jika
bekerja pada suatu teras, harus diatur pada jarak yang aman dan sekurangkurangnya 3 meter dari ujung teras. Ketika sedang beroperasi instalasi bor
harus diatur agar poros longitudinalnya tegak lurus dengan ujung teras.
BAB X
OPERASI PRODUKSI
Pada bab ini di bahas tentang operasi produksi pertamina ep region jawa
area cepu yang mengelola 2 lapangan produksi. Kerja dari operasi produksi ini
adalah bertanggung jawab dari perolehan fluida setiap sumur sampai ke
penampungan yaitu PPP Menggung, termasuk kedalam nya penentuan artificial
lift yang di pakai.
Lapangan Produksi dan Fasilitas Produksi PT Pertamina EP Region Jawa
Area Cepu mengelola 2 lapangan produksi masing-masing, yaitu :
1. Distrik I Kawengan
Terletak 22 km sebelah timur laut Cepu yang merupakan bagian dari
Propinsi Jawa Timur, merupakan antiklin memanjang dari barat laut ke tenggara
dengan panjang 15 km dan lebar 1 km. Lapangan ini dikembangkan sejak tahun
1926 dengan jumlah sumur yang telah dibor sebanyak 154 sumur terdiri dari 125
sumur menghasilkan minyak dan 12 sumur kosong (dry hole) dengan produksi
puncak sebesar 2300 m3/hari dicapai pada tahun 1983 dan 1953. Kedalaman
pemboran antara 413m-2350 m. Sampai dengan saat ini jumlah sumur yang
berproduksi berjumlah 45 buah dengan produksi minyak rata-rata selama tahun
2007 sebanyak 1108 bopd. Distrik ini meliputi Lapangan Kawengan dan
Wonocolo di Kabupaten bojonegoro dan Tuban.
Fasilitas produksi terdapat pada distrik I Kawengan sebagai berikut:
- 7 SP (Kapasitas total 2252,5 m3)
- 1 SPU (Kapasitas 6900 m)
2. Distrik II Nglobo/Semanggi-Ledok
Distrik ini terletak di Propinsi Jawa Tengah dan telah dikembangkan sejak
tahun 1896. Lapangan produksi Distrik II Ledok/Nglobo terdiri dari beberapa
lapangan, yaitu:
e. Lapangan produksi Ledok terletak 11 km sebelah barat Cepu, merupakan
antiklin sepanjang 2,5 km dan lebar 1,25 km, dikembangkan sejak
tahun1896. Puncak produksi dicapai pada tahun 1928 sebesar 715 m/hari.
Jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 30 sumur, dengan produksi
minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 253 bopd.
f. Lapangan produksi Nglobo terletak 28 km sebelah barat Cepu,
merupakan antiklin sepanjang 1,5 km, dikembangkan sejak tahun 1903,
jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 14 sumur, dengan produksi
minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 127 bopd.
Ledok:
- 1 SP (kapasitas total 123 m3)
- 1 SPU (kapasitas 2430 m3)
Kapasitas yang terdapat pada Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Menggung
adalah 30.100 m3.
SISTEM PENAMPUNGAN
System penampungan merupakan suatu system yang berkaitan dengan kegiatan
menampung gross minyak yang telah dieksploitasi. Gross minyak yang telah
500 bopd
1000 bopd
Status 2011
Gambar 8.1
Diagram Alir Produksi Mminyak
PT. Pertamina EP Region JAWA FIELD CEPU
ini merupakan sumur baru yang mana P11 sudah bisa di produksikan, sedangkan
P13 masih dalam tahap produksi di karenakan ada masalah terdapat nya gas yang
besar di dalam sumur, sehingga fluida tidak dapat di produksikan. Masalah ini di
tanggulangi dengan cara membiarkan pompa dalam keadaan dibawah dan
didiamkan selama 30 menit, yang bertujuan untuk mendorong gas yang terdapat
di sekitar pompa sehingga pada saat pompa di hidupkan kembali tidak ada gas
yang menghalangi. Cara kedua dengan meletakkan pompa di bawah perforasi.
Tetapi pada saat kami berkunjung cara yang di lakukan adalah membiarkan
pompa dalam keadaan down sambil di dinginkan.
Sumur sumur di cepu ini merupakan sumur peninggalan belanda yang
sudah tidak bisa mengalirkan flida secara alami, termasuk kedua sumur ini. Kedua
semur ini menggunakan sucker rod pump untuk mengalirkan fluida.
Hasil produksi dari sumur sumur semanggi ini tidak hanya minyak tapi
juga ada sumur yang memproduksikan LNG yang kemudian di gunakan oleh
pabrik makanan sebagai bahan bakar dan ada yang kemudian di olah menjadi
LPG dan di pasarkan.
BAB XI
PETROLEUM ENGINEER
rencana
pengembangan
kinerja
reservoir
(reservoir
penyelesaian
(komplesi)
bagian
dari
sumur
yang
Pada Field Cepu ini, sumur yang beroperasi merupakan Deplited (tidak
ada sembur alam). Sehingga kegiatan produksi di lapangan sendiri menggunakan
Artificial Lift (pengangkatan buatan) pada sumur reservoir. Artificial Lift yang
digunakan adalah merupakan ESP (Electronic Submergible Pump), SRP (Sucker
Rod Pump), PCP (Progressive Cavity Pump).
Sebagai Petroleum Engineer harus memiliki sertifikasi dalam melakukan
kegiatan di lapangan karena merupakan syarat untuk kerja di lapangan sebagai
Petroleum Engineer. Sertifikat ini dapat dimiliki dengan mengikuti test di
Pusdiklat Cepu.
BAB XII
PEMBAHASAN
Saat ini permintaan terhadap sumber energy berupa minyak bumi semakin
meningkat,
sehingga
perusahaan-perusahaan
minyak
berupaya
untuk
&
KEBIJAKSANAAN;
Pelaksanaan
PERENCANAAN
&
adalah sebuah sistem manajemen HSE terintegrasi dengan kegiatan operasi, untuk
berjalan dengan aman, terfokus, efisien dan ramah lingkungan. SMHSE dalam
bagian integral dari sistem manajemen keseluruhan perusahaan. Semua pekerja,
kontraktor atau pemasok yang bekerja untuk PT. Pertamina EP Field Cepu
diharuskan mempelajari, memahami dan mematuhi manual, prosedur dan aturan
HSE Perusahaan, standar praktis industri sejenis, serta peraturan dan perundang
undangan Pemerintah yang berlaku. Begitu juga bagi pelanggan untuk
menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat guna terhindar dari bahaya
bahaya dan resiko yang terkait dengan HSE.
PT. Pertamina EP Field Cepu memiliki bagian operating support yang
disebut bagian data dan TI memiliki tugas dan tanggung jawab seperti
Penyelenggaraan, penyimpanan, perawatan, pengelolaan dan pemberdayaan data
EP hasil kegiatan hulu migas untuk memenuhi kebutuhan studi keteknikan hulu
serta kebutuhan operasi di seluruh wilayah kerja EP Region Jawa; Pemeliharaan
sistem manajemen data EP sertapengelolaan, pengkoordinasian, perencanaan,
pengoperasian, pemeliharaan dan pengendalian semua aspek sistem informasi dan
komunikasi elektronika yang handal, aman danterpercaya serta efektif dan efisien
sesuai dengan perkembangan teknologi, ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku baik secara nasional maupun internasional demi tercapainya suatu sistem
informasi manajemen yang tepat guna dalam menunjang kelancaran operasi di EP
Region Jawa.
Supply Chain (SCM) merupakan sebuah proses di mana pencarian berupa
barang dan jasa dengan menggunakan sebuah sistem lelang yang terpadu. PT
dan
mitra
Menyelenggarakan
usaha
administrasi
melalui
pipa
keuangan
maupun
di
area;
tangki
dan
CPA;
Menyelenggarakan
administrasi dan pajak area; Pengawasan dan pelaporan arus minyak dan gas area;
Pengawasan dan pengendalian anggaran area.
Perencanaan operasi merupakam hal yang sangat penting dalam persiapan
program. Untuk itu, diperlukan berbagai macam prinsip-prinsip teknik disamping
factor pelaksanaan dan pengalaman, walaupun suatu metode perencanaan operasi
sudah dipraktekan, tetapi masih memungkinkan terjadinya perubahan sejalan
dengan pelaksanaan operasi itu sendiri dan pada akhrnya semuanya harus
memperhatikan beberapa factor, yaitu ; keamanan, mimalis biaya pemboran, dan
metoda produksi yang digunakan.
Masalah reservoir, seperti karena problem kepasiran dan scale, dapat
mengakibatkan kegagalan reservoar yang akhirnya membuat sumur berhenti
berproduksi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan perawatan
sumur minyak untuk tetap menjaga produksinya. Perencanaan perawatan sumur
harus dibuat agar pemeliharaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Dengan menggunakan data historis dari aktivitas perawatan sumur minyak, kita
dapat mengenalisa reliabilitasnya dan menyelidiki penyebab kegagalan, tipe
kegagalan, dan umur rata-rata sumur tersebut. Dari hasil analisa tadi, kita dapat
membuat perencanaan perawatan sumur selanjutnya dengan lebih baik. Dari hasil
evaluasi terhadap data historis aktivitas perawatan sumur di Pertamina Operasi EP
Cepu, Jawa tengah, diketahui bahwa sebagian besar sumur minyak tersebut
mempunyai tipe kegagalan awal + random, dan hanya sebagian kecil saja yang
mempunyai tipe kegagalan usang. Umur rata-rata sumur adalah 85 hari dengan
tingkat reliabilitas 31% untuk mencapai umur tersebut. sebagian besar kegagalan
disebabkan oleh kegagalan mekanikal. Berdasarkan hasil produksi dan biaya
perawatannya, umur relevan sumur minyak di Cepu berkisar antara 68 s/d 160
hari dengan tingkat reliabiltasnya rata-rata 26% untuk mencapai umur tersebut.
Operasi produksi Pertamina EP Region Jawa Area Cepu yang mengelola 2
lapangan produksi. Kerja dari operasi produksi ini adalah bertanggung jawab dari
perolehan fluida setiap sumur sampai ke penampungan yaitu PPP Menggung,
termasuk kedalamannya, penentuan artificial lift yang di pakai. Lapangan
Produksi dan Fasilitas Produksi PT Pertamina EP Region Jawa Area Cepu
mengelola 2 lapangan produksi masing-masing, yaitu Distrik I Kawengan,
Lapangan ini dikembangkan sejak tahun 1926 dengan jumlah sumur yang telah
dibor sebanyak 154 sumur terdiri dari 125 sumur menghasilkan minyak dan 12
sumur kosong (dry hole) dengan produksi puncak sebesar 2300 m3/hari dicapai
pada tahun 1983 dan 1953. Kedalaman pemboran antara 413m-2350 m. Sampai
dengan saat ini jumlah sumur yang berproduksi berjumlah 45 buah dengan
produksi minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 1108 bopd. Distrik ini
meliputi Lapangan Kawengan dan Wonocolo di Kabupaten bojonegoro dan
Tuban. Fasilitas produksi terdapat pada distrik I Kawengan sebanyak
7 SP
(Kapasitas total 2252,5 m3) dan 1 SPU (Kapasitas 6900 m). Distrik II
Nglobo/Semanggi-Ledok, Distrik ini terletak di Propinsi Jawa Tengah dan telah
dikembangkan sejak tahun 1896. Lapangan produksi Ledok terletak 11 km
sebelah barat Cepu, merupakan antiklin sepanjang 2,5 km dan lebar 1,25 km,
dikembangkan sejak tahun1896. Puncak produksi dicapai pada tahun 1928 sebesar
715 m/hari. Jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 30 sumur, dengan produksi
minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 253 bopd. Lapangan produksi
Nglobo terletak 28 km sebelah barat Cepu, merupakan antiklin sepanjang 1,5
km, dikembangkan sejak tahun 1903, jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 14
sumur, dengan produksi minyak rata-rata selama tahun 2007 sebanyak 127 bopd.
Lapangan produksi Semanggi terletak 35 km sebelah barat cepu, melalui
Nglobo, dengan luas 2,5 x 0,5 dikembangkan sejak tahun 1900. Jumlah sumur
produktif saat ini sebanyak 7 sumur, dengan produksi minyak rata-rata selama
tahun 2007 sebanyak 260 bopd. Lapangan Banyuasin terletak 40 km sebelah
barat Cepu dengan luas 2,5 x 0,5 km. Lapangan produksi ini dikembangkan
sejak tahun 1988. Jumlah sumur produktif saat ini sebanyak 1 sumur, dengan
produksi minyak ratarata selama tahun 2007 sebanyak 13 bopd. Fasilitas produksi
yang terdapat pada distrik II Nglobo dan Ledok sebanyak Nglobo/Semanggi: 3 SP
(kapasitas total 438 m3) dan 1 SPU (kapasitas 3220 m 3); Ledok: 1 SP (kapasitas
total 123 m3) dan 1 SPU (kapasitas 2430 m3); dan kapasitas yang terdapat pada
Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Menggung adalah 30.100 m3.
Petroleum Engineer adalah untuk memaksimalkan recovery hidrokarbon
dengan biaya minimal sambil mempertahankan penekanan kuat dalam
mengurangi semua masalah lingkungan yang terkait. Pada Field Cepu ini, sumur
yang beroperasi merupakan Deplited (tidak ada sembur alam). Sehingga kegiatan
produksi di lapangan sendiri menggunakan Artificial Lift (pengangkatan buatan)
pada sumur reservoir. Artificial Lift yang digunakan adalah merupakan ESP
(Electronic Submergible Pump), SRP (Sucker Rod Pump), PCP (Progressive
Cavity Pump).
Sebagai Petroleum Engineer harus memiliki sertifikasi dalam melakukan
kegiatan di lapangan karena merupakan syarat untuk kerja di lapangan sebagai
Petroleum Engineer. Sertifikat ini dapat dimiliki dengan mengikuti test di
Pusdiklat Cepu. Setelah itu bisa melanjutkan dengan mengikuti sertifikasi SPE
untuk menjadi Profesional Petroleum Engineer (PPE).
BAB XIII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya, penulis dapat mengambil suatu
PERTAMINA e-Procurement.
Layanan operasi pada Pertamina EP Field Cepu merupakan bagian
supporting yang lebih condong mengarah kepada pelayanan terhadap
lingkup daerah Cepu itu sendiri, yaitu kepada masyarakat sekitar.
sendiri
dan
pada
akhrnya
semuanya
harus
1926 dengan
jumlah
sumur yang
telah
dibor
kuat
dalam
mengurangi
semua
masalah
Saran
Dari hasil pembahasan di atas, penulis mengemukakan saran, sebagai
berikut :
1. Diharapkan Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dapat lebih
meningkatkan Produksi minyak.
2. Mengaktifkan kembali sumur-sumur tua untuk memproduksi minyak.
3. Menjaga keharmonisan dengan masyarakat Cepu dan sekitarnya
4. Untuk mengatasi problem kepasiran dan scale disarankan untuk lebih
meningkatkan lagi perawatan sumur agar produksi minyak tetap
lancar.
5. Untuk perusahaan sendiri, ikatan persudaraan dan kekeluargaan antar
karyawan perlu ditingkatkan agar terjalin suatu kerja sama yang
optimal dan terciptanya keadaan yang nyaman untuk bekerja sama.